Penerapan Konsep Rekayasa Nilai (Value Engineering)

(1)

PENERAPAN KONSEP REKAYASA NILAI

(VALUE ENGINEERING)

(Studi Kasus Proyek Pembangunan Kantor Perkebunan di Medan)

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Penyelesaian Pendidikan Sarjana Teknik Sipil

Disusun Oleh:

BIDANG STUDI STRUKTUR

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014

M. RYAN SYAHPUTRA

09 0404 108


(2)

ABSTRAK

Manajemenbila ditinjausebagaisuatuprosesadalahmerupakansuatu

rangkaiantahapkegiatanyangdiarahkanpada pencapaiantujuandengan memanfaatkansemaksimal mungkin sumber-sumber yang ada dan tersedia.Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi perbedaan biaya awal serta penghematan biaya yang dapat diperoleh dari penerapan konsep Rekayasa Nilai (Value Engineering), serta mendapatkan pilihan alternatif material terbaik yang dapat digunakan untuk menggantikan rencana awal pekerjaan. Pada pembangunan kantor perkebunan ini total biaya pembangunannya adalah sebesar Rp 3,949,671,000 dengan luas bangunan 900 m2dan biaya per m2 adalah sebesar Rp 4,388,523.

Berdasarkan Pedoman TeknisPembangunanGedungNegara

hargaperm2gedungbertingkatkelasAadalahRp.3.339.000,00.

Gedungbertingkat3koefisiennya1,12. Sehingga harga per m2 gedung bertingkat 3 adalah sebesar Rp 3,739,680. Nilai perbandingan 1.173 > 1, sehinggadiperlukanvalueengineeringagardiperoleh biaya yang optimal dengan tetap mempertahankan tingkat kualitas dan ketahanan sesuai yang diharapkan. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah mencari informasi data proyek, mencari ide dan pendekatan kreatif, melakukan analisis ide, mengembangkan alternatif, kemudian tindak lanjut terhadap usulan. Berdasarkan nilai desain awal sebesar Rp 180,779,215.09 setelah dilakukan rekayasa nilai didapat biaya sebesar Rp 272,750,660.10. Dari segi biaya item yang ditinjau bertambah tetapi penghematan biaya diperoleh dari efek ringannya material dinding yang mengakibatkan volume balok serta pembesiannya, dan kolom serta pembesiannya dapat direduksi juga dari sisi bahan perekat ,dan ongkos tukang.

PenerapanRekayasaNilai akan lebih baik dilakukan padasaat

awalperencanaanpembangunan, sehingga dapatmemberikan hasilyangoptimal.

Kata Kunci: Value Engineering, Analitical Hierarchy Procces (AHP),Penghematan biaya


(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Shalawat dan

salam tidak lupa saya curahkan untuk Rasullullah Muhammad SAW, atas kerasulan

beliau ilmu pengetahuan dapat berkembang seperti sekarang ini.

Tugas Akhir ini berjudul “PENERAPAN KONSEP REKAYASA NILAI

(VALUE ENGINEERING)”. Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan bagi setiap mahasiswa Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik Sipil.

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini tentu saja tidak terlepas dari dukungan,

saran, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu secara khusus saya

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Syahrizal, MT, selaku dosen pembimbing Tugas Akhir dan

sekretaris Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr.-Ing. Johannes Tarigan, selaku ketua Departemen Teknik

Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak/Ibu dosen dan staff tata usaha DepartemenTeknikSipil, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara.

4. Teristimewa ayah saya Drs. Ardian, M.M., CFE., Ibu saya Dra. Farida

Ernawati, sertaadik saya Cindy Sarah Meutia yang selalu memberikan

dukungan, motivasi, dan doa.


(5)

5. Teristimewa Firdha Aulia Ariyani Azhari Panjaitan, S.T., yang selalu

membuat saya termotivasi dan bersemangat.

6. Teman-teman seperjuangan teknik sipil angkatan 2009, Kevinyang cukup

memberikan bantuan pada tugas akhir ini, teman-teman, Deko Sanjaya,

Aulia Rahman Hutasuhut, Irwan Sakti Lubis,Benny Pradana, Muhammad

Fatahur Rahman, Agus Budiman Sikumbang,Muhammad Multazam, Hana

Maulana Siregar, Khairun Nazli, Muhammad Rizki Ridho, Fathoni

Tamara Gusty,Putri Mutia Hafni Nasution,Eviroza Indah Savitri, Mia

Karlina Mierza, Arlia Fachreny Harahap,Muhammad Rizki Nasution,

Gustara Iqbal, Sriwahyuni Sebayang, Hannawiyah Harahap, Atina Rezki

Lubis, Muhammad Khairul Syahputra, Teuku Diputra Kerliansyah, dan

lainnya yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu.

7. Abang/kakak/adik seperjuangan teknik sipil angkatan 2006, 2007, 2008,

2010, 2011, 2012 yang sedikit banyak telah membantu saya dalam

menyelesaikan pendidikan di Departemen Teknik Sipil FT USU.

Akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Wassallam.

Medan, Desember 2014 Penulis

M. Ryan Syahputra


(6)

09 0404 108

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB 1 PENDAHULUAN 01

1.1.Latar Belakang 01

1.2.Rumusan Masalah 04

1.3.Tujuan Penelitian 04

1.4.Manfaat Penelitian 05

1.5.Batasan Masalah 05

1.6.Sistematika Penulisan 06

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 07

2.1.Manajemen Proyek 07

2.2.Rekayasa Nilai 09

2.2.1.Definisi Rekayasa Nilai 09

2.2.2.Tujuan Rekayasa Nilai 10

2.2.3.Pengertian Nilai (value) 11

2.2.4.Biaya 11

2.2.5.Fungsi 12

2.3.Teknik-Teknik Rekayasa Nilai 15

2.4.Langkah Pelaksanaan 16

2.4.1.Tahap Informasi 18

2.4.2.Tahap Spekulasi 18


(7)

2.4.3.Tahap Analisis 23

2.4.4.Tahap Pengembangan 23

2.4.5.Tahap Penyajian dan Program Tindak Lanjut 26

2.4.6.Implementasi 28

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30

3.1.Lokasi Proyek Penelitian 30

3.2.Jenis Dan Sumber Data 30

3.3.Identifikasi Hasil Pengumpulan Data 31

3.4.Metode Analisa Data 31

BAB 4ANALISA DAN PEMBAHASAN 34

4.1.Umum 34

4.2.Tahap Informasi 35

4.2.1.Pengumpulan Data 35

4.2.1.1.Data Umum Proyek 36

4.2.1.2.Batasan Desain Perencanaan Gedung Proyek 36

4.2.2.Pemilihan Item Pekerjaan 37

4.2.2.1.Pengelompokan Item Pekerjaan 37

4.2.2.2.Identifikasi Item Pekerjaan Berbiaya Tinggi 37

4.2.2.3.Identifikasi Analisa Fungsi 40

4.3.Tahap Kreatif 43

4.4.Tahap Analisa 44

4.4.1.Analisa Keuntungan dan Kerugian 44

4.4.2.Analisa Biaya Siklus Hidup Proyek (Life Cycle Cost) 51

4.4.2.1.Biaya Siklus Hidup Pekerjaan Brick Masonry Wall 62 4.4.2.2.Biaya Siklus Hidup Pekerjaan Struktur Beton Bertulang 63

4.4.3.Analisa Pengambilan Keputusan Dengan Metode AHP 69

4.4.3.1.Analisa AHP Pekerjaan Brick Masonry Wall 71

4.5.Tahap Analisa 75

4.5.1.Item Pekerjaan Brick Masonry Wall/Dinding 75


(8)

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN 77

5.1.Kesimpulan 77

5.2.Saran 78

DAFTAR PUSTAKA 79

LAMPIRAN


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1. Tampak depan bangunan kantor... 03

Gambar 2.1. Langkah-langkah pada proses rekayasa nilai 17

Gambar 3.1. Bagan alir penelitian 33

Gambar 4.1. Grafik Hukum Distribusi Pareto... 39

Gambar 4.2. Hierarki keputusan item pekerjaan Brick Masonry Wall 72


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Identifikasi fungsi 14

Tabel 2.2. Proses rencana kerja rekayasa nilai 17

Tabel 2.3. Format yang mencatat perbandingan sifat-sifat alternatif 21

Tabel 2.4. Ringkasan rencana kerja rekayasa nilai 29

Tabel 4.1. Breakdown Cost Model 38

Tabel 4.2. Analisa fungsi pekerjaan fasade & external 41

Tabel 4.3. Analisa fungsi pekerjaan brick masonry wall 41

Tabel 4.4 Analisa fungsi pekerjaan ceramic tiling 42

Tabel 4.5. Analisa fungsi pekerjaan self contained air conditioner 42

Tabel 4.6. Analisa fungsi pekerjaan roofing 42

Tabel 4.7. Alternatif pekerjaan brick masonry wall 44

Tabel 4.8. Skala penilaian pemberian bobot pada analisa keuntungan

dan kerugian 45

Tabel 4.9. Analisa keuntungan dan kerugian pada pekerjaan brick

masonry wall 46

Tabel 4.10. Perangkingan pekerjaan brick masonry wall 50

Tabel 4.11.a. Biaya Konstruksi Pekerjaan Brick Masonry Wall untuk

perhitungan biaya item pekerjaan dinding A0 (Desain Awal) 52 Tabel 4.11.b. Biaya Konstruksi Pekerjaan Brick Masonry Wall untuk

perhitungan biaya item plesteran dinding A0 (Desain Awal) 53 Tabel 4.11.c. Biaya Konstruksi Pekerjaan Brick Masonry Wall untuk

perhitungan biaya item pengecatan dinding A0 (Desain Awal) 54 Tabel 4.11.d. Biaya Konstruksi Pekerjaan Brick Masonry Wall untuk

perhitungan biaya item pelapisan dinding A0 (Desain Awal) 54 Tabel 4.12.a. Biaya Konstruksi Pekerjaan Brick Masonry Wall untuk

perhitungan biaya item pekerjaan dinding A1 (Alternatif 1) 55 Tabel 4.12.b. Biaya Konstruksi Pekerjaan Brick Masonry Wall untuk

perhitungan biaya item plesteran dinding A1 (Alternatif 1) 56


(11)

Tabel 4.12.c. Biaya Konstruksi Pekerjaan Brick Masonry Wall untuk

perhitungan biaya item pengecatan dinding A1 (Alternatif 1) 56 Tabel 4.12.d. Biaya Konstruksi Pekerjaan Brick Masonry Wall untuk

perhitungan biaya item pelapisan dinding A1 (Alternatif 1) 57 Tabel 4.13.a. Biaya Konstruksi Pekerjaan Brick Masonry Wall untuk

perhitungan biaya item pekerjaan dinding A2 (Alternatif 2) 58 Tabel 4.13.b. Biaya Konstruksi Pekerjaan Brick Masonry Wall untuk

perhitungan biaya item pengecatan dinding A2 (Alternatif 2) 59 Tabel 4.14. Analisa biaya siklus hidup pekerjaan brick masonry wall 62 Tabel 4.15. Perbandingan jumlah tulangan lentur pada balok sebagai

akibat dari alternatif item pekerjaan dinding 65

Tabel 4.16. Perbandingan jumlah tulangan lentur pada kolom sebagai

akibat dari alternatif item pekerjaan dinding 66

Tabel 4.17. Perbandingan jumlah tulangan geser pada balok sebagai

akibat dari alternatif item pekerjaan dinding 66

Tabel 4.18. Perbandingan jumlah tulangan geser pada kolom sebagai

akibat dari alternatif item pekerjaan dinding 67

Tabel 4.19. Analisa biaya siklus hidup pekerjaan struktur beton

bertulang untuk balok 67

Tabel 4.20. Analisa biaya siklus hidup pekerjaan struktur beton

bertulang untuk kolom 68

Tabel 4.21. Rekapitulasi biaya siklus hidup/life cycle cost 69

Tabel 4.22. Matrix berpasangan kriteria item pekerjaan brick masonry wall 72

Tabel 4.23. Normalisasi kriteria item pekerjaan brick masonry wall 73

Tabel 4.24. Rekapitulasi rasio konsistensi pada penentuan bobot

masing-masing kriteria untuk pekerjaan brick masonry 74

Tabel 4.25. Sintesa penilaian item pekerjaan brick masonry wall 74

Tabel 4.26. Tabel rekomendasi pekerjaan brick masonry wall 76


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana anggaran biaya (RAB) Lampiran 2 Gambar tampak bangunan kantor

Lampiran 3 Perhitungan penulangan balok dan kolom pada SAP 2000


(13)

ABSTRAK

Manajemenbila ditinjausebagaisuatuprosesadalahmerupakansuatu

rangkaiantahapkegiatanyangdiarahkanpada pencapaiantujuandengan memanfaatkansemaksimal mungkin sumber-sumber yang ada dan tersedia.Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi perbedaan biaya awal serta penghematan biaya yang dapat diperoleh dari penerapan konsep Rekayasa Nilai (Value Engineering), serta mendapatkan pilihan alternatif material terbaik yang dapat digunakan untuk menggantikan rencana awal pekerjaan. Pada pembangunan kantor perkebunan ini total biaya pembangunannya adalah sebesar Rp 3,949,671,000 dengan luas bangunan 900 m2dan biaya per m2 adalah sebesar Rp 4,388,523.

Berdasarkan Pedoman TeknisPembangunanGedungNegara

hargaperm2gedungbertingkatkelasAadalahRp.3.339.000,00.

Gedungbertingkat3koefisiennya1,12. Sehingga harga per m2 gedung bertingkat 3 adalah sebesar Rp 3,739,680. Nilai perbandingan 1.173 > 1, sehinggadiperlukanvalueengineeringagardiperoleh biaya yang optimal dengan tetap mempertahankan tingkat kualitas dan ketahanan sesuai yang diharapkan. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah mencari informasi data proyek, mencari ide dan pendekatan kreatif, melakukan analisis ide, mengembangkan alternatif, kemudian tindak lanjut terhadap usulan. Berdasarkan nilai desain awal sebesar Rp 180,779,215.09 setelah dilakukan rekayasa nilai didapat biaya sebesar Rp 272,750,660.10. Dari segi biaya item yang ditinjau bertambah tetapi penghematan biaya diperoleh dari efek ringannya material dinding yang mengakibatkan volume balok serta pembesiannya, dan kolom serta pembesiannya dapat direduksi juga dari sisi bahan perekat ,dan ongkos tukang.

PenerapanRekayasaNilai akan lebih baik dilakukan padasaat

awalperencanaanpembangunan, sehingga dapatmemberikan hasilyangoptimal.

Kata Kunci: Value Engineering, Analitical Hierarchy Procces (AHP),Penghematan biaya


(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Manajemenbila ditinjausebagaisuatuprosesadalahmerupakansuatu

rangkaiantahapkegiatanyangdiarahkanpada pencapaiantujuandengan

memanfaatkansemaksimal mungkin sumber-sumber yang ada dan tersedia.

MenurutRicky W. Griffin, manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai

sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai

dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan

secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal

Proses dalam manajemen sifatnya umum dan dapat digunakan dalam

berbagai kegiatan/bidang yang membutuhkan pengelolaan yang sistematis. Terarah

serta mempunyai sasaran dan tujuan yang jelas. Macam dan bidang yang

menggunakan ilmu manajemen adalah manajemen pemerintahan, manajemen

industri, manajemen perusahaan, manajemen sumber daya, manajemen konstruksi,

dan lain sebagainya.

Manajemen konstruksi biasanya memiliki kurun waktu yang dibatasi oleh

program-program yang sifatnya sementara dan berakhir bila sasaran dan tujuan

organisasi tercapai. Dan bila ada proyek konstruksi sejenis setelahnya biasanya

sasaran dan tujuannya lebih inovatif dengan modifikasi program-program

sebelumnya. Oleh karena itu, manajemen konstruksi memiliki definisipenerapan


(15)

fungsi-fungsi manajemen yangberupaperencanaan,pelaksanaan,dan

pengendaliansecarasistematispada suatu proyek dengan menggunakan sumber daya

yang ada secara efektif dan efisienagar tercapaitujuanproyeksecaraoptimal.Dan yang

dimaksuddengan proyekkonstruksiadalahsuatuusaha

untukmencapaisuatutujuantertentudalam bentukbangunan atauinfrastruktur

yangdibatasi olehwaktudansumber daya yangterbatas.

Apabilaevaluasisecarasistematisterhadapsuatu perencanaanmasihdapat

dilakukan untuk mencapai hasil yang lebih optimal dan maksimal tanpa

mengurangi fungsi dan kinerja teknis suatu konstruksi, maka perlu dilakukan

suatu kajianRekayasaNilai, yangmerupakansuatu programefisiensidengan

pendekatansistematis. Rekayasa nilai digunakan untuk mencari

alternatif-alternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih baik

/ lebih rendah dari harga yang telah direncanakan sebelumnya dengan batasan

fungsional dan mutu pekerjaan.

Denganmenerapkanprogramtersebut,biaya proyekdiharapkandapat

berkurangdenganadanyapeninjauanpada pembiayaanyang tidak perluberkaitan

denganmasalahteknispadatahapperencanaandan pelaksanaankonstruksi,tanpa

mengurangitingkatmutu,keandalan,sertafungsiproyekitusendiri.


(16)

Gambar 1.1 Tampak Depan Bangunan Kantor

Pada pembangunan kantor perkebunan ini yang beralamat di jalan kapten

muslim No.80. total biaya pembangunannya adalah sebesar Rp 3,949,671,000

dengan luas bangunan 900 m2atau biaya per m2 adalah sebesar Rp 4,388,523

Berdasarkan pedoman dariPeraturanMenteriPekerjaanUmum

Nomor45/PRT/M/2007tentangPedoman TeknisPembangunanGedungNegara

hargaperm2gedungbertingkatkelasAadalahRp.3.339.000,00.

Gedungbertingkat3koefisiennya1,12. Sehingga harga per m2 gedung bertingkat 3 adalah sebesar Rp 3,739,680

Perbandingan biaya per m2 yang ditawarkan oleh kontraktor dengan biaya per m2 standar dinas PU adalah:

Rp 4,388,523

Rp 3,739,680= 1.173 > 1


(17)

Nilai perbandingan 1.173 > 1, sehinggadiperlukanvalueengineeringagardiperoleh biaya yang optimal dengan tetap mempertahankan tingkat kualitas dan ketahanan sesuai yang diharapkan.Dengankatalain,rekayasanilai adalahsuatuusahaagar tujuan proyek konstruksi dapat diwujudkan dengan biayayangpaling murah, metode pelaksanaanyangmudah,dandalamwaktuyangsingkat.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikanpada latar belakang yang tersebut

diatas dengan mencoba menerapkan metode Rekayasa Nilai (Value

Engineering)maka:

1. Apakah alternatif terbaik yang bisa digunakan untuk menggantikan desain awal pada material pekerjaan yang dipilih.

2. Berapa besar penghematan biaya yang bisa didapat dari penerapan

Rekayasa Nilai.

3. Berapa perbedaan biaya total rencana dan setelah dilakukan Rekayasa Nilai.

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi perbedaan

biaya awal serta penghematan biaya yang dapat diperoleh dari penerapan konsep

Rekayasa Nilai (Value Engineering), serta mendapatkan pilihan alternatif material

terbaik yang dapat digunakan untuk menggantikan rencana awal pekerjaan.


(18)

1.4.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, menjadi sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang

diperoleh dari bangku perkuliahan yang dituangkan dalam suatu penelitian

terhadap studi kasus dilapangan.

2. Bagi akademisi, dapat menjadi bahan bacaan dan literatur untuk penulisan

karya ilmiah yang berhubungan dengan manajemen konstruksi khususnya

rekayasa nilai (value engineering).

3. Bagi pelaku konstruksi, dapat menjadi bahan bacaan dalam

mempertimbangkan tentang aplikasi rekayasa nilai (value engineering)

untuk mendapatkan alternatif material yang dimungkinkan.

1.5.Batasan Masalah

Penelitian ini akan dibatasi pada:

1. Penelitian menggunakan Analisis Rekayasa Nilai (Value Engineering).

2. Penelitian hanya dilakukan pada pekerjaan struktur dinding dan atap

3. Perhitungan ulang Rencana Anggaran Biaya untuk bagian yang ditinjau.

4. Anggaran biaya dan harga satuan diambil sesuai dengan data yang ada

pada Rencana Anggaran Biaya.


(19)

1.6.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisanlaporan penelitian ini terdiri dari lima

bab.Masing-masing bab dibagi dalam sub bab mengenai pokok pembahasan,kemudian diuraikan

dengan tujuan dapat diketahui permasalahan yangdibicarakan. Adapun sistematika

penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN, terdiri dari latar belakang, perumusan masalah,tujuan

penelitian, manfaat penulisan,batasan masalah dan sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA, terdiri dari uraian tentang teori dasar yang

digunakan dalam mendukung penelitian ini.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN, terdiri dari kerangka pemecahan

masalah dan gambaran umum dalam pengumpulan data, pengolahan data

serta analisa dari masalah yang diteliti.

BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN, terdiri dari pembahasan mengenai

penyelesaian masalah dikaitkan dengan teori maupun literatur secara

sistematis.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN, terdiri dari kesimpulan hasil penelitian

dan saran yang diperlukan atas pembahasan dan penyelesaian masalah

yang telahdilakukan serta untuk penelitian lanjutan.


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

3.1.Manajemen Proyek

Kemajuan dalam kegiatan industri pada beberapa aspek memerlukan

manajemen atau pengelolaan yang dituntut memililki kinerja, kecermatan,

keekonomisan, keterpaduan, kecepatan, ketepatan, ketelitian serta keamanan yang

tinggi dalam rangka memperoleh hasil akhir yang sesuai harapan. Pengelolaan suatu

kegiatan dengan investasi berskala besar dan tingkat kompleksitas yang sangat sulit

membutuhkan cara teknis/metode yang teruji, sumber daya yang berkualitas, serta

penerapan ilmu pengetahuan yang tepat dan up to date.

Manajemen sebagai ilmu mengelola suatu kegiatan yang skalanya dapat

bersifat kecil atau bahkan sangat besar, mempunyai ukuran tersendiri terhadap hasil

akhir. Dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar manajemen yang sama oleh individu

atau organisasi yang berbeda, hasil akhir proses manajemen dapat berbeda satu sama

lain. Ini karena ada perbedaan-perbedaan budaya, pengalaman, lingkungan, kondisi

sosial, tingkat ekonomi, karakter sumber daya manusia serta kemampuan untuk

menguasai prinsip-prinsip dasar manajemen. (Husen, 2009:1)

Manajemen proyek terdiri dari dua kata yaitu “Manajemen” dan

“Proyek”.Menurut Husen (2009:2), manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan

tentang seni memimpin organisasi yang terdiri atas kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian terhadap sumber-sumber daya

terbatas dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien.


(21)

Manajemen merupakan proses terpadu dimana individu-individu sebagai

bagian dari organisasi dilibatkan untuk memelihara, mengembangkan,

mengendalikan, dan menjalankan program-program yang kesemuanya diarahkan

pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan

berjalannya waktu (Dipohusodo, 1996:2).

Sedangkan proyek adalah upaya yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan,

sasaran dan harapan-harapan penting dengan menggunakan anggaran dana serta

sumber daya yang tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu

(Dipohusodo, 1996:9).

Menurut Husen (2009:4), proyek adalah gabungan dari sumber-sumber daya

seperti manusia material, peralatan, dan modal/biaya yang dihimpun dalam suatu

wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpukan beberapa pengertian dari

manajemen proyek. Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan,

keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang

terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan

hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu serta keselamatan kerja

(Husen 2009:5).

Menurut Ervianto (2005:21), manajemen proyek adalah semua perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga

berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat

biaya dan tepat mutu.

Salah satu teknik yang terkenal dan memiliki potensi keberhasilan cukup besar

dalam mengendalikan biaya pada manajemen proyek adalah rekayasa nilai (value


(22)

engineering).Tekinik ini menggunakan pendekatan dengan menganalisis nilai terhadap fungsinya. Proses yang ditempuh adalah menekankan pengurangan biaya

sejauh mungkin dengan tetap memelihara kualitas serta reliabilitas yang diinginkan.

(Soeharto, 2001:249)

3.2.Rekayasa Nilai

RekayasaNilai(ValueEngineering)adalahsalahsatu teknikuntuk

mengendalikanbiaya yang memilikipotensikeberhasilancukup besar,dengan

menggunakanpendekatananalisanilai terhadapfungsinya.Dilakukandengancara

menekankan pengurangan biayasejauhmungkindengantetapmempertahankan

tingkatkualitasdanketahanansesuaiyangdiharapkan(Soeharto,2001).

Rekayasanilai secaraumum adalahkegiatanyang menyangkutusaha optimalisasi

kualitas ataupun kuantitas penggunaan material dalam kegiatan

proyekkonstruksi.Dengankata lain,rekayasanilaiadalahsuatuusahaagartujuan proyek

konstruksi dapat diwujudkan dengan biayayangpaling murah, metode

pelaksanaanyangmudah,dandalamwaktuyangsingkat.

Kajianrekayasanilai dapat dilakukanoleh perencanabersamapelaksana

pekerjaanuntukmenelitipeluangpenghematan biayatanpamengurangi kinerja

konstruksi keseluruhan, yangtentunyaakanmenguntungkan semuapihakyang terlibat.

2.2.1 DefinisiRekayasaNilai

Rekayasanilaimempunyaibeberapadefinisiantaralain:

1. DariSocietyofAmericanValueEngineers,definisirekayasanilaiadalah

usahayangterorganisasisecarasistematisdan mengaplikasikansuatu teknik


(23)

yang telah diakui, yaitu teknik mengidentifikasi fungsi produk ataujasa

yangbertujuanmemenuhifungsi yangdiperlukandenganharga

yangterendah(palingekonomis). (Soeharto, 2001:249).

2. RekayasaNilai(ValueEngineering) adalahsuatuteknikdalam merencanakan

suatuprodukdengantujuanuntukmengidentifikasi dan menghilangkanbiaya–

biayayangtidakperlutanpamengorbankan kualitasproduk. (Ali Basyah,

1987)

3. L.D.Milemendefinisikanrekayasanilaisebagaiberikut:

Tekniknilai adalahsuatupendekatanyangterorganisirdan kreatifyang

bertujuanuntukmengadakanpengidentifikasianyang tidakperlu.Biaya yang

tidak perlu ini adalah biaya yang tidak memberikan kualitas, kegunaan

sesuatuyangmenghidupkan, penampilan yangbaikataupun

sifatyangdiinginkanolehkonsumen. (Barrie, 1995)

2.2.2. Tujuan Rekayasa Nilai

Tujuanrekayasanilaiadalahmembedakandan memisahkanantara yang

diperlukandan tidakdiperlukandimanadapatdikembangkanalternatifyang memenuhi

keperluan ( dan meninggalkan yang tidak perlu ) dengan biaya terendah tetapi

kinerjanya tetap sama ataubahkan lebihbaik. Diharapkan dari

penerapantekniknilaitersebutdiperolehpenghematandiantaranya:

1. Penghematanbiaya,

2. Penghematanwaktu,

3. Penghematanbahan,

Denganmemperhatikanaspekkualitasdariprodukjadi.(Soeharto,2001).


(24)

2.2.3. Pengertian Nilai (value)

Pengertiannilaidapatdibedakanatas:

a. Nilaibagipemakaiproduk(konsumen); dan

b. Nilaibagipembuatproduk(produsen)

Nilai bagi konsumen merupakan ukuran sampai sejauh mana pemakai bersedia

mengorbankan sesuatu untuk memiliki suatu produk. Sedangkan nilai bagi

produsen menunjukkan pengorbanan produsen dalam menawarkan suatu

produkkepadakonsumennya.

Pengertiannilaimasihdapatdibedakanlagimenjadi:

a. Nilaikegunaan :menyatakan tingkat kegunaan danpelayanan yang

dapatdiberikanolehsuatuproduk.

b. Nilaiprestise: nilaiyangmengaitkansuatuprodukdenganimageyang

menyebabkandayatarikuntukmemilikinya.

c. Nilaitukar:merupakanukuranpengorbananfinansialyangdiberikan

konsumenuntukdapatmemilikisuatuproduk.

d. Nilaibiaya:merupakanhasilpenjumlahandaribiaya–biayaseperti

bahan,tenaga,biayatak langsung,dan biayayangharusdikeluarkan

untukmembuatproduktersebut.

2.2.4 Biaya

Biaya(cost)adalahjumlahsemuausahadanpengeluaran yangdilakukan

dalam mengembangkan, memproduksi dan mengaplikasikan produk. Produsen

selalumemikirkanakibatdari adanyabiayaterhadapkualitas,ketahanan,dan


(25)

pemeliharaankarenaakanberpengaruhpadabiayabagipemakai.

Biayaadalahsesuatuyang harusdiberikanatau didahulukan(diberikanpada

awal)untukmendapatkanbarangdan ataujasa.Biayaadalahsesuatuyangharus

dibayarkanolehpembelidanbiasanyaberupasejumlahuang.

Biayaterbesar(yangseringmengandungbiayatakperlu)antaralainbiaya:

a. Material, secara singkat adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli

materialsepertiberupakayu,besi,baja, batu,pasirdan sebagainya,serta

instrumenataubagian-bagianlainyangsiapdipakai.

b.Tenaga kerja, adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku

menjadiprodukjadi.Biayatenagakerjadiperhitungkanterhadapwaktukerja.

c. Overhead, terdiri dari macam-macam elemen, seperti pembebanan bagi

operasiperusahaanmisalnyapemasaran,kompensasipimpinan,sewa kantor,

termasukpajak,asuransi,administrasi.

2.2.5 Fungsi

Menurut Crum(1971),Fungsiadalahapasajayangdapatdiberikan atau

dilakukanolehsuatuprodukyangdapatdigunakanuntukbekerja.

Fungsitakperluadalahapasajayangdiberikandantidakmempunyainilai

kegunaan,nilaitambah,nilaitukarataunilaiestetika.

L.Milesmenerangkankategorifungsisebagaiberikut:

• Fungsidasar,yaitualasanpokoksistemitu terwujud.Contohnyakonstruksi pondasi,fungsi pokoknyamenyalurkanbeban bangunankepadatanahdasar,

hal tersebut yang mendorong pembuatan konstruksi pondasi. Sifat-sifat


(26)

fungsidasaradalahsekaliditentukan tidakdapatdiubahlagi.Bilafungsi

dasarnyatelahhilang,makahilangpula nilaijual yangmelekatpadafungsi

tersebut.

• Fungsisekunder,adalahkegunaantidak langsunguntukmemenuhidan

melengkapifungsi dasar,tetapidiperlukanuntukmenunjangnya.Fungsi

sekunder seringkali dapat menimbulkan hal-hal yang kurang

menguntungkan. Misalnya struktur pondasi Basement dapat digunakan

sebagairuangparkiratau penggunaanlainnya,tetapidapatmengakibatkan

terjadinya perubahan muka air tanah. Jika fungsi sekunder dihilangkan,

tidakakanmengganggukemampuandarifungsiutama.

• Fungsitakperluadalahapasajayangdiberikandantidakmempunyainilai kegunaan,nilaitambah,nilaitukarataunilaiestetika.

Fungsisuatubendadapatjugadiidentifikasikandenganmenggunakankata

kerjadankatabenda,sepertipadatabelberikut:

Tabel 2.1Identifikasi fungsi (Soeharto,2001).


(27)

NamaBenda Fungsi

KataKerja KataBenda

Truk Mengangkut Barang

Pompa Mendorong Air

Cangkul Menggali Tanah

Hubungan antara nilai, biaya dan fungsi dapat dijabarkan dengan

rumus berikut.

Bagiprodusen:

Bagi konsumen:

����� =������

�����

�����= �������

�����


(28)

Dari rumus tersebut di atas, maka nilai dapat ditingkatkan dengan cara

berikut.

3. Meningkatkanfungsiataumanfaattanpamenambahbiaya.

4. Mengurangibiayadenganmempertahankanfungsiataumanfaat.

5. Kombinasidarikeduanya.

Hubungan antara nilai, kualitas dan kehandalan. Pengurangan biaya asli

tidak bolehmengakibatkanterjadinyapenurunantingkatmutu dan kehandalan

produk. Mutudankehandalan yangterlalu tinggi diluarkebutuhan konsumen

sama dengan pemborosan biaya produksi dan penggunaan material yang

berlebihan.Tetapibiayaterendahbukanberartinilaiterbaik,karenapada suatu

keadaan,biayaterendahakanmenunjukkannilaiyangterburuk.

2.3 Teknik-TeknikRekayasaNilai

Agar RekayasaNilaimencapaitujuannya,perlupenggunaanteknik teknik

khusus. Teknik-teknik tersebut berdasarkan atas pemahaman bahwa Rekayasa

Nilaisangatberkaitandengansikapdan perilakumanusiasebagaipelakunya,

masalahpengambilankeputusandanpemecahanmasalah.Teknik-teknikberikut ini

digunakan terutama untuk pekerjaan rekayasa desain pada awal proyek.

Teknik-teknikyangterpentingadalah:

1. Bekerja atas dasar spesifik. Mengarahkan analisa persoalan pada bagian-

bagianatauarea yang spefisik.Pilihtopiktertentuuntukdipelajarisecara

mendalam,konsentrasisampaimenjumpaiinti persoalan.Usulanyangbersifat

umum akanlebihmudahdibantah.Sebaiknyamasalahkhususdidukungoleh

faktayangmengundangtanggapanpositif.


(29)

2.Dapatkan informasi darisumber terbaik. Sumber informasi yang tepat dan

terbaikdiusahakan dariberbagaisumberuntukdikajidandipilih.Paraahli

yangdilibatkanjugadapatdianggapsebagaisumberinformasiyangbaik.

3.Hubungan antarmanusia. Keberhasilan program Rekayasa Nilaitergantung

pada pengertian dasar hubungan antar manusia, bagaimana bekerja sama

dengansemuapihak.Contohnya,mutu informasiyang didapatkantergantung

padasikapdankerjasamadengannarasumber.

4.Kerjasama tim. Sifat program Rekayasa Nilai adalah usaha bersama dari

berbagaipihak,makaprosesnyadilakukanolehsuatutim yangdibentukuntuk

dapatbekerjasecaraefektif.

5.Mengatasirintangan.Untukmencapaikemajuan,rintanganbukanlahhal asing

yangakan ditemui.Mengkajisecarasistematisdan seksamadengan

mengklasifikasikanjenisdan sebabrintanganakanmempermudahlangkah

antisipasinya.

2.4 LangkahPelaksanaan

Menurut Soeharto (2001), proses pelaksanaan rekayasa nilai mengikuti

suatumetodologiberupalangkahsistematisberupaRencanaKerja RekayasaNilai

(RK-RN)(valueengineeringjob plan).Denganurutan;MendefinisikanMasalah,

MerumuskanPendapat,Kreativitas,Analisis,dan Penyajian.Sebenarnyaterdapat

bermacaminterpretasiterhadapurutanlangkahRK-RN,sepertiyangpada tabel

berikut,yangdisusunolehL.MilesdanDepartmentOfDefense– USA(DOD),

dengansistematikadanpendekatanyangsama

Tabel2.2ProsesRencanaKerjaRekayasaNilai (Soeharto,2001).


(30)

Gambar 2.1 Langkah-langkah pada proses rekayasa nilai (Soeharto:2001)

2.4.1 TahapInformasi.

L.Miles DOD

1.Informasi 1.Informasi

2.Spekulasi 2.Spekulasi

3.Analisis 3.Analisis

4.Perencanaan 4.Pengembangan

5.Eksekusi 5.Penyajiandantindaklanjut

6.Penyajian

INFORMASI

•Merumuskan masalah

•Mengumpulkan info dan fakta

•Mengenali objek

•Mengkaji Fungsi

•Mencatat biaya

ANALISIS SPEKULASI

•Identifikasi ide terbaik

•Analisis biaya versus fungsi

•Pendekatan kreatif

•Mencari alternatif ide

•Usahakan penyeder- hanaan

PERENCANAAN/ PENGEMBANGAN

PENYAJIAN DAN TIDAK LANJUT

•Mengembangkan alternatif terbaik

•Biaya untuk alternatif terbaik

•Konsultasi spesialis

•Gunakan standar

•Formulasikan usulan

•Siapkan penyajian

•Gunakan human relation

•Monitor kemajuan dan tindak lanjut


(31)

TahapinformasidalamRekayasaNilaimerupakanpondasidasarbagi setiap

penyelidikannilai.Dalamtahapini, semuainformasiyangpentingdikumpulkan

untukmemahamidenganseksamaobyekyang diselidiki.Informasitersebut

kemudiandianalisauntuk menemukanfungsi-fungsiobyek, sehinggadapat

diklasifikasikansebagaifungsiutamaatausekunder.Tahapini meliputilangkah-

langkah:

a) Merumuskan Masalah. Sebelum mengumpulkan informasi, harus ada

kejelasandan pengertianmengenaimasalahyangdihadapi.Dalamsuatu proyek,

harus diketahui tujuan dan potensi-potensi masalah yang dapat

munculselamapelaksanaan.

b) Mengumpulkan Informasi dan Fakta. Informasi dikumpulkan untuk

merumuskan jawabandaripertanyaantentangkegunaan,biaya,hargadan

fungsidariobyekyangditelitiberdasarkanatasfakta.

c) Mengenali Obyek, Mengkaji Fungsi dan Mencatat Biaya. Setelah

mendapatkaninformasi,dilanjutkandenganpengenalanfakta obyekdari

berbagaiaspekteknis,pengadaan,pabrikasi,fungsi,danbiaya.

2.4.2 TahapSpekulasi

Padatahapanini ide-idediproduksidan dilakukanpemikiranterhadap

alternatif-alternatif lainyangdapatmemenuhikegunaanataufungsiyangsama.

Ketidakmampuanuntukmenghasilkanide baruadalahsalahsatupenyebabutama

biayatakperlu.Alternatif yangdiusulkan mungkin dapatdiperoleh dariusaha

pengurangankomponen,penyederhanaan,atau modifikasidengantetap

mempertahankan fungsi utama obyek. Dalam tahap spekulasi ini juga


(32)

dipraktekkanpenggunaanimajinasidan pemunculanide-idebaruyangmungkin tanpa

memikirkanaspek kepraktisanmaupuntingkatkesulitandalam

implementasinya.Ide-idedan gagasandapatdiperolehdari personilyangbekerja langsung di lapangan, dari

vendor, ataupun dari pihak perencana. Tujuannya adalah untuk mendengar dan

mencatat pertanyaan, ide atau pemikiran

yangberkembangsebanyakmungkin,untukkemudianmenganalisanya.

Dalam tahap kreatif ini, pembuatan ide dapat dikembangkan lebih luas

denganmelakukannyadalamsebuahkelompokyanganggotanyadari bidangkerja

yangberbeda.Dalamkelompoktersebutdipraktekkan apayangdikenalsebagai

brainstorming (pemunculanidehasilpemikiransecarabebas).Saatberlangsung

rapatberlakuperaturan:

• Kritiktidakdiijinkan,penilaianditundasampaidenganevaluasiyangakan datang.

• Mendorongadanyaide-ideyangdiluarkebiasaanatautidakkonvensional.

• Lebihbanyakidelebihbaik.

Fungsi-fungsipemikiransecaraluasmenurutCrum(1971),adalah:

• Menyerapinformasi,yaitukemampuanuntukmengamatidanmenerapkan

konsentrasi.

• Mempertahankan informasi, kemampuan untukmenghafal danmengingat kembali.

• Penilaian,kemampuanuntukmenganalisadanmenentukanpilihan.

• Mengkreasi ide, kemampuan untuk memvisualisasikan ide, memprediksi danmenghasilkanide.


(33)

Manusia belajar melalui dua fungsi yang disebut pertama, dan berfikir

melaluidua fungsiyangterakhir.Melaluipengalaman,manusiabelajaruntuk

menerapkan teknik-teknik yangtelahdipelajari.Berikut inibeberapapertanyaan

kreatifyangmungkinmuncul.

a) Apakahbagiantersebutbenar-benardiperlukan?

Mungkindalamsuatu desainkonstruksitertentuperludipertanyakansecara

detailkegunaanbagian-bagiankonstruksinya,dan setelahterjadipemikiran

ulangmungkindapat diketahuibahwabagiantersebutsebenarnyadapat

ditinggalkantanpamengurangifungsikonstruksikeseluruhan.

b) Dapatkahdigunakanmaterialyangtidakterlalumahal?

Misalnyaharuskahmenggunakanstrukturkuda-kudabetonatau kayu?

Bagaimanaperbandinganbiayadankinerjanyajikamenggunakanmaterialkon

struksibajaringan?

c) Apakahsudahditemukanprosesataucarabaruyanglebihekonomisuntuk

mengerjakanbagian-bagiankonstruksi?

Teknik pelaksanaanpekerjaanselalumengalamikemajuanseiring

perkembanganjaman.Mutunyasemakinbaik,denganharga yang semakin

ekonomispula. Dalammenerapkanrekayasanilai,harusmengikuti

perkembangantersebut,misalnyadari katalog,brosur,atau penjelasan

langsungdaripemasok.

d) Sudahkahdiusahakanpenyederhanaan?

Pihakpemilikproyekdan perencanaseringkalimenginginkanterwujudnya

suatu konstruksi yangprima danideal, yangberakibat padadesain yang


(34)

terlalukompleks,tetapi masihmemungkinkandiadakannyapenyederhanaan

agardapatlebihmemudahkanpengerjaandanpemeliharaankonstruksi.

Tabel2.3Formatyang mencatatperbandingan antara sifat-sifatberbagaialternatif dalam tahap spekulasi. (Soeharto,2001).

Nama Alternatif objek atau bagian dari objek

Fungsi Reliabilitas Pemeliharaan Produksibilitat Nilai

Fungsional

Biaya

1. ... ... ... ... ... ... ...

2. ... ... ... ... ... ... ...

3. ... ... ... ... ... ... ...

4... ... ... ... ... ... ...

5. ... ... ... ... ... ... ...

Hambatanberfikirkreatif:

a) Kekuranganpengetahuan(informasi).

Lebihbanyakfaktayang didapat,maka semakinbesarpotensiuntuk

menghasilkan lebih banyak ide. Pengetahuan saja tidak menjamin

munculnya ide-ide cemerlang, pengetahuan harus dimanipulasi secara

efisienuntukmendapatkanhasilyangefektif.

b) Kebiasaan.

Seringditemukanpemikiranyang menyatakanbahwasolusi yangterdahulu


(35)

adalahlebihbaik daripadayangbaru sehinggamenjadipenghalangbagi

kemampuanalami pikiranuntuk menyusunkembalielemen-elemen pengetahuan.

Pemikiran kreatif akan memberi dampak pelarian daripola

kebiasaanyangdisebabkanolehpengalaman-pengalamanterdahulu.

c) Sikap.

Jikasuatupendekatanmasalahdilakukandengankepercayaanbahwahal itu sulit

dipecahkan, maka tidak akan ada kesempatan untuk memecahkan masalah

tersebut. Optimis dalam memecahkan masalah adalah sangat

penting,tidakmasalahbetapasulitnyamasalahtersebut.Dan dengan optimisme

tersebut orang akan memecahkan masalah dengan memaksa dirinya untuk

berfikir dan melanjutkan usahanya sampai menghasilkan suatusolusi.

MenurutAlexOsborne,ChairmanoftheCreativeEducationFoundation,

NewYork.Prosespemecahanmasalahterdiridari:

1. Pencarianfakta.

• Perumusanmasalah,mengidentifikasimasalah.

• Persiapan, mengumpulkan dan menganalisa data yang berhubungan

denganmasalah.

2. Pencarianide.

• Mengkreasiide.

• Pengembanganide,mengambilide yangtelahdihasilkan,menambahkan

yanglainnya,memproseskembalidenganmodifikasidan kombinasi

terhadapide.

3. Pencariansolusi.


(36)

• Evaluasi,memeriksasolusimelaluipengujian.

• Pengambilansolusi,memilihdanmenerapkansolusifinal.

2.4.3 TahapAnalisis

Ide-ide dan pemikiran yang telah muncul sebelumnya akan mengalami

analisadankritikpadatahapini. Penyaringandan kombinasiantarakepentingan

prosesproduksi,pemasarandan fungsiakanmengalamikristalisasi,artinyayang

padatahap sebelumnya masih berupa idedanpemikiran, kinimeningkat pada

pemecahansecarakonkrit.Prosesini berkaitandenganpemilihandanpemberian

keputusanyang akanmemberijalan pengembanganpemecahanyang bisa

diimplementasikan.Pertanyaanyangmungkinmunculdalamtahapiniantaralain:

• Apakahidetersebutbisadilaksanakan?

• Dapatkahidetersebutdilaksanakandenganmetodeyanglebihpraktis?

• Apakahidetersebutakanmemenuhikeinginanpemilikproyek,pasardan pelanggan?

Untuk menangani tahapanalisa, diperlukan personil yangberpengalaman

mengenaipengetahuanluasberkaitandenganobyekyangdikaji.

2.4.4 TahapPengembangan

Dalam tahap ini, dikembangkan alternatif-alternatif yang telah terpilih

melalui tahap analisa dibuatkan program pengembangannya sampai menjadi

usulanyanglengkap.Untukpengkajianyanglebihmenyeluruhdan spesifik,ada

baiknyamendatangkantenagaahli spesialissesuaidenganobyekyangdikaji. Program

pengembangan dibuat berdasarkan rencana detail dari ide terevaluasi yang


(37)

bergunauntukmemperolehsemuainformasirelevanuntukbisa mengembangkan

program tersebut menjadi proposal yang dapat diterima serta

untukmengimplementasikannya.

Setiapaspekyang relevandengankemampuan,desain,mutu,manufaktur,

pengemasan dan pemasaran harus dipahami sebagai usaha merubah ide yang

sudahdievaluasimenjadisebuahproposalyangdapatdiajukan.

MenurutCrum (1971),programpengembangantersebutdicapaimelalui

langkah-langkah:

1. Persiapankriteriadaftarpemeriksaanpenyelidikanideyangmeliputi:

• Dayaguna

• Desain

• Perakitan

• PengemasandanPenyimpanan.

• Pemasaran.

2. Penyiapantabelkegiatanuntukmenjawabpertanyaandaftarpemeriksaan.

Daftar pemeriksaandiatasselanjutnyadikerjakanmelalui pertanyaandemi

pertanyaandandibericatatantambahankebutuhankegiatan.

3. Membentukwilayahfungsional.

Langkahyangdiambiladalahuntukmanguraikantiapideke dalamfungsi

tertentu,sepertifungsimekanikal,elektrikaldan sebagainya,dan diuraikan

lebihlanjutlagikedalamfungsiutamayangdibutuhkan.

4. Pemeriksaanlangkah-langkahproses.


(38)

Berikutini membahasbagaimanakesulitan-kesulitanyangadadapat

diselesaikandalam prosespengembanganidemenujutahappenerimaanmenurut

Crum(1971).

1. Berdiskusidenganparaahli.

Beberapa pertanyaan daftar pemeriksaan kegiatan membutuhkan jawaban

yangbisadiperolehdengancaradiskusibersamaparaahli.Faktorpenting laindari

kerjasamadenganparaahliadalahuntukmemastikanbahwasemua

datayangdibutuhkanakantersedia.

2. Mengantisipasidefisiensi.

Dengan adanya diskusi antaratimdengan paraahli,makadefisiensi dan

kelemahan dalamsuatuideyangdibahas akanterekspose. Beberapa dari

defisiensidankelemahantersebutakandiatasiselamadiskusi.

3. Pemeriksaanpengembanganide.

Ide-ideyangadadikembangkan melaluidiskusiulang,pengumpulan data

lebihlanjut,sertamencocokkannya denganpertanyaandaftarpemeriksaan

untukmemastikanbahwakualitasdannilaipotensialtelahdijaga.

4. Hambatan-hambatanide.

Selamatahapini danselanjutnyadalamRekayasaNilai,anggotatimakan

menemuibanyakkesulitan,hambatan-hambatan yangmuncullebihbanyak

merupakanperlawananatas perubahanterhadapsesuatuyangdirancangnya sendiri.

Sayangnya banyak orangyang memilih menjaga reputasi dirinya

daripadamenghematuangperusahaannya.

5. Mengantisipasipenghalang.

Dengan mengenali penghalang, tim dipersiapkan untuk menghadapinya


(39)

ketikapenghalangtersebutmuncul.Pendekatanyang palingumumadalah

berkonsultasi dengan paraahlisecara berkelanjutan. Secara singkat, cara

untukmenghadapipenghalangantaralain:

• Menerimabahwakeberadaanhalanganadalahnormal.

• Janganterlalubanyakmembantah.

• Bertanyadalambentukyangpositif.

• Bertindakcepatdalammencaridatayanglebihbanyak.

• Menanggapidenganpositifsetiapusulanuntukpengembangan.

• Menjagaagarsemuayangterlibatbisamendapatkaninformasikemajuan. 6. Pemilihanakhir.

Proses pemilihan melibatkan presentasi daritiapideuntuk menunjukkan

tingkatpengembangannilai yang dicapai,dan membandingkandesainyang

telahada.

2.4.5 TahapPenyajiandan Program TindakLanjut

Pada tahap ini dilakukan persiapan dan penyajian kesimpulan dari hasil

prosesrekayasanilaikepadapihak yang berkepentingan.Laporanhanya memaparkan

secara jelas mengenai fakta dan informasi tentang perbandingan

antarapenilaianaspekteknisdan biayadesainawalterhadaphasil kajianrekayasa

nilaiuntukmendukungargumentasiyangdisampaikan.Dalamlaporanrekayasa

nilaitersebutberisiantaralainsebagaiberikut:

• Identifikasiobyekatauproyek.


(40)

• Penjelasan fungsimasing-masing bagiandankeseluruhan obyek,sebelum dansesudahdilakukankajianrekayasanilai.

• Perubahandesainberupapengurangan,peningkatanyangdiusulkan.

• Perubahanbiaya.

• Totalpenghematanbiayayangakandiperoleh.

Bila diminta, dapat pula dilaporkan keterangan teknis yang menyatakan

bahwakinerjaproyeksecarakeseluruhantidakakantergangguoleh adanya

perubahanakibatpenerapanrekayasanilai.

Tahap akhir dari keseluruhan Rencana Kerja Rekayasa Nilai adalah

penyerahanproposalakhiruntukmendapatkanpersetujuan.Setelahitu Rekayasa

Nilaiberkelanjutan diterapkanpadatingkatdesain,pengembangan, manufaktur,

pengujian,pengemasandanpelayananuntukmemastikanbahwatidakadabiaya tak perlu

yang muncul. Catatan penyelidikan Rekayasa Nilai dibuat sebagai

referensidandigunakansebagaibahanpelatihan.

Masih ada tantangan besar yang menghadang, yaitu memenangkan

dukunganmanajemenuntukmenerimaproposaldan mengimplikasikanperubahan yang

diusulkanoleh proposal.Dengandemikiansangatpentinguntuk

memperhatikanmutuproposalpresentasidan implementasirencanadalamusaha

memperolehpersetujuan.

Setiap proposalharusdidukungdenganpresentasiyangmenarikjika mengharapkan

untuk disetujui. Dengan demikian, mempersiapkan presentasi

adalahsuatutugascukuppenting.

Langkah pertama yang diambil adalah untuk memahami proses dan


(41)

prosedurdariproposalyangakandiuji,diakui,diterimadandiimplementasikan.

Berikutnyamenentukaninformasiyang akan dipresentasikan.Karena banyaknya

data penting yang diperoleh selama tahap informasi, maka perlu

ditambahdengandeskripsiyangdilengkapidengansketsayang sesuai,hasil pengujian

dan perkiraan keuntungan teknis dan ekonomis, serta contoh

dariproduk,akanmenambahtingkatkomprehensifdarisebuahproposal.

2.4.6 Implementasi

Sebaikapapunusulanatau rekomendasidalamlaporanhasilkajianrekayasa

nilaitidakakan bermanfaatjika tidakditindaklanjutidenganimplementasi.Tahap

implementasidilaksanakansetelahpenyajianpresentasidan laporanselesai,dan usulan

dinyatakan diterima oleh pihak manajemen. Tetapi disetujuinya usulan oleh

manajemen belum tentu segera diikuti dengan implementasi dilapangan.

Karenakompleksitaspermasalahanyangmasihperludihadapidilapangan,yangumumnya

berkisar pada masalah tersedianya sumber daya dan skala prioritas

dibandingkandenganpekerjaan-pekerjaanlainnya.

Laporankemajuanharus dibuat secara berkala.Penyusunansebuahlaporan

umum harusdisebarkanpada semua personelyang berkepentingan,dengan

menyebutkandesainsebelumdan sesudah,sertahasil yangdiraih.Laporandapat

membantu untukmenjagakeberlanjutan kesadarannilaidanpengembangannya,

lebihlanjutlaporanjuga dapatdigunakanuntukmenyiapkanbahanpelatihanyang

berharga.

Tabel2.4RingkasanRencanaKerjaRekayasaNilai. (Soeharto,2001).


(42)

RencanaKerja

Pendekatan Pertanyaan TeknikPemecahan RekayasaNilai

1.Informasi •Tentukan persoalan, •Apakah obyekyang •Bekerjaspesifik parameter,atauobyek dimaksud? •Kumpulkanfakta

•Teliti latarbelakang •Berapabiayanya? •Dapatkansumberinformasiterbaik •Mengkaji fungsi •Apagunanya? •Tentukan fungsi

•Mengkajibiaya •Apafungsinya?

2.Spekulasi •Munculkan alternatif •Adakahbarangatau •Sikap kreatif •Dapatkan idebaru peralatanlainyangbisa •Kerjasamatim

menggantikantugasnya? •Usahapenyederhanaan 3.Analisis •Evaluasi alternatif •Manakahideyang •Pendalamanterhadapide

•Pilihideterbaik terbaik? •Besarnyabiayamasing-masingide •Berapabesarbiayanya? •Gunakanbusinessjudgement 4. •Kembangkanalternatif •Manaalternatifterbaik? •Atasirintangan

Pengembangan •Pilihalternatifterbaik •Berapabesarbiaya? •Bandingkanstandar •Bandingkanbiaya 5.Penyajiandan •Kesimpulantentang •Persiapan presentasi •Dapatkankeputusan

Tindaklanjut alternatif •Formulasiusulan •Rencanakan tindaklanjut


(43)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Lokasi Proyek Penelitian

Dalam penelitian ini sebagai objek studi adalah Proyek Pembangunan Kantor

Perkebunan, yang berlokasi di jalan Kapten MuslimNo.80, Medan. Pemilihan proyek

ini sebagai objek studi didasarkan karena proyek pembangunan ini untuk

menganalisis dan mengevaluasi perbedaan biaya awal serta penghematan biaya yang

dapat diperoleh dari penerapan Rekayasa Nilai (Value engineering), serta

mendapatkan pilihan alternatif material terbaik yang dapat digunakan untuk

mengganti rencana awal pekerjaan.

3.2.Jenis dan Sumber Data

Dalampenelitian ini dibutuhkan beberapa jenis data, yang terdiri dari data

primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data utama yang diperlukan dalam penelitian ini. Data

primer ini diperoleh dari pemilik proyek (owner). Data primer yang diperlukan untuk

penelitian adalah: rencana anggaran biaya (RAB), dan gambar kerja (shop drawing).

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung yang dibutuhkan dalampenelitian

ini.Data sekunder ini berupa data-data yang diperoleh dari studi literatur baik buku

referensi, jurnal, dan bahan bacaan lainnya.


(44)

3.3. Identifikasi Hasil Pengumpulan Data

Berdasarkan hasilpenelusuran analisa teknisbebanyangpalingbanyak

berpengaruhpada strukturportal(kolom,balok,sloof)adalahbebanmatiakibat

dindingdanplatlantai.Halini disebabkanolehbesarnyaberatjenisdaribahan

dindingbatubatayaitu1700kg/m3,danbahanplatlantaiberupabetonbertulangdeng

anberatjenis2400kg/m3.

Jika bisamengurangibebanyang bekerjapadastruktur,makadimensi

penampang struktur akan berkurang, volume struktur secara keseluruhan juga

akanberkurangsehinggadiperolehpenghematan daripekerjaanstruktur.Beban

matidapatdikurangidengancaramenggunakanmaterialbahandindingdan plat

lantai yang mempunyai berat jenis lebih ringan. Selain lebih ringan, bahan

alternatifharus diusahakanmempunyaikelebihandalamaspekketahanandan

efisiensi pelaksanaan tanpa mengurangi fungsinya, sehingga semakin

meningkatkannilaibangunan.

3.4.Metode Analisa Data

Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis dan evaluasi perbedaan biaya

awalmengevaluasi perbedaan biaya awal serta penghematan biaya yang dapat

diperoleh dari penerapan Rekayasa Nilai (Value engineering), serta mendapatkan

pilihan alternatif material terbaik yang dapat digunakan untuk mengganti rencana

awal pekerjaan.


(45)

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mencari informasi seperti: merumuskan masalah, mengumpulkan info dan

fakta, mengenali objek, mengkaji fungsi, dan mencatat biaya dari data

proyek.

2. Mencari ide alternatif, pendekatan kreatif, dan usaha penyederhanaan.

3. Melakukan analisis seperti identifikasi ide terbaik dan analisis biaya versus

fungsi

4. Merencanakan/mengambangkan alternatif terbaik, biaya untuk alternatif

terbaik, konsultasi spesialis, menggunakan standar

5. Penyajian dan tindak lanjut terhadap formulasi usulan, menyiapkan

penyajian, menggunakan human relation, dan memonitor kemajuan dan

tindak lanjut.

6. Menarik kesimpulan dan saran.


(46)

3.5.Bagan Alir Penelitian

TAHAP INFORMASI

TAHAP SPEKULASI

TAHAP ANALISIS

TAHAP

PENGEMBANGAN

TAHAP PENYAJIAN

IDENTIFIKASI DATA

ANALISA LATAR BELAKANG

TINJAUAN PUSTAKA REKAYASA NILAI

PENGAMBILAN DATA

PRIMER

SEKUNDER

EVALUASI

KESIMPULAN DAN SARAN


(47)

BAB 4

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1.Umum

Manajemen konstruksi biasanya memiliki kurun waktu yang dibatasi oleh

program-program yang sifatnya sementara dan berakhir bila sasaran dan tujuan

organisasi tercapai. Dan bila ada proyek konstruksi sejenis setelahnya biasanya

sasaran dan tujuannya lebih inovatif dengan modifikasi program-program

sebelumnya. Oleh karena itu, manajemen konstruksi memiliki definisi penerapan

fungsi-fungsi manajemen yangberupaperencanaan,pelaksanaan,dan

pengendaliansecarasistematispada suatu proyek dengan menggunakan sumber daya

yang ada secara efektif dan efisienagar tercapaitujuanproyeksecaraoptimal.Dan yang

dimaksuddengan proyekkonstruksiadalahsuatuusaha

untukmencapaisuatutujuantertentudalam bentukbangunan atauinfrastruktur

yangdibatasi olehwaktudansumber daya yangterbatas.

Apabilaevaluasisecarasistematisterhadapsuatu perencanaanmasihdapat

dilakukan untuk mencapai hasil yang lebih optimal dan maksimal tanpa

mengurangi fungsi dan kinerja teknis suatu konstruksi, maka perlu dilakukan

suatu kajianRekayasaNilai, yangmerupakansuatu programefisiensidengan

pendekatansistematis. Rekayasa nilai digunakan untuk mencari

alternatif-alternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih baik

/ lebih rendah dari harga yang telah direncanakan sebelumnya dengan batasan

fungsional dan mutu pekerjaan.


(48)

Pada penelitian ini akan dibuat rekayasa nilai (value engineering)dari

pembangunan kantor perkebunan yang beralamat di jalan kapten muslim no. 80,

Medan untuk menganalisis dan mengevaluasi perbedaan biaya awal serta

penghematan biaya yang dapat diperoleh dari penerapan konsep rekayasa nilai (value

engineering), serta mendapatkan pilihan alternatif material terbaik yang dapat

digunakan untuk menggantikan rencana awal pekerjaan. Pengerjaan rekayasa nilai

digunakan bantuan program SAP2000 untuk mempermudah perhitungan yang

dilakukan pada penelitian ini.

4.2.Tahap Informasi

Sesuai dengan rencana kerja (Job Plan) dalam rekayasa nilai, tahap yang

pertama kali dilalui adalah tahap informasi. Dimana pada tahap ini dilakukan

penggalian data informasi sebanyak mungkin mengenai desain yang diinginkan

dalam proyek tersebut. Baru dilanjutkan dengan identifikasi analisa fungsi, sehingga

diketahui item kerja mana yang memiliki elemen fungsi sekunder dengan biaya tidak

diperlukan cukup tinggi. Item kerja inilah yang nantinya akan dipilih untuk

dilanjutkan pada tahap rekayasa nilai berikutnya.

4.2.1 Pengumpulan Data

Data-data proyek yang digunakan untuk merekayasa nilai terdiri dari data

gambar dan rencana anggaran bangunan (RAB), yang akan dijelaskan sebagai

berikut:


(49)

4.2.1.1 Data Umum Proyek

Data-data umum yang diperoleh sebagai bahan informasi untuk penerapan

rekayasa nilai pada proyek pembangunan ini adalah:

1. NamaProyek : PembangunanKantor Perkebunan

2. LokasiProyek : Jl.Kapten Muslim No.80, Medan

3. Pemilik Proyek : CV. Seroja Mitra Mandiri

4. NilaiKontrak : Rp 3,949,670,960.35,00 ( termasuk PPN 10% )

5. Jumlah Lantai : 3 Lantai

4.2.1.2 Batasan Desain Perencanaan Gedung Proyek

Beberapa batasan desain perencanaan untuk material yang digunakan dalam

Pembangunan Gedung Kaantor Perkebunan adalah sebagai berikut:

1. Bahan semen yang digunakan adalah Portland Cement (PC) SNI-8

2. Batu bata merah SNI-10

3. Pasir SNI-3 pasal 14 ayat 2

4. Air PVBI-1983 pasal 9

5. Kayu segi jenis keras kelas I, Kayu semi, dan Kayu sembarang keras

6. Bahan penutup lantai dan dinding harus dari kualitas terbaik

7. Kunci dan pegangan pintu

8. Pekerjaan sanitary


(50)

4.2.2 Pemilihan Item Pekerjaan

Pemilihan item pekerjaan didasarkan pada data-data yang terdapat pada

Rencana Anggaran Biaya (RAB). Tahapan dalam pemilihan item pekerjaan ini yaitu

pemilihan item pekerjaan berdasarkan pengelompokan item pekerjaan menurut

divisinya berdasarkan master format, identifikasi item pekerjaan berbiaya tinggi dan

pemilihan item pekerjaan yang akan dianalisa pada tahap berikutnya. Penjelasan

mengenai masing-masing tahapan diuraikan selanjutnya.

Item kerja yang terdapat pada Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk

mendapatkan item-item pekerjaan yang belum dikerjakan yang mana item-item

pekerjaan tersebut dapat dilakukan rekayasa nilai. Item-item pekerjaan yang belum

dikerjakan tersebut antara lain adalah Pekerjaan Finishing, Pekerjaan Pintu dan

Jendela, Pekerjaan Pengecatan, Pekerjaan Sanitair, dan Pekerjaan Finishing lainnya

yang nilainya sebesar Rp. 1,383,506,165.57,-.

4.2.2.1 Pengelompokan Item Pekerjaan

Item kerja yang terdapat pada Rencana Anggaran Biaya (RAB)

dikelompokkan sesuai devisinya berdasarkan Master Format. Informasi mengenai

Master Format ini bisa dilihat pada situs berikut:

4.2.2.2 Identifikasi Item Pekerjaan Berbiaya Tinggi

Identifikasi ini dimaksudkan untuk mengetahui item pekerjaan yang berbiaya

tinggi. Dalam tugas akhir ini langkah yang digunakan adalah menyusun Cost Model

Proyek. Bagan Cost Model dapat dilihat pada Lampiran


(51)

Dari bagan Cost Model tersebut dilanjutkan dengan penyusunan Breakdown

Cost Model. Tabel Breakdown Cost Model tersebut dapat dilihat pada tabel berikut

ini

Tabel 4.1 Breakdown Cost Model

Rank Item Jumlah Biaya Biaya

(%)

Biaya Kumulatif

(%)

Item Kumulatif

(%)

0 0

1 Structural concrete Rp1,962,923,242.29 49.70 49.70 4.55

2 Brick Masonry Wall Rp250,521,350.00 6.34 56.04 9.09

3 Fasade & External Rp216,480,059.25 5.48 61.52 13.64

4 Ceramic Tiling Rp184,938,463.90 4.68 66.20 18.18

5

Self Contained Air

Conditioner Rp178,050,000.00 4.51 70.71 22.73

6 Electrical power

conductors & Cables Rp153,487,190.00 3.89 74.60 27.27

7 Windows Rp149,910,757.40 3.80 78.39 31.82

8 Septic Tank Rp118,704,805.78 3.01 81.40 36.36

9 Sanitary Rp99,054,489.05 2.51 83.91 40.91

10 Gypsum Panel Ceiling Rp92,436,036.00 2.34 86.25 45.45

11 Fire Alarm System Rp74,727,500.00 1.89 88.14 50.00

12 Hydrant Rp62,172,034.90 1.57 89.71 54.55

13 Sound Making system Rp57,844,000.00 1.46 91.18 59.09

14 Wall Covering Rp55,901,460.86 1.42 92.59 63.64

15 Doors Rp53,978,003.60 1.37 93.96 68.18

16 Roofing Rp52,942,601.99 1.34 95.30 72.73

17 Interior Painting Rp52,464,304.53 1.33 96.63 77.27

18 Sprinkler Rp50,313,302.31 1.27 97.90 81.82

19 Interior Lighting Rp42,294,210.00 1.07 98.97 86.36

20 Concrete Piles Rp27,834,482.96 0.70 99.68 90.91

21 Drain Rp6,936,916.34 0.18 99.85 95.45

22 Voids Rp5,755,749.19 0.15 100.00 100.00

Total Rp3,949,670,960.35


(52)

Dari Breakdown Cost Model tersebut dilakukan analisa untuk dapat

menentukan batasan item kerja berbiaya tinggi dengan menggunakan dasar hukum

distribusi Pareto

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Pareto

Hukum distribusi pareto menyatakan bahwa 80% dari total biaya yang terjadi

pada 20% item pekerjaan. Dikarenakan pada grafik hukum distribusi pareto diatas

tidak memenuhi hukum distribusi pareto maka digunakan pendekatan sebagai berikut  Batas biaya tinggi

1. Jika ∆C < ∆P maka 20% + ∆C = ... item pekerjaan 2. Jika ∆C > ∆P maka 20% + ∆P = ... item pekerjaan

0 20 40 60 80 100 120

0 5 9

14 18 23 27 32 36 41 45 50 55 59 64 68 73 77 82 86 91 95 100

B

iay

a K

u

m

u

lat

if

Item Kumulatif

Grafik Hukum Distribusi Pareto

Grafik Hukum Distribusi Pareto

73

20


(53)

Pendekatan nilai

Jika x = 20% ; maka y = 73%

Jika y = 80% ; maka x = 36%

∆P = 36% - 20% = 16% ∆C = 80% - 73% = 7%

Persentase Jumlah Item Pekerjaan

= 20% + ∆C = 20% + 7% = 27%

 Jadi jumlah item pekerjaan yang perlu untuk dilakukan rekayasa nilai adalah

sebanyak

= 27% x 22 item pekerjaan

= 6 item pekerjaan

Dari tabel breakdown cost model didapat 6 item pekerjaan berbiaya tinggi,

adalah :

1. Structural Concrete

2. Brick Masonry Wall

3. Fasade & external

4. Ceramic Tiling

5. Self Contained Air Conditioner

6. Electrical power conductors & Cable

4.2.2.3 Identifikasi Analisa Fungsi

Selanjutnya dari beberapa item kerja berbiaya tinggi yang terpilih, dilakukan

analisa fungsi yang bertujuan untuk mengklasifikasikan fungsi utama dan fungsi


(54)

penunjangnnya. Serta untuk mendapatkan perbandingan antara biaya (cost) dengan

nilai manfaat (worth) yang dibutuhkan untuk menghasilkan fungsi tersebut. Dari

analisa fungsi tersebut akan didapatkan item-item pekerjaan yang layak untuk

dilakukan rekayasa nilai yang kemudian akan dibuat alternatif-alternatifnya pada

tahap kreatif dan dianalisa pada tahap analisa.

Tabel 4.2 Analisa Fungsi Pekerjaan Fasade & External

TAHAP INFORMASI Analisa Fungsi

Proyek: Kantor Perkebunan Item: Fasade & external

Lokasi: Jl.Kapten Muslim No.80 Fungsi: Melapisi Dinding

No Komponen

Fungsi Cost Worth

Kata Kerja Kata Benda Jenis (Rp) (Rp)

1 Beton K-225 Melindungi Beton P 1,571,140.04 1,571,140.04

2 Besi Beton Memperkuat Beton S 2,733,582.60

3 Batu Alam Memperindah Dinding S 4,455,336.61

4 Aluminium Komposit panel, fasade A Melapisi Beton P 60,300,000.00 60,300,000.00

Total 69,060,059.25 61,871,140.04

Cost/Worth 1.116191801

Tabel 4.3 Analisa Fungsi Pekerjaan Brick Masonry Wall

TAHAP INFORMASI Analisa Fungsi

Proyek: Kantor Perkebunan Item: Brick Mansion Wall

Lokasi: Jl.Kapten Muslim No.80 Fungsi: Membatasi Ruangan

No Komponen

Fungsi Cost Worth

Kata Kerja Kata Benda Jenis (Rp) (Rp)

1 Batu Bata Merah Membatasi Ruangan P 98,975,086.54 98,975,086.54 2 Semen PC Merekatkan Batu Bata Merah P 91,962,928.98 91,962,928.98

3 Keramik Memperindah Dinding S 24,176,069.88

4 Cat Dinding Memperindah Dinding S 35,407,264.53

Total 250,521,349.93 190,938,015.5

Cost/Worth 1,312055901


(55)

Tabel 4.4 Analisa Fungsi Pekerjaan Ceramic Tiling

TAHAP INFORMASI Analisa Fungsi

Proyek: Kantor Perkebunan Item: Ceramic Tiling

Lokasi: Jl.Kapten Muslim No.80 Fungsi: Melapisi Lantai

No Komponen

Fungsi Cost Worth

Kata Kerja Kata Benda Jenis (Rp) (Rp)

1 Keramik 30 x 30 cm Melapisi Pelat S 5,478,930.90

2 Keramik Homogenous 60 x 60 cm Melindungi Pelat P 179,460,533.00 179,460,533.00

Total 184,939,463.90 179,460,533.00

Cost/Worth 1.030530005

Tabel 4.5 Analisa Fungsi Pekerjaan Self Contained Air Conditioner

TAHAP INFORMASI Analisa Fungsi

Proyek: Kantor Perkebunan Item: Self Contained Air Conditioner

Lokasi: Jl.Kapten Muslim No.80 Fungsi: Mendinginkan Ruangan

No Komponen

Fungsi Cost Worth

Kata Kerja Kata Benda Jenis (Rp) (Rp)

1 AC Wall Split, 24000 BTUH Mendinginkan Ruang P 125,550,000.00 125,550,000.00 2 AC Wall Split, 12000 BTUH Mendinginkan Ruang P 40,500,000.00 40,500,000.00

3 Panel AC komplete + arde Melengkapi AC S 12,000,000.00

Total 178,050,000.00 166,050,000.00

Cost/Worth 1.072267389

Tabel 4.6 Analisa Fungsi Pekerjaan Roofing

TAHAP INFORMASI Analisa Fungsi

Proyek: Kantor Perkebunan Item: Roofing

Lokasi: Jl.Kapten Muslim No.80 Fungsi: Menutupi Atap

No Komponen

Fungsi Cost Worth

Kata Kerja Kata Benda Jenis (Rp) (Rp) 1 Rangka Baja Ringan Memperkuat Atap P 35,770,448.40 35,770,448.40 2 Atap Metal Melindungi Atap P 17,171,653.59 17,171,653.59

Total 52,942,101.99 35,770,448.40

Cost/Worth 1.000000000


(56)

Berdasarkan hasil analisa cost/worth pada masing-masing item pekerjaan

diatas mempunyai nilai c/w > 1 yang artinya ada biaya yang tidak diperlukan

sehingga dapat dilakukan rekayasa nilai. Pada tugas akhir ini yang akan dihitung

rekayasa nilainya hanya pada bagian Brick Masonry Wall.

4.3 Tahap Kreatif

Tahap kreatif bertujuan untuk memperoleh alternatif desain sebanyak

mungkin dengan memenuhi batasan-batasan yang telah ditentukan. Untuk memenuhi

persyaratan tersebut, maka perlu dilakukan usaha-usaha sebagai berikut:

a. Melakukan Brainstorming dengan pihak berpengalaman untuk

mengkonfirmasikan material yang digunakan agar sesuai dengan

batasan-batasan yang telah ditentukan.

b. Berpikir kreatif, yaitu menghilangkan fungsi sekunder yang mungkin dari

item kerja tersebut, mengganti fungsi dasar dan sistem yang ada

c. Melakukan pemilihan material seselktif mungkin karena menyangkut nilai

estetika dan bangunan proyek studi

d. Teknologi pelaksanaan dari material yang digunakan digali dalam

batasan-batasan teknis yang diijinkan.


(57)

Berikut ini merupakan alternatif desain pada tahap kreatif:

Tabel 4.7 Alternatif Pekerjaan Brick Masonry Wall Tahap Spekulasi Pengumpulan Alternatif Proyek : Pembangunan Kantor Perkebunan

Lokasi : Jl. Kapten Muslim No.80 Item : Brick Masonry Wall Fungsi : Membatasi Ruangan

No. Alternatif

A0 Desain Original

Dinding Batu Bata Merah, Spesi (PC+PP), Plesteran Dinding (PC+PP), Cat Vinilex A1 Dinding Hollow Block

A2 Dinding Partisi Gypsum board, Hollow A3

Dinding Panel Hebel, spesi thin bedmortar PM 100, plesteran ready mix plaster TM 200, cat vinilex

A4 Dinding PVC, tanpa rangka dan finishing(painted) A5

Dinding Bata ringan, spesi thin bedmortar PM 100, plesteran ready mix plaster TM 200, cat vinilex

A6 Dinding Beakwood (1 lapis) tanpa rangka A7 Pembatas Ruangan berupa rotan

A8 Pembatas Ruangan berbahan Block board A9 Aquarium

A10 Lemari

4.4 Tahap Analisa

Setelah pada tahap sebelumnya dilakukan penggalian alternatif-alternatif

desain, untuk tahap analisa ini dilakukan pemilihan alternatif terbaik dari sekian

alternatif tersebut. Dimana seperti penjelasan pada bab sebelumnya, analisa untuk

memilih alternatif yang dilakukan pada tahap ini meliputi analisa biaya sklus hidup

proyek, dan analisa pemilihan alternatif.

4.4.1 Analisa Keuntungan dan Kerugian

Analisa keuntungan dan kerugian ini dilakukan dengan cara melakukan

diskusi dan pengisian kuisioner dengan tim berpengalaman untuk memilihh 2 sampai


(58)

3 alternatif terbaik dari seluruh alternatif yang dihasilkan pada tahap kreatif

berdasarkan nilai keuntungan dan kerugiannya. Penilaian dari setiap item kerja ini

bersifat kualitatif, yaitu dengan memberikan rangking untuk setiap item kerja sesuai

urutan keuntungan dan kerugiannya.

Skala penilaian dalam memberikan bobot pada analisa keuntungan dan

kerugian, terdapat pada tabel 4.8 dibawah ini.

Tabel 4.8 Skala Penilaian Pemberian Bobot Pada Analisa Keuntungan dan Kerugian

No. Parameter Kriteria Nilai

1 Biaya Sangat Murah 8

Murah 6

Mahal 4

Sangat Mahal 2

2 Estetika Sangat indah 8

Indah 6

Jelek 4

Sangat Jelak 2

3 Tingkat Pelaksanaan

Sangat Mudah 8

Mudah 6

Sulit 4

Sangat Sulit 2

4 Tingkat Keawetan

Sangat awet 8

Awet 6

Tidak Awet 4

Sangat Tidak

Awet 2

5 Tingkat Perawatan

Sangat Mudah 8

Mudah 6

Sulit 4

Sangat Sulit 2

6 Waktu

Pelaksanaan

Sangat Cepat 8

cepat 6

Lama 4

Sangat Lama 2

7 Tingkat Kekuatan

Sangat Kuat 8

Kuat 6

Tidak Kuat 4

Sangat tidak Kuat 2

8 Tingkat Sangat Ramah 8


(59)

Keramahan Terhadap Lingkungan

Ramah 6

Tidak Ramah 4

Sangat Tidak

Ramah 2

9 Tingkat Keprivasian

Sangat privat 8

privat 6

Tidak Privat 4

Sangat Tidak

Privat 2

Tabel 4.9 Analisa Keuntungan dan Kerugian pada Pekerjaan Brick Masonry Wall

TAHAP ANALISA Analisa Biaya Siklus Hidup Proyek Proyek : Proyek Pembangunan Kantor Perkebunan

Lokasi : Jl. Kapten Muslim No.80 Medan Item : Brick Masonry Wall

Fungsi : Membatasi Ruangan

No. Alternatif Keuntungan Kerugian

A1 Hollow Block

1. Biaya: 1. Estetika

a. Lebih Hemat Biaya a. Batako ini adalah bahan kelas dua yang

terkadang membuat nilai jual kembali bangunan jatuh

b. Dapat menghemat plesteran lebih hingga 75% 2. Tingkat Pelaksanaan

a. Pemasangannya lebih mudah 2. Tingkat Keawetan

b. Penggunaan rangka beton pengaku relatif lebih banyak a. Rapuh dan mudah pecah

b. Menyerap air sehingga menyebabkan

lembab pada tembok 3. Waktu pelaksanaan

a. Pemasangan relatif lebih cepat

3. tingkat Kekuatan

a. Kekuatannya rendah

b. Mudah terjadi retak pada dinding

c. mudah dilubangi karena terdapat

lubang

4. Tingkat Keramahan terhadap

lingkungan

a. Kurang nyaman dan lebih panas

5. Tingkat Keprivasian

a. Nilai kedap suara rendah

A2 Partisi Gypsum,

Hollow Block

1. Biaya: 1. Tingkat keprivasian

a. Ekonomis dan murah a. Sifat bahannya yang kurang menjamin

faktor keamanan dari gangguan luar

2. Estetika

a. Sesuai untuk berbagai ukuran penyelesaian

b. Memungkinkan flexibilitas dalam hal desain

3. Tingkat Pelaksanaan


(60)

a. Jika dibongkar, papan gypsum dapat digunakan kembali dan pelaksanaan mudah

4. Tingkat keawetan

a. Tidak mudah terbakar

5. Tingkat Perawatan

a.Jika terkena bercak, maka cukup bagian yang terkena saja yang harus dipotong dan dapat ditambal kembali

b. Hanya cukup diberi cat tembok

6. waktu pelaksanaan

a. Sangat cepat

7. tingkat kekuatan

a. Tidak mambawa beban karena ringan

b. Memiliki kelendutan yang minimum c. Memiliki daya tahan dan stabilitas tinggi 8. Tingkat Keramahan terhadap lingkungan a. Tidak merusak lingkungan dan tidak berbahaya

A3 Dinding Panel Hebel, spesi thin bed mortar PM 100, plesteran ready mix plaster TM 200, cat vinilex

1. Tingkat perawatan 1. Biaya

a. Perawatan mudah a. Mereka dapat menjadi mahal karena proses manufaktur khusus transpotasi

2. Tingkat pelaksanaan a. Mengurangi kehilangan material

b. Mengatasi kekurangan tenaga kerja

c. Pelaksanaan yang mudah d.Mengurangi kesulitan dilokasi 3. Tingkat keawetan

a. Kedap air

4. Waktu Pelaksanaan a. Pelaksanaan cepat 5. Tingkat kekuatan

a. Kuat tekan yang tinggi

b. Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa 6. Tingkat keramahan terhadap lingkungan a. Berwawasan lingkungan

7. Tingkat keprivasian

a. Dinding panel mengurangi getaran dan memiliki sendi yang lebih sehingga berpotensi mengurangi suara yang melewatinya

A4 Dinding PVC, tanpa rangka dan finishing (painted) 1. Biaya

a. Biaya relatif murah b. Bebas biaya perawatan 2. Estetika

a. Memberikankan penampilan yang indah dan banyak motif pilihan


(61)

3. Tingkat Pelaksanaan

a. Pemasangan yang mudah

b. Ringan dan bebas rangka c. Tanpa perlu adanya finishing 4. Tingkat keawetan a. Tahan air b. Anti rayap

c. Namun kurang tahan terhadap cuaca 5. Tingkat perawatan

a. Mudah dibersihkan dan tidak perlu pengecatan ulang 6. Waktu pelaksanaan

a. Pelaksanaan cepat 7. Tingkat kekuatan a. Tidak merambat api

A5 Dinding Bata ringan, spesi thin bedmortar PM 100, plesteran ready mix plaster TM 200, cat vinilex 1. Tingkat pelaksanaan

a. Tidak diperlukan spesi yang terlalu tebal b. Ringan

c. Mudah dalam pemotongan cukup menggunakan gergaji 2. Tingkat keawetan

a. Kedap air b. Tahan api 3. Tingkat perawatan

a. Perawatan dinding cukup mudah 4. Waktu pelaksanaan

a. Lebih cepat 5. Tingkat kekuatan

a. Kuat tekan yang tinggi

b. Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa 6. Tingkat keramahan terhadap lingkungan

a. Relatif lebih ramah lingkungan 7. Tingkat privasi

a. Mempunyai kekedapan suara yang baik 8. Biaya

a. Harga relatif mahal

b. Ringannya material dinding berakibat volume struktur bangunan seperti kolom, balok, plat lantai, dan pondasi bisa direduksi


(1)

Gambar Lintang dari Program SAP 2000

Gambar Penulangan Balok dan Kolom 3 dimensi pada program SAP 2000


(2)

Dari Program SAP 2000 di dapat hasil:

Tulangan lentur pada kolom

Nama Kolom

Dimensi

Kolom Tulangan lentur (A) Tulangan lentur (A1) Tulangan lentur (A2)

Kolom 1 35x35 2355,049 2309,038 2324,088

kolom 2 35x35 1549,002 1502,097 1522,096

kolom 3 20x20 702,087 676,022 6911,043

kolom P 15x15 449,001 421,993 440,132

Untuk kolom 1:

o

Tulangan perlu A= 2355,049 mm

2

Maka digunakan: 12D 16, A= 2413 mm

2

> 2355,049 mm

2

... ok

o

Tulangan perlu A1= 2309,038 mm

2

Maka digunakan 12D 16, A=2413 mm

2

> 2309,038 mm

2

...ok

o

Tulangan perlu A2= 2324,008 mm

2

Maka digunakan 12D 16, A=2413 mm

2

> 2324,008 mm

2

...ok

Dan seterusnya sampai Kolom P.

Maka di dapat hasil:

Nama

kolom

Dimensi kolom

Tulangan akibat dinding A0

Tulangan akibat dinding A1

Tulangan akibat dinding A2

Kolom 1 35x35 12D 16 12D 16 12D 16

Kolom 2 35x35 8D 16 8D 16 8D 16

Kolom 3 20x20 4D 16 4D 16 4D 16

Kolom P 15x15 4D 12 4D 12 4D 12

Tulangan Lentur pada Balok (Hasil dari Program SAP 2000)

Nama Balok

Dimensi Balok

Tulangan lentur (A) Tulangan lentur (A1) Tulangan lentur (A2) Tulangan Atas Tulangan Bawah Tulangan Atas Tulangan Bawah Tulangan Atas Tulangan Bawah

Balok 1 25x40 757,088 398,771 702,112 367,009 721,234 388,123

Balok 2 25x40 1001,012 389,565 985,097 354,889 996,089 384,008

Balok 3 25x40 1400,878 595,066 1208,886 489,034 1308,138 535,869

Balok 4 25x40 1119,465 376,008 1008,098 254,998 1106,677 379,003


(3)

Balok 5 25x40 1000,086 888,087 983,076 854,765 994,864 876,555

Balok 6 25x40 1109,432 800,966 1006,546 607,008 1101,889 708,997

Balok 7 25x40 750,987 366,007 700,098 243,007 718,776 370,886

Balok 8 25x40 749,001 365,334 700,001 245,667 716,016 365,162

Balok 9 25x40 600,543 359,777 502,087 234,878 554,855 360,111

Balok

A 20x30 388,667 167,001 144,998 129,111 200,976 184,445

Balok

1' 15x30 254,008 164,223 143,997 128,224 187,334 179,223

Untuk balok 1:

o

Tulangan perlu bagian atas A = 757,008 mm

2

Maka digunakan : 4D 16; A= 804 mm

2

> 757,008 mm

2

...ok

o

Tulangan perlu bagian bawah A = 398,771 mm

2

Maka digunakan : 2D 16; A= 402 mm

2

> 398,771mm

2

...ok

o

Tulangan perlu bagian atas A1 = 702,112 mm

2

Maka digunakan : 4D 16; A= 804 mm

2

> 702,112 mm

2

...ok

o

Tulangan perlu bagian bawah A1 = 367,009 mm

2

Maka digunakan : 2D 16; A= 402 mm

2

> 367,009mm

2

...ok

o

Tulangan perlu bagian atas A2 = 721,234mm

2

Maka digunakan : 4D 16; A= 804 mm

2

> 721,234mm

2

...ok

o

Tulangan perlu bagian bawah A2 = 388,123 mm

2

Maka digunakan : 2D 16; A= 402 mm

2

> 388,123 mm

2

...ok

Dan seterusnya sampa balok 1’.

Maka di dapat hasil :

Nama balok

Dimensi Balok

Tulangan akibat dinding

A0 Tulangan akibat dinding A1 Tulangan akibat dinding A2

tul atas tul bawah tul atas tul bawah tul atas tul bawah

Balok 1 25x40 4D 16 2D 16 4D 16 2D 16 4D 16 2D 16

Balok 2 25x40 5D 16 2D 16 5D 16 2D 16 5D 16 2D 16

Balok 3 25x40 7D 16 3D 16 7D 16 3D 16 7D 16 3D 16

Balok 4 25x40 6D 16 2D 16 6D 16 2D 16 6D 16 2D 16

Balok 5 25x40 5D 16 5D 16 5D 16 5D 16 5D 16 5D 16

Balok 6 25x40 6D 16 4D 16 6D 16 4D 16 6D 16 4D 16

Balok 7 25x40 4D 16 2D 16 4D 16 2D 16 4D 16 2D 16

Balok 8 25x40 4D 16 2D 16 4D 16 2D 16 4D 16 2D 16

Balok 9 25x40 3D 16 2D 16 3D 16 2D 16 3D 16 2D 16

Balok A 20x30 3D 13 2D 13 2D 13 2D 13 2D 13 2D 13

Balok 1' 15x30 2D 13 2D 13 2D 13 2D 13 2D 13 2D 13


(4)

Tulangan Geser pada Kolom (dari hasil SAP 2000)

Nama

Kolom

Dimensi

Kolom Tulangan geser (A) Tulangan geser (A1) Tulangan geser (A2)

Kolom 1 35x35 0,315 0,276 0,285

kolom 2 35x35 0,302 0,268 0,274

kolom 3 20x20 0,298 0,239 0,243

kolom P 15x15 0,289 0,201 0,216

Untuk Kolom 1:

o

Av/s perlu= 0,315mm

2

/mm

Digunakan tulangan diameter 8mm (Av=100,57 mm

2

) dan diambil jarak

(s):150mm

Av/s Aktual = 100,57/150= 0,67 mm

2

/mm> 0,351 mm

2

/mm

Sehinggga di pakai

Ø8-150

o

A1v/s perlu= 0,276 mm

2

/mm

Digunakan tulangan diameter 8mm (Av=100,57 mm

2

) dan diambil jarak

(s):150mm

A1v/s Aktual = 100,57/150 = 0,67 mm

2

/mm> 0,276 mm

2

/mm

Sehinggga di pakai

Ø8-150

o

A2v/s perlu= 0,285 mm

2

/mm

Digunakan tulangan diameter 8mm (Av=100,57 mm

2

) dan diambil jarak

(s):150mm

A1v/s Aktual = 100,57/150 = 0,67 mm

2

/mm> 0,285 mm

2

/mm

Sehinggga di pakai

Ø8-150

Dan seterusnya sampai kolom P.

Maka didapat hasil :

Nama kolom

dimensi

kolom Tulangan akibat dinding A0 Tulangan akibat dinding A1 Tulangan akibat dinding A2

Kolom 1 35x35 Ø8-150 Ø8-175 Ø8-175

Kolom 2 35x35 Ø8-150 Ø8-175 Ø8-175

Kolom 3 20x20 Ø8-150 Ø8-200 Ø8-200

Kolom P 15x15 Ø8-150 Ø8-225 Ø8-225

Tulangan Geser padaBalok (dari hasil SAP 2000)

Nama Balok Dimensi Balok Tulangan Geser (A) Tulangan geser (A1) Tulangan Geser (A2)


(5)

Balok 1 25x40 0,401 0,252 0,254

Balok 2 25x40 0,402 0,254 0,278

Balok 3 25x40 0,388 0,254 0,277

Balok 4 25x40 0,387 0,256 0,277

Balok 5 25x40 0,379 0,257 0,268

Balok 6 25x40 0,345 0,258 0,265

Balok 7 25x40 0,345 0,258 0,269

Balok 8 25x40 0,356 0,254 0,267

Balok 9 25x40 0,358 0,257 0,253

Balok A 20x30 0,340 0,254 0,265

Balok 1' 15x30 0,337 0,255 0,276

Untuk balok 1:

o

Av/s perlu= 0,401mm

2

/mm

Digunakan tulangan diameter 8mm (Av=100,57 mm

2

) dan diambil jarak

(s):150mm

Av/s Aktual = 100,57/150= 0,67 mm

2

/mm> 0,401 mm

2

/mm

Sehinggga di pakai

Ø8-150

o

A1v/s perlu= 0,252 mm

2

/mm

Digunakan tulangan diameter 8mm (Av=100,57 mm

2

) dan diambil jarak

(s):175mm

A1v/s Aktual = 100,57/175 = 0,574 mm

2

/mm> 0,252 mm

2

/mm

Sehinggga di pakai

Ø8-175

o

A2v/s perlu= 0,254 mm

2

/mm

Digunakan tulangan diameter 8mm (Av=100,57 mm

2

) dan diambil jarak

(s):175mm

A1v/s Aktual = 100,57/175 = 0,574 mm

2

/mm> 0,254 mm

2

/mm

Sehinggga di pakai

Ø8-175

Dan seterusnya sampai balok 1’.

Maka didapat hasil:

Nama balok Dimensi

Balok Tulangan akibat dinding A0 Tulangan akibat dinding A1 Tulangan akibat dinding A2

Balok 1 25x40 Ø8-150 Ø8-200 Ø8-200

balok 2 25x40 Ø8-150 Ø8-200 Ø8-200

balok 3 25x40 Ø8-150 Ø8-200 Ø8-200

balok 4 25x40 Ø8-150 Ø8-200 Ø8-200

balok 5 25x40 Ø8-150 Ø8-200 Ø8-200

balok 6 25x40 Ø8-150 Ø8-200 Ø8-200


(6)

balok 7 25x40 Ø8-150 Ø8-200 Ø8-200

balok 8 25x40 Ø8-150 Ø8-200 Ø8-200

balok 9 25x40 Ø8-150 Ø8-200 Ø8-200

balok A 20x30 Ø8-150 Ø8-225 Ø8-225

balok 1' 15x30 Ø8-150 Ø8-250 Ø8-250