26
R
Mj
: return indeks pasar pada periode estimasi ke-j yang dapat
dihitung dengan rumus R
Mj
= IHSG
j
- IHSG
j-1
IHSG
j-1
dengan IHSG adalah Indeks Harga Saham Gabungan
i,j
: kesalahan residu sekuritas ke-I pada periode estimasi ke-j Kelebihan perhitungan menggunakan market model adalah menggunakan
data perhari selama periode estimasi sehingga data tersebut mendekati realisasi ekspektasi yang sesungguhnya.
3. Market-Adjusted Model
Model sesuaian-pasar market-adjusted model mengangap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimsi return suatu sekuritas adalah
return indeks pasar pada saat tersebut. Kelebihan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model
estimasi, karena return sekuitas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. Kelemahan perhitungan menggunakan market-
adjusted model adalah return ekspektasian sama dengan return indeks pasar.
2.8. Pengembangan Hipotesis
1. Manajemen Laba dan Return Saham
Salah satu penyebab kesulitan dalam penetapan harga jual di pasar perdana adalah tidak adanya informasi harga yang relevan. Hal ini
disebabkan oleh kenyataan bahwa sebelum pelaksanaan penawaran perdana saham perusahaan belum diperdagangnkan. Baik calon investor
27
maupun issuer dan penjamin emisi sama-sama menghadapi kesulitan untuk menilai dan menentukan harga wajar suatu IPO. Salah satu
informasi yang relevan adalah laporan keuangan yang terdapat di prospektus Gumanti, 2001. Informasi-informasi dalam prospektus ini
akan memberikan gambaran mengenai kondisi, prospek ekonomi, rencana investasi, serta ramalan laba dan dividen yang akan dijasikan dasar dalam
pembuatan keputusan rasional mengenai risiko dan nilai saham yang ditawarkan perusahaan. Informasi ini dibutuhkan investor untuk menilai,
menentukan, dan membuat keputusan apakah perusahaan bersangkutan merupakan perusahaan yang layak dipilih sebagai tempat untuk
menginvestasikan dananya Sulisyanto, 2008. Ketika prospektus merupakan satu-satunya informasi yang
digunakan oleh investor untuk memutuskan berinvestasi pada perusahaan yang sedang IPO maka akan terjadi asimetri informasi yang tinggi antara
manajemen dengan pihak eksternal. Asimetri informasi ini terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak dibandingkan
dengan pihak eksternal mengenai kondisi perusahaan. Hal ini memberikan peluang kepada pihak manajemen untuk melakukan manajemen laba
Teoh et al., 1998. Rangan 1998 dalam Joni dan Jogiyanto 2008 menunjukkan bahwa koefisien regresi hubungan antara akrual diskresioner
dan return saham adalah negatif. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan adalah:
H1: Manajemen laba berpengaruh terhadap return saham.
28
2. Manajemen Laba, Kualitas Audit, Return Saham
Laba tercipta dari sebuah proses akuntansi yang memberikan kebebasan bagi para penyusunnya untuk memilih metode akuntansi.
Manajer dapat menggunakan kebijakannya untuk menetapkan waktu dan jumlah dari pendapatan dan biaya yang terjadi dalam perusahaan Assih et
al., 2005 dalam Kusumawardhani dan Siregar, 2009. Mengingat pentingnya peranan laba dalam berbagai proses pengambilan keputusan,
terdapat tendensi bagi manajer untuk mempengaruhi laba yang dilaporkan perusahaan dengan berbagai motif tertentu, yang dikenal dengan nama
manajemen laba atau earnings management Kusumawardhani dan Siregar, 2009.
Manajemen laba merupakan rekayasa pelaporan keuangan dalam batas-batas tertentu yang tidak melanggar standar pelaporan keuangan. Hal
ini dilakukan oleh manajemen dengan memanfaatkan wewenangnya dalam memilih metode akuntansi yang diizinkan oleh standar akuntansi. Manajer
memiliki fleksibilitas dalam membuat pilihan metode maupun kebijakan akuntansi dari berbagai alternatif metode dan kebijakan akuntansi yang
ada, yang menurut manajer paling menguntungkan pada periode pelaporan. Fleksibilitas yang terdapat dalam standar akuntansi pada
akhirnya menyebabkan tindakan tersebut sah dengan sendirinya Mawarti, 2007.
29
Manajemen laba dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain melaporkan laba perusahaan lebih tinggi, meratakan atau lebih rendah
pada laporan keuangan dibandingkan laba yang sesungguhnya diperoleh perusahaan. Mursalim 2005 dalam Tarjo 2008 menyatakan bahwa ada
kecenderungan bahwa investor melihat dari sisi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, karena dengan semakin besar laba
mencerminkan bahwa perusahaan memiliki prospek yang lebih bagus di masa yang akan datang. Apabila laba yang dilaporkan perusahaan tinggi
maka investor akan tertarik membeli saham perusahaan. Semakin tinggi permintaan akan saham perusahaan akan meningkatkan volume
perdagangan saham dan harga saham Tarjo, 2008. Syaiful 2002 meneliti hubungan manajemen laba dengan return
saham perusahaan yang terdaftar di BEJ. Penelitian dilakukan terhadap 44 perusahaan yang melakukan IPO pada 1991-1994. Hasilnya menunjukkan
bahwa return saham pada perioda satu tahun setelah IPO rendah. Tetapi penelitian ini tidak berhasil menemukan hubungan antara manajemen laba
dan return saham. Ardiati 2003 meneliti hubungan manajemen laba terhadap return saham dengan menggunakan kualitas audit sebagai
variabel pemoderasi. Sampel penelitian terdiri atas 78 perusahaan pada perioda 1995-2000. Hasilnya menunjukkan bahwa manajemen laba
berpengaruh positif terhadap return pada perusahaan yang diaudit KAP
30
Big 4 dan berpengaruh negatif pada perusahaan yang diaudit KAP Non- Big 4. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan adalah:
H2: Kualitas audit mempengaruhi hubungan antara manajemen laba dengan return saham.
31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari objek yang akan diteliti Sugiyono, 2000. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang melakukan IPO di
Bursa Efek Indonesia tahun 2001 sampai tahun 2010. Sampel merupakan bagian kecil dari populasi yang mempunyai ciri dan sifat
yang sama dan dianggap dapat mewakili populasi tersebut Sugiyono, 2000. Teknik penentuan sampel yang dilakukan pada penelitian ini bersifat tidak acak
non-random sampling yaitu purposive sampling. Pada jenis sampel-sampel ini, anggota sampel ditentukan berdasarkan ciri tertentu yang dianggap mempunyai
hubungan erat dengan ciri populasi Sugiyono, 2000. Kriteria sampel pada penelitian ini adalah:
1. Perusahaan non keuangan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia
tahun 2001 - 2010. 2.
Mempublikasikan prospektus selama periode pengamatan. 3.
Mempublikasikan laporan auditor independen selama periode pengamatan. 4.
Mempublikasikan harga saham selama periode pengamatan.