Agency Theory TINJAUAN PUSTAKA

13 4. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek Setelah selesai melakukan penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut dicatatakan di Bursa Efek. Di Indonesia, saham dicatatkan di Bursa Efek Indonesia BEI.

2.3. Agency Theory

Hubungan kerja sama antarpihak yang melibatkan otorisasi dan pertanggungjawaban dikenal dengan sebutan hubungan keagenan. Hubungan ini muncul jika dua pihak atau lebih melakukan kerja sama yang melibatkan pelimpahan wewenang atau otorisasi untuk melaksanakan sesuatu yang diisyaratkan dalam batas tertentu. Sebagai konsekuensinya penerima wewenang wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan wewenang otorisasi yang telah diterimanya. Pihak yang melimpahkan wewenang disebut dengan prinsipal dan pihak yang menerima wewenang serta wajib mempertanggungjawabkan wewenang yang diterimanya disebut dengan agen. Hubungan ini diatur dan dituangkan dalam kontrak yang diharapkan merupakan kontrak yang efisien. Isi kontrak mengatur tentang informasi perusahaan juga mengatur tentang kepastian- kepastian kerja dan imbalan reward yang diterima agen Eisenhardt,1989 dalam Astika, 2008. Jensen dan Meckling 1976 dalam Haryono 2005 mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak satu atau lebih principal pemilik menggunakan orang lain atau agen manajer untuk menjalankan aktivitas perusahaan. Di dalam teori keagenan, yang dimaksud dengan principal adalah 14 pemegang saham atau pemilik, sedangkan agen adalam manajemen yang mengelola harta pemilik. Principal menyediakan fasilitas dan dana untuk kebutuhan operasi perusahaan. Agen sebagai pengelola berkewajiban untuk mengelola perusahaan sebagaimana dipercayakan pemegang saham principal, untuk meningkatkan kemakmuran principal melalui peningkatan nilai perusahaan. Sebagai imbalannya agen akan memperoleh gaji, bonus, dan berbagai kompensasi lainnya. Praktik di perusahaan ternyata agen dalam aktivitasnya kadangkala tidak sesuai dengan kontrak kerja yang disepakati di awal untuk meningkatkan kemakmuran pemegang saham, melainkan lebih cenderung untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Para manajemen perusahaan mempunyai kecenderungan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan biaya ditanggung oleh pihak lain Sanjaya, 2004 dalam Haryono, 2005. Penyebab timbulnya konflik kepentingan karena para pengambil keputusan tidak perlu menanggung risiko sebagai akibat adanya kesalahan dalam pengambilan keputusan bisnis atau tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan. Risiko tersebut sepenuhnya ditanggung oleh para pemilik. Karena tidak menanggung risiko dan tidak mendapat tekanan dari pihak lain dalam mengamankan investasi para pemegang saham. Penyebab lain konflik keagenan karena karena pemegang saham hanya berkepentingan dengan risiko sistematik saham perusahaan, karena mereka melakukan investasi portfolio. Sedangkan manajer berkepentingan dengan risiko perusahaan secara keseluruhan sehingga 15 timbul ketidaksinkronan kepentingan antara manajer dan pemegang saham Sanjaya, 2004 dalam Haryono, 2005.

2.4. Asimetri Informasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

14 239 98

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP INITIAL RETURN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 3 19

ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia)

0 14 20

Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba dengan Fee Audit sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek)

1 13 109

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KECERDASAN INVESTOR SEBAGAI VARIABEL PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KECERDASAN INVESTOR SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terd.

0 2 9

Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Jakarta).

0 1 6

Pengaruh manajemen laba terhadap return saham dengan kecerdasan investor sebagai variabel pemoderasi : studi empiris pada perusahaan manufaktur yang melakukan SEO dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2001-2011.

0 0 92

PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2013.

0 0 18

PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP INITIAL RETURN PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Listing di BEI).

0 0 124

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KUALITAS LABA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris pada Perusahaan non-keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014)

0 0 104