BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara garis besar kosumsi rumah tangga dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kebutuhan pokok primer dan kebutuhan penunjang sekunder.
Yang tergolong kebutuhan primer adalah sandang, pangan, dan perumahan. Sedangkan kebutuhan sekunder meliputi kelompok kebutuhan yang tidak selalu
menuntut kebutuhan. Masing-masing rumah tangga mempunyai perilaku konsumsi yang
berbeda-beda mencakup apa saja yang dikonsumsi. Berapa banyak yang akan dikonsumsi dan bagaimana mengkonsumsinya. Hal yang sangat wajar bila rumah
tangga yang berpendapatan besar akan melakukan konsumsi lebih banyak dibanding yang berpendapatan rendah Pracoyo, 2005.
Pada dasarnya pembangunan ekonomi bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan pendapatan
masyarakat. Dengan pendapatan meningkat, maka kebutuhan hidup semakin tercukupi, kesejahteraan penduduk akan meningkat Munandir, 2002.
Tingkat kesejahteraan rumah tangga dapat dilihat dari besarnya konsumsi atau pengeluaran yang dikeluarkan oleh rumah tangga, peningkatan konsumsi atau
pengeluaran rumah tangga, terutama pengeluaran non pangan, menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan rumah tangga yang bersangkutan. Rumah
tangga dengan pendapatan rendah akan mendahulukan pengeluaran untuk pangan dibanding dengan kebutuhan non pangan. Pada kelompok masyarakat seperti ini
terlihat bahwa sebagian besar pendapatannya digunakan untuk konsumsi pangan.
Universitas Sumatera Utara
Pengeluaran untuk konsumsi pangan dan non pangan berkaitan erat dengan tingkat pendapatan masyarakat. Di negara yang sedang berkembang,
pemenuhan kebutuhan makanan masih menjadi prioritas utama, karena untuk memenuhi kebutuhan gizi Suryana, 2002.
Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran tingkat pendapatan masyarakat. Semakin tinggi tingkat
pendapatan maka proporsi pengeluaran akan bergeser dari pengeluaran pangan ke pengeluaran non pangan. Proporsi pengeluaran masyarakat dengan tingkat
pendapatan tinggi terhadap kebutuhan non pangan seperti : perumahan, barang dan jasa, pakaian, dan barang tahan lama kendaraan, perhiasan, dan sebagainya
biasanya lebih besar dibanding masyarakat dengan tingkat pendapatan yang lebih rendah Santosa, 2008.
Tanggungan keluarga juga merupakan salah satu indikator ekonomi yang menunjukkan kecenderungan semakin tinggi jumlah tanggungan, semakin berat
ekonomi yang ditanggung. Hal ini disebabkan biaya konsumsi semakin tinggi sehingga sebagian besar pendapatan keluarga digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pangan, sehingga sangat kecil kemungkinan dapat menabung. Jumlah tanggungan keluarga menunjukkan banyaknya orang yang ditanggung oleh kepala
keluarga. Adapun orang yang ditanggung adalah istri, anak, orang tua, saudara, dan orang lain yang tinggal serumah atau di luar rumah tetapi menjadi tanggungan
kepala keluarga. Kabupaten tanah Karo merupakan daerah yang memiliki lahan pertanian
yang cukup potensial dan ditargetkan menjadi ikon bidang pertanian di Indonesia. Kabupaten Karo memiliki lahan pertanian yang cukup luas sekitar 60
Universitas Sumatera Utara
masyarakatnya adalah petani tulen dan didukung dengan unsur hara tanah cukup baik sehingga bisa menjadi ikon pertanian di Indonesia.
Alam memiliki pengaruh dan dampak yang sangat luar biasa terhadap semua segi kehidupan manusia, terutama ketika terjadi bencana alam. Bencana
alam memiliki dampak kerugian yang besar pada masyarakat, karena tidak dapat diduga kejadiannya juga tidak dapat dihindari, tetapi dapat dikurangi pengaruhya
pada masyarakat. Untuk menanggulangi kerugian besar, dilakukan kebijakan penanggulangan bencana yang tepat.
Banyak gunung merapi yang tersebar di Indonesia saat ini mengadakan aktivitas dengan mengeluarkan lava, awan panas, hujan abu bahkan sudah erupsi
seperti yang terjadi di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, Selat Sunda, Sumatera Utara dll. Salah satu gunung yang pernah bergejolak di Sumatera Utara
adalah Gunung Sinabung. Minggu 28 Agustus 2010, pukul 00.08 Wib, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo erupsi.
Gunung Sinabung merupakan salah satu gunung yang tertinggi dan aktif di Sumatera Utara yang memiliki ketinggian 2.640 meter diatas permukaan laut atau
sekitar 25 km kearah Selatan Kota Kabanjahe. Erupsinya Gunung Sinabung mengakibatkan 13 desa yang terdiri dari Sekitar 6.000 orang warga masyarakat
harus mengungsi ke kota Kabanjahe dan Berastagi. Bencana ini berdampak pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat Karo karena terjadi kerugian materi pada
masyarakat selain itu terjadinya hujan abu mengakibatkan lahan pertanian masyarakat kini telah rusak, dan tidak bisa di panen akibat banyaknya abu
vulkanik yang keluar dari bibir kawah gunung.
Universitas Sumatera Utara
Erupsi Gunung Sinabung mempengaruhi keadaan lahan pertanian di Kabupaten Karo. Pasokan sayur dan buah asal Karo berkurang dikarenakan erupsi
Gunung Sinabung yang menyebabkan sayur dan buah terkena debu vulkanik, sehingga buah dan sayur tidak dapat di konsumsi. Akibat dari erupsi Gunung
Sinabung, Kabupaten Karo termasuk dalam Kabupaten yang rawan pangan. Dikarenakan menyebabkan banyak jiwa yang mengungsi dan menyebabkan
banyak kerugian. Banyak fasilitas-fasilitas umum pemerintah yang rusak berat maupun ringan.
Pasca bencana alam Gunung Sinabung, banyak aktifitas warga yang telah terkendala dan hasil produksi pertanian yang gagal panen. Sehingga saat ini
banyak masyarakat Desa Gajah yang mengalami perubahan dalam kehidupanya seperti peralihan pekerjaan mereka menjadi buruh harian lepas Aron dalam
bahasa Karo, modal usaha yang tidak ada dan ketakutan untuk bercocok tanam, trauma dan ketakutan membuat warga Desa Gajah sulit tidur di malam hari,
sehingga masyarakat selalu membuat pos jaga yang dilakukan oleh laki-laki secara bergantian,pakaian yang telah disusun kedalam karung di setiap rumah
warga. Kondisi kehidupan masyarakat yang seperti ini sangat memprihatinkan,
terutama dalam memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari untuk kedepannya karena Masyarakat Gajah memilih tetap bertahan di desa tersebut dengan
mengandalkan Raskin hasil lahan pertanian yang tersisa akibat bencana seperti buah cengkeh dan kemiri.
Universitas Sumatera Utara
Pengeluaran masyarakat juga semakin bertambah dikarenakan mereka harus memperbaiki lahan mereka, dan menanam kembali sayur dan buah yang
telah terkena erupsi Gunung Sinabung. Masyarakat yang berada di Desa Gajah berusaha kembali untuk mengelola lahan pertanian dan keadaan mereka.
Terutama dalam hal konsumsi rumah tangga mereka, demi kelangsungan hidup mereka. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran untuk Konsumsi Pangan Rumah Tangga Erupsinya Gunung Sinabung.
1.2. Identifikasi Masalah