pidana dan tindakan yang penjatuhan sanksi pidana atau tindakan terhadap anak nakal dapat diancam ½ setengah pidana pokok dari ketentuan orang
dewasa, seperti yang tercantum dalam Pasal 26 tentang pidana penjara, Pasal 27 tentang pidana kurungan, dan Pasal 28 tentang pidana denda. Mengenai
pidana bersyarat dan pidana pengawasan itu, tidak ada ketentuan yang mengatur ancaman ½ setengah pidana pokok dari ketentuan orang dewasa.
Namun dalam Pasal 29 dan Pasal 30 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak mengatur lebih khusus atau mengatur tersendiri
mengenai pidana bersyarat dan pidana pengawasan. Menurut Nelson Pasaribu bahwa :
“dalam penjatuhan sanksi pidana dan tindakan harus berdasarkan sanksi yang ada dalam Undang-undang, khususnya Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997
Tentang Pengadilan Anak pada Pasal 23 dan Pasal 24 dan dalam penjatuhan sanksi pidana dan tindakan berdasarkan hati nurani hakim itu sendiri”.
11
Menurut Undang-undang Tentang Pengadilan Anak yang telah berlaku pada tanggal 3 Januari 1998, sanksi hukuman yang berupa pidana terdiri atas
pidana pokok dan pidana tambahan. Untuk pidana pokok terdiri dari 4 empat macam sebagaimana telah ditetapkan Pasal 23 ayat 2 dan sanksi pidana
tambahan terdiri dari 2 dua macam dalam Pasal 23 3 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, yaitu :
a. Pidana Pokok :
1. Pidana Penjara.
2. Pidana Kurungan.
11
Wawancara dengan Hakim Anak di Pengadilan Negeri Surabaya, 8 oktober 2010
3. Pidana Denda.
4. Pidana Pengawasan
Pidana penjara adalah bentuk pidana yang kehilangan kemerdekaan. Jadi, dapat dikatakan bahwa pidana penjara pada orang dewasa ini merupakan
bentuk utama dan umum dari pidana kehilangan kemerdekaan. Batas dari pidana penjara adalah seumur hidup atau selama waktu tertentu, pidana penjara
selama waktu tertentu paling pendek adalah satu hari dan paling lama lima belas tahun. Penjara seumur hidup hanya tercantum dimana ada ancaman
pidana mati pidana mati atau seumur hidup atau pidana penjara dua puluh tahun, seperti yang tercantum pada pasal 12 ayat 1, 2, dan 3 KUH Pidana.
Namun pengertian pidana kurungan adalah sama dengan pidana penjara yaitu sama berupa pidana yang hilang kemerdekaannya, tapi disini pidana
kurungan lebih ringan sifatnya dari pada pidana penjara, dan pidana penjara merupakan delikyang tidak menyangkut kejahatan kesusilaan dan beberapa
kesengajaan. Melihat jangka waktu kurungan yaitu kurungan paling sedikit satu hari dan paling lama satu tahun, seperti yang tercantum di dalam Pasal 18
ayat 1 KUH Pidana.
b. Pidana Tambahan :
1. Perampasan barang-barang tertentu.
2. Pembayaran ganti rugi.
Penjatuhan salah-satu jenis pidana pokok itu bersifat keharusan imperatif, sedangkan penjatuhan pidana tambahan bersifat fakultatif. Pada
penjatuhan jenis pidana pokok tidak harus menjatuhkan jenis pidana tambahan,
tetapi menjatuhkan jenis pidana tambahan tidak boleh tanpa menjatuhkan jenis pidana pokok.
Pidana tambahan adalah pidana yang menambahi pidana pokok, bukan berarti dari pidana pokok harus ditambah pidana tambahan sesuai dengan
namanya pidana tambahan, maka penjatuhan jenis pidana tambahan tidak dapat dijatuhkan sendiri secara terpisah dengan jenis pidana pokok, melainkan
harus bersama jenis pidana pokok. Menurut Made Sandhi Astuti, bahwa :
Jenis pidana yang sesuai dengan pidana anak adalah jenis pidana yang dijatuhkan hakim kepada anak hendaknya seimbang dengan keadaan, dan
berat ringannya tindak pidana yang dilakukan oleh anak nakal tersebut, serta melihat keadaan dan kebutuhan fisik dan kejiwaan anak, keadaan
dan kebutuhan masyarakat.
Pasal 26 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak, mengatakan bahwa :
1. Pidana penjara yang dapat diajuhkan kepada anak nakal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 huruf a, paling lama ½ satu perdua dari
maksimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa. 2. Apabila anak nakal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 huruf a,
melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, maka pidana penjara yang dapat dijatuhkan kepada
anak tersebut paling lama 10 sepuluh tahun. 3. Apabila anak nakal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 huruf a,
belum mencapai umur 12 dua belas tahun melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, maka
terhadap anak nakal tersebut hanya dapat dijatuhkan tindakan dimaksud dala Pasal 24 ayat 1 huruf b.sebagaimana
4. Apabila anak nakal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 huruf a, belum mencapai umur 12 dua belas tahun melakukan tindak pidana yang
tidak diancam dengan pidana mati atau tidak diancam pidana penjara seumur hidup, maka terhadap anak nakal tersebut hanya dapat dijatuhkan
salah satu tindakan sebagaimana dimaksud dala Pasal 24. Berdasarkan data-data perkara yang ada, peneliti membahas yaitu
mengenai perkara tindak pidana “percobaan pencurian dengan pemberatan” dalam Pasal 363 ayat 1 ke 4 KUH Pidana yang dilakukan oleh Suprambodo
bin Supriyadi dengan No. Perkara 1623Pid.B2010 yang ditangani oleh Pengadilan Negeri Surabaya.
Perkara Suprambodo alias mbodo ini ditangani oleh Hakim anak yang bernama Hakim Nelson Pasaribu, S.H., M.H dan Penuntut Umum oleh Bunari,
S.H. dalam Surat Tuntutan dengan No. Perkara 1623Pid.B2010 ini Penuntut Umum membacakan penuntutannya pada hari senin, 21 juni 2010 yang
menyatakan penuntut umum menuntut agar Suprambodo alias mbodo untuk dijatuhkan hukuman selama 5 bulan dikurangi selama terdakwa menjalani
tahanan dengan perintah terdakwa tetap ditahan dan sepeda motor yang dipakai terdakwa Suprambodo alias mbodo ini digunakan untuk melakukan tindak
pidana tersebut dijadikan sebagai barang bukti dalam persidangan. Mengenai penahanan yang telah dijalani oleh Suprambodo alias mbodo
ini melalui beberapa proses dimulai dengan penyidikan. Terdakwa ditahan oleh penyidik Polri dengan jenis penahanan Rutan sejak tanggal 14 Mei 2010
sampai dengan 02 juni 2010, kemudian diperpanjang penahanannya oleh Kejaksaan Negeri Surabaya dengan jenis penahanan Rutan sejak tanggal 03
Juni 2010 sampai dengan 12 Juni 2010 , ditahan oleh Penuntut Umum dengan jenis penahanan Rutan sejak tanggal 07 Juni 2010 sampai dengan 16 Juni 2010.
Namun berdasarkan keterangan-keterangan yang didapati oleh beberapa saksi baik dari pihak korban maupun saksi dari pihak terdakwa dan adanya
beberapa pertimbangan-pertimbangan lain yang dinilai oleh hakim Nelson, Pasaribu, S.H., M.H selaku hakim anak yang menangani perkara suprambodo
alias mbodo ini sebelum memutuskan suatu putusan ada 2 dua antara lain hal- hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan.
Hal-hal yang memberatkan antara lain : 1.
Perbuatan terdakwa sangat merugikan dan meresahkan orang lain. 2.
Terdakwa sudah pernah dihukum. Hal-hal yang meringankan antara lain :
1. Terdakwa sopan dalam persidangan.
2. Terdakwa mengakui terus terang atas perbuatannya.
Beberapa informasi yang didapat, maka yang menjadi penilaian dari hakim anak Nelson Pasaribu, S.H., M.H., mengadili menyatakan terdakwa
Suprambodo alias mbodo bin Supriyadi tersebut telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana Percobaan Pencurian dengan Pemberatan
menjatuhkan pidana dengan menerapkan Pasal 23 Snksi Pidana dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak yang berupa
hukuman Pidana Penjara selama 4 empat bulan, menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang
diajuhkan. Menetapkan terdakwa tetap dalam tahanan dan menetapkan barang bukti berupa 1 satu unit sepeda motor Honda Revo warna hitam dengan
No.Pol. 5318-HG Perkara diatas dapat ditarik suatu pengertian tentang penerapan sanksi
pidana terhadap pelaku tindak pidana. Dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh anak, maka hakim mempunyai kewenangan untuk memilih
penerapan sanksi pidana dan tindakan mana menurut hakim yang lebih tepat untuk diputuskan seperti yang telah diatur dalam Pasal 1 butir 8 Kitab Undang-
undang Acara Pidana KUH Pidana yang berisikan tentang Kewenangan hakim.
2.2 Penerapan Tindakan Pasal 24 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997