BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Sistem Informasi
Terintegrasi
Sistem Informasi Terintegrasi adalah konfigurasi yang membantu untuk mengkoordinasikan operasi mekanik dalam suatu organisasi. Sistem ini diakui
satu langkah di depan sistem informasi manajemen. Sistem Informasi Terintegrasi membantu penyediaan informasi yang dibutuhkan dengan tujuan mendukung
proses pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Hal ini dikatakan sebagai salah satu yang sangat krusial karena integrasi melibatkan pemahaman banyak
masalah teknis. Sistem Informasi Terintegrasi sebenarnya bukanlah suatu konsep yang
baru. Sistem ini sudah muncul sejak beberapa tahun yang lalu. Namun sistem ini seringkali tidak mampu memenuhi ekspektasi yang diharapkan. Hal itu
disebabkan Sistem Informasi Terintegrasi hanyalah alat dan baru akan memberikan pengaruh maksimal dan memberikan hasil yang lebih baik apabila
sistem-sistem yang telah ada berfungsi sebagaimana yang dibutuhkan oleh Sistem Informasi Terintegrasi ini. Ketika sistem-sistem pendukung lainnya belum
berfungsi dengan maksimal atau bahkan mungkin malah belum ada, konsep utama yang diusung oleh Sistem Informasi Terintegrasi akan sia-sia. Dan keberadaan
sistem ini malah akan menambah beban organisasi tersebut. Untuk mengimplementasikan Sistem Informasi Terintegrasi yang dapat
mencakup semua aplikasi yang telah ada sebelumnya, suatu perusahaan harus melakukan banyak penelitian dan pelatihan terlebih dahulu. Langkah pertama
7
8
YangDiPrintCumaHalaman1nyaDoankBoz
tentunya adalah menganalisa kebutuhan perusahaan dari sisi organisasinya. Penelitian tersebut harus focus pada pertanyaan besar, “Mengapa Sistem
Informasi Terintegrasi dibutuhkan di perusahaan ini?” dan “Bagaimana sistem tersebut akan memenuhi tujuan perusahaan ini?”. Hasil dari penelitian itu akan
digunakan untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya dalam penelitian dan implementasi. Hasil tersebut harus diuji lagi dengan mengajukan pertanyaan
langsung pada orang-orang yang nantinya diharapkan akan menggunakan atau mendapatkan hasil dari implementasi Sistem Informasi Terintegrasi tersebut.
Misalnya manajer, direksi dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam proses pengambilan keputusan. Beberapa pertanyaan yang perlu mereka jawab adalah,
“Bagaimana koordinasi ini akan dapat menguntungkan kita? Akankah ini menjadi solusi yang efektif?”. Langkah-langkah analisa selanjutnya adalah sebagai
berikut:
Gap Analysis Gap Analysis akan mengidentifikasi faktor-faktor pendorong yang perlu
disediakan dalam upaya menyelaraskan de-stabilisasi yang telah ada di dalam suatu organisasi. Analisa ini akan mengeksploitasi kekurangan-kekurangan
yang ada pada sistem yang telah ada dan menyarankan pembetulan– pembetulan yang diperlukan. Kekurangan-kekurangan tersebut akan dianalisa
dalam setiap aspek seperti teknologi, penguasaan informasi dan praktek- praktek relevan lainnya. Gap Analysis harus menghasilkan cukup banyak
saran untuk menyingkirkan faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran organisasi. Saran-saran tersebut ditindaklanjuti setelah berkonsultasi dengan
departemen yang terkait. Tujuan utamanya adalah meramalkan bagaimana
Sistem Informasi Terintegrasi akan berjalan nantinya. Gap Analysis ini dibutuhkan untuk membuat Sistem Informasi Terintegrasi menjadi se-user
friendly mungkin.
Implementation Proses implementasi Sistem Informasi Terintegrasi hanya dapat dimulai jika
semua saran-saran yang dihasilkan dari analisa atau proses sebelumnya sudah dilakukan. Proses implementasi ini bisa menjadi sesuatu yang sangat rumit
karena banyaknya kesulitan-kesulitan praktis yang mungkin muncul dan memberikan tantangan kepada konsep utama Sistem Informasi Terintegrasi.
Assessment
Setiap orang yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan Sistem Informasi Terintegrasi ini harus memberikan feedback untuk
membantu technical team menentukan sejauh mana Sistem Informasi Terintegrasi berjalan setelah diimplementasikan.
Sistem Informasi Terintegrasi adalah suatu fungsi yang sangat krusial untuk perusahaan. Keberhasilan sistem ini akan sangat bergantung pada
keselarasannya dengan aplikasi perusahaan yang lain, misalnya Sistem Informasi Eksekutif.
Sumber: ERP Wire, 2009
2.2. Data Flow