FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. SWADAYA GRAHA GRESIK.

(1)

SKRIPSI

Oleh:

Hariyanto

0513010144/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Diajukan oleh :

Hariyanto

0513010144/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(3)

i

menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “FAKTOR –

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. SWADAYA GRAHA GRESIK”

Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. R. Dhani Ichsanuddin N, SE, MM, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, Msi, Selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya

4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, Msi, Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(4)

ii

berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.

7. Kedua orang tuaku, kakak - kakakku tercinta terima kasih atas doa, kasih sayang, dukungan dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini.

8. Teman-temanku yang telah mambantu terselesaikannya skripsi ini.

9. Terima kasih kepada manajemen PT. SWADAYA GRAHA GRESIK atas bantuan dan dukungan atas terselesaikannya skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.

Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, Juni 2010


(5)

iii

DAFTAR TABEL ……….. viii

DAFTAR GAMBAR ………... x

DAFTAR LAMPIRAN ………... xi

ABTRAKSI ………... xii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1

1.2 Perumusan Masalah ………. 7

1.3 Tujuan Penelitian ……….. 8

1.4 Manfaat Penelitian ……….. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 10

2.1 Penelitian Terdahulu ……….. 10

2.2 Landasan Teori ……….. 16

2.2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum ………. 16

2.2.2 Pengertian Sistem Informasi Manajemen ………. 17

2.2.3 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ……… 17


(6)

iv

Akuntansi ……….. 23

2.2.3.5 Para Pemakai Informasi Akuntansi ………... 25

2.2.3.6 Tujuan Sistem Informasi ……… 28

2.2.4 Akuntansi Keprilakuan ……… 29

2.2.5 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ………. 29

2.2.5.1 Kepuasan Pemakai Sistem Informasi ……… 30

2.2.5.2 Pemakaian Sistem ………. 31

2.2.5.3 Kualitas Sistem Informasi ………. 32

2.2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ………... 33

2.2.6.1 Dukungan Manajemen Puncak ……….. 33

2.2.6.1.1 Pengertian Manajemen ………... 33

2.2.6.1.2 Fungsi Manajemen ………. 34

2.2.6.1.3 Tingkatan Manajemen ……… 35

2.2.6.1.4 Pengertian Dukungan Manajemen Puncak ……… 36

2.2.6.2 Partisipasi Pemakai ……… 37


(7)

v

2.2.8 Teori Yang Berpengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap

Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ………. 42

2.2.9 Teori yang Berpengaruh Kemampuan Teknik Personal Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ……. 43

2.2.10 Teori yang Berpengaruh Dukungan Manajemen Puncak, Partisipasi Pemakai, Kemampuan Teknik Personal Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ….. 44

2.3 Kerangka Pikir ………..……….. 45

2.4 Hipotesis ………. 46

BAB III METODE PENELITIAN ………. 48

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………. 48

3.1.1 Definisi Operasional ……….. 48

3.1.2 Pengukuran Variabel ………. 50

3.2 Teknik Penentuan Sampel ………... 54

3.3 Teknik Pengumpulan Data ………. 55

3.3.1 Jenis Data ……… 55

3.3.2 Sumber Data ……….. 55


(8)

vi

3.4.3 Uji Asumsi Klasik ………. 59

3.4.4 Teknik Analisis ………... 61

3.4.5 Uji Kecocokan Model ………. 62

3.4.6 Uji Hipotesis ……….. 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 63

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ………... 63

4.1.1. Sejarah Perusahaan ………. 63

4.1.2. Struktur Perusahaan ……… 66

4.1.3. Aktivitas Perusahaan ……….. 70

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ………. 74

4.2.1. Hasil Pengujian Validitas ………... 74

4.2.2. Hasil Pengujian Reabilitas ………... 78

4.2.3. Deskripsi Variabel Penelitian ……….. 79

4.2.3.1. Deskripsi Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X1) ……… 79

4.2.3.2. Deskripsi Variabel Partisipasi Pemakai (X2) …….. 80

4.2.3.3. Deskripsi Variabel Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X3) ………. 81


(9)

vii

4.3. Analisis Regresi Linier Berganda ………. 84

4.3.1. Hasil Pengujian Normalitas ………. 84

4.3.2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik ………... 85

4.3.3. Persamaan atau Model Regresi Linier Berganda ………… 87

4.3.4. Hasil Pengujian Kecocokan Model ………. 88

4.3.5. Hasil Pengujian Hipotesis ……… 89

4.4. Pembahasan ……… 91

4.4.1. Implikasi Penelitian ……….. 95

4.4.2. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ………. 95

4.4.3. Keterbatasan Penelitian ……… 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 98

5.1. Kesimpulan ………. 98

5.2. Saran ………... 98

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

viii

Tahun 2005 – 2008 ………. 5

Tabel 2.1. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ……… 15

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X1) ... 74

Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Pemakai (X2) ... 75

Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X3) Putaran Ke-1 ... 76

Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X3) Putaran Ke-2 ... 76

Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Variabel Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 77

Tabel 4.6. Hasil Uji Reliabilitas ……….. 78

Tabel 4.7. Deskripsi Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X1) ... 79

Tabel 4.8. Deskripsi Variabel Partisipasi Pemakai (X2) ... 80

Tabel 4.9. Deskripsi Variabel Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X3) ... 81

Tabel 4.10. Deskripsi Variabel Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 83


(11)

ix

Tabel 4.15 ANOVA ………. 89

Tabel 4.16. Hasil Uji t ……… 90 Tabel 4.17. Rangkuman Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian


(12)

x

Gambar 2.2. Siklus Pengolahan Data dengan Komputer ……… 25 Gambar 2.3. Bagan Kerangka Pikir ………. 47 Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Swadaya Graha ... 67


(13)

xi Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden Untuk Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X1), Partisipasi Pemakai (X2), dan Kemampuan Teknik Personal Pemakai Sistem Informasi (X3)

Lampiran 3 Input Regresi

Lampiran 4 Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X1)

Lampiran 5 Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Partisipasi Pemakai (X2)

Lampiran 6 Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X3)

Lampiran 7 Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Lampiran 8 Uji Normalitas


(14)

xii

Oleh Hariyanto ABSTRAK

Fungsi informasi dalam suatu perusahaan adalah sebagai alat bantu pencapaian tujuan melalui penyediaan informasi, tetapi peranan yang penting dalam perusahaan tetaplah menusia sebagai penentu keputusan. Jadi peranan manusia dalam sistem informasi sangat vital, karena perencanaan dan perancangan sistem informasi harus lebih jauh memperhatikan dan melibatkan faktor manusia. Manajer puncak suatu perusahaan adalah para eksekutif pada puncak organisasi perusahaan yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan kesuksesan karyawan. Dukungan dan keterlibatan manajemen puncak ini memegang peranan penting dalam tahap siklus pengembangan sistem dan dalam keberhasilan implementasi sistem informasi. Adapun tujuannya untuk menguji secara empiris adanya dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai dan kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi berpengaruh terhadap sistem informasi akuntansi.

Sampel yang digunakan adalah direktur keuangan, kepala divisi, kepala bidang yang berhubungan dengan keuangan pada PT. Swadaya Graha yang berjumlah 20 orang, variabel dalam penelitian ini adalah dukungan manajemen puncak (X1), partisipasi pemakai (X2) dan kemampuan teknik personal sistem

informasi (X3) sebagai variabel bebas sedangkan pengembangan sistem informasi

akuntansi (Y) sebagai variabel terikat dengan menggunakan teknik purposive

sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda untuk

menjawab perumusan masalah, hipotesis dan tujuan penelitian.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda adalah dukungan manajemen puncak tidak memberikan kontribusi terhadap pengembangan sistem informasi akuntansi, partisipasi pemakai tidak memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja sistem informasi akuntansi, dan kemampuan teknik personal sistem informasi juga tidak memberikan kontribusi terhadap pengembangan sistem informasi akuntansi, sehingga hipotesis penelitian ini tidak teruji kebenarannya.

Kata Kunci : Dukungan Manajemen Puncak, Partisipasi Pemakai,

Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi dan Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi


(15)

 

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Persaingan, perubahan dan ketidakpastian mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Dunia bisnis dewasa ini mengalami tekanan-tekanan yang sangat berat. Lingkungan disekitar perusahaan semakin kompleks dan bergejolak akibat kemajuan di bidang komunikasi, transportasi, dan teknologi. Persaingan menjadi global dan tidak mengenal batas, dengan itu dibutuhkan suatu sistem informasi yang mampu menangkap, menciptakan dan memanipulasi informasi internal dan eksternal secara efektif dan efisien (Sunarti dan Indriantoro, 1998 : 193). Informasi merupakan hal yang sangat kritis bagi perusahaan terutama dalam hal pengambilan keputusan. Mengingat semakin besarnya jumlah informasi yang harus dihasilkan dan dikelola, maka dewasa ini perusahaan dapat dipandang sebagai serangkaian jaringan informasi yang besar yang menghubungkan kebutuhan informasi dalam setiap proses pengambilan keputusan dengan sumber data (Reynaldi, 2006 : 1). Dalam upaya ini faktor-faktor yang mempengaruhi Proses Pengembangan dari Sistem Informasi Akuntansi yang digunakan juga sangat berpengaruh terhadap kualitas informasi yang akan dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak yang membutuhkan informasi.


(16)

   

Fungsi informasi dalam suatu perusahaan adalah sebagai alat bantu pencapaian tujuan melalui penyediaan informasi. Tetapi peranan yang penting dalam perusahaan tetaplah manusia sebagai penetu keputusan. Jadi peranan manusia dalam sistem informasi sangat vital, karena perencanaan dan perancangan sistem informasi harus lebih jauh memperhatikan dan melibatkan faktor manusia (Burch dan Grudnitski, 1991 dalam Sunarti Setianingsih, 1998). Pada mulanya keseluruhan proses dalam sistem informasi akuntansi dilakukan secara manual berdasarkan tata buku tunggal atau berpasangan. Namun akhir-akhir ini, dengan kemajuan teknologi yaitu dengan ditemukan komputer, pemrosesan data dilakukan dengan mudah dan dengan hasil yang lebih akurat, serta dalam waktu yang relatif singkat (Reynaldi, 2006 : 2).

Kesuksesan pengembangan sistem informasi sangat tergantung pada kesesuaian harapan antara system analyst, pemakai (user), sponsor dan customer. Pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati-hati, untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan (resistance to change). Karena perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan perilaku dan organisasional (Bodnar dan Hopwood, (1995) dalam Sunarti Setianingsih, 1998 : 193). Untuk menghindari penolakan terhadap sistem yang dikembangkan, maka diperlukan partisipasi dari pemakai. Partisipasi pemakai pada tiap tahap pengembangan sistem informasi tentunya akan berpengaruh pada tingkat kepuasan pemakai atas sistem yang dikembangkan.


(17)

   

Sebagai akibat dari perubahan lingkungan ekstern organisasi perusahaan, sistem informasi baru yang diperlukan harus mampu menangkap permintaan-permintaan informasi baru yang diperlukan oleh manajemen dengan kriteria-kriteria sistem tertentu yaitu : dapat dipercaya (reliable), akurat (accuracy) dan tepat waktu (timely). Oleh karena itu, apabila adanya keusangan dari sistem informasi (khususnya informasi akuntansi), maka harus segera diadakan modifikasi atau pengembangan terhadap sistem informasi secara umum dicapai melalui beberapa tahap dimulai dengan perencanaan sistem, analisis sistem, perancangan sistem, implementasi sistem dan diakhiri dengan pengoperasian sistem (Wilkinson, 1993 : 14-15).

Dalam tahap perencanan dan perancangan sistem informasi seharusnya lebih mempertimbangkan faktor perilaku manusia, karena sistem informasi tidak mungkin berjalan tanpa adanya manusia dan seandainya dalam tahap tersebut yang diperhatikan adalah peran teknologinya saja, maka akan muncul permasalahan baru dari faktor manusia tersebut seperti timbulnya ketidakpuasan dalam pekerjaan, yang tentu saja akan sangat merugikan organisasi tersebut (Reynaldi, 2006 : 3).

Diharapkan manusia sebagai perancang dan analisis sistem informasi dapat mendisain sistem yang mampu bekerja sama dengan pemakai sistem informasi. Agar tidak terdapat hambatan dalam pemakaian sistem informasi, maka diusahakan agar sistem tersebut mudah digunakan dan lebih fleksibel, karena secanggih apapun sistem dibuat, namun seandainya dalam perancangan


(18)

   

sistemnya tidak memperhatikan faktor manusia pemakaiannya, maka dapat dipastikan akan terjadi hambatan-hambatan yang disebabkan adanya ketidaksesuaian antara teknologi yang digunakan dengan pemakaiannya (Reynaldi, 2006 : 3).

Manajer puncak suatu perusahaan adalah para eksekutif pada puncak organisasi perusahaan yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan kesuksesan karyawan. Dukungan dan keterlibatan manajemen puncak ini memegang peranan penting dalam tahap siklus pengembangan sistem dan dalam keberhasilan implementasi sistem informasi. Selain itu manajemen puncak memiliki kekuatan dan pengaruh untuk mensosialisasikan pengembangan sistem informasi, yang memungkinkan pemakai untuk berpartisipasi dalam setiap tahap pengembangan sistem dan ini akan berpengaruh pada kinerja sistem informasi akuntansi. Oleh karena itu, partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem akan meningkat dengan adanya dukungan dari manajemen puncak, menurut penelitian yang dilakukan oleh Sunarti Setianingsih (1998) menyebutkan bahwa partisipasi pemakai mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi, selain ini penelitian yang dilakukan oleh Elfreda Aplonia Lau (2004), dalam penelitiannya menyebutkan bahwa partisipasi pemakai berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi dan dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai pengembang, kompleksitas


(19)

   

tugas, kompleksitas sistem dan pengaruh kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.

Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi dapat dikatakan baik jika informasi yang diterima memenuhi harapan pemakai informasi oleh faktor-faktor yang meliputi Dukungan Manajemen Puncak, Partisipasi Pemakai, dan Kemampuan Teknik Personal. Dibawah ini adalah hasil kinerja dari PT. SWADAYA GRAHA mulai dari tahun 2005 sampai tahun 2008.

Tabel 1.1 : laporan Laba (Rugi)

Tahun RKAP Realisasi Selisih

2005 Rp. 11,427,070,108.35 Rp. 8,901,055,088.20 (RP. 2,526,015,020.15) 2006 Rp. 6,062,179,792.90 Rp. 5,728,601,574.80 (RP. 333,578,268.10) 2007 Rp. 4,713,617,325.45 Rp. 9,399,079,442.50 RP. 4,685,462,117.05 2008 Rp. 7,676,390,114.60 Rp. 5,584,902,346.10 (RP. 2,091,487,768.50) Sumber : PT. SWADAYA GRAHA

Dari tabel diatas diperoleh data pada tahun 2005 RKAP Rp. 11.427.070.108,35, sedangkan realisasi sebesar Rp. 8.901.055.088,20 jadi

selisih Rp. 2,526,015,020.15. Pada tahun 2006 RKAP sebesar Rp. 6.062.179.792,90, sedangkan realisasinya sebesar Rp. 5.728.601.574,80 jadi

selisih Rp. 333.578.268,10. Pada tahun 2007 RKAP sebesar Rp. 4.713.617.325,45, sedangkan untuk realisasinya sebesar Rp.

9.399.079.442,50 jadi selisihnya mengalami peningkatan sebesar Rp. 4.685.462.117,05. Pada tahun 2008 RKAP sebesar Rp. 7.676.390.114,60,


(20)

   

sedangkan realisasinya sebesar Rp. 5.584.902.346,10 jadi selisih Rp. 2,091,487,768.50. Dari informasi diatas dapat dilihat bahwa realisasi laba

perusahaan mengalami fluktuasi, hal ini dapat dilihat dari realisasi laba pada tahun 2005, 2006, yang cenderung mengalami penurunan, sedangkan pada tahun 2007 mengalami peningkatan realisasi laba, dan pada tahun 2008 perusahaan mengalami penurunan realisasi laba dari tahun sebelumnya. Penurunan laba ini disebabkan karena kurangnya pelatihan karyawan terhadap sistem dengan standar yang telah ditentukan perusahaan, hal ini disebabkan kurangnya dukungan dari manajemen puncak. Begitu juga dengan pemakaian sistem yang minim dan kualitas sistem informasi yang dihasilkan kurang relevan dan tepat waktu, sehingga faktor-faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, agar dapat memperbaiki sistem pengendalian intern serta dapat memberikan informasi yang tepat dan akurat. Berdasarkan hasil observasi sementara oleh peneliti dengan wawancara dengan salah satu manajer PT. SWADAYA GRAHA telah mengembangkan Sistem Informasi Akuntansi merupakan suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasi, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak extern perusahaan (kantor pajak, investor dan kreditor) dan pihak intern (manajemen), sehingga memudahkan para pemakai informasi dalam memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing divisi, dalam pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ini bertujuan untuk memenuhi


(21)

   

kebutuhan informasi perusahaan dan kepuasan pemakai informasi tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana “ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Sistem

Informasi Akuntansi Pada PT. SWADAYA GRAHA Gresik.”

1.2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang diatas, maka dalam perumusan masalahnya dikemukakan sebagai berikut:

“Apakah terdapat pengaruh positif Dukungan Manajemen Puncak, Partisipasi Pemakai, dan Kemampuan Teknik Personal Pemakai Sistem Informasi terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi pada PT. SWADAYA GRAHA Gresik? ”

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan yang dapat diuraikan sebagai berikut : Menguji secara empiris adanya Dukungan Manajemen Puncak, Partisipasi Pemakai, dan Kemampuan Teknik Personal Pemakai Sistem Informasi berpengaruh terhadap Sistem Informasi Akuntansi.


(22)

   

1.4. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapakan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil manfaat antara lain :

1) Bagi Peneliti

Sebagai langkah kongkrit untuk penerapan ilmu berdasarkan teori yang selama ini didapat, serta dapat menambah pengetahuan tentang kondisi perusahaan dan permasalahan yang dihadapinya, sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang tepat.

2) Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk perusahaan dalam bidang sistem informasi. Demikian pula diharapkan sebagai input bagi pengambilan keputusan untuk menelaah lebih lanjut mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi.

3) Bagi Universitas

Sebagai tambahan koleksi perpustakaan, bahan referensi dan bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut, yang berhubungan dengan masalah yang ada.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang masalah Sistem Informasi Akuntansi dan dapat dipakai sebagai bahan pengkajian, telah dilakukan oleh :

1) Setianingsih (1998) Judul :

“Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Komunikasi Pemakai Pengembang terhadap Hubungan Partisipasi dan Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi”.

Rumusan Masalah :

1. Apakah ada hubungan antara partisipasi pemakai dengan kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi ?

2. Apakah dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi ?

3. Apakah komunikasi pemakai pengembang berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi ?

Hipotesis :

1. Diduga ada hubungan antara partisipasi pemakai dengan kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi.


(24)

2. Diduga dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.

3. Diduga komunikasi pemakai pengembang berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.

Alat Uji :

Untuk menguji hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai digunakan model persamaan regresi sederhana, sedangkan untuk menguji dua faktor kontijensi menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA).

Hasil Penelitian :

1. Partisipasi pemakai mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan kepuasan pemakai, dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,096.

2. Dukungan manajemen puncak berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi, dengan koefisien interkasi sebesar 0.469.

3. Komunikasi pemakai pengembang tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan antar partisipasi dan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi, tetapi komunikasi pemakai pengembang berpengaruh langsung terhadap kepuasan pemakai.


(25)

2) Lau (2004) Judul :

“Pengaruh Partisipasi Pemakai terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dangan Lima Variabel Moderating”. Rumusan Masalah :

1. Apakah ada pengaruh antara partisipasi pemakai terhadap kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi ?

2. Apakah dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem dan pengaruh pemakai memoderasi pengaruh partisipasi pemakai berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi ? Hipotesis :

1. Diduga ada pengaruh antara partisipasi pemakai terhadap kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi.

2. Diduga dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem dan pengaruh pemakai memoderasi pengaruh partisipasi pemakai berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi. Alat Uji :


(26)

Hasil Penelitian :

1. Partisipasi pemakai berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi, dengan koefisien determinasi sebesar 0,091.

2. Dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem dan pengaruh pemakai memoderasi, partisipasi pemakai berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.

3) Witaningrum (2005) Judul :

“Pengaruh Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak dan Komunikasi Pemakai Pengembang terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi”.

Rumusan masalah :

1. Apakah pengaruh partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak dan komunikasi pemakai pengembang mempunyai pengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi ? 2. Manakah diantara variabel tersebut yang mempunyai pengaruh paling

dominan terhadap kupuasan pemakai ? Hipotesis :

1. Diduga pengaruh partisipasi pemakai, dukungan manajemn puncak dan komunikasi pemakai pengembang berpengaruh secara signifikan


(27)

terhadap kepuasan pemakai dengan pengembangan sistem informasi akuntansi.

2. Diduga partisipasi pemakai mempunyai pengaruh paling dominan terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi.

Alat Uji :

Regresi linier berganda (multiple Regression). Hasil penelitian :

1. Variabel partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak dan komunikasi pemakai pengembang berdasarkan koefisien determinasi memberikan pengaruh yang signifikan tehadap kepuasan pemakaian sebesar 55,9 % sedangkan sisanya sebesar 44,1 % dipengaruhi oleh faktor lain.

2. Nilai r2 parsial untuk variabel partisipasi pemakai adalah sebesar 25,8 % untuk variabel dukungan manajemen puncak adalah sebesar 6,5 % sedangkan untuk variabel komunikasi pemakai pengembang adalah sebesar 34,7 %. Sehingga variabel yang paling dominan adalah variabel komunikasi pemakai pengembang.

Penelitian yang dilakukan sekarang, terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu :


(28)

Tabel : 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

NAMA JUDUL VARIABEL

Setianingsih (1998)

“Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Komunikasi Pemakai Pengembang terhadap Hubungan Partisipasi dan Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi”.

Variabel Bebas : Partisipasi Pemakai (X1) Dukungan Manajemen Puncak (X2)

Komunikasi Pemakai Pengembang (X3) Variabel Terikat : Kepuasan Pemakai (Y)

Lau (2004) “Pengaruh Partisipasi

Pemakai terhadap Kepuasan Pemakai dalam

Pengembangan Sistem Informasi dengan

Lima Variabel Moderating”.

Variabel Bebas : Dukunan Manajemen Puncak (X1)

Komunikasi Pemakai Pengembang (X2) Kompleksitas Tugas (X3) Kompleksitas Sistem (X4) Pengaruh Pemakai (X5) Variabel Terikat :

Partisipasi Pemakai→Kepuasan

Pemakai (Y) Witaningrum

(2005)

“Pengaruh Partisipasi Pemakai, Dukungan

Manajemen Puncak dan Komunikasi Pemakai

Pengembang terhadap

Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem

Informasi Akuntansi pada PT. Pos Indonesia Surabaya”.

Variabel Bebas : Partisipasi Pemakai (X1) Dukungan Manajemen Puncak (X2)

Komunikasi Pemakai Pengembang (X3) Variabel terikat : Kepuasan Pemakai (Y) Hariyanto

(2010)

“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Sistem Informasi Akuntasi Pada

PT. SWADAYA GRAHA, Gresik”.

Variabel Bebas : Dukungan Manajemen Puncak (X1)

Partisipasi Pemakai (X2) Kemampuan Teknik

Personal Sistem Informasi Akuntansi (X3)

Variabel Terikat : Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)


(29)

Dari uraian persamaan dan perbedaan diatas, dapat disimpulkan bahwa peneliti sekarang bukan replikasi dari peneliti sebelumnya karena dimensi waktu, judul, serta obyek penelitian berbeda.

2.2. Landasan Teori

Dalam landasan teori akan disajikan beberapa teori yang relevan dengan permasalahan yang dibahas teori-teori tersebut disajikan dalam sub-sub bab meliputi Dukungan Manajemen Puncak, Partisipasi Pemakai, Kemampuan Teknik Personal dan Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi.

2.2.1. Pengertian Akuntansi Secara Umum

Dapat dikatakan bahwa akuntansi merupakan penyedia informasi, sehingga menurut Kieso dan Weygandt (1995;9), akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpan balik informasi kepada berbagai orang atau pribadi, yang dapat mereka gunakan untuk memperbaiki lingkungan mereka. Oleh sebab itu akuntansi memegang peranan penting dimana menurut Warren dan Fess (1999;6), akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

Dari definisi mengenai akuntansi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan proses pengolahan informasi yang berkaitan dengan kesatuan ekonomi yang bersifat kuantitatif yang dapat menjadi dasar bagi pihak ekstern dan intern untuk mengambil keputusan. Sehingga


(30)

akuntansi disebut sebagai bahasa perusahaan, karena melalui akuntansilah perusahaan dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan orang-orang akan mengambil tindakan berdasarkan laporan tersebut. 2.2.2. Pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan penerapan sistem informasi didalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan tingkat manajemen.

Menurut Chusing dalam Jogiyanto (2000;99), sistem informasi manajemen adalah kumpulan dari manusia dan sumber-sumber daya modal didalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen didalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.

2.2.3. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Organisasi menggantungkan diri pada sistem informasi untuk mempertahankan kemampuan berkompetensi. Produktivitas sebagai suatu hal yang penting agar tetap kompetitif, dapat ditingkatkan melalui sistem informasi yang lebih baik.

Menurut Moscove yang dikutip oleh Baridwan (1994;3), sistem informasi akuntansi (SIA) adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang


(31)

relevan kepada pihak diluar perusahaan (kantor pajak, investor dan kreditor) dan pihak intern (manajemen).

Menurut Bodnar dan Hopwood (2000;1), SIA adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada beragam pengambilan keputusan. SIA mewujudkan perubahan (mengubah data menjadi informasi) ini apakah secara manual atau terkomputerisasi.

Menurut Nash dan Robert dalam Jogiyanto (2000;49), SIA adalah suatu subsistem dari sistem informasi bisnis yang dihubungkan dengan tipe suatu informasi yang termasuk didalam bagian fungsi akuntansi.

Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Sistem Informasi Akuntansi lebih merujuk pada Sistem Akuntansi berbasis komputer atau lebih dikenal dengan nama Sistem Pengolahan Data Elektronik (Electronic Data Processing).

2.2.3.1. Peranan Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Organisasi perusahaan modern yang dilayani oleh sistem informasi akuntansi merupakan suatu badan atau lembaga yang sangat kompleks. Posisi penting dalam dunia modern menimbulkan kepentingan dalam aktivitas-aktivitasnya, diantaranya adalah golongan masyarakat yang langsung tertarik antara lain adalah para pelanggan, levensir (supplier), pegawai, pemberi kredit atau pemberi pinjaman, pemegang saham dan berbagai instansi pemerintah yang berkepentingan dalam hal tersebut. Akan sangat berguna bila SIA ditinjau dari sudut pandang para pemakai


(32)

informasi akuntansi yang memanfaatkan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Hal tersebut dikemukakan oleh Chusing (1991;5) tentang peranan SIA dalam suatu organisasi atau perusahaan. 2.2.3.2. Jenis Sistem Informasi

Istilah sistem informasi menganjurkan penggunaan teknologi komputer dalam organisasi untuk menyajikan informasi kepada pemakai. Sistem informasi berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat keras dan lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2000;4), terdapat beberapa jenis sistem informasi berbasis komputer yaitu :

1. Pengolahan Data Elektronik – Electronic Data Processing (EDP) adalah pemanfaatan teknologi komputer untuk melakukan pengolahan data dan transaksi-transaksi dalam suatu organisasi. EDP adalah aplikasi akuntansi paling dasar dalam setiap organisasi.

2. SIM (Management Information System) menguraikan penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan informasi bagi pengambilan keputusan para manajer. SIM menyediakan beragam informasi diluar yang berkaitan dengan pengolahan data dalam organisasi. Misalnya : a. Sistem Informasi Pemasaran adalah SIM yang menyediakan

informasi untuk digunakan oleh fungsi pemasaran. Kebanyakan dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, contohnya adalah ikhtisar penjualan dan informasi biaya.


(33)

b. Sistem Informasi Produksi adalah SIM yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi produksi. Kebanyakan dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, misal ikhtisar persediaan dan informasi biaya.

c. Sistem Informasi SDM adalah SIM yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi SDM (kepegawaian). Kebanyakan dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, misal ikhtisar pajak upah, gaji dan informasi manfaat.

d. Sistem Informasi Keuangan SIM yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi keuangan. Kebanyakan dari informasi disediakan oleh aplikasi-aplikasi sistem informasi akuntansi organisasi. Contohnya adalah ikhtisar arus kas dan informasi pembayaran.

3. Sistem Pendukung Keputusan – Decission Support Sitem (DSS). Dalam sistem pendukung keputusan, data diproses ke dalam format pengambilan keputusan bagi kepentingan pemakai akhir. DSS mensyaratkan penggunaan model-model keputusan dan basis data khusus serta benar-benar terpisah dari sistem pengolahan data.

4. Sistem Pakar – Expert System (ES). Sistem pakar adalah sistem informasi basis pengetahuan yang memanfaatkan pengetahuannya tentang bidang aplikasi tertentu untuk bertindak seperti seorang konsultan ahli bagi pemakainya. Sepaerti DSS, ES mensyaratkan penggunaan model-model keputusan dan basis data khusus. Tidak


(34)

seperti DSS, ES juga mensyratkan pengembangan Knowledge Base – pengetahuan khusus yang dimiliki seorang ahli dalam pengambilan keputusan dan proses pengambilan oleh seorang ahli, DSS membantu pemakai dalam pengambilan keputusan, sementar ES membuat keputusan sendiri.

5. Sistem Informasi Executif – Information Exceutive System (EIS), dibuat bagi kebutuhan informasi strategi manajemen puncak. Banyak informasi yang dipergunakan oleh manajemen puncak datang dari sumber luar sistem informasi organisasi, tetapi sebagian informasi harus diproses melalui sistem informasi yang diproses oleh sisstem informasi organisasi. EIS menyediakan akses yang mudah untuk memilih informasi yang telah diproses oleh sistem informasi organisasi manajemen puncak.

6. Sistem Informasi Akuntansi sebagai sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi, tetapi istilah SIA lebih luas dari itu guna mencakup siklus-siklus pemrosesan transaksi, pengguna teknologi informasi dan pengembangan sistem. 2.2.3.3. Pengembangan Sistem Informasi

Sistem informasi berkembang selama masa suatu perusahaan. Artinya suatu sistem yang baru akan mengganti sistem yang sedang digunakan jika tidak memadai lagi.

Menurut Burch dalam Elfreda (2004:26) Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi merupakan proses memodifikasi atau mengubah


(35)

bagian-bagian atau keseluruhan sistem informasi. Proses ini membutuhkan komitmen substansial mengenai waktu, sumber daya dan merupakan aktivitas yang berkesinambungan.

Menurut Wilkinson (1993:14) terdapat beberapa tahap siklus pengembangan sistem informasi antara lain :

1) Perencanaan sistem, meletakkan landas bangun untuk sistem informasi yang baru atau yang direvisi. Dalam tahap ini disiapkan rencana sistem induk serta usulan atau proposal proyek sistem untuk menjalankan rencana tersebut.

2) Analisis sistem, mensurvey dan menganalisis informasi yang sedang dipakai untuk menentukan jenis informasi yang dibutuhkan pemakai dari sistem yang baru dan persyaratan teknik untuk sistem tersebut. 3) Pengkajian dan pemilihan sistem, mencakup analisis manfaat biaya

yang terinci untuk rancangan sistem yang dipilih. Juga akan dievaluasi usulan dari pabrik pembuat alat pemroses agar bisa memilih peralatan yang paling sesuai.

4) Implementasi sistem, terdiri dari langkah-langkah seperti perlengkapan rinci untuk rancangan yang baru, pengangkatan dan pelatihan (training) karyawan baru, penginstalansian dan penyajian peralatan baru serta penerapan dari sistem yang baru itu.

5) Pengoprasian sistem, mencakup operasi rutin, pemeliharaan dan manajemen dari sistem yang baru atau yang ditingkatkan. Secara


(36)

berkala atau berkesinambungan akan dilakukan evaluasi terhadap prestasi sistem dan kendala keluaran.

2.2.3.4. Penggunaan Komputer Dalam Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Karena informasi merupakan hasil dari proses dari data, maka sistem informasi akuntansi merupakan pemrosesan data yang berupa transaksi didalam suatu sistem. Untuk mengolah data supaya menjadi informasi yang berguna dapat dilakukan dengan cara manual, mesin mekanisme atau dengan bantuan komputer oleh Baridwan (1995;127).

Digunakannya komputer sebagai alat bantu memproses atau mengolah data tidak mengubah hakikat sistem informasi akuntansi, tetapi prosedur dan cara pengolahan datanya menjadi berbeda dibanding sistem manual. Penggunaan komputer akan lebih kompleks dan rumit serta memerlukan pengetahuan khusus tentang komputer oleh Baridwan (1995;127).

Gambar 2.1 : Siklus Pengolahan Data dengan Manual

Buku Besar Jurnal

Buku Pembantu

Laporan Keuangan Bukti

Transaksi

Sumber : Baridwan, Zaki, 1995, Bunga Rampai SIA, edisi pertama, BPFE, Yogyakarta, hal 128.

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa, mengumpulkan bukti informasi dan menganalisa transaksi-transaksi dari dokumen,


(37)

sumber, pencatatan transaksi dalam bentuk jurnal kemudian posting kedalam buku besar (pencatatan ditempatkan pada buku besar) dicocokan dengan buku pembantu pada akhir periode membuat laporan keuangan (Harymami, 2002:25)

Gambar. 2 : Siklus Pengolahan Data dengan Komputer

Sumber : Baridwan, Zaki, 1995, Bunga Rampai SIA, edisi pertama BPFE, Yogyakarta, hal 128.

Bukti Transaksi

Buku Besar Jurnal

Laporan Keuangan dan Laporan Lain,

yaitu Laporan Keuangan Fiskal File Transaksi

Dari gambar diatas dapat diterangkan bahwa dari bukti-bukti transaksi yang ada diberi kode-kode perkiraan yang kemudian dijurnal, yang selanjutnya untuk buku besar, neraca saldo, laporan laba-rugi dan neraca akhir akan diolah secara otomatis oleh komputer. Hasil dari proses akuntansi tersebut akan menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan yang berupa laporan keuangan serta laporan lainnya, sepertiyang diinginkan dan berguna bagi pemakai informasi (Harymami, 2002:26).


(38)

2.2.3.5. Para Pemakai informasi akuntansi

Menurut Simamora (2000:6-9) pihak-pihak yang membutuhkan informasi akuntansi terdiri atas beberapa kalangan. Pada umumnya pemakai laporan keuangan dapat dibagi dalam dua golongan antar lain, para pemakai eksternal dan pemakai internal.

a. Pemakai Internal

Para manajer dan staf internal dari berbagai etnis bisnis. Manajer-manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk menetapkan sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi kemajuan terhadap sasaran-sasaran tersebut dan mengambil tindakan korekstif mana kala dibutuhkan.

b. Pemakai eksternal

1) Pemilik perusahaan, para pemilik (owners) telah menanamkan dana mereka yang berharga kedalam suatu organisasi bisnis. Orang-orang ini menghendaki wawasan tentang keinginan pendapatan dimasa lalu, kemungkinan pertumbuhan pada waktu yang akan datang dan prospek arus kas.

2) Karyawan, para karyawan berkepentingan dengan penilaian posisi finansial perusahaan. Mereka guna menunjukkan suatu indikasi keselamatan pekerja mereka. Selain itu, kalangan karyawan juga berminat pada informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, tunjangan pensiun dan kesempatan kerja.


(39)

3) Investor, investor memasok dana yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan usaha. Untuk memutuskan apakah permodalan suatu perusahaan, pemodal-pemodal biasanya mengevaluasi besarnya pendapatan yang diperkirakan dapat diraup dari investasi mereka. 4) Kreditor, kreditor adalah pihak yang menyediakan barang-barang,

jasa-jasa dan sumber-sumber daya keuangan bagi perusahaan baik dengan mengucurkan kredit usaha maupun melakukan pinjaman. Kreditor berminat untuk mengetahui kesanggupan sebuah perusahaan melunasi kewajiban-kewajibannya secara tepat waktu dan terjadwal.

5) Badan pemerintah, Pemerintah membutuhkan informasi dalam upayanya mengatur kegiatan-kegiatan perusahaan dan sebagai dasar untuk menyusun statistika pendapatan nasional dan statistika lainnya. Pemerintah pusat atau daerah menarik pajak dari perusahaan. Besarnya pajak terutang yang harus dibayar tentunya diterapkan berdasarkan angka yang tertera dalam laporan keuangan.

6) Organisasi nirlaba, organisasi nirlaba seperti yayasan pendidikan, rumah sakit dan pantai asuhan memakai informasi akuntansi untuk merencanakan dan mengelola aktivitas-aktivitasnya. Mereka ini perlu juga menyusun anggaran, menggaji pegawai-pegawainya, membeli peralatan, yang semua itu membutuhkan informasi akuntansi.


(40)

7) Masyarakat, masyarakat umum sering bergantung pada informasi keuangan yang dirangkum dalam laporan-laporan keuangan untuk mengevaluasi tindakan-tindakan perusahaan besar di Indonesia. Masyarakat banyak memakai informasi finansial dalam menilai keberadaan ekonomi perusahaan-perusahaan ditengah masyarakat. 2.2.3.6. Tujuan Sistem Informasi

Menurt Wilkinson (2000:8) sistem informasi dalam dunia bisnis dan pemerintahan mempunyai tiga tujuan, meliputi :

1) Menyajikan informasi guna mendukung operasi harian.

2) Menyajikan informasi guna mendukung pengambilan keputusan.

3) Menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan (stewardsip).

Dua tujuan pertama menyangkut kepentingan pemakai internal dan eksternal, sedangkan yang ketiga hanya untuk pihak eksternal hampir semua informasi yang diperlukan oleh dua tujuan terakhir merupakan data transaksi yang diolah, sementara untuk tujuan pertama hanya sebagian.

2.2.4. Akuntansi Keprilakuan

Akuntansi keprilakuan merupakan salah satu cabang utama dari akuntansi yang memberikan perhatian lebih terhadap hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi. Akuntansi keprilakuan menyadari bahwa mereka dapat merancang sistem informasi untuk mempengaruhi perilaku agar memotivasi tindakan yang diharapkan. Menurut Siegel dan


(41)

Marconi (1989:6) tujuan akuntansi keprilakuan adalah usaha untuk melakukan pengukuran dan pengevaluasian segala tindakan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan pengambilan keputusan, baik yang bersifat eksternal dan internal. Akuntansi keprilakuan akan memberi manajemen tidak hanya dengan informasi tentang bagaimana orang berperilaku, tetapi juga dengan alasan mengapa orang-orang berperilaku seperti yang mereka lakukan dan merekomendasikan untuk mengubah perilaku yang negatif.

2.2.5. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Soegiharto (2001), kinerja sebuah sistem informasi akuntansi dapat diukur dari dua persepsi yaitu kepuasan pemakai atas pemakaian sistem informasi akuntansi dan pemakaian sistem itu sendiri oleh para karyawan pada departemen akuntansi dan anggaran dalam membantu pekerjaan mereka, untuk mengolah data-data keuangan menjadi akurat. Menurut Mulyadi (1993:1-2), akuntansi manajemen salah satu tipe informasi dan akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe pengolahan data akuntansi sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen merupakan tipe informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai satuan ukuran yang digunakan untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan pengelolaan perusahaan. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen merupakan suatu sistem pengolahan keuangan yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan yang merupakan keluaran yang dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen yang dimanfaatkan terutama oleh


(42)

pemakai intern organisasi. Sebagai salah satu tipe pengolahan data akuntansi manajemen merupakan salah satu sistem pengolahan informasi keuangan yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi kepentingan pemakai internal organisasi.

2.2.5.1. Kepuasan Pemakai Sistem Informasi

Kepuasan sering dihubungkan dengan pekerjaan (kepuasan kerja). Kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka (Davis, 1990:105).

Menurut Robbins (2001:24), kepuasan kerja adalah selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima oleh seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini mereka terima.

Berdasarkan pendapat diatas kepuasan kerja adalah suatu perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan dan mutu kepengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain usia, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.

Menurut Ives dan Olson pada Setianingsih (1998:87-88), kepuasan pemakai adalah seberapa jauh pemakai percaya pada sistem informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka dalam


(43)

kualitas keputusan sebagai tujuan penting dari sistem informasi dalam mendukung pembuatan keputusan.

Oleh sebab itu, dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan pemakai menurut peneliti adalah pengungkapan rasa senang atau tidak senang yang timbul dalam diri pemakai sehubungan dengan partisipasi yang diberiakannya selama pengembangan sistem informasi.

2.2.5.2. Pemakaian Sistem

Pemakaian sistem dapat diindikasikan juga sebagai pengimplikasian sistem. Implikasi sistem adalah proses menempatkan prosedur dan metode-metode revisi atau rancangan baru ke dalam operasi (Bodnar dan Hopwood, 2000:34). Beberapa pekerjaan yang dilakukan pada tahap implementasi adalah (Winarno, 1994:176) :

1) Pemilihan dan pelatihan karyawan, sistem yang baru biasanya berbeda dengan sistem yang lama sehingga memerlukan karyawan baru dengan keahlian yang diperlukan untuk menjalankan sistem yang baru.

2) Persiapan secara fisik, meliputi pemasangan komputer, pengaturan tempat kerja, penambahan mebel dan penataan kembali tempat penyimpanan berkas.

3) Pengujian program dan prosedur, setelah komputer, perabotan dan mesin terpasang, analisis sistem dapat menginstalasi program ke dalam komputer dan mengujinya.


(44)

4) Pembuatan dokumentasi, menyesuaikan dokumen yang telah ada sejak perencanaan sistem dengan keadaan sesungguhnya.

5) Pengubahan data dan file, mengubah data dan file ke bentuk yang diterima oleh sistem yang baru.

2.2.5.3. Kualitas Sistem Informasi

Karakteristik kualitas informasi menurut Yogianto (2000:30) meliputi :

a. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak atau menyesatkan.

b. Tepat pada waktunya, berarti informasi diterima oleh pemakai informasi tidak boleh terlambat.

c. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Bahwa kualitas suatu informasi ditentukan oleh keakuratan, tepat waktu dan relevan. Keakuratan suatu informasi berhubungan dengan pengukuran terhadap ketepatan (kebenaran) informasi tersebut yang mencerminkan realitasnya. Informasi yang tepat waktu, apabila informasi tersebut aktual atau mutakhir. Informasi yang relevan, apabila informasi tersebut tersedia sesuai dengan kebutuhan dalam pengambilan keputusan. Umumnya suatu laporan penyajian informasi secara singkat pada hal-hal yang penting saja, tetapi rincian dari informasi tersebut disajikan dalam uraiannya.


(45)

2.2.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi

2.2.6.1. Dukungan Manajemen Puncak 2.2.6.1.1. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Handoko 1995:8).

2.2.6.1.2. Fungsi Manajemen

Menurut Komarudin (1993:2) ada lima fungsi manajemen yaitu : a. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah penetapan tujuan, policy, prosedur, budget, dan program dari suatu organisasi.

b. Pengoranisasian (organizing)

Pengoganisaian adalah suatu proses manajemen yang menyebabkan fungsi dan faktor jasmaniah dapat bekerja sama untuk membentuk satuan yang dapat dipimpin dan diawasi. Selepas perencanaan manajer menetapkan dengan pasti kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kemudian mengelompokkan kegiatan-kegiatan tersebut menjadi satuan-satuan kerja.

c. Pembimbingan (staffing)

Penbimbingan adalah suatu kegiatan yang mengupayakan agar satuan-satuan dalam organisasi dapat bergerak bersama-sam menuju


(46)

sesuatu yang telah dihajatkan. Kegiatan ini memanfatkan segala saluran yang telah ditetapkan oleh kegiatan pengorganisasian.

d. Pengordinasian (Directing)

Pengordinasian mengandung kerjasama dan partisipasi kerjasama yang dimaksud adalah kerjasama antar berbagai kegiatan yang merupakan bagian dari kesatuan usaha yang dilaksanakan. Koordinasi adalah segala usaha yang diprlukan tertuju kepada tujuan bersama tanpa tumpang tindih kegiatan yang menyebabkan penghamburan pekerjaan. Setiap pengoordinasiaan yang baik senantiasa membutuhkan kerjasama yang baik pula.

e. Pengawasan (Controlling)

Kegiatan pengawasan selebihnya ialah membandingkan atau menilai dengan cara ukuran bahu yang diakui dengan kedudukan pekerjaan nyata. Kegiatan ini berakhir pada tindakan perbaikan apabila terdapat sesuatu yang dipandang perlu diperbaiki.

2.2.6.1.3. Tingkatan Manajemen

Menurut Handoko (1995:17) tingkatan manajemen dalam organisasi dibagi menjadi tiga golongan yang berbeda, yaitu :

a. Manajemen Lini Pertama

Tingkatan paling rendah dalam organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Sebutan lain bagi manajer lini adalah pimpinan, mandor, penyelia.


(47)

b. Manajemen Menengah

Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya. Selain itu juga dituntut untuk menjalin hubungan yang baik dengan rekan-rekan disekitar organisasi, dan menyelesaikan konflik . sebutan lain dari manajer menengah adalah manajer departemen, kepala pengawas.

c. Manajemen Puncak

Manajemen puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajer organisasi yaitu dalam hal penyusunan tujuan organisasi, menentukan strategi dan pembuatan keputusan yang mempengaruhi organisasi. Sebutan lain dari manajer puncak adalah direktur, presiden, kepala divisi, wakil presiden.

2.2.6.1.4. Pengertian Dukungan Manajemen Puncak

Menurut Handoko (1995:18), mengemukakan manajemen puncak suatu perusahaan adalah para eksekutif pada puncak organisasi perusahaan yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan kesuksesan perusahaan.

Menurut Setianingsih dan Indriantoro (1998:199), dukungan manajemen puncak adalah partisipasi dan keterlibatan manajemen puncak dalam pengembangan sistem.

Menurut Elfreda (2003:32), dukungan manajemen puncak adalah perilaku eksekutif yang berhubungan dengan perencanaan sistem informasi, pengembangan dan implementasinya.


(48)

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan manajemen puncak adalah dukungan atau dorongan yang dilakukan eksekutif yang berada dipuncak perusahaan dan yang bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan.

2.2.6.2. Partisipasi Pemakai

Pentingnya partisipasi pemakai dalam pengembangan telah diakui secara luas dalam literature. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan intervensi personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi (Setianingsih dan Indriantoro, 1998:195).

Menurut Davis dan Newstrom (1990:179), menyatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi pada tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan itu.

Menurut Barki dan Hartwich (1989) (dalam Lindrianasari, 2001:85), partisipasi pemakai didefinisikan sebagai perilaku dan tindakan yang dilakukan melalui suatu target yang telah ditentukan sebelumnya atau sesuai dengan kemampuan pengguna selama proses pendisainan sistem.


(49)

Menurut Davis (1990:179), ada tiga aspek yang sangat penting dalam partisipasi kerja, antara lain :

1. Keterlibatan emosi dan mental pegawai, berpartisipasi berarti melibatkan emosi dan mental pegawai daripada kegiatan fisik.

2. Motivasi untuk menyumbang, memberikan ide-ide kreatif dan membangun aspek yang sangat penting.

3. Penerimaan tanggung jawab, partisipasi kerja menuntut pegawai untuk mampu menerima tanggung jawab dalam kegiatan kelompok.

Dari berbagai pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi pemakai merupakan perilaku, pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi (Restuningdiah dan Indriantoro, 2000:121).

Partisipasi digunakan untuk menunjukkan campur tangan personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sitem informasi (Restuningdiah dan Indriantoro, 2002:122).

Dalam pengembangan sistem informasi, apabila pemakai diajak berpartisipasi maka akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi. Hal ini dapat terjadi karena pemakai terlibat langsung dalam penggunaan sistem informasi (Restuningdiah dan Indriantoro, 2002:122).

Pada kenyataannya sering kali pemakai lebih mengetahui apa yang mereka butuhkan dalam suatu sistem informasi. Dengan diajak


(50)

berpartisipasi, maka pemakai dapat menyampaikan keinginan-keinginan mereka berkaitan dengan proses pengembangan sistem informasi.

2.2.6.3. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi

Pendekatan pengalaman (experiental theory) terhadap perubahaan perilaku didasari pada orang yang lebih percaya akan pengalaman mereka sendiri daripada pengalaman orang lain (Pace dan Faules, 1998:438). Menurut pandangan ini, orang mengubah perilaku mereka dengan menguji kepercayaan mereka berdasarkan reaksi mereka terhadap situasi dimana mereka merasakan dorongan emosi yang penting. Dengan menggambarkan apa yang terjadi pada mereka, individu mengembangkan penjelasan personal atas reaksi mereka dan membuat usaha yang sadar untuk mencoba cara berperilaku alternative dalam situasi yang lain.

Menurut Soegiharto (2001:179), jika para pengguna sistem semakin memahami teknologi, tugas dan keputusan yang diambil dan lingkungan sosial-politis ditempat digunakannya sistem tersebut, maka mereka akan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pengembangan sistem tersebut.

Rata-rata level pendidikan dan pengalaman anggota kelompok sistem digunakan sebagai pengukur kemampuan personal sistem informasi (Ives dkk dalam Soegiharto, 2001:179).

Sehingga dari asumsi diatas maka peneliti dalam mengambil kesimpulan bahwa kemampuan teknik personal sistem informasi adalah


(51)

kesanggupan individu atau personal dalam menggali potensi diri untuk mengembangkan sistem informasi organisasi.

2.2.7. Teori yang Berpengaruh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi

Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses pengembangan sistem informasi, perencanaan dan pengoperasian sistem informasi dalam suatu perusahaan akan dapat meningkatkan keinginan pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada sehingga akan muncul suatu kepuasan pemakai dalam penggunaan sistem informasi dan bertanggung jawab akan kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan selain itu didukung dan keterlibatan manajemen puncak memegang peranan penting dalam keberhasilan pengembangan sistem informasi (Nunik, 2006:18).

Teori yang mendukung hubungan dukungan manajemen puncak terhadap pengembangan sitem informasi akuntansi :

- Teori kelompok

Teori kelompok dalam kepemimpinan ini dasar perkembangannya berakar pada psikologi sosial. Teori yang dikembangkan oleh Filley, House dan Kerr (1976) menyatakan supaya kelompok bisa mencapai tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikutnya. Teori ini juga menunjukkan bahwa para pemimpin yang memperhitungkan dan membantu pengikutnya mempunyai pengaruh yang positif terhadap sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja.


(52)

Bentuk bantuan yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa dukungan pimpinan kepada bawahan. Bila manajemen puncak memberikan dukungan penuh dalam pengembangan sistem informasi dan dukungan tersebut dapat diterima oleh pemakai informasi, maka akan memberikan kepuasan terhadap pemakai informasi tersebut.

Dukungan Manajemen Puncak juga memiliki kekuatan dan berpengaruh untuk mensosialisasikan pengembangan sistem informasi, yang memungkinkan pemakai untuk berpartisipasi dalam setiap tahap pengembangan sistem dan akan berpengaruh pada kepuasan pemakai (Nunik, 2006:19).

Tjhai fung jen (2002) dalam Nunik (2006:19) mengatakan bahwa dengan adanya dukungan manajemen puncak yang semakin tinggi dalam proses untuk pengembangan sistem dan operasinya, kepuasan pemakai akan dalam menggunakan sistem yang ada semakin tinggi pula.

2.2.8. Teori yang Berpengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi

Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional, dimana para individu terlibat dalam pembuatan keputusan yang mempunyai pengaruh secara langsung terhadap individu tersebut dan salah satu cara untuk memotivasi. Partisipasi dalam pengembangan sistem informasi dari tahap perencanaan, pengembangan dan inplementasi sistem informasi. Dalam pengembangan sistem informasi pemakai berpartisipasi


(53)

secara langsung akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi, maka partisipasi pemakai dapat digunakan sebagai dasar dalam pengukuran kinerja sistem informasi akuntansi dalam Nunik (2006:19).

Tjhai fung jen (2002) dalam Nunik (2006:19) mengatakan bahwa dengan keterlibatan pemakai yang sering dalam pengembangan sistem informasi, maka kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi sehingga akan memberikan suatu kepuasan bagi para pemakai. Teori yang mendukung Partisipasi Pemakai Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi adalah :

Teori Y dari Mc Gregor

Teori ini dipelopori oleh Mc Gregor (1957) ini diantaranya menyatakan bahwa orang-orang akan mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri untuk mencapai tujuan apabila mereka merasa terikat dengan tujuan itu. Dalam kondisi yang sesuai, mereka belajar menerima dan mencari tanggung jawab (Davis dan Newstrom,1994:162).

Dengan teori diatas maka partisipasi adalah bentuk dari pengarahan dan pengendalian diri sendiri untuk mencapai tujuan. Partisipasi pemakai informasi juga merupakan salah satu bentuk keterlibatan individu dalam kegiatam pengembangan sistem informasi yang berguna untuk mencapai kepuasan pemakai informasi.


(54)

2.2.9. Teori yang Berpengaruh Kemampuan Teknik Personal Pemakai sistem Informasi Akuntansi Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Robbins (1996:86) dalam Erlang Widodo (2005:32) Kemampuan merupakan kapasitas seseorang dalam mengerjakan berbagai macam tugas dalam pekerjaannya. Dengan kemampuan yang ada kegiatan karyawan tidak akan menyimpang jauh dari kegiatan badan usaha sehingga memberikan kepuasan.

Teori pencapaian prestasi oleh Mc Clelland (1953) didasari asumsi bahwa perubahan perilaku muncul karena individu ingin berhasil. Individu yang memiliki predisposisi yang kuat untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik, memiliki kemungkinan yang tinggi untuk membuat perubahan memperoleh sesuatu. Asumsi lain yang lebih penting adalah jika seseorang menghabiskan waktu berpikirnya untuk melakukan sesuatu yang baik, maka orang tersebut akan menampakkan dorongan energi dan hasrat ingin sukses serta akan meraih tujuan yang lebih besar (Erlang Widodo, 2005:32).

Tjhai Fung Jen (2002) dalam Luciana Spica Almila dan Irmaya (2003:3) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat kemampuan teknik personal sistem informasi akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan ada hubungan positif antara kemampuan kemampuan teknik personal sistem informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.


(55)

Dari teori diatas, dapat ditarik kesimpulan masalah kepuasan yang rendah akan mengakibatkan kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi akuntansi juga rendah. Namun kurangnya sumber daya atau rendahnya kemampuan yang dimiliki oleh para karyawan tersebut dalam menyiapkan informasi akuntansi menyebabkan penurunan kepuasan terhadap pemakaian sistem informasi. Kemampuan adalah merupakan keahlian yang tidak terpisah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

2.2.10. Teori yang Berpengaruh Dukungan Manajemen Puncak, Partisipasi Pemakai, Kemampuan Teknik Personal Pemakai Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi

Tjhai Fung Jen (2002) dalam Nunik (2006:19) mengatakan bahwa dengan adanya dukungan manajemen puncak yang semakin tinggi dalam proses untuk pengembangan sistem dan operasinya, kepuasan pemakai akan dalam menggunakan sistem yang ada semakin tinggi pula.

Tjhai Fung Jen (2002) dalam Nunik (2006:19) mengatakan bahwa dengan keterlibatan pemakai yang sering dalam pengembangan sistem informasi, maka kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi sehingga akan memberikan suatu kepuasan bagi para pemakai.

Tjhai Fung Jen (2002) dalam Luciana Spica Almila dan Irmaya (2003:3) mengatkan bahwa semakin tinggi tingkat kemampuan teknik personal sistem informasi akan meningkatkan kinerja siatem informasi


(56)

akuntansi dikarenakan ada hubungan positif antara kemampuan teknik personal sistem informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dirumuskan, serta untuk pendukung hasil penelitian diajukan beberapa premis yaitu :

Premis. 1 :

Terdapat hubungan yang positif antara kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi dan pemakaian sistem (Choe, 1996).

Premis. 2 :

Partisipasi pemakai mempunyai pengaruh terhadap kepuasan pemakai (Setianingsih, 1998).

Premis. 3 :

Partisipasi pemakai dan dukungan manajemen puncak mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan pemakai (Setianingsih, 1998).

Premis. 4 :

Pengembangan sistem informasi yang diformalisasi akan meningkatkan kinerja atau kesuksesan sistem informasi (Soegiharto, 2001).

Premis. 5 :

Kemampuan teknik personal sistem informasi memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pengembangan sistem informasi (Soegiharto, 2001).


(57)

Premis. 6 :

Partisipasi pemakai berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai proses pengembangan sistem informasi (Elfreda Aplonia Lau, 2004).

Untuk memudahkan analisis dan menguji hipotesis, maka dapat digambarkan dalam suatu bagan kerangka pikir yaitu sebagai berikut :

Gambar 2.3 : Bagan Kerangka Pikir

Dukungan Manajemen Puncak

(X1)

Partisipasi Pemakai (X2)

Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X3)

Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Uji Statistik Regresi Linier Berganda 2.4. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesis yang dapat digunakan sebagai dugaan sementara adalah :

- Diduga bahwa Dukungan Manajemen Puncak, Partisipasi Pemakai dan Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi berpengaruh positif signifikan Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi. (didukung oleh premis 1, 2, 3, 4, 5 dan 6).


(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan (Nazir, 1998 : 152). Dalam penelitian ini menggunakan satu variabel terikat (Y) yaitu Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y) dan tiga variabel bebas (X) yaitu Dukungan Manajemen Puncak (X1),

Partisipasi Pemakai (X2), dan Kemampuan Teknik Personal Sistem

Informasi (X3). Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Variabel Terikat / Dependent Variabel / (Y) Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi merupakan proses memodifikasi atau mengubah bagian-bagian atau keseluruhan sistem informasi. Proses ini membutuhkan komitmen substansial mengenai waktu, sumber daya dan merupakan aktivitas yang berkesinambungan.

Kepuasan pemakai sistem, merupakan pengungkapan perasaan senang atau tidak senang yang timbul dalam diri pemakai sehubung dengan partisipasi yang diberikan selama pengembangan sistem informasi akuntansi yang sedang digunakan di perusahaan.


(59)

Pemakai sistem, apabila pemakaian sistem dengan mudah dan sering digunakan akan mengindikasikan kinerja sistem yang relatif tinggi, hal ini berarti menandakan kinerja sistem yang baik.

b. Variabel Bebas / Independen Variabel / (X)

1. Dukungan Manajemen Puncak (X1) adalah suatu dorongan yang

dilakukan oleh sekelompok kecil kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan dan pengawasan untuk mengembangkan sistem informasi bagi perusahaan dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

2. Partisipasi Pemakai (X2) yaitu keikutsertaan yang dilakukan oleh

pemakai mulai tahap perencanaan, pengembangan, sampai tahap implementasi sistem informasi.

3. Kemapuan Teknik Personal Sistem Informasi (X3) yaitu kemampuan

yang dimiliki oleh pemakai sistem informasi dalam menggunakan sistem berdasarkan pengalaman.

3.1.2. Pengukuran Variabel

a.Variabel terikat / Dependent Variabel / (Y) 1. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi

Variabel Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y) ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Choe (1996) dalam Soegiharto (2001), dengan 16 item pertanyaan yang terdiri 11 dimensi untuk kepuasan pemakai, 2 dimensi untuk pemakaian sistem informasi, dan 3 dimensi untuk kualitas sistem.

   


(60)

Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala interval, dengan teknik penyusunan skala semantic differential (Sumarsono, 2004 : 25-54) yaitu skala yang di susun dalam satu garis kontinum dengan jawaban sangat positifnya terletak disebelah kanan dan jawaban sangat negatifnya terletak disebelah kiri atau sebaliknya yang mempunyai 7 item. Dengan pola sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7 Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Penilaian yang digunakan adalah 1-3 menunjukkan tingkat kepuasan pemakai, pemakaian sistem, dan kualitas sistem untuk kinerja sistem informasi tidak memuaskan, nilai 4 menunjukkan tingkat kepuasan pemakai, pemakaian sistem, dan kualitas sistem untuk kinerja sistem informasi cukup memuaskan, nilai 5-7 menunjukkan tingkat kepuasan pemakai, pemakaian sistem, dan kualitas sistem untuk Pengembangan sistem informasi sangat memuaskan.

b. Variabel Bebas / Independent Variabel (X) 1. Dukungan Manajemen Puncak (X1)

Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X1) ini diukur dengan

menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Vanlommel dan De Brabander (1975) dalam Setianingsih dan Indriantoro (1998), dengan 5 item pertanyaan. Teknik pengukuran yang digunakan adalah

semantic differential yaitu skala yang disusun dalam satu garis

   


(61)

kontinum dengan jawaban sangat positifnya terletak disebelah kanan dan jawaban sangat negatifnya terletak sebelah kiri yang mempunyai 7 item. Dengan 5 item pertanyaan sehingga menghasilkan data berskala interval. Teknik pengukuran variabel dengan pola :

1 2 3 4 5 6 7 Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Penilaian yang digunakan adalah 1-3 menunjukkan perhatian tinggi, harapan yang tinggi, perencanaan operasi sistem, dan penggunaan komputer untuk Dukungan Manajemen Puncak tidak baik, nilai 4 menunjukkan perhatian tinggi, perencanaan operasi sistem, dan penggunaan komputer untuk kinerja sistem informasi untuk Dukungan Manajemen Puncak cukup tinggi, nilai 5-7 menunjukkan perhatian tinggi, harapan yang tinggi, perencanaan operasi sistem, dan penggunaan komputer untuk Dukungan Manajemen Puncak sangat baik.

2. Partisipasi Pemakai (X2)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Vanlommel dan De Brabander (1975) dalam Setianingsih dan Indriantoro (1998), dengan 5 item pertanyaan. Teknik pengukuran yang digunakan adalah semantic differential skala yang disusn dalam satu garis kontinum dengan jawaban sangat positifnya terletak disebelah kanan dan jawaban sangat negatifnya terletak sebelah kiri yang mempunyai 7 item. Dengan 5 item

   


(62)

pertanyaan sehingga menghasilkan data berskala interval. Teknik pengukuran variabel dengan pola :

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Penilaian yang digunakan adalah 1-3 menunjukkan pengembangan, prosedur pengendalian, keamanan sistem, rencana pelaksanaan, pengujian terhadap sistem untuk Partisipasi Pemakai tidak baik, nilai 4 menunjukkan pengembangan, prosedur pengendalian, keamanan sistem, rencana pelaksanaan, pengujian terhadap sistem untuk Partisipasi Pemakai cukup baik, nilai 5-7 menunjukkan pengembangan, prosedur pengendalian, keamanan sistem, rencana pelaksanaan, pengujian terhadap sistem untuk Partisipasi Pemakai sangat baik.

3. Kemampuan Teknik Personal Sistem Akuntansi (X3)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Ivest (1983) dalam Setianingsih dan Indriantoro (1998), dengan 67 item pertanyaan. Teknik pengukuran yang digunakan adalah semantic differential skala yang disusun dalam satu garis kontinum dengan jawaban sangat positifnya terletak disebelah kanan dan jawaban sangat negatifnya terletak sebelah kiri yang mempunyai 7 item. Dengan 5 item pertanyaan sehingga menghasilkan data berskala interval. Terknik pengukuran variabel dengan pola :

   


(63)

1 2 3 4 5 6 7 Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Penilaian yang digunakan adalah 1-3 menunjukkan tingkat kemampuan, pengaruh bekerja, meningkatkan kualitas untuk Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi tidak baik, nilai 4 menunjukkan tingkat kemampuan, pengaruh bekerja, meningkatkan kualitas untuk Kemapuan Teknik Personal Sistem Informasi cukup baik, nilai 5-7 untuk menunjukkan tingkat kemampuan, pengaruh bekerja, meningkatkan kualitas untuk Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi sangat baik.

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi merupakan kelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek atau obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenali generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2002 : 44). Populasi data penelitian ini adalah diambil dari top sampai lower management, yang ikut andil dan berperan penting dalam pengambilan keputusan yang ada di kantor maupun di lapangan milik PT. SWADAYA GRAHA. Populasi dalam penelitian ini adalah Direktur Utama, Direktur Keuangan, Kepala Divisi, Kepala Bidang, yang berjumlah 47 manajer pada periode bulan April 2009.

   


(64)

3.2.2. Sampel

Sampel bagian dari populasi, yang mempunyai ciri dan karateristik yang sama dengan populasi (Nasir, 1988:325), teknik penetuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemilihan sampel yang bertujuan (purposive samping) yang menghasilkan sebuah sampling yang relevan dengan rancangan penelitian dengan metode penarikan non probabilitas yang menyeleksi responden-responden berdasarkan ciri-ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh sampel tersebut merupakan representatif dari populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini difokuskan pada bagian keuangan dan didasarkan atas pertimbangan antara lain :

1. Manajer pada bagian keuangan sebagai pemakai informasi akan lebih objektif dalam menilai efektifitas system informasi akuntansi

2. Manajer pada bagian keuangan sebagai pemakai informasi mempunyai kepentingan yang sama dibandingkan dengan pemakai dari luar perusahaan yang jumlahnya sulit untuk diidentifikasikan dan mempunyai kepentingan yang berbeda.

Berdasarkan ketentuan diatas maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 responden.

   


(65)

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan faktor yang sangat penting dalam pembuktian karya ilmiah. Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data antara lain :

3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang dikumpulkan melalui keusioner yang diberikan kepada para manajer PT. SWADAYA GRAHA.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang diambil peneliti dalam penelitian ini adalah berasal dari jawaban kuesioner yang disebar pada manajer tiap bagian PT. SWADAYA GRAHA.

3.3.3. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Wawancara

Pengumpulan data dengan mengadakan wawancara secara langsung dengan petugas, staf ahli yang dapat memberikan penjelasan serta keterangan mengenai masalah yang diteliti.

2. Dokumentasi

Dengan mencatat data-data yang diperlukan yang berasal dari dokumentasi yang dimiliki oleh perusahaan.

   


(66)

3. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang kemudian diisi oleh responden dengan batas waktu yang ditetapkan oleh peneliti.

4. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang akan diteliti, hal ini sangat membantu dalam suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data yang dilakukan dengan metode ilmiah yang hasilnya dapat memberikan suatu kesimpulan yang sangat berguna bagi semua pihak.

3.4. Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan valid / tidaknya alat ukur tersebut itu dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir-butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan.

Koefisien masing-masing item kemudian dibandingkan dengan nilai rkritis dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Jika nilai rhitung > 0,30 berarti pernyataan valid

b. Jika nilai rhitung ≤ 0,30 berarti pernyataan tidak valid (Azwar, 1997 : 69)

   


(67)

3.4.2. Uji Realibilitas

Uji Realibilitas merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur suatu kuesioner, yang merupakan indikator dari variabel.

Penelitian ini uji reabilitasnya dilakukan melalui pendekatan pengukuran reabilitas konsistensi internal dengan cara Cronbach Alpha yaitu membandingkan antara koefisien alpha dengan standart alpha. Kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Jika nilai alpha > 0,60 berarti pernyataan reliabel

b. Jika nilai alpha ≤ 0,60 berarti pernyataan tidak reliabel (Nunnaly, 1969 dalam Imam Ghozali, 2001 : 133)

3.4.3. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal / tidak, untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk dengan menggunakan program SPPS (Sumarsono, 2004 : 40).

Menurut Santoso (2000 :214) dasar pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut :

a. Nilai porbabilitas > 0,05 berarti data tersebut berdistribusi normal. b. Nilai probabilitas < 0,05 berarti data tersebut tidak berdistribusi normal. 3.5. Uji Asumsi Klasik

Dalam suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t

   


(68)

tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi bebrapa asumsi dasar (klasik), yaitu :

1. Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menetukan apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalaahan pada periode t – 1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka terdapat autokorelasi (Ghozali, 2002 : 61), tetapi dalam penelitian ini data yang digunakan bukan data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu, sehingga untuk uji autokorelasi tidak dilakukan (Gujarati, 1999 : 201).

2. Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.

Perkembangan teori yang baru adalah dengan mengetahui nilai “pembengkakan varians” atau Varians Inflation Factor (VIF). VIF dapat dihitung dengan rumus :

VIF =

2

1 1

J

R

Nilai

1RJ2

 disebut Toleransi (Tolerance) yang diperoleh dengan meregresikan antar variabel bebas. R adalah nilai koefisien determinasi persamaan regresi variabel bebas. Banyaknya nilai munculnya VIF

   


(1)

4.4.2. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu

Beberapa perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.17: Rangkuman Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu

No.

Nama Peneliti Variabel

Penelitian Hasil Penelitian 1 Setianingsih (1998) Partisipasi Pemakai (X1),

Dukungan Manajemen Puncak (X2),

Komunikasi Pemakai-Pengembang(X3), dan Kepuasan Pemakai (Y)

1. Partisipasi Pemakai mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan kepuasan pemakai.

2. Dukungan manajemen puncak berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam pengembang Sistem Informasi.

3. Komunikasi pemakai-pengembang tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam pengembang Sistem Informasi tetapi

komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh langsung terhadap kepuasan pemakai

2 Lau (2004) Dukungan Manajemen Puncak (X1),

Komunikasi Pemakai-Pengembang (X2), Kompeleksitas Tugas (X3), Kompleksitas Sistem (X4), Pengaruh Pemakai (X5) dan Partisipasi Pemakai Kepuasan Pemakai (Y)

1. Partisipasi pemakai berpengaruh positif kepuasan dalam proses pengembangan sistem informasi

2. Dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem, dan pengaruh pemakai memoderasi, partisipasi pemakai berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi.

3 Witaningrum (2005)

Partisipasi Pemakai (X1), Dukungan Manajemen Puncak (X2), komunikasi pemakai pengembang (X3), dan kepuasan pemakai (Y)

Partisipasi Pemakai (X1), Dukungan Manajemen Puncak (X2) dan komunikasi pemakai

pengembang (X3), berpengaruh terhadap kepuasan pemakai (Y)

4 Hariyanto (2010) Partisipasi Pemakai (X1), Dukungan Manajemen Puncak (X2),

kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi (X3), dan pengembangan sistem informasi akuntani (Y)

Variabel dukungan manajemen puncak (X1), partisipasi pemakai (X2) dan kemampuan teknik personal sistem informasi (X3) tidak berpengaruh terhadap variabel pengembangan sistem informasi akuntansi (Y)


(2)

97

4.4.3. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan penelitian yang dapat mempengaruhi hasil dari penelitian itu sendiri adalah sebagai berikut :

1. Data penelitian ini berasal dari persepsi responden secara tertulis melalui instrumen kuesioner. Ketidakobyektifan responden dalam mengisi kuesioner dapat mempengaruhi hasil penelitian, sehingga perlu ditambahkan metode wawancara dalam upaya pengumpulan data untuk menghindari kemungkinan tersebut.

2. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dirasakan responden pada saat pengisian kuisioner tersebut akan dapat mempengaruhi cara menjawab.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh variabel lain yang masih mempengaruhi pengembangan sistem informasi akuntansi sehingga dalam penelitian mendatang hendaknya dipertimbangkan variabel-variabel lain, seperti : ketidakpastian tugas, ketidakpastian lingkungan, kompleksitas teknologi dan kompleksitas organisasi.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini membahas mengenai ”Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Pada PT.Swadaya Graha Gresik”, yang hasilnya adalah dukungan manajemen

puncak tidak memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja sistem informasi akuntansi, partisipasi pemakai tidak memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja sistem informasi akuntansi, dan kemampuan teknik personal sistem informasi juga tidak memberikan kontribusi terhadap pengembangan sistem informasi akuntansi, sehingga hipotesis penelitian ini tidak teruji kebenarannya.

5.2. Saran

Untuk mencapai manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, maka dikemukakan saran :

1. Bagi perusahaan, hendaknya lebih meningkatkan dukungan manajemen puncak terutama dalam perencanaan, partisipasi pemakai terutama dalam pengujian sistem informasi akuntansi, dan kemampuan teknik personal sistem informasi.


(4)

99

2. Bagi penelitian selanjutnya, hendaknya dipertimbangkan variabel-variabel lain, seperti: ketidakpastian tugas, ketidakpastian lingkungan, kompleksitas teknologi dan kompleksitas organisasi. Selain itu, memperluas obyek penelitian harus dipertimbangkan juga oleh peneliti mendatang.


(5)

Baridwan, Zaki, 1994, Bunga Rampai Sistem Informasi Akuntansi, Edisi pertama, BPFE, Yogyakarta.

Baridwan, Zaki, 1995, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi kedua, BPFE, Yogyakarta.

Bodnar, George dan Hopwood, 2000, Sistem Informasi Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta.

Chusing, Barg. E, 1991, Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan, Edisi ketiga, Erlangga, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Jogiyanto, 2000, Sistem Informasi Berbasis Komputer, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.

Mulyadi, Johny Setiawan, 2001, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Edisi Kedua, salemba Empat, Jakarta.

Nazir, Moh, 1988, Metodologi Penelitian, Edisi Ketiga, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Robbins, Stephen. P, 2001, Perilaku Organisasi, Edisi Kedelapan, Jilid Satu, Prenalindo, Jakarta.

Simamora, Henry, 2000, Akuntansi Berbasis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Santoso, Singgih, 2000, SPSS Statistik Parametrik, Penerbit PT. elex Media Komputindo.

Santoso, Singgih, 1994, Teori Organisasi : Struktur Desain dan Aplikasi, Edisi Ketiga, Arcan, Jakarta.


(6)

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi, Surabaya.

Wilkinson, Joseph W, 2000, Accounting information System, Edisi Keempat, John Wiley and Sons, New York.

Wilkinson, Joseph W, 1993, Sistem Akuntansi dan Informasi, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta.

Jurnal :

Almilia, Spica, Luciana dan Briliantien, Irmaya, 2001, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo, jurnal Stie Perbanas

Surabaya,website www.yahoo.com

Lau, Aplonia, Elfreda, 2004, Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Kompleksitas Tugas, Kompleksitas Sistem Dan Pengaruh Pemakai Sebagai Moderatin Variabel, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, volume 7, nomor 1, halaman 23-43.

Lindrianasari, 2001, Hubungan Keahlian Partisipasidan Hubungan Partisipasi dengan Variabel Lain dalam Pengembangan Sistem Informasi, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 3, nomor 2, halaman 82-98.

Restuningdiah, Nurika dan Indriantoro, Nur, 2000, Pengaruh Partisipasi Terhadap Kepuasan Pemakaidalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Kompleksitas Tugas, Kompleksitas Sistem dan Pengaruh Pemakai sebagai Moderating Variabel, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,volume 3, nomor 2, halaman 119-133.

Setianingsih, Sunartidan Indriantoro, Nur, 1998, Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Komunikasi Pemakai Pengembang terhadap Hubungan Partisipasi dan Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, volume 1, nomer 2, halaman 192-207