Kewirausahaan
82
Bahan Bacaan 7. Manajemen Risiko MANAJEMEN RISIKO
Risiko selalu ada dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam pengelolaan sekolah. Semua kegiatan sekolah mengandung risiko. Ada kegiatan yang risiko kecil dan ada yang
besar. Untuk mengatasi risiko, peran kepala sekolah sangat besar. Kepala sekolah yang mempunyai jiwa kewirausahaan akan berani mengambil risiko dalam setiap keputusan yang
diambil. Berani mengambil risiko tidak hanya sekedar berani, namun risiko diambil dengan mempertimbangkan banyak faktor, sehingga pengambilan risiko tidak berdampak negatif.
Untuk itu perlu adanya penerapan manajemen risiko di sekolah.
A. Pengertian Manajemen Risiko
Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam bidang asuransi,
risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian. Risiko dapat terjadi
dimananpun dan kapanpun. Di sekolahpun juga banyak risiko yang bisa terjadi dalam pengelolaan sekolah.
Risiko tidak dapat dihindari, namun dapat diminimalisir, untuk itu perlu pemahaman tentang manajemen risiko. Manajemen risiko merupakan suatu proses yang kontinyu dan
berkembang sesuai strategi organisasi serta implementasi dari strategi tersebut. Hal tersebut dilaksanakan dengan mempertimbangkan semua risiko yang terjadi pada
kegiatan yang lalu,sekarang dan khususnya yang akan datang.
Manajemen risiko berkaitan dengan dua aspek risiko yaitu positif dan negatif. Oleh karena itu risiko dipertimbangkan dari perspektif keduanya. Dalam bidang keselamatan,
secara umum diakui bahwa konsekuensi merupakan hanya sisi negatif, oleh karena itu manajemen risiko keselamatan difokuskan pada preventif dan mitigasi dari kerusakan
atau kesalahan. Fokus dari manajemen risiko yang baik good risk management yaitu identifikasi dan perlakuan risiko. Manajemen risiko memberikan suatu cara secara
terstruktur tentang identifikasi dan analisis risiko, serta pemikiran dan implementasi respon yang tepat dari akibat yang ditimbulkan Moeller, 2007. Cendrowski Mair
2009 menyatakan bahwa strategi manajemen risiko terdiri dalam 3 komponen yaitu identifikasi risiko, evaluasi risiko dan mitigasi risiko. Adapun penjelasannya sebagai
berikut.
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi dari suatu risiko merupakan langkah pertama dalam penilaian risiko. Tanpa identifikasi risiko yang tepat, suatu analisis risiko sangat kekurangan informasi yang
potensial. Identifikasi risiko ditujukan untuk menjawab pertanyaan: What might go wrong as compared with expectations? Manajemen risiko mencari jalan keluar untuk
pertanyaan: What should be done about this? Identifikasi risiko dapat diawali dengan membuat analisis SWOT.
2. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko adalah untuk membuat keputusan berdasar pada hasil analisa risiko tentang perlunya perlakuan dan prioritas perlakuan terhadap risiko. Evaluasi risiko
Kewirausahaan
83
berawal dari analisis dampak dari risiko yang ada. Dengan mengetahui dampak maka dapat ditentukan prioritas penyelesaiannya.
3. Mitigasi Risiko
Mitigasi risiko adalah suatu metodologi yang secara sistemik digunakan untuk mengurangi risiko. Mitigasi risiko dapat dicapai melalui beberapa cara antara lain:
a. Risk Assumption.
Risk assumption adalah menerima risiko dan melanjutkan operasional kegiatan atau untuk mengimplemetasikan kontrol menjadi risiko lebih rendah menjadi tingkat yang
diterima.
b. Risk Avoidance.
Risk avoidance adalah menghindarimenghilangkan risiko melalui eliminasi penyebab risiko danatau konsekuensinya.
c. Risk Limitation.
Risk limitation adalah membatasi risiko melalui implementasi kontrol yang meminimalkan pengaruh merugikan dari kegiatan perlakuan suatu kerawanan
misalnya, melakukan pencegahan, detektif kontrol.
d. Risk Planning.
Risk planning adalah mengelola risiko melalui pengembangan suatu rencana mitigasi risiko melalui pengotrolan perawatan, proses prioritas, implementasi.
e. Research and Acknowledgment.
Research and acknowledgment adalah menurunkan risiko hingga hilang dengan cara pengakuan kerawanan atau kesalahan dan penelitian untuk mengkoreksi kerawanan
atau kesalahan tersebut.
f. Risk Transference. Risk Transference adalah mentransfer risiko melalui pilihan lain untuk kompensasi
kerugian, misalnya pembelian asuransi kecelakaan
B. Proses Manajemen Risiko