T
abel 4.1 Daftar Usaha Gerabah Desa Melikan
Tahun 2006 – 2015
No Nama
Pengrajin Gerabah
Nama Usaha Gerabah
Tahun Berdiri
Usaha Lama
Usaha Gerabah
Tahun
1. Sukiryem
- 1983
33 2.
Sumilih Nirmala
Keramik 1999
17 3.
Slamet Riyadi Ardi Keramik
2006 10
4. Sri Jaemi
- 2006
10 5.
Saimin Tarto Suharjo
Tarto Suharjo Keramik
1975 41
6. Wainem
- 1977
39 7.
Amiatun -
2000 16
8. Warno Sukiyem
- 1982
34 9.
Tukiyem -
1984 32
10. Parjiyanto
- 2003
13 11.
Lugiyem -
2007 11
12. Margiono
Gilang Keramik
2005 11
13. Suharjono
Airy Keramik 2005
10 14.
Marjuki Rayhan
Keramik 2006
7 15.
Bowo -
2010 6
16. Nurdiyanto
- 2010
6 17.
Wagiman -
2010 6
18. Alimiyanto
- 2011
5 19.
Tri Utami -
2012 4
20. Sumarni
- 2013
3
Sumber: Data diolah, 2016
2. Sejarah Gerabah Desa Pagerjurang
Gerabah atau keramik di Desa Melikan sudah ada sejak 600 tahun yaang lalu. Masyarakat biasanya lebih mengenal gerabah
produksi Desa Melikan dengan sebutan gerabah Bayat. Gerabah Bayat ,mempunyai keunikan dan ciri khas tersendiri dari gerabah-gerabah
yang di produksi di daerah lain, seperti gerabah Kasongan Yogyakarta, Dinoyo Malang dan Pundong Bantul.
Gerabah atau keramik Bayat merupakan salah satu jenis keramik earthenware gerabah yang memiliki perjalanan menarik
dan unik, sehingga sampai saat ini dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kerajinan keramik tradisional dengan teknik putaran miring
yang menjadi ciri khas dan keunikan pada hasil produksinya. Tidak heran jika hampir seluruh warga di Desa Melikan memiliki keahlian
dalam menghasilkan gerabah, dari remaja, anak muda, hingga yang dewasa. Hal ini terjadi karena sudah menjadi tradisi bagi warga desa
setempat untuk mewariskan pengetahuan membuat keramik terutama dengan teknik putaran miring kepada anak cucu mereka, sehingga
keahlian dan keterampilan mereka dapat selalu berkembang. Sejak awal memproduksi gerabah, warga Melikan sudah
menggunakan teknik putaran miring. Teknik putaran miring ini merupakan warisan dari Sunan Bayat atau yang sering dikenal dengan
Sunan Pandadanaran. Dengan tujuan menyebarkan agama islam di daerah Bayat, maka Sunan Bayat mengajarkan keterampilan membuat
gerabah kepada warga Bayat, khususnya warga Desa Melikan. Sunan Bayat mengajarkan warga membuat gerabah dengan menggunakan
teknik putaran miring. Dengan menggunakan teknik putaran miring maka para perempuan dapat tetap menjaga kesopanannya dalam
membuat gerabah. Teknik putaran miring ini memang dikhususkan
bagi kaum perempuan, dan dengan demikian para perempuan tetap bisa membantu para laki-laki dalam bekerja mencari nafkah.
Hingga saat ini teknik putaran miring masih menjadi ciri khas dan keunikan bagi para pengrajin gerabah di Desa Melikan. Banyak
masyarakat luar yang datang ke Desa Melikan untuk membeli hasil gerabah yang dibuat oleh warga setempat, atau hanya sekedar melihat-
lihat bagaimana proses pembuatan gerabah dengan menggunakan teknik cetakan miring..
3. Proses Pembuatan Gerabah