Mekanisme Penentuan Tarif Retribusi Pendakian di Basecamp Pendakian

Merbabu, dapat disimpulkan bahwa belum semua unsur pengendalian internal diterapkan di basecamp pendakian Gunung Merbabu. Hanya satu unsur pengendalian internal yang sudah sepenuhnya diterapkan yaitu unsur karyawan yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Ada dua unsur pengendalian internal yang belum sepenuhnya ada pada sistem pemungutan retribusi di basecamp pendakian Gunung Merbabu yaitu struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab dan wewenang secara tegas dan praktik yang sehat. Ada satu unsur yang sama sekali belum ada yaitu otorisasi dan prosedur pencatatan.

B. Mekanisme Penentuan Tarif Retribusi Pendakian di Basecamp Pendakian

Gunung Merbabu Komponen-komponen penyusun tarif retribusi pendakian di Gunung Merbabu ada dua komponen yaitu tarif resmi yang ditetapkan oleh pemerintah dan tarif yang ditetapkan oleh daerah. Alokasi penggunaan dana retribusi tidak mempengaruhi penentuan tarif. Tarif resmi yang telah ditetapkan pemerintah tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementrian Kehutanan. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014, jenis dan tarif retribusi pendakian diatur dalam aturan mengenai pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam. Ada dua karcis yang ditetapkan oleh pemerintah sehubungan dengan tarif teribusi pendakian yaitu Karcis Masuk Pengunjung Taman Nasional Gunung Merbabu dan Karcis Masuk Kegiatan Penelusuran Hutan tracking, Mendaki Gunung Hiking-Climbing Taman Nasional Gunung Merbabu. Karcis Masuk Pengunjung Taman Nasional Gunung Merbabu dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 pada halaman 24, disebutkan untuk karcis masuk Kawasan Suaka Alam KSA, Kawasan Pariwisata Alam KPA dan Taman Buru TB untuk karcis pengunjung umum rayon III wisatawan Nusantara sebesar Rp 5.000,00 per orang per hari. Sementara Karcis Masuk Kegiatan Penelusuran Hutan tracking, Mendaki Gunung Hiking-Climbing Taman Nasional Gunung Merbabu dijelaskan dalam Peraturan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 pada halaman 30, disebutkan untuk karcis masuk Kegiatan Penelusuran Hutan tracking, Mendaki Gunung Hiking-Climbing sebesar Rp 5.000,00 per orang per paket per kegiatan. Pemerintah telah bekerja sama dengan Jasa Marga untuk menjamin asuransi bagi para pendaki. Premi yang harus dibayarkan oleh pendaki sebesar Rp 500,00. Asuransi ini tidak memiliki karcis, hanya akan dicap di salah satu karcis yang diberikan. Selain tarif resmi yang ditetapkan oleh pemerintah ada juga tarif yang ditetapkan daerah. Tarif yang ditetapkan oleh daerah yang dimaksud bukan dari pemerintah kabupaten, melainkan dari desa atau dusun tempat jalur pendakian Gunung Merbabu berada. Dalam konteks ini berarti ketetapan yang ditetapkan oleh pengelola Dusun Kedakan sebagai lokasi pendakian jalur Wekas dan Dusun Genting sebagai lokasi pendakian jalur Selo. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pengelola jalur pendakian Wekas, dalam menentukan jumlah tarif yang masuk ke desa Karcis Karang Taruna melakukan musyawarah baik dengan perangkat dusun, perangkat desa maupun dengan pengelola basecamp pendakian Gunung Merbabu yang berada di tempat lain. Tujuan dilakukan musyawarah dengan pengelola basecamp pendakian Gunung Merbabu jalur yang lain adalah agar tarif untuk Karcis Karang Taruna antara basecamp yang satu dengan basecamp yang lainnya sama. Jalur pendakian Wekas yang terletak di dusun Kedakan menetapkan tarif untuk Karcis Karang Taruna sebesar Rp 5.000,00. Pertimbangan penetapan tarif sebesar Rp 5.000,00 karena tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Angka tersebut tidak akan memberatkan pendaki karena uang dari Karcis Karang Taruna tersebut akan masuk ke kas desa dan digunakan untuk membangun desa. Jadi jika ingin melakukan pendakian ke Gunung Merbabu melalui jalur Wekas, setiap orang harus membayar retribusi Rp 16.000,00 yang terdiri dari uang Karcis Masuk Pengunjung Taman Nasional Gunung Merbabu sebesar Rp 5.000,00, Karcis Masuk Kegiatan Penelusuran Hutan tracking, Mendaki Gunung Hiking- Climbing Taman Nasional Gunung Merbabu sebesar Rp 5.000,00, Karcis Karang Taruna sebesar Rp 5.000,00, dan asuransi sebesar Rp 500,00. Uang sebesar Rp 500,00 yang berasal dari sisa uang retribusi yang dibayarkan akan masuk ke kas pengelola retribusi pendakian, karena untuk mencari uang receh susah. Uang tersebut kemudian akan digunakan untuk kegiatan operasional pengelola retribusi pendakian seperti digunakan untuk melakukan evakuasi pendaki yang mengalami kecelakaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pengelola jalur pendakian Selo, dalam menentukan jumlah tarif yang masuk ke desa Karcis Karang Taruna melakukan musyawarah baik dengan perangkat dusun, perangkar desa maupun dengan pengelola basecamp pendakian Gunung Merbabu yang berada di tempat lain. Tujuan dilakukan musyawarah dengan pengelola basecamp pendakian Gunung Merbabu jalur yang lain adalah agar tarif untuk Karcis Karang Taruna antara basecamp yang satu dengan basecamp yang lainnya sama. Jalur pendakian Selo menetapkan tarif Karcis Karang Taruna sebesar Rp 4.500,00. Penetapan nominal tersebut telah mempertimbangkan kemampuan pendaki dalam membayar semua karcis yang ada dan mempertimbangkan desa yang dilewati oleh para pendaki untuk menuju basecamp pendakian jalur Selo. Jadi jika ingin melakukan pendakian ke Gunung Merbabu melalui jalur Wekas, setiap orang harus membayar retribusi Rp 15.000,00 yang terdiri dari uang Karcis Masuk Pengunjung Taman Nasional Gunung Merbabu sebesar Rp 5.000,00, Karcis Masuk Kegiatan Penelusuran Hutan tracking, Mendaki Gunung Hiking-Climbing Taman Nasional Gunung Merbabu sebesar Rp 5.000,00, Karcis Karang Taruna sebesar Rp 4.500,00, dan asuransi sebesar Rp 500,00. Untuk melakukan pendakian di Gunung Merbabu, para pandaki harus membayar retribusi sebesar Rp 16.000,00 untuk pendakian Gunung Merbabu jalur Wekas dan Rp 15.000,00 untuk pendakian Gunung Merbabu jalur Selo untuk satu kali pendakian. Setelah membayar retribusi terssebut para pendaki akan mendapatkan Karcis Masuk Pengunjung Taman Nasional Gunung Merbabu, Karcis Masuk Kegiatan Penelusuran Hutan tracking, Mendaki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gunung Hiking-Climbing Taman Nasional Gunung Merbabu, Karcis Karang Taruna, dan Asuransi. Pertimbangan dalam menentukan jumlah tarif tersebut antara lain adanya aturan dari pemerintah mengenai tarif penerimaan negara bukan pajak yang berlaku di Kementrian Kehutanan, kemampuan pendaki untuk membayar retribusi, dan keterlibatan desa atau dusun dalam proses kegiatan pendakian. Dengan demikian dapat dilihat tidak ada unsur mengenai biaya lingkungan dalam penentuan tarif retribusi di jalur pendakian Gunung Merbabu. 91

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi, basecamp pendakian Gunung Merbabu Jalur Wekas dan Jalur Selo memiliki tiga dari lima komponen sistem informasi akuntansi. Tiga komponen yang sudah ada adalah orang, prosedur, dan data. Dua komponen yang belum ada adalah software dan insfrastruktur teknologi informasi. Komponen software dan dan insfrastruktur teknologi informasi belum ada karena pihak pengelola masih menggunakan pencatatan secara manual, belum menggunkana komputer untuk mencatat transaksi yang terjadi. Sistem retribusi di basecamp pendakian Gunung Merbabu jalur Wekas dan Jalur Selo belum sepenuhnya sesuai dengan 4 unsur pengendalian internal. Basecamp pendakian Gunung Merbabu Jalur Wekas sudah menerapkan 2 unsur yaitu unsur Praktik yang Sehat dan Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya, sedangkan dua pengendalian internal yaitu Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab dan Wewenang Secara Tegas dan Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan belum sepehuhnya dilaksanakan. Basecamp pendakian Gunung Merbabu Jalur Selo hanya satu unsur pengendalian internal sudah sepenuhnya dilakukan yaitu Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya, sedangkan tiga unsur pengendalian internal yaitu Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung