37
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Lokasi Basecamp Pendakian Gunung Merbabu
Dalam penelitian ini, ada 2 basecamp pendakian Gunung Merbabu yang menjadi objek penelitian. Kedua basecamp tersebut adalah basecamp
pendakian Gunung Merbabu Wekas dan basecamp pendakian Gunung Merbabu Selo. Letak basecanp pendakian tersebut berbeda antara yang satu
dan yang lainnya. Berikut adalah penjelasan mengenai lokasi kedua basecamp yang dijadikan objek penelitian :
1. Basecamp Pendakian Wekas
Basecamp pendakian Gunung Merbabu jalur Wekas terletak di Dusun Kedakan, Desa Kenalan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang.
2. Basecamp Pendakian Selo
Basecamp pendakian Gunung Merbabu jalur Selo terletak di Dusun Genting, Desa Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
B. Sejarah Basecamp Pendakian Gunung Merbabu
Basecamp pendakian Gunung Merbabu jalur Wekas dan Jalur Selo adalah jalur pendakian Gunung Merbabu yang paling banyak dilalui oleh para
pendaki untuk melakukan pendakian di Gunung Merbabu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Sejarah Basecamp Pendakian Gunung Merbabu Jalur Wekas
Basecamp pendakian Gunung Merbabu Jalur Wekas pada jaman dahulu hanyalah sebuah dusun yang terletak di kaki Gunung Merbabu.
Dusun ini adalah dusun yang memiliki lokasi cukup tinggi dibandingakan dengan dusun yang lain. Awalnya dusun ini tidak memiliki jalur
pendakian untuk sampai puncak. Para penduduk hanya membuat jalur untuk berladang dan mengambil kayu yang ada di gunung. Namun, lama-
kelamaan jalur yang dilalui penduduk semakin tinggi dan mulai muncul pendaki-pendaki yang merupakan mapala untuk melakukan pendakian
dengan membuat jalur hingga puncak. Tujuan awalnya hanya untuk melatih kemampuan anggota mapala dalam hal membuat jalur baru
dengan bekal pengetahuan yang mereka miliki. Setelah dibuat jalur oleh mapala sampai puncak, akhirnya lama-
kelamaan banyak pendaki yang mencoba melakukan pendakian melalui jalur pendakian di Dusun Wekas tersebut. Penduduk setempat awalnya
juga hanya menganggap para pendaki sebagai tamu yang singgah, sehingga mereka tidak memberikan biaya apapun. Para penduduk
menyambut para pendaki yang datang, menyuguhi minum dan cemilan- cemilan. Sekitar pada tahun 1996 ketika listrik masuk ke Dusun Wekas,
akhirnya ada pendaki yang menyarankan pada warga untuk membuat basecamp untuk tempat singgah para pendaki dan memungut biaya yang
digunakan sebagai pendapatan warga setempat dan digunakan untuk mengembangkan jalur pendakian di dusun tersebut. Nama Wekas sendiri
adalah nama jalur yang diberikan oleh pihak Taman Nasional Gunung Merbabu.
2. Sejarah Basecamp Pendakian Gunung Merbabu Jalur Selo
Pada saat awal adanya kegiatan pendakian gunung, tidak ada pungutan wajib yang diberlakukan bagi para pendaki gunung. Jalur
pendakian juga belum memiliki nama, yang orang tahu hanya melakukan pendakian melalui jalur selatan Gunung Merbabu. Namun karena tidak
semua orang mengetahui arah mata angin dan tidah mengetahui jalur sebelah selatan, maka pendaki menyebut jalur tersebut sesuai dengan
wilayah yang gaampang untuk dicari yaitu Kecamatan Selo. Hingga saat ini jalur pendakian Gunung Merbabu di dusun Genting disebut jalur
pendakian Selo. Sebelum mendaki gunung menjadi populer, dusun hanya menyediakan tempat bagi pendaki untuk beristirahat sebelum melakukan
pendakian. Biasanya tempat yang digunakan oleh pendaki untuk beristirahat dan mempersiapkan ulang segala yang dibutuhkan oleh para
pendaki hanya berupa rumah warga. Pada saat itu segala sesuatu masih bersifat kekeluargaan. Para penduduk dusun menganggap para pendaki
yang datang untuk melakukan pendakian sebagai seorang tamu. Segala sesuatunya masih gratis mulai dari minum seperti teh panas dan kopi
panas, menumpang ke kamar mandi toilet mungkin untuk buang air kecil, buang air besar ataupun mandi, menitipkan kendaraan juga tidak
dipungut biaya dan juga menumpang untuk menginap. Namun seiring berjalannya waktu, jumlah pendaki yang melakukan pendakian Gunung
Merbabu melalui jalur Selo menjadi banyak sehingga jika pemilik rumah menyediakan semua secara cuma-cuma maka pengeluaran keuangan
pemilik rumah akan menjadi lebih banyak. Oleh sebab itu, penduduk yang menyediakan rumahnya sebagai tempat istirahat basecamp mulai
mengambil kesempatan untuk mengambil keuntungan. Sejak saat itu, untuk menikmati segelas teh atau kopi para pendaki harus membayar
walaupun nominal yang dikeluarkan tidak besar.
C. Struktur Organisasi