Sistem Retribusi Daerah LANDASAN TEORI

atau jasa yang dapat dipergunakan oleh masyarakat dengan ganti rugi Yuningsih, 2005: 34.

E. Sistem

Menurut Romney 2015: 3 sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem terdiri dari Lima komponen Romney, 2015:11: 1. Orang-orang, yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi. 2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi. 3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi. 4. Software, yang dipakai untuk memproses data organisasi. 5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung, dan peralatan untuk komunikasi jaringan. 6. Pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang menyimpan data SIA.

F. Retribusi Daerah

1. Pengertian Retribusi Daerah Pengertian Retribusi menurut UU No.28 Tahun 2009 ialah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI khusus disediakan danatau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau kelompok. 2. Objek Retribusi Daerah Objek Retribusi ada 3 tiga yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu. Retribusi yang dikenakan atas jasa umum digolongkan sebagai retribusi jasa umum. Retribusi yang dikenakan atas jasa usaha digolongkan sebagai retribusi jasa usaha. Retribusi yang dikenakan atas perizinan tertentu digolongkan sebagai retribusi perizinan tertentu. a. Retribusi Jasa Umum Objek retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah unutk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh semua orang. Jenis retribusi jasa umum adalah : 1 Retribusi Pelayanan Kesehatan; 2 Retribusi Pelayanan Persampahan Kebersihan; 3 Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil; 4 Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat; 5 Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum; 6 Retribusi Pelayanan Pasar; 7 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran; 9 Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta; 10 Retribusi Penyedia dan atau Penyedotan Kakus; 11 Retribusi Pengolahan Limbah Cair; 12 Retribusi Pelayanan Tera Tera Ulang; 13 Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan 14 Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi. b. Retribusi Jasa Usaha Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi: 1 Pelayanan dengan menggunakan memanfaatkan kekayaan Daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal; danatau 2 Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara memadai oleh pihak swasta. Jenis Retribusi Jasa Usaha adalah : 1 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah; 2 Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan; 3 Retribusi Tempat Pelelangan; 4 Retribusi Terminal; 5 Retribusi Tempat Khusus Parkir; 6 Retribusi Tempat Penginapan PesanggrahanVilla; 7 Retribusi Rumah Potong Hewan; 8 Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan; 9 Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga; 10 Retribusi Penyeberangan di Air; dan 11 Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah. c. Retribusi Perizinan Tertentu Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis Retribusi Perizinan Tertentu adalah: 1 Retribusi Izin Mendirikan Bangunan; 2 Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol; 3 Retribusi Izin Gangguan; 4 Retribusi Izin Trayek; dan 5 Retribusi Izin Usaha Perikanan. d. Pemungutan Retribusi 1 Tata Cara Pemungutan Retribusi UU Nomor 28 Tahun 2009 – DPRD Pasal 160 a Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang disamakan. b Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa karcis, kupon, dan kartu langganan. c Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 dua persen setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. d Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat 3 didahului dengan Surat Teguran. e Tata cara pelaksanaan pemungutan Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. 2 Pemanfaatan Retribusi UU Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 161 a Pemanfaatan dari penerimaan masing-masing jenis Retribusi diutamakan untuk mendanai kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan yang bersangkutan. b Ketentuan mengenai alokasi pemanfaatan penerimaan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan dengan Peraturan Daerah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

I. Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementrian

Kehutanan Menurut Undang-Undang No 12 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementrian Kehutanan meliputi penerimaan dari: 1. Dana Reboisasi DR; 2. Provisi Sumber Daya Hutan PSDH; 3. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam IIUPHHK-HA; 4. Iuran Izin Usana Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Taman dengan Sistem Tebang Habis Permudaan Buatan THPB; 5. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu IIUPKKBKI; 6. Iuran Izin Pemanfaatan Kawasan; 7. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem IIUPHHK-RE pada Hutan Produksi; 8. Iuran lzin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan pada Hutan Produksi IIUPJL; 9. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat IIUPHHK-HTR, Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Kemasyarakatan IIUPHHK-HKm, luran lzin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Desa IIUPHHK-HD; 10. Ganti Rugi Tegakan; 11. Penggantian Nilai Tegakan; 12. Transaksi kegiatan penyerapan dan atau penyimpanan karbon dari kawasan hutan; 13. Hasil Silvopastural Sistem; 14. Hasil Silvofishery Sistem; 15. Denda Pelanggaran Eksploitasi Hutan DPEH; 16. Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam; 17. Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar; 18. Denda Administratif bidang Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam; 19. Hasil lelang kayu temuan, dan hasil lelang tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi Undang-Undang; 20. Iuran Usaha Pemanfaatan Air IUPA dalam Kawasan Hutan Konservasi; 21. Iuran Usaha Pemanfaatan Energi Air IUPEA dalam Kawasan Hutan Konservasi; 22. Pungutan Usaha Pemanfaatan Air PUPA dalam Kawasan Hutan Konservasi; 23. Pungutan Usaha Pemanfaatan Energi Air PUPEA dalam Kawasan Hutan Konservasi; 24. Kegiatan Perijinan Dibidang Perbenihan; 25. Sertifikasi Benih; 26. Iuran Pengumpulan Pengunduhan Benih dan Anakan; 27. Jasa Laboratorium; 28. Produk Samping Hasil Penelitian; 29. Jasa Perpustakaan; 30. Jasa Penggunaan Sarana dan Prasarana yang terkait dengan tugas dan fungsi; dan 31. Jasa Lainnya. Pemanfaatan jasa lingkunga wisata alam dibagi dalam Rayon I, Rayon II, dan Rayon III. Pembagian rayonisasi diatur dengan Peraturan Menteri Kehutanan. Menteri Kehutanan menerapkan harga patokan berdasarkan harga jual rata-rata, antara lain: a. Hasil hutan kayu dari hutan alam di Tempat Pengumpulan; b. Hasil hutan kayu dari hutan tanaman berdasarkan nilai rata-rata tegakan hutan; c. Hasil hutan bukan kayu di Tempat Pengumpulan; d. Tumbuhan atau satwa liar di dalam negeri atau di luar negeri; e. Benih tanaman hutan di Tempat Sumber Benih. Tarif atas Jenis Penerimaan Bukan Pajak pada kegiatan tertentu dapat dikenakan tarif Rp 0,00 nol rupiah. Kegiatan tertentu tersebut meliputi: a. Kegiatan penelitian yang berada di kawasan pelestarian alam dan taman buru, serta kawasan suaka alam bagi mahasiswapelajar Indonesia; b. Kegiatan sosial dan religi yang dilaksanakan di kawasan pelestarian alam dan kawasan suaka alam; c. Kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam yang diperuntukan bagi bantuan terhadap bencana alam. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

J. Aturan Tarif Pendakian Menurut Undang-undang