Pengaruh penagihan pajak dan kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak : (penelitian pada KPP Pratama Cicadas Bandung)
(2)
(3)
(4)
60
Nama : Shintiana Salam
Tempat, Tanggal /Lahir : Cianjur, 23 Januari 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Golongan Darah : B
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kebangsaan : Indonesia
Alamat Tinggal : KP.Maleber 002/011 Ciherang, Pacet
Nomor Tlp : 08990593878
1. Data Pendidikan :
No. Keterangan Nama Sekolah Tahun Lulus
1. SD MI AL-FAJAR 2003
2. SMP SMP TERPADU AL-MASHUM
MARDIYYAH 2006
3. SMA SMA TERPADU AL-MASHUM
MARDIYYAH 2009
4. Perguruan Tinggi Universitas Komputer Indonesia Bandung Masih Kuliah
2. Data Pendidikan Non Formal :
No. Keterangan Tempat Tahun
1. Brevet Tax Center Unikom 2011
3. Data Organisasi : Jenjang
Pendidikan Nama Organisasi Jabatan
SMP - Anggota
SMA - OSIMA Koordinator bag. kesehatan
(5)
PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
(Penelitian Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas Bandung)
THE INFLUENCE OF TAX COLLECTION AND SERVICE QUALITY TO TAX COMPLIANCE
(Research On Tax Office Pratama Cicadas Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Program Strata 1
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Shintiana Salam 21109165
FAKULTAS EKONOM
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(6)
i
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Syukur alhamdulilah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah – Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kemampuan, dan kekuatan sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, Penulis melaksanakan penelitian pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung. Skripsi ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam menempuh program studi Strata 1 pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM). Dimana judul yang diambil yaitu: “PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PJAK.”
Oleh karena itu, Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Yang pertama, Penulis ingin mengucapkan kepada kedua orang tua tercinta yang telah memberikan do’a dan dukungan baik secara moril maupun materil serta perhatian dan curahan kasih sayang yang dapat memberikan semangat kepada Penulis. Penulis ingin pula mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu:
1. Dr. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Dr. Surtikanti, SE., M. Si., Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
(7)
ii
3. Wati Aris Astuti, SE., M. Si. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan memberikan waktu, koreksi, bimbingan, dan saran – saran.
4. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M. Ak., Ak selaku dosen penguji yang memberikan saran dan kritik kepada Penulis.
5. Dr. Ony W selaku dosen penguji yang memberikan saran dan kritik kepada Penulis.
6. Staff Kesekretariatan Program Studi Akuntansi (Ibu Senny, Ibu Dona dan A gugun) terimakasih banyak untuk pelayanan dan informasinya.
7. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali Penulis dengan pengetahuan.
8. Adikku tersayang Maudini Alawiyyah yang telah memberikan doa, dorongan, semangat untuk menyelesaikan Skripsi ini.
9. Seluruh keluarga besarku terimakasih atas dukungan dan doanya serta kasih sayang yang begitu tulus kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini.
10.Sahabat – sahabatku Eka, Uwie, Gina, Vanny, Teni, Mita, Renny dan Finny yang lainnya terima kasih atas support dan bantuannya.
11.Teman – teman seperjuanganku dalam menyusun Skripsi ini, Ririn, Sri ayu, Mia, Ella, Ahmad, Deni, Revan, Fahri, Rizki, dan Prestorika terimakasih atas
support dan bantuannya.
12.Semua teman – teman kelas Akuntansi 4 terima kasih atas dukungan dan bantuannya.
(8)
iii
13.Seluruh pihak – pihak yang telah membantu penyusunan Skripsi ini yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu.
Akhirul kalam, Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat berguna dan
memberikan sumbangan pikiran bagi semua pihak yang membutuhkan khususnya bagi Penulis dan semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu Penulis dalam penyusunan Skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung, July 2013 Penulis,
Shintiana salam Nim: 21109165
(9)
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………... i
DAFTAR ISI……….. iii
DAFTAR GAMBAR……….
DAFTAR TABEL………..
vi vii
BAB I PENDAHULUAN……… 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ………... 1
1.2 1.3 1.4
1.5
1.6
Identifikasi Masalah……….
Rumusan Masalah……….. Maksud dan Tujuan Penelitian..……….... 1.4.1 Maksud Penelitian………..…..
1.4.2 Tujuan Penelitian………..
Kegunaan Penelitian………. 1.5.1 Kegunaan Praktisi……...………. 1.5.2 Kegunaan Akademis………...………. Lokasi Dan Waktu Penelitian………
5 5 6 6 6 6 6 7 7 1.6.1 Lokasi Penelitian……….……….
1.6.2 Waktu Penelitian………...
7 7
(10)
iv
2.2
2.3
2.1.1 Penagihan Pajak …..………
2.1.1.1 Pengertian Penagihan……….. 2.1.1.2 Pengertian Pajak……….. 2.1.1.3 Pengertian Penagihan Pajak………. 2.1.1.4 Dasar Penagihan Pajak……… 2.1.1.5 Jangka Waktu Penagihan Pajak………...
2.1.2 Kualitas Pelayanan………..
2.1.2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan………... 2.1.2.2 Jenis-jenis Fasilitas Kualitas Pelayanan……….. 2.1.3 Kepatuhan Wajib Pajak………... 2.1.3.1 Pengertian Kepatuhan………..…… 2.1.3.2 Pengertian Wajib Pajak………..…. 2.1.3.3 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak………….… 2.1.3.4 Dua Macam Kepatuhan Pajak………. Kerangka Pemikiran……….. 2.2.1 Hubungan Penagihan pajak dengan Kepatuhan Wajib
Pajak………... 2.2.2 Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepatuhan Wajib
Pajak……….…………..
Penelitian Terdahulu...………..………..
9 9 9 10 11 13 14 14 15 20 20 21 21 22 23 23 23 24
(11)
v
2.4 Hipotesis……… 27
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN... 28
3.1 Objek Penelitian………. 28
3.2 Metode Penelitian……… 28
3.2.1 Desain Penelitian……… 29
3.2.2 Operasional Variabel……… 33
3.3 Sumber Data……….………..…. 36
3.4 Alat Ukur Penelitian………...……… 37
3.4.1 Uji Validitas……….. 37
3.4.2 Uji Reliabilitas………... 39
3.5 Populasi dan Penarikan Sampel………. 41
3.6 Metode Pengumpulan Data……… 44
3.6.1 Uji MSI (Methode of Successive Interval)………….. 44
3.7 Metode Pengumpulan Data……… 45
3.7.1 Rancangan Analisis……….. 45
(12)
vi
4.1.1 Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Cicadas Bandung………. 64
4.1.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas Bandung ….……… 64
4.1.1.2 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas Bandung………... 67
4.1.1.3 Uraian Tugas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas Bandung……….……… 68
4.1.1.4 Aktivitas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas Bandung………... 73
4.1.1.5 Karakteristik Responden………...……. 74
4.1.2 Pengujian Alat Ukur………..……… 76
4.1.2.1 Uji Validitas……….……….. 76
4.1.2.2 Uji Reliabilitas………...……….... 78
4.1.3 Analisis Deskriptif……...………. 79
4.1.3.1 Penagihan Pajak (X1)………... 79
4.1.3.2 Kualitas Pelayanan (X2)……… 85
4.1.3.3 Kepatuhan Wajib Pajak (Y)……….. 91
4.1.4 Analisis Verifikatif……… 94 4.1.4.1 Pengaruh Penagihan Pajak tethadap
(13)
vii
Kepatuhan Wajib Pajak ………. 100
4.1.4.2 Pengaruh Penagihan Pajak tethadap Kepatuhan Wajib Pajak ... 103
4.1.4.3 Pengaruh Penagihan Pajak dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak………...………... 107
4.2 Pembahasan………. 109
4.2.1 Pengaruh Penagihan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak……….... 109
4.2.2 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak………..……….. 110
4.2.3 Pengaruh Penagihan Pajak dan Kualitas Pelayanan tehadap Kepatuhan Wajib Pajak……….. 112
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 113
5.1 Kesimpulan……… 113
5.2 Saran………... 115
(14)
116
Karyawan, Pelaku Bisnis, dan Perusahaan. Bandung: Nuansa
Amin Purnawan. 2004. Pelaksanaan Tindakan Penagihan Pajak Kaitannya
Dengan Kepatuhan Wajib Pajak dan Aspek Keadilannya. Jurnal
Hukum, Vol. 14, No.1.
Albari. 2009. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap KepatuhanMembayar Pajak.
Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 13 No. 1.
Bambang, Supomo dan Nur, Indriantoro. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Kedua, Yogyakara; Penerbit BPEE UGM.
Boediono B. 2007. Pelayanan Prima Perpajakan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Chaizi Nasucha, 2004. Reformasi Administrasi Publik: Teori dan Praktik. Jakarta:
Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Ekawati dan Endro, 2008. Survey Pemahaman dan Kepatuhan Wajib Pajak
Usaha Kecil dan Menengah di Kota Yogyakarta. Jurnal Teknologi
dan Manajemen Informatika. Vol. 6
Erly Suandy. 2000. Hukum Pajak. Jakarta : Salemba Empat
Faisal, Gatot S.M. 2009. How to be A Smarter Taxpayer: Bagaimana menjadi
Wajib Pajak. Jakarta : Grasindo
Husein umar.2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. CV. ALFABETA.
Indonesian Tax Review, 2004. Vol III/Edisi 33/2004, hal 41 Kamus Bahasa Indonesia, 1995. Kepatuhan.
Kurniawan, Panca dan Bagus Pamungkas. 2006. Penagihan Pajak di Indonesia.
Malang : Bayumedia Publishing
Lena Ellitan, Lina Anatan. 2007. Sistem Informasi Manajemen: konsep dan
praktis. Bandung: Alfabeta.
Liberti Pandiangan. 2007. Modernisasi Dan Reformasi Pelayanan Perpajakan
(15)
117
117
Mardiasmo. 2008. Perpajakan (Edisi Revisi Tahun 2008). Yogyakarta: Andi. Mardiasmo. 2006. Perpajakan (Edisi Revisi Tahun 2006). Yogyakarta: Andi. Mohammad Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Muhammad Zain, 2007, Manajemen Perpajakan, Edisi Kedua, Jakarta: Salemba Empat.
Moeljohadi. 2010, Dasar-dasar Penagihan Pajak Negara. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Ni Luh Supadmi. 2009. Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas
Pelayanan. Jurnal Akuntansi & Bisnis, Vol. 4, No. 2.
Nur Indriantoro.2002. Metodologi Penelitian Bisnis. CV. ALFABETA.
Panca Kurniawan dan Bagus Pamungkas, 2006, Penagihan Pajak di Indonesia, Malang : Bayumedia Publishing.
Rochmat Soemitro, 1991, Pajak Ditinjau dari Segi Hukum, Bandung: Eresco
Rochmat Soemitro, Dewi Kania Sugihati, 2004, Asas dan Dasar Perpajaka, Edisi Revisi, Bandung: Refika Aditama.
Resmi Siti, 2008. Perjakan Teori dan Kasus Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat
Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung.
(16)
118
Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia Aplikasi Contoh
dan Perhitungan. Jakarta: Agung Media.
Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori
dan Aplikasi. Bandung: Agung Media
……….., Undang-undang Nomor 28/Tahun 2007 tentang perubahan ketiga Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan.
………, Undang-undang Nomor 19/Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa.
………, Undang-undang Nomor 16/Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Wahyu santoso, 2008, Analisis Resiko Ketidakpatuhan Wajib pajak sebagai dasar
(17)
28
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 13) objek penelitian adalah:
“Obek penelitian merupakan sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid,
dan reliable tentang sesuatu hal (variabel tertentu)”.
Sedangkan menurut Husein Umar (2005;303), menjelaskan bahwa
”Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambah hal-hal lain jika dianggap perlu.”
Berdasarkan definisi objek penelitian diatas, maka yang menjadi objek penelitian yang akan di teliti dalam penelitian ini adalah Penagihan Pajak, Kualitas Pelayanan, dan Kepatuhan Wajib Pajak pada Wajib Pajak.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2010: 2) bahwa:
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
(18)
Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lajut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.
Metode deskriptif menurut Sugiyono (2010: 29) adalah:
“Metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.”
Sedangkan menurut Mashuri (2009: 45) metode verifikatif adalah:
“Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variable X1(Penagihan Pajak), X2 (Kualitas Pelayanan) terhadap Y (Kepatuhan Wajib
Pajak). Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
3.2.1 Desain Penelitian
Menurut Moh. Nazir (2003:84) dalam Umi Narimawati (2010:30) mendefinisikan desain penelitian adalah sebagai berikut:
“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.
(19)
30
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30) yang peneliti terapkan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi 3. Menetapkan rumusan masalah
4. Menetapkan tujuan penelitian
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data
8. Melakukan analisis data
9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.
Berdasarkan desain penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka desain dari penelitian ini adalah sebagai betikut :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian Pengaruh Pelaksanaan Penagihan Pajak dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
2. Mengidentifikasi Permasalahan yang terjadi
a. Masih kurangnya kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajiban pajaknya.
(20)
b. Munculnya komplain dari wajib pajak mengenai kualitas pelayanan yang diberikan kepada wajib pajak yang akan membayar pajak. c. Masih banyak wajib pajak yang menunggak pajak sehingga dilakukan
pengihan pajak.
3. Menetapkan Rumusan Masalah
Berdasarkan pengidentifikasian masalah maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :
a. Seberapa besar pengaruh pelaksanaan penagihan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Cicadas Bandung
b. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Cicadas Bandung
4. Menetapkan tujuan penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan maksud yang telah diuraikan, penelitian ini memiliki tujuan antara lain:
a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelaksanaan penagihan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Cicadas Bandung
b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Cicadas Bandung 5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan
teori;
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan;
(21)
32
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data;
8. Melakukan analisis data;
9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan desain penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut
Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan
Penelitian
Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode Yang
Digunakan Unit Analisis Time Horizon T – 1 Deskriptif &
verifikatif Decriptive & survey Wajib Pajak Orang Pribadi Cross Sectional
T – 2 Deskriptif & verifikatif Decriptive & survey Wajib Pajak Orang Pribadi Cross Sectional
Sumber : Sugiyono (2008:13)
Dari tabel di atas dapat penulis uraikan sebagai berikut:
1. Tujuan penelitian pertama untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penagihan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Cicadas Bandung digunakan metode deskriptif yaitu dengan cara mengumpulkan informasi yang dapat menjelaskan secara rinci varibel pertama.
2. Tujuan penelitian kedua adalah untuk mengetahui seberapa besar kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Cicadas Bandung digunakan metode deskriptif yaitu dengan cara mengumpulkan informasi yang dapat menjelaskan secara rinci varibel kedua.
(22)
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Nur Indriantoro (2002:69) penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.
Variabel itu sendiri dalam konteks penelitian menurut Sugiyono (2010:38) sebagai berikut:
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”
Berdasarkan judul skripsi yang telah dikemukakan diatas yaitu “Pengaruh penagihan pajak dan kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak”, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Independen (X).
Menurut Sugiyono (2010:39), Variabel bebas adalah
“merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).”
Variable bebas yang digunakan yaitu X1 (Penagihan Pajak) dan X2
(Kualitas Pelayanan) 2. Variabel Dependen (Y).
(23)
34
“merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”
Data yang menjadi variabel terikat adalah Kepatuhan Wajib Pajak. Selengkapnya mengenai operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala No Kuisioner
Penagihan Pajak
(X1)
serangkaian tindakan dari aparatur jendral, berhubungan wajib pajak tidak melunasi baik
sebagian/seluruhnya kewajiban perpajakan yang menurut undang-undang perpajakan yang berlaku. (Siti Kurnia Rahayu, 2010, 197)
1. Surat Teguran 2. Surat Paksa 3. Surat Perintah
melakukan penyitaan 4. Pengumuman Lelang 5. Lelang
(Siti Kurnia Rahayu, 2010, 197) Ordinal 1,2 3 4 5 6 Kualitas Pelayanan
(X2)
Kualitas layanan merupakan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu menyesuaikan dengan ekspentasi pelanggan, jadi kualitas pelayanan diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketetapan penyampaian pelayanan tersebut membagi harapan pelanggan. (Lena Ellitan dan Lina Anatan , 2007)
1. Tempat Pelayanan Terpadu
2. Account Reprensetatif
(AR) 3. Help Desk
4. Complain Center
5. Media Informasi Pajak
(Liberti Pandiangan, 2007)
Ordinal 7,8 9,10,11 12 13 14,15
(24)
Kepatuhan Wajib Pajak
(Y)
Kepatuhan adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Perpajakan.
(Siti Kurnia Rahayu, 2010:138)
1. Membayar tepat waktu
2. Melaporkan SPT tepat waktu.
(Siti Kurnia Rahayu, 2010:138)
Ordinal
16
17,18,19
Menurut Nur Indriantoro dan Bambang (2002:98), Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel menggunakan skala ordinal. Skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct diukur.
Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataanpernyataan tipe skala likert. Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung pernyataan (positif) atau tidak mendukung pernyataan (negatif).
Tabel 3.3
Scoring Untuk Jawaban Kuesioner
Jawaban Responden Skor Positif Skor Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
(25)
36
3.3 Sumber Data
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data primer
Menurut Sugiyono (2010:137), Sumber primer adalah
“sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.” Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (Indriantoro dan Bambang Supeno, 2002:65). Sebagai suatu penelitian empiris maka data sekunder dalam penelitian ini diperoleh artikel, jurnal, dan penelitian-penelitian terdahulu.
Dalam penelitian ini Penulis menggunakan pengumpulan data primer yaitu melalui cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
3.4 Alat Ukur Penelitian
Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan atau pernyataan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.
(26)
Menurut Purbayu (2005: 247), Validitas adalah
“ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrument pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur.
Uji validitas ditujukan untuk mengukur seberapa nyata suatu pengujian atau instrument. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar.
Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila dia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur.
Tabel 3.4
Standar Penilaian Untuk Validitas
Criteria Validity
Good 0.50
Acceptable 0,30 Marginal 0,20
Poor 0,10
Sumber: Barker et al, 2002:70
Seperti yang telah dijelaskan padan metodologi penelitian bahwa untuk menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor total = 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid dan apabila < 0,30 berarti data tersebut dapat dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan rumus korelasi.
(27)
38
Seperti dilakukan pengujian lebih lanjut, semua item pernyataan dalam kuesioner harus diuji keabsahannya untuk menentukan valid tidaknya suatu item. Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan diungkapkan.
Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masingmasing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi Untuk mempercepat dan mempermudah penelitian ini pengujian validitas dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan software SPSS 20.0 for windows dengan metode korelasi untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y, Variabel X2 dan Y sebagai berikut:
Sumber: Nazir (2003: 464)
Keterangan:
r = Koefisien korelasi pearson
X = Independensi Auditor Internal X2= Komite Audit
(28)
n = Ukuran sampel atau banyak data di dalam sampel.
3.4.2 Uji Realibilitas
Menurut Purbayu (2005: 251), Realibilitas adalah
“ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama dilain kesempatan.
Realibilitas suatu variabel yang dibentuk dari daftar pertanyaan dikatakan baik jika memiliki nilai Split Half, > dari 0,70.
Berdasarkan definisi diatas, maka reabilitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan kekonsistenan. Suatu alat disebut reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek sama sekali diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.
Pengujian ini dilakukan terhadap butir pertanyaan yang termasuk dalam kategori valid. Pengujiasn reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan internal consistency, yaitu dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali saja, kemudian dianalisis dengan menggunakan suatu teknik perhitungan reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menguji keandalan kuesioner pada penelitian ini adalah metode split-half dari Spearman-Brown menurut Sugiono dengan lankah-langkah sebagai berikut:
1. Butir-butir instrument di belah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrument ganjil dan genap.
(29)
40
2. Skor untuk masing-masing pertanyaan pada tiap belahan dijumlahkan sehingga menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden.
3. Mengkorelasikan skor total satu dengan skor total dua dengan analisis korelasi 4. Mencari reliabilitas untuk keseluruhan pertanyaan dengan rumus Spearman
Brown sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2010:131) Keterangan :
ri = reliabilitas internal seluruh instrumen
rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua.
Tabel 3.5
Standar Penilaian Untuk Reliabilitas
Criteria Reliability
Good 0,80
Acceptable 0,70 Marginal 0,60
Poor 0,50
Sumber: Barker et al, (2002:70)
Selain valid instrumen penelitian juga harus andal, keandalan instrument menjadi indikasi bahwa responden konsisten dalam memberikan tanggapan atas pernyataan yang diajukan. Seperti yang dikemukakan Barker et al (2002:70) sekumpulan butir pernyataan yang mengukur variabel dapat diterima jika memilki koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,70.
(30)
Dalam sebuah penelitian untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan diperlukan teknik – teknik dalam pengumpulan data. Oleh karena itu, peneliti memerlukan populasi dari data yang akan diteliti. Tetapi dalam menentukan populasi tersebut tidak semua kita ambil, kita hanya akan mengambil sample yang akan kita jadikan bahan analisis dalam menentukan kesimpulan dari variable-variabel yang peneliti ambil. Adapun teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Populasi
Pada umumnya dalam sebuah penelitian para peneliti membutuhkan apa yang disebut populasi. Menurut Umi Narimawati (2008:161), populasi adalah :
“Populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian.”
Berdasarkan definisi di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah Wajib Pajak orang pribadi pada KPP Pratama Cicadas Bandung.
1. Sampel
Menurut Sugiyono (2011:81)menyatakan bahwa pengertian sampel adalah sebagai berikut:
(31)
42
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.”
Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Sampling
Insidental dilakukan secara acak berdasarkan unit lokasi wajib pajak dan jumlah
responden masing-masing tanpa memperhatikan strata, karena untuk menghilangkan kemungkinan bias. Menurut Sugiyono (2011:867) sampling
insidental sebagai berikut:
“Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.”
Hakekat dari pengambilan sampel berdasarkan kebetulan (Sampling
Insidental) ini adalah bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel, apabila anggota populasi bertemu secara kebetulan dengan peneliti dan bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Metode yang digunakan untuk menentukan sampel oleh peneliti adalah pendekatan Slovin, pendekatan ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi
e = batas kesalahan yang ditoleransi (10%)
Berdasarkan rumus diatas, maka dapat diketahui sampel yang akan diambil dalam penelitian ini melalui perhitungan berikut:
N n =
1 + Ne²
(32)
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah: 1. Tinjauan kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data dimulai dengan tahap penelitian pendahulu yaitu melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku dan bacaan-bacaan lain yang berhubungan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini. Pada tahap ini juga dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, ketersediaan data, cara memperoleh data, dan gambaran cara memperoleh data. Tahapan selanjutnya adalah penelitian untuk mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab persoalan penelitian, memperbanyak literature
untuk menunjang data kuantitatif yang diperoleh. Dalam hal ini peneliti juga
1500 1500
n = n =
1 + 1500. 0,1² 16
1500 n = 94
n =
1 + 1500. 0,01
1500 n =
(33)
44
menggunakan media internet sebagai penelusuran informasi mengenai teori maupun data-data penelitian yang dilakukan.
2. Tinjauan Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan dengan memperoleh data langsung di lapangan melalui kuesioner. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2007:15), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
3.6.1 Uji MSI (Methode of Successive Interval)
Menurut Harun Al Rasyid (2007:131), Seperti yang telah dijelaskan dalam operasionalisasi variabel sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan data ordinal, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Successive
Interval. Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pernyataan.
2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.
3. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban
(34)
4. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan setiap pilihan jawaban
5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan.
Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.
3.7 Metode Pengujian Data 3.7.1 Rancangan Analisis
Menurut Umi Narimawati (2010:41) mendefinisikan rancangan analisis adalah sebagai berikut:
“Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.
Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif (kualitatif) dan verifikatif (kuantitatif). Metode kuantitatif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(35)
46
1. Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2010:44) menerangkan bahwa analisis deskriptif (kualitatif) adalah sebagai berikut:
“Metode penelitian deskriptif (kualitatif) itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.” Dalam pelaksanaan, penelitian ini menggunakan jenis atau alat bentuk penelitian deskriptif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana masing masing variable penelitian.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian dengan menggunakan metode deskriptif pendekatan kuantitatif adalah sebagai berikut:
a. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima alternatif jawaban dengan menggunakan skala ordinal yang menggambarkan peringkat jawaban.
b. Dihitung total skor setiap variabel/subvariabel = jumlah skor dari seluruh indikator variabel untuk semua responden.
(36)
d. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel ataupun grafik.
e. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini, digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut:
Skor total =
x 100%
Sumber: Umi Narimawati, 2007:85
Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi. Penjelasan bobot nilai skor aktual dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.6
Kriteria Presentase Tanggapan Responden
No. % Jumlah Skor Kriteria 1 20.00% – 36.00% Tidak Baik 2 36.01% – 52.00% Kurang Baik 3 52.01% – 68.00% Cukup 4 68.01% – 84.00% Baik 5 84.01% – 100% Sangat Baik Sumber: Umi Narimawati, 2007:85
2. Analisis Verifikatif
Menurut Sugiyono (2010: 8) menjelaskan bahwa analisis verifikatif (kuantitatif) adalah sebagai berikut:
“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
(37)
48
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode verifikatif (kuantitatif). Dimana data variabel independent (X1) Penagihan pajak dan (X2)
Kualitas pelayanan yang dikumpulkan melalui kuesioner masih memiliki skala ordinal, maka sebelum di olah dan dipasangkan dengan data variabel depandent
(Y) Kepatuhan wajib pajak orang pribadi, data ordinal terlebih dahulu dikonversi menjadi data interval dengan menggunakan Method ofSuccessive Interval (MSI). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval yaitu:
1. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan.
2. Pada setiap butir yang ditentukan dihitung masing-masing frekuensi jawaban responden.
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi.
4. Menetukan proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor.
5. Menggunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
6. Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan Tabel Tinggi Densitas).
7. Menggunakan skala dengan rumus.
(Density at Lower Limit)-( Density at Upper Limit)
NS=
(38)
Keterangan:
Density at Lower Limit = kepadatan batas bawah
Density at Upper Limit = kepadatan batas atas
Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas atas
Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas bawah
8. Sesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu Skala Value (SV) yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan jawaban responden yang terkecil melalui transformasi berikut ini:
[NS + | NS min | +1 ] = Y
Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan/pernyataan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian. Adapun langkah
-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas adalah sebagai berikut :
A. Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple)
Menurut Umi Narimawati (2008:5) mendefinisikan analisis regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
“Analisis regresi linier berganda adalah suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung dengan skala interval”.
(39)
50
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana hubungan pengaruh penagihan pajak dan kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Cicadas Bandung. Analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel bebas antara variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1 dan X2 ).
Persamaan regresinya sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2010)
Dimana:
Y = variabel tak bebas (kepatuhan wajib pajak orang pribadi) a = bilangan berkonstanta
b1,b2 = koefisien arah garis
X1 = variabel bebas (penagihan pajak).
X2 = variabel bebas (kualitas pelayanan).
Regresi linier berganda dengan dua variabel bebas X1 dan X2 metode
kuadrat kecil memberikan hasil bahwa koefisien-koefisien a, b1, dan b2 dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(40)
1. Uji Asumsi Klasik
Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik yang merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Hal ini dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Pengujian asumsi klasik meliputi:
a) Uji Normalitas
Menurut Husein Umar (2008: 79), uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Jika data ternyata tidak berdistribusi normal, analisis nonparametric dapat digunakan. Jika data berdistribusi normal, analisis parametric termasuk model-model regresi dapat digunakan. Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test.
Menurut Singgih Santoso (2002: 393) dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (asymptotic significance), yaitu:
Jika probabilitas > 0.05 maka populasi berdistribusi normal Jika probabilitas < 0.05 maka populasi tidak berdistribusi normal
Analisis Grafik
Menurut Imam Ghozali (2007:110), salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan
(41)
52
ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diadonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan menurut Imam Ghozali, (2007:110) :
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Analisis Statistik
Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual. Nilai z statistik untuk skewness dapat dihitung dengan rumus (Imam Ghozali, 2007:113):
√
Sedangkan nilai z kurtosis dapat dihitung dengan rumus:
√
Dimana N adalah jumlah sampel, jika nilai Z hitung > Z tabel, maka distribusi tidak normal.
(42)
Menurut Imam Ghozali (2007:114), uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :
H0 : Data residual berdistribusi normal HA: Data residual tidak berdistribusi normal
b) Uji Multikolonieritas
Menurut Imam Ghozali (2007:91), uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai kolerasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. Menganalisis matrik kolerasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat
(43)
54
disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1 / Tolerance). Nilai cuttof yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
c) Uji Heteroskedastisitas
Menurut Uharyadidan Purwanto (2009:231), heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat nilai varians antar nilai Y, apakah sama atau heterogen. Data
time series, yaitu serangkaian nilai-nilai variabel yang disusun berdasarkan
waktu, nilai varian antar pengamatan dapat bersifat homogen.
Menurut Gujarati (2003: 406), untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-rank spearman yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari
(44)
residual. Jika nilai koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).
B. Analisis Korelasi
Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengukur kuat lemahnya hubungan antar variabel Penagihan pajak dan Kualitas pelayanan terhadap Kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan
Y,Variabel X2 dan Y, X1 dan X2 sebagai berikut:
Sumber: Nazir (2003: 464)
Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Koefisien korelasi parsial
Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap konstan dapat
(45)
56
b. Koefisien korelasi parsial
Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggap konstan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
c. Koefisien korelasi secara simultan
Koefisien korelasi simultan antar X1 dan X2 terhadap Y dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 : a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif. b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :
a. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau sebaliknya).
b. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variable X dan variabel Y dan hubungannya searah. Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan table interprestasi nilai r sebagai berikut :
(46)
Tabel 3.7
Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,199 Sangat Rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2010:250)
C. Koefisien Determinasi
Besarnya pengaruh Pelaksanaan Penagihan Pajak (X1) dan Kualitas
Pelayanan (X2) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y) dapat diketahui dengan
menggunakan analisis koefisien determinasi atau disingkat Kd yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya yaitu :
Sumber : Sugiyono, 2008 Keterangan :
Kd = Nilai Koefisien Determinasi R = Koefisien Korelasi Berganda
100% = Pengali yang menyatakan dalam persentase
Dengan diketahuinya koefisien korelasi antara pelaksanaan penagihan pajak (X1) dan kualitas pelayanan (X2) serta kepatuhan wajib pajak (Y), kita bisa
menentukan koefisien determinasi. Koefisien determinasi tersebut digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan masing-masing variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y).
Pada hakikatnya nilai r berkisar antara -1 dan 1, bila r mendekati -1 atau 1 maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang erat antara variabel bebas
(47)
58
dengan variabel terikat. Bila r mendekati 0, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat sangat lemah atau bahkan tidak ada.
3.7.2 Pengujian Hipotesis
Menurut Sugiyono (2011:159) mendefinisikan hipotesis adalah sebagai berikut:
“Hipotesis adalah sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian”.
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan sejauh mana pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, yaitu pengaruh penagihan pajak dan kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Langkah-langkah pengujian hipotesis yaitu sebagai berikut:
1. Penetapan Hipotesis
A. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
a) Hipotesis parsial antara variabel bebas pelaksanaan penagihan pajak terhadap variable terikat kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Ho : Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan pelaksanaan penagihan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Ha: Terdapat pengaruh positif yang signifikan pelaksanaan penagihan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
(48)
b) Hipotesis parsial antara variabel bebas kualitas pelayanan terhadap variable terikat kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Ho : Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak oranng pribadi.
Ha : Terdapat pengaruh positif yang signifikan kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
c) Hipotesis secara keseluruhan antara variabel bebas pelaksanaan penagihan pajak dan kualitas pelayanan terhadap variabel terikat kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan penagihan pajak dan kualitas pelayanan terhadap variabel terikat kepatuhan wajib pajak oranng pribadi.
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan penagihan pajak dan kualitas pelayanan terhadap variabel terikat kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
B. Hipotesis Statistik
1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t). Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan uji satu pihak (one tail test) dilihat dari bunyi hipotesis statistik yaitu hipotesis nol (Ho) :
p ≤ 0 dan hipotesis alternatifnya (H1) : ρ > 0
Ho: ρ ≤ 0 : pelaksanaan penagihan pajak tidak berpengaruh positif terhadap variabel dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi lebih kecil dari.
(49)
60
Ha: ρ > 0 : pelaksanaan penagihan pajak berpengaruh positif terhadap variabel dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi lebih besar.
Ho: ρ ≤ 0 : kualitas pelayanan tidak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi lebih kecil dari.
Ha: ρ > 0 : kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi lebih besar.
2. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F).
Ho: ρ = 0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan penagihan pajak dan kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Ha: ρ ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan penagihan pajak dan kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
2. Menentukan Tingkat Signifikan
Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n – k – l, untuk menentukan tabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena di nilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam statu penelitian.
Menghitung nilai thitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien
korelasi signifikan atau tidak dengan rumus :
(50)
r = Korelasi parsial yang ditentukan n = Jumlah sampel
t = thitung
Selanjutnya menghitung nilai Fhitung sebagai berikut :
Sumber: Sugiyono Dimana:
R = koefisien kolerasi ganda K = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel
3. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan
Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut :
Hasil thitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :
a) Jika thitung ≥ ttabel maka Ho ada di daerah penolakan, berarti Ha
diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya. b) Jika thitung ≤ ttabel maka Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha
ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.
c) thitung: dicari dengan rumus perhitungan thitung, dan
d) ttabel: dicari di dalam tabel distribusi tstudent dengan ketentuan sebagai
berikut,α = 0,05 dan dk = (n-k-1) atau 24-2-1=21 Hasil Fhitung di bandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :
(51)
62
a. Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien positif.
b. Tolak Ho jika Fhitung < Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif.
c. Tolak Ho jika nilai F-sign < ɑ 0,05.
Gambar 3.1
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis 5. Penarikan Kesimpulan
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung dan Fhitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak
(diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya, penagihan pajak dan kualitas pelayanan berpengaruh (tidak berpengaruh) terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95 %, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini menunjukan adanya (tidak adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut. Agar penulis dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya maka harus dilakukan tahapan analisis dan pengujian hipotesis. Untuk melakukan sebuah analisis data dan pengujian hipotesis, terlebih dahulu penulis akan menentukan metode apa
(52)
yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian dan merancang metode untuk menguji sebuah hipotesis.
(53)
113
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Penagihan pajak pada kantor pelayanan pajak Cicadas Bandung memiliki hubungan dan pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Dengan demikian penagihan pajak memberikan pegaruh searah terhadap kepatuhan wajib pajak yang artinya apabila semakin baik penagihan pajak maka kepatuhan wajib pajak menjadi baik.
2. Kualitas pelayanan pada kantor pelayanan pajak Cicadas Bandung memiliki hubungan dan pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Kualitas pelayanan memberikan pegaruh searah terhadap kepatuhan wajib pajak yang artinya apabila semakin baik kualitas pelayanan maka kepatuhan wajib pajak menjadi baik.
5.2 Saran
Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian mengenai pengaruh penagihan pajak dan kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak, maka penulis akan memberikan beberapa saran yang mungkin dapat dijadikan masukan pada KPP pratama Cicadas Bandung, yaitu sebagai berikut : 1. Jika dilihat dari salah satu kegiatan penagihan pajak alangkah lebih baik
jika pihak KPP lebih mempertegas pelaksanaan penagihan pajak dalam hal memberikan surat teguran pajak, sehingga tidak perlu dilakukannya penagihan dengan surat paksa, dan melakukan sosialisasi kepada wajib
(54)
pajak karena sangat berperan penting dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
2. Kualitas pelayanan pada KPP pratama Cicadas Bandung, secara umum sudah cukup baik, namun alangkah lebih baik lagi jika kualitas pelayanan yang diberikan dapat lebih ditingkatkan melalui sarana dan prasarana yang lengkap agar wajib pajak patuh dalam membayar pajak seperti memperbanyak kursi sehingga wajib pajak yang datang tidak menunggu di luar tempat pelayanan terpadu karna tidak ada kursi untuk menunggunya. Dengan demikian wajib pajak akan merasa nyaman.
(55)
PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
(Penelitian Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas Bandung) Influence Of Tax Collection And Service Quality To Tax Compliance
(Researchat Tax Office Pratama Cicadas Bandung)
Disusun oleh:
Shintiana Salam 2.11.09.165 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
ABSTRACT
This study aims to determine how much influence the tax billing and quality of service on tax compliance. The method used is descriptive and verification using saturated or census sampling techniques and statistical tests using correlation analysis, multiple regression analysis, the coefficient of determination and to test the hypothesis used is the F test and t test.
The results showed that simultaneous collection of tax and service quality significantly by 25.6% while the remaining 74.4% is explained by other factors not examined as self-assessment system, level of education, level of income.
Based on the results of the study authors suggest that the implementation of tax collection against the taxpayer should be implemented more stringent so that taxpayers will be more obedient in carrying out their tax obligations in accordance with the laws that have been determined. On the other hand the government should improve services to the public as a form of responsibility to the community.
Keywords: Tax Billing, Service Quality and Compliance individual taxpayer.
1. PENDAHULUAN
Pajak merupakan salah satu sumber pemasukan utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), karena melalui pajak pemerintah dapat membiayai pengeluaran negara yang bersifat pembangunan jangka panjang maupun membiayai pengeluaran rutin. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara, baik berupa hasil kekayaan alam maupun iuran dari masyarakat. Salah satu bentuk iuran masyarakat adalah pajak. Sebagai salah satu unsur penerimaan negara, pajak memiliki peran yang sangat besar dan semakin diandalkan untuk kepentingan pembangunan dan pengeluaran pemerintahan.
Kondisi perpajakan menuntut keikutsertaan aktif wajib pajak dalam menyelenggarkan perpajakannya membutuhkan kepatuhan wajib pajak yang tinggi. Yaitu kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya. Karena sebagian besar perpajakan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan itu dilakukan oleh wajib pajak (dilakukan sendiri atau dibantu tenaga ahli misalnya praktisi perpajakan
professional / tax agent) bukan Fiskus selaku pemungut pajak.
Kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela (voluntary of compliance)
merupakan tulang punggung system self assessment, dimana wajib pajak bertanggungjawab
menetapkan sendiri kewajiban perpajakan dan kemudian secara akurat dan tepat waktu membayar dan melaporkan pajaknya tersebut.
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh penagihan pajak dan kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Adapun kegunaan penelitian ini adalah dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis sebagai bahan masukan khususnya mengenai penagihan pajak dan kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak agar Direktorat Jendral Pajak (DJP) bisa benar-benar profesional dalam melayani para wajib pajak (WP).
(56)
Pelayanan dapat diartikan sebagai sentra dan indikator utama untuk membangun citra DJP, sehingga kualitas pelayanan harus terus menerus ditingkatkan dalam rangka mewujudkan harapan dan
membangun kepercayaan Wajib Pajak dan seluruh stakeholder perpajakan terhadap DJP. “Kualitas
layanan merupakan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu menyesuaikan dengan ekspentasi pelanggan, jadi kualitas pelayanan diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketetapan penyampaian pelayanan tersebut membagi harapan
pelanggan” (Ellitan 2007).
Istilah “kepatuhan” berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Kepatuhan memenuhi
kewajiban perpajakan secara sukarela merupakan tulang punggung system self assessment, dimana
wajib pajak bertanggungjawab menetapkan sendiri kewajiban perpajakan dan kemudian secara akurat dan tepat waktu membayar dan melaporkan pajaknya tersebut. “Kepatuhan wajib pajak didefinisikan sebagai memasukan dan melaporkan pada waktunya informasi yang diperlukan, mengisi secara benar jumlah pajak yang terutang dan membayar pajak tepat pada waktunya tanpa ada tindakan pemaksaan
dari pihak fiskus” (Suprapti 2009).
Modernisasi perpajakan yang dilakukan pemerintah tentunya tidak hanya untuk mencapai target penerimaan pajak semata, juga penting dilakukan untuk menuju adanya perubahan paradigma perpajakan. Dimana ketentuan, prosedur dan aktivitas perpajakan juga terus diarahkan untuk
peningkatan pelayanan agar menjadi business friendly bagi masyarakat. Upaya peningkatan kualitas
pelayanan dapat dilakukan dengan cara peningkatan kualitas dan kemampuan teknis pegawai dalam bidang perpajakan, perbaikan infrastruktur seperti perluasan tempat pelayanan terpadu (TPT), penggunaan sistem informasi dan teknologi untuk dapat memberikan kemudahan kepada wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Modernisasi sistem dilingkungan DJP bertujuan untuk
menerapkan Good Governance dan pelayanan prima. Dengan memberikan pelayanan yang prima dapat
meningkatkan kepatuhan wajib pajak, meningkatkan kepercayaan administrasi perpajakan dan mencapai
tingkat produktivitas pegawai pajak yang tinggi. Menurut (Kurnia Rahayu 2010) salah satu langkah
penting yang dilakukan DJP sebagai wujud nyata kepedulian pada pentingnya kualitas pelayanan adalah memberikan pelayanan prima kepada wajib pajak dalam mengoptimalkan penerimaan negara dan tercapainya tingkat kepatuhan sukarela Wajib Pajak yang tinggi.
Selain itu menurut (Pandiangan 2007) tujuan modernisasi administrasi perpajakan adalah
tercapainya tingkat kepatuhan pajak (tax compliance) yang tinggi, tercapainya tingkat kepercayaan (trust)
terhadap administrasi perpajakan yang tinggi, tercapainya tingkat produktivitas pegawai pajak yang tinggi. Keterkaitan antara pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan dan kualitas pelayanan dengan kepatuhan wajib pajak badan dapat dirumuskan dengan kerangka pemikiran seperti pada bagan 2.1.
Berdasarkan hubungan antara tujuan penelitian serta kerangka pemikiran teoritis terhadap rumusan masalah penelitian ini maka dapat diambil hipotesis bahwa:
”Penagihan pajak dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak .” 3. OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Pengaruh Penagihan Pajak dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Adapun teknik pengumpulan data yang akan diteliti terdiri dari berbagai sumber yaitu dilakukan dengan cara:
a. Observasi (Pengamatan Langsung)
Yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung dilokasi untuk memperoleh data yang diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan Kantor Pelayanan Pajak yang berhubungan dengan variabel penelitian.
b. Wawancara atau Interview
(1)
berkaitan dengan masalah yang dibahas. Dalam hal ini penulis mengadakan tanya jawab kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi. Informasi itu berupa yang berkaitan dengan Pengaruh Pelaksanaan Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kualitas Pelayanan Dan Implikasinya Pada Kepatuhan Wajib Pajak Badan.
c. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik.
d. Dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan. Mulai dari literatur, buku-buku yang ada. Adapun dokumen-dokumen yang menggambarkan sejarah KPP Pratama Cicadas Bandung, dokumen yang menerangkan struktur organisasi pada KPP Pratama Cicadas Bandung.
Untuk meneliti bagaimana pengaruh penagihan pajak dan kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak ada dua operasionalisasi variabel dalam penelitian ini. Variabel, dimensi, indikator, dan skala pengukuran yang digunakan baik untuk variabel X1 dan X2 maupun variabel Y dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2.
Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis lebih lanjut dengan alat-alat bantu, berupa dasar-dasar teori yang telah dipelajari sebelumnya. Sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti, dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Adapun analisis penelitiannya akan dilakukan melalui pendekatan kualiitatif dengan menggunakan metode statistic, untuk pengujian hipotesis. Untuk melakukan pengujiannya diperlukan serangkaian langkah yang akan dimulai dari operasinalisasi variabel, teknik pengumpulan data, penentuan populasi dan sampel, serta metode analisa rancangan pengujian hipotesis.
a. Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple) Pengujian pada sub struktur pertama Pengujian pada sub struktur kedua b. Analisis Korelasi
c. Koefisiensi Determinasi
Rancangan Pengujian Hipotesis 1. Penetapan Hipotesis
a. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
a) Hipotesis parsial antara variabel bebas pelaksanaan penagihan pajak terhadap variable terikat kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Ho : Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan pelaksanaan penagihan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Ha: Terdapat pengaruh positif yang signifikan pelaksanaan penagihan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
b) Hipotesis parsial antara variabel bebas kualitas pelayanan terhadap variable terikat kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Ho : Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak oranng pribadi.
Ha : Terdapat pengaruh positif yang signifikan kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
c) Hipotesis secara keseluruhan antara variabel bebas pelaksanaan penagihan pajak dan kualitas pelayanan terhadap variabel terikat kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan penagihan pajak dan kualitas pelayanan terhadap variabel terikat kepatuhan wajib pajak oranng pribadi.
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan penagihan pajak dan kualitas pelayanan terhadap variabel terikat kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
(2)
Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t). Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan uji satu pihak (one tail test) dilihat dari bunyi hipotesis statistik yaitu hipotesis nol (Ho) :p ≤ 0 dan
hipotesis alternatifnya (H1) : ρ > 0
Ho: ρ ≤ 0 : pelaksanaan penagihan pajak tidak berpengaruh positif terhadap variabel dan
kepatuhan wajib pajak orang pribadi lebih kecil dari.
Ha: ρ > 0 : pelaksanaan penagihan pajak berpengaruh positif terhadap variabel dan kepatuhan
wajib pajak orang pribadi lebih besar.
Ho: ρ ≤ 0 : kualitas pelayanan tidak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi lebih kecil dari.
Ha: ρ > 0 : kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi
lebih besar.
Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F).
Ho: ρ = 0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan penagihan pajak dan
kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Ha: ρ ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan penagihan pajak dan
kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 2. Menentukan tingkat signifikan
Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n – k – l, untuk menentukan tabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena di nilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam statu penelitian.
3. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Secara umum penagihan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 24,60% termasuk dalam kategori cukup baik. Artinya penagihan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas Bandung sudah dilaksanakan dengan cukup baik. (Tabel 4.21)
Secara umum kualitas pelayanan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 16,81% termasuk dalam kategori cukup baik. Artinya kualitas pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas Bandung sudah cukup baik dilakasanakan oleh DJP. (Tabel 4.37)
1. Analisis statistik
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan data yang terkumpul, pada penelitian ini akan diuji pengaruh penagihan pajak dan kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak. Pengujian akan dilakukan dua tahap, dimana pada tahap pertama akan diuji pengaruh penagihan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak, kemudian pada tahap kedua akan diuji pengaruh kuaitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah penagihan pajak (X1) kualitas pelayanan (X2), variabel dependen kepatuhan wajib pajak (Y), diolah menggunakan software SPSS 20.0 for windows, hasil pengolahannya pada (Tabel 4.26);
1) Pengujian Jalur Pada Sub Struktur Pertama
Pada sub struktur yang pertama variabel penagihan pajak terhadap berperan sebagai variabel independen (eksogenus variabel) dan kepatuhan wajib pajak sebagai variabel dependen (endogenus variabel).
Dari hasil pengujian jalur pada sub struktur pertama diketahui bahwa penagihan pajak memberikan pengaruh sebesar 24,60% terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas Bandung, artinya jika penagihan pajak lebih ditingkatkan lagi dalam pelaksanaannya maka akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak juga.(Tabel 4.28)
2) Pengujian Jalur Pada Sub Struktur Kedua
Pada sub struktur yang kedua variabel kualitas pelayanan berperan sebagai variabel independen (eksogenus variabel) dan kepatuhan Wajib Pajak sebagai variabel dependen (endogenus variabel).
Dari hasil pengujian jalur pada sub struktur kedua diketahui bahwa kualitas pelayanan berpengaruh sebesar 16,81% terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas Bandung, artinya bila semakin tinggi tingkat kuaitas pelayanan maka akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak. (4.30)
(3)
Untuk mengetahui keeratan hubungan antara penagihan pajak (X1) dan kualitas pelayanan (X2) terhadap kepatuhan wajib pajak (Y) menggunakan analisis korelas.
1)Analisis Korelasi secara Parsial
Besar pengaruh penagihan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas Bandung.
Pengaruh penagihan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas Bandung 49,6% dengan arah positif. Artinya penagihan pajak yang baik akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
Besar pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas Bandung.
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas Bandung 41,0% dengan arah positif. Artinya kualitas pelayanan yang baik akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
5. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penagihan Pajak Dan Kualitas Pelayanan Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, maka pada bagian akhir dari penelitian ini penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penagihan pajak pada kantor pelayanan pajak Cicadas Bandung memiliki hubungan dan pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Dengan demikian penagihan pajak memberikan pegaruh searah terhadap kepatuhan wajib pajak yang artinya apabila semakin baik penagihan pajak maka kepatuhan wajib pajak menjadi baik.
2. Kualitas pelayanan pada kantor pelayanan pajak Cicadas Bandung memiliki hubungan dan pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Kualitas pelayanan memberikan pegaruh searah terhadap kepatuhan wajib pajak yang artinya apabila semakin baik kualitas pelayanan maka kepatuhan wajib pajak menjadi baik.
2. Saran
Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian mengenai pengaruh penagihan pajak dan kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak, maka penulis akan memberikan beberapa saran yang mungkin dapat dijadikan masukan pada KPP pratama Cicadas Bandung, yaitu sebagai berikut :
1. Jika dilihat dari salah satu kegiatan penagihan pajak alangkah lebih baik jika pihak KPP lebih mempertegas pelaksanaan penagihan pajak dalam hal memberikan surat teguran pajak, sehingga tidak perlu dilakukannya penagihan dengan surat paksa, dan melakukan sosialisasi kepada wajib pajak karena sangat berperan penting dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
2. Kualitas pelayanan pada KPP pratama Cicadas Bandung, secara umum sudah cukup baik, namun alangkah lebih baik lagi jika kualitas pelayanan yang diberikan dapat lebih ditingkatkan melalui sarana dan prasarana yang lengkap agar wajib pajak patuh dalam membayar pajak seperti memperbanyak kursi sehingga wajib pajak yang datang tidak menunggu di luar tempat pelayanan terpadu karna tidak ada kursi untuk menunggunya. Dengan demikian wajib pajak akan merasa nyaman.
6. DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman. 2010. Panduan Pelaksanaan administrasi Perpajakan untuk Karyawan, Pelaku Bisnis, dan Perusahaan. Bandung: Nuansa
Amin Purnawan. 2004. Pelaksanaan Tindakan Penagihan Pajak Kaitannya Dengan Kepatuhan Wajib Pajak dan Aspek Keadilannya. Jurnal Hukum, Vol. 14, No.1.
Albari. 2009. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap KepatuhanMembayar Pajak. Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 13 No. 1.
(4)
Bambang, Supomo dan Nur, Indriantoro. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Kedua, Yogyakara; Penerbit BPEE UGM.
Boediono B. 2007. Pelayanan Prima Perpajakan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Chaizi Nasucha, 2004. Reformasi Administrasi Publik: Teori dan Praktik. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Ekawati dan Endro, 2008. Survey Pemahaman dan Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Kecil dan Menengah di Kota Yogyakarta. Jurnal Teknologi dan Manajemen Informatika. Vol. 6 Erly Suandy. 2000. Hukum Pajak. Jakarta : Salemba Empat
Faisal, Gatot S.M. 2009. How to be A Smarter Taxpayer: Bagaimana menjadi Wajib Pajak. Jakarta : Grasindo
Husein umar.2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. CV. ALFABETA. Indonesian Tax Review, 2004. Vol III/Edisi 33/2004, hal 41
Kamus Bahasa Indonesia, 1995. Kepatuhan.
Kurniawan, Panca dan Bagus Pamungkas. 2006. Penagihan Pajak di Indonesia. Malang : Bayumedia Publishing
Lena Ellitan, Lina Anatan. 2007. Sistem Informasi Manajemen: konsep dan praktis. Bandung: Alfabeta.
Liberti Pandiangan. 2007. Modernisasi Dan Reformasi Pelayanan Perpajakan Berdasarkan UU Terbaru. Jakarta: PT Elek Media Komputindo.
Mardiasmo. 2008. Perpajakan (Edisi Revisi Tahun 2008). Yogyakarta: Andi. Mardiasmo. 2006. Perpajakan (Edisi Revisi Tahun 2006). Yogyakarta: Andi. Mohammad Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Muhammad Zain, 2007, Manajemen Perpajakan, Edisi Kedua, Jakarta: Salemba Empat. Moeljohadi. 2010, Dasar-dasar Penagihan Pajak Negara. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Ni Luh Supadmi. 2009. Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas Pelayanan. Jurnal Akuntansi & Bisnis, Vol. 4, No. 2.
Nur Indriantoro.2002. Metodologi Penelitian Bisnis. CV. ALFABETA.
Panca Kurniawan dan Bagus Pamungkas, 2006, Penagihan Pajak di Indonesia, Malang : Bayumedia Publishing.
Rochmat Soemitro, 1991, Pajak Ditinjau dari Segi Hukum, Bandung: Eresco
Rochmat Soemitro, Dewi Kania Sugihati, 2004, Asas dan Dasar Perpajaka, Edisi Revisi, Bandung: Refika Aditama.
(5)
Resmi Siti, 2008. Perjakan Teori dan Kasus Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat
Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung. Tjiptono, Fandy, (2000). Manajemen Jasa, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia Aplikasi Contoh dan Perhitungan. Jakarta: Agung Media.
Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung Media
……….., Undang-undang Nomor 28/Tahun 2007 tentang perubahan ketiga Ketentuan
Umum dan Tata cara Perpajakan.
………, Undang-undang Nomor 19/Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat
Paksa.
………, Undang-undang Nomor 16/Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
Wahyu santoso, 2008, Analisis Resiko Ketidakpatuhan Wajib pajak sebagai dasar peningkatan kepatuhan wajib pajak, jurnal keuangan public, Vol.5
(6)
7. LAMPIRAN
Bagan 2.1
Skema Kerangka Pemikiran Reformasi Perpajakan Modernisasi Administrasi Perpajakan Kualitas Pelayanan Kepatuhan Wajib Pajak Badan 1.Sistem Administrasi perbaikan kinerja administrasi efisiensi ekonomis cepat 2.Kinerja melaksana kan kewajiban dan tanggungja wab sesuai yang diharapkan 3.Efektivitas Pengawasan
reorganisasi DJP berdasarkan fungsi dan kelompok wajib pajak
peningkatan kemampuan pengawasan dan pembinaan
penyusunan kebijakan baru untuk manajemen sumber daya manusia
peningkatan mutu sarana dan prasarana
penyusunan rencana kerja operasional 4.SDM Profesional
pelaksanaan fit and profer test
secara ketat penempatan pegawai sesuai kapasitas dan kapabilitasnya 1.Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) penerimaan dokumen sarana yang nyaman 2.Account Reprensetatif (AR) knowledge (pengetahuan) skills (keahlian atau kemampuan) attitude (sikap atau perilaku) 3.Help Desk informasi 4.Complaint Center menampung keluhan-keluhan Wajib Pajak memberikan solusi kepada Wajib Pajak
5.Media Informasi Pajak website pojok pajak 1.Kepatuhan Formal mendaftarkan diri melaporkan SPT tepat waktu
2.Kepatuhan Material menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya mengisi SPT dengan jujur, lengkap dan benar REFORMASI PERPAJAKAN: Menuju Sistem Administrasi Perpajakan yang Menopang Penerimaan Pajak. (Tedy Iswahyudi, Jurnal Perpajakan Indonesia, Vol. 4, No. 8, Mei 2005)
Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas Pelayanan. (Ni Luh Supadmi, Jurnal AUDI, Vol. 4, No. 2, Juli 2009) Hipotesis:
“Pelaksanaan Modernisasi Administrasi Perpajakan Berpengaru Terhadap Kualitas Pelayanan Dan Implikasinya Pada Kepatuhan Wajib Pajak Badan Secara Parsial Dan Simultan” Reformasi Perpajakan
Sebagai Perlindungan Hukum Yang Seimbang Antara Wajib Pajak Dengan Fiskus Sebagai Pelaksanaan Terhadap Undang-Undang Perpajakan. (Deden Sumantry, Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 8, No. 1, April 2011)
Ket : Berhubungan langsung Berhubungan tidak langsung