Secara umum, kondisi kurang tidur memang bisa menggangu kesehatan fisik dan psikis. Ibu jadi mudah lelah, lemas, terasa pagal-pegal badannya, tidak bersemangat,
konsentrasi berkurang, tidak mood melakukan sesuatu, mudah marah atau emosional, uring-uringan, dan lainnya. Jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, akan
mempengaruhi staminanya dan ibu hamil akan mudah sakit Bobak, 2004.
Salah satu dampak dalam gangguan pemenuhan istirahat tidur adalah terjadinya stress emosional yang dialami oleh wanita hamil, sehingga mengakibatkan
peningkatan detak jantung dan peningkatan hormone pemicu stress. Detaknjantung yang semakin deras dapat mempengaruhi gerakan pada janin. Akibatnya, janin pun
lebih aktif bergerak-gerak dalam rahim, selain iti stress yang muncul dapat mempengaruhi nafsu makan ibu sehingga kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh
ibu dan janin berkurang. Jika intake makanan bergizi kurang, maka dikhawatirkan pertumbuhan janin akan tergangu hendra, 2007
Gangguan tidur yang awalnya ringan dapat menjadi berat, bahkan bisa menimbulkan stress baru yang dialami ibu hamil akan membawa pengaruh pada
janin yang dikandungnya. Stress ringan hanya akan membuat janin mengalami peningkatan denyut jantung janin, tetapi bila stress yang dialami tergolong berat dan
lama, janin akan menjadi hiperaktif Musbikin, 2005.
Selain itu, kurang tidur memberi efek buruk pada stamina diantaranya sakit kepala dan sulit konsentrasi.kondisi ini tentu akan membuat pekerjaan menjadi
terbengkalai. Kurang tidur juga dapat menggangu metabolisme tubuh. Seperti yang sudah diketahui, tidur adalah proses pemulihan sel-sel tubuh.. jika proses ini
tergangu tentu regenerasi sel-sel tubuh tidak akan maksimal akibatnya tubuh menjadi lemas, dan rentan terhadap berbagai penyakit. Keadaan kurang tidur dapat juga
menggangu kesehatan psikis, seperti mudah marah, dan menjadi sangat sensitive, oleh Karena itu wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat tidur yang
teratur dan cukup, untuk mencapai tidur yang berkualitas Carolina, 2007.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang kualitas tidur dan pola tidur pada ibu hamil di Klinik Mariati Kecamatan Medan Marelan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka peneliti membuat rumusan masalah “Bagaimanakah kualitas tidur dan pola tidur pada ibu hamil trimester III di Klinik
Mariati Kecamatan Medan Marelan?”.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kualitas tidur dan Pola tidur pada ibu hamil trimester III yang datang untuk memeriksakan kehamilannya di Klinik Bersalin Mariati Kecamatan
Medan Marelan. D. Manfaat Penelitian
Universitas Sumatera Utara
1. Bagi Ibu Hamil
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi kesehatan pada ibu hamil tentang pola tidur dan kualitas tidur yang dialami selama periode
kehamilan trimester III.
2. Bagi Pendidikan Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi pendukung tentang kualitas tidur dan pola tidur pada ibu hamil trimester III ataupun bidang tersebut
dengan kualitas tidur dan pola tidur pada ibu hamil. 3. Bagi Penelitian Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi awal penelitian kebidanan selanjutnya dan untuk dikembangkan pada penelitian berikutnya
dalam ruang lingkup kualitas tidur dan pola tidur pada ibu hamil trimester III.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Tidur
Tidur adalah keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan
fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda Lilis Tailor, 2001. Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang merupakan mekanisme untuk
memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara energy dan kesehatan, memiliki manfaat untuk memulihkan tubuh baik secara fisik maupun emosional serta
diperlukan untuk bertahan hidup foreman wykle, 1995. Sehingga tanpa tidur yang cukup, kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi, membuat keputusan serta
melakukan kegiatan sehari-hari dapat menurun potter perry, 2003 .
1. Fisiologi tidur
Siklus tidur dan terjaga mempengaruhi dan mengatur fungsi fisiologis dan respon perilaku potter perry, 2003. Lama siklus sebagai bagian dari kehidupan manusia
setiap hari. Irama yang paling dikenal adalah siklus 24 jam. Siklus tidur dan bangun diatur secara terpusat di otak dan dipengaruhi oleh kebutuhan sehari-hari dan faktor
lingkungan white, 2003. Tailor, lilis, dan lemond 2001 menyatakan pengaruh tidur tergantung pada
keselarasan hubungan timbal balik antara dua mekanisme otak yaitu Reticular Activating System RAS dan Bulbar Synchronizing Region BSR, yang bekerja bersama-
sama untuk mengatur system alami dari tidur. RAS memfasilitasi reflex dan aktifitas yang sadar seperti aktifitas kortikal yang berhubungan dengan kesadaran. Terjaga atau
terbangun terjadi ketika RAS diaktifkan oleh stimulus dari korteks serebral dan sensasi luar tubuh. Sedangkan Bulbar Synchronizing Region BSR menyebabkan tidur.
Universitas Sumatera Utara
System Aktivasi Reticular SAR berlokasi pada batang otak teratas. SAR menerima stimulus sensori visual, auditori, nyeri, dan taktil. Ketika orang mencoba tertidur,
mereka akan menutup mata dan berada pada posisi rileks, stimulus ke SAR menurun. Jika ruangan gelap dan tenang, maka aktivasi SAR selanjutnya menurun. Pada beberapa
bagian, BSR mengambil alih yang menyebabkan tidur Potter dan Perry, 2003.
Fungsi dan tujuan tidur masih belum diketahui secara jelas, meskipun demikian, tidur diduga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental,
emosional, dan kesehatan uliyah, 2006. Salah satu teori mengatakan bahwa tidur adalah saat memulihkan dan mempersiapkan energy untuk periode bangun
berikutnya, denyut nadi saat tidur juga menurun yang dapat memelihara jantung McCante dan Hueter, 2002 dalam potter perry, 2003. Tidur diperlukan untuk
memperbaiki proses biologis secara rutin. Selama tidur gelombang rendah yang dalam NREM Tahap 4, tubuh melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk
memperbaiki dan memperbaruhi sel epitel dan khusus seperti sel otak Home, 1983; dalam Potter Perry, 2003. Tidur REM terlihat penting untuk pemulihan
kognitif. Tidur REM dihubungkan dengan perubahan dalam aliran darah cerebral, peningkatan aktivitas kortikal, peningkatan konsumsi oksigen, dan pelepasan
epinefrin. Hubungan dapat membantu penympanan memori dan pembelajaran potter perry, 2003
2. Tahapan Tidur
Tahapan tidur dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu Non Rapid Eye Movement NREM, dan Rapid Eye Movement REM. Tidur NREM terdiri
dari 4 tahapan. Kualitas dari tahapan 1 sampai 4 menjadi semakin dalam. Tidur yang dangkal merupakan merupakan karakteristik dari tahapn 1 dan 2 dan pada
tahap ini seseorang lebih mudah terbangun. Tahap 3 dan 4 melibatkan tidur yang
Universitas Sumatera Utara
dalam, disebut tidur gelombang rendah, dan seorang sulit terbangun. Tidur REM merupakan fase terakhir siklus tidur, dan terjadi pemulihan psikologis perry dan
potter, 2003. Pada tahap tidur REM seseorang biasanya lebih sukar dibangunkan dari pada waktu tahap gelombang lambat guyton dan hill, 1997.
a. Tidur Non Rapid Eye Movement NREM
Tidur NREM adalah periode tidur yang berlangsung lama dan tanpa mimpi. Pada periode tidur ini, gelombang otak berlangsung lambat dan
bervoltase tinggi, sementara aktivitas otonomnya denyut jantung danpernafasan rendah dan teratur Desy, 2010.
Tidur NREM dibagi atas 4 tahapan, yaitu tahap 1 adalah tidur ringan, tahap 2 adalah tidur konsolidasi, dan tahap 3 dan 4 adalah tidur dalam atau
tidur gelombang lambat. Tahap 1 : keadaan mengantuk, tidur ringan, pupil mata berkonstriksi dan
dilatasi secara lambat, bola mata bergerak pelan bolak-balik, kelopak mata menutup mata sebagian atau semuanya. Bila pada saat tahap 1 ini diukur
waktu reaksi terhadap rangsang, terlihat melamban dan ketajaman intelektual menurun.
Tahap 2 : Individu yang berada dalam tahap ini, bila dibangunkan ia merasa bahwa ia memang tertidur. Pada stadium ini gerakan badan berkurang
dan ambang bangun terhadap rangsang taktil dan bicara lebih tinggi dan juga terhadap rangsang menggerakkan badan.
Tahap 3 dan 4 : tidur gelombang lambat stadium ini merupakan tingkat tidur yang paling dalam, ditandai oleh imobilitas dan lebih sulit dibangunkan,
dan terdapat gelombang lambat pada gelombang EEG. Fase tidur ini sering
Universitas Sumatera Utara
disebut juga sebagai tidur –gelombang-delta atau tidur dalam S.M. Lumbantobing, 2008.
b. Tidur Rapid Eye Movement REM
Tidur REM adalah periode tidur yang dengan gelombang otak yang cepat dalam voltase rendah disertai aktivitas otonom seperti denyut jantung dan
pernafasan yang tidak teratur. Pola tidurini berhubungan dengan mimpi, denyutan otot involunter rinan dan gerakan mata yang cepat. Pada orang
dewasa, periode tidur REM terjadi setiap 90 menit, sedangkan pada anak- anak terjadi setiap 60 menit. desy, 2010
Aktivitas EEG waktu tidur REM menyerupai aktifitas waktu terbangun, keadaan ini disebut tidur yang desinkronisasi, atau tidur paradoksikal, dank
arena fase ini berasosiasi dengan bermimpi pada manusia, ia sering disebut juga tidur-mimpi. Pola tidur REM didapatkan yaitu gambaran EEG serupa
dengan keadaan bangun, dengan aktifitas, cepat dan amplitude rendah, dan gerakan bola mata serupa dengan keadaan bangun, terdapat bukti peningkatan
penggunaan energy olah otak, tonus otot skelet berada dalam keadaan atoni. Tidur REM yang ditandai oleh dominasi parasimpatetik, tidur REM
berasosiasi dengan aktivitas simpatetik yang intens. Hal ini bermanifestasi pada peningkatan irama jantung dan napas, demikian juga variabilitasnya dan
peningkatan vasokonstriksi perifer dan tekanan darah sistemik lebih jauh lagi.
3. Siklus Tidur
Pada saat seseorang tidur akan melewati 4 sampai 6 siklus tidur yang lengkap dimana setiap satu siklus terdiri dari 4 stadium NREM dan 1 tahapan REM.
Universitas Sumatera Utara
Siklus tidur setiap orang berbeda karena memiliki total waktu tidur yang berbeda pula potter dan perry, 2003.
Siklus tidur meliputi rangkaian tidur yang dimulai dengan 4 tahap tidur NREM secara berurutan, dan kembali lagi ketahap tidur NREM ke tiga kemudian
tahap tidur NREM kedua dan selanjutnya diikuti dengan tahap tidur REM. Lamanya satu siklus tidur keseluruhan sekitar 70-90 menit white, 2003 durasi
untuk masing-masing tahap tidur berbeda, tahap 1 yaitu 5 tidur, tahap 2 yaitu 46 tidur, tahap 3 yaitu 12 tidur, tahap 4 yaitu 12 tidur, REM 25 tidur
postawski dalam rizasaputra, 2008.
Skema 1. Siklus tidur normal lilies dan taylor, 2001
Siklus ini merupakan salah satu dari irama sirkardian yang merupakan siklus dari 24 jam dari kehidupan manusia sehari-hari. Keteraturan irama sirkardian ini juga
merupakan keteraturan tidur seseorang. Jika terganggu maka fungsi fisiologik dan psikologi dapat terganggu. potter dan perry, 2003.
B. Kualitas Tidur
Kualitas tidur adalah suatu keadaan yang dapat dilihat dari kemampuan individu dalam mempertahankan tidur dan mendapat kebutuhan tidur yang cukup dari tidur
Mengantuk
NREM tahap I
NREM tahap II
NREM tahap III
NREM tahap IV
NREM tahap III
REM
NREM tahap II
Universitas Sumatera Utara
REM dan NREM Kozier, erb, 1987. Kualitas tidur dapat diketahui dengan melakukan pengkajian yang meliputi data subjektif dan objektif Craven Hirnle,
2000. Data subjektif merupakan kriteria yang sangat penting untuk menetukan kualitas
tidur seseorang melalui pernyataan subjektif mengenai kualitas tidur yang dialaminya. Pernyataan subjektif ini sangat bervariasi pada individu. Contohnya, ada
seorang yang tidur selama 4 jam namun sudah merasa puas dengan tidurnya sementara yang lain membutuhkan tidur selama 10 jam untuk merasa puas akan
tidurnya potter perry, 2001. Dalam pernyataan subjektif, individu biasanya melaporkan pengalaman tidur yang dialami berkaitan dengan lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk tertidur, total waktu tidur, frekuensi seringnya terbangun pada malam hari, kepuasan tidur dimalam hari dan perasaan waktu bangun dipagi hari
Craven Hirnle, 2000. Data objektitif dapat dilihat dari pemeriksaan fisik dan diagnostic. Pemeriksaan
fisik dapat diobservasi dari penampilan wajah seperti adanya lingkaran hitam sekitar mata, mata sayu dan konjungtiva merah. Dapat juga dilihat dari perilaku dan tingkat
energi individu seperti kurang perhatian, respon lambat, sering menguap, bingung dan kurang koordinasi. Tarwoto Wartonah, 2003.
C. Pola Tidur
Pola tidur adalah model, bentuk atau corak tidur dalam jangka waktu yang relative menetap dan meliputi jadwal masuk tidur dan bangun, irama tidur, frekuensi
tidur dalam sehari, mempertahankan kondisi tidur, kepuasan tidur Depkes dalam wahyuni, 2007. Pola tidur normal berdasarkan usia, yaitu bayi baru lahir
membutuhkan tidur 14-18 jamhari, pernafasan teratur, 50 tidur REM, infant membutuhkan tidur 12-14 jamhari 20-30 tidur REM, toodler tidur sekitar 11-
Universitas Sumatera Utara
12jamhari 25 tidur REM, Preschooler tidur sekitar 11 jam 20 tidur REM, Usia sekolah tidur sekitar 10 jamhari 18,5 tidur REM, Adolescent tidur sekitar 8,5
jamhari 20 tidur REM, usia dewasa tidur sekitar 7-8 jamhari 20-25 tidur REM, usia dewasa tengah sekitar 7 jamhari 20 tidur REM, usia lanjut tidur kira-kira 6
jamhari 20-255 tidur REM Kozier, 2004. Pola tidur yang dapat diidentifikasi berdasarkan jumlah jam dan total tidur
normal pada malam hari, jumlah terbangun pada malam hari, lama waktu untuk tidur malam hari dan tidur pada siang hari. Gangguan pola tidur merupakan suatu keadaan
ketika individu mengalami atau mempunyai resiko perubahan jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidak nyamanan atau menganggu gaya hidup
yang diinginkan Carpenito, Uliyah, 2006. Gangguan ini terlihat dengan adanya perasaan lelah dan gelisah, lesu, kehitaman didaerah sekitar mata, kelopak mata
bengkak konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap dan mengantuk. Penyebab dari gangguan pola tidur ini antara lain
kerusakan transport oksigen, gangguan metabolisme tubuh, kerusakan eliminasi, pengaruh obat, immobilitas, dan sebagainya uliyah, 2006.
D. Pola Tidur Ibu Hamil