Aeromonas salmonicida Aeromonas hydrophila

10

1. Aeromonas salmonicida

Bakteri ini lebih banyak menyerang ikan air tawar dan beberapa menyerang ikan air laut. A.salmonicida dapat tumbuh diberbagai media bakteri standar yang umum digunakan TSA dan BHI. Bersifat anaerob fakultatif, koloninya berwarna putih, kecil, bulat, cembung, dan utuh Sarono et al., 1993 A. salmonicida merupakan agen penyebab penyakit furunkulosis. Pada awalnya A. salmonicida teridentifikasi pada Salmonidae, dan selama bertahun- tahun inang telah semakin luas. Infeksi A. salmonicida diketahui terjadi pada beberapa wakil-wakil dari famili Osteicthys, termasuk Cyprinidae, Serranidae dan Anoplopomatidiae Austin and Austin, 2007. Furunkulosis ditandai dengan munculnya bisul atau tonjolan besar pada ikan. Gejala yang ditunjukkan secara eksternal dan internal adalah, pembengkakan ginjal, borok, tonjolan besar bisul, gastroenteritis Glogowski, 2010, kelesuan, pendarahan pada vena, dan pendarahan pada jaringan dan otot Austin and Austin, 2007.

2. Aeromonas hydrophila

A. hydrophila dapat ditemukan pada lingkungan air tawar dan payau. A. hydrophila berbentuk batang, mempunyai flagel, bersifat gram negatif, dan merupakan anaerob. A. hydrophila mempunyai diameter 0,3-1,0 µm, panjang 1,0- 3,5 µm dan dapat tumbuh optimal pada suhu 28°C, tetapi dapat tumbuh pada suhu ekstrem yaitu antara 4°C-37°C Martin, 2004. A. hydrophila merupakan penyebab penyakit pada ikan yang dikenal dengan “Motil Aeromonas Septicemia” MAS atau “Penyakit Red-Sore” bercak merah Austin and Austin, 2007. Ikan yang terinfeksi memiliki gejala yang 11 berbeda,antara lain kematian mendadak pada ikan sehat, hilangnya nafsu makan, ketidaknormalan renang, insang pucat, bentuk tubuh membengkak, dan borok pada kulit. Gejala yang berbeda tergantung pada sejumlah faktor termasuk virulensi organisme, resistensi ikan terhadap infeksi, ada atau tidaknya bakterimia atau septikemia, dan faktor stres yang berhubungan dengan ikan Swann and White, 1991. Infeksi A. hydrophila dapat ditularkan melalui mulut dan kulit. Luka kecil pada kulit mampu menginfeksi ikan sehat. Bakteri yang tertelan akan berkembang biak di dalam epitel intestinum dan sejumlah bakteri selanjutnya dilepas melalui feses dan siklus infeksi terus berlanjut Irianto, 2003.

3. Streptococcus sp.