11 berbeda,antara lain kematian mendadak pada ikan sehat, hilangnya nafsu makan,
ketidaknormalan renang, insang pucat, bentuk tubuh membengkak, dan borok pada kulit. Gejala yang berbeda tergantung pada sejumlah faktor termasuk
virulensi organisme, resistensi ikan terhadap infeksi, ada atau tidaknya bakterimia atau septikemia, dan faktor stres yang berhubungan dengan ikan Swann and
White, 1991. Infeksi A. hydrophila dapat ditularkan melalui mulut dan kulit. Luka kecil
pada kulit mampu menginfeksi ikan sehat. Bakteri yang tertelan akan berkembang biak di dalam epitel intestinum dan sejumlah bakteri selanjutnya dilepas melalui
feses dan siklus infeksi terus berlanjut Irianto, 2003.
3. Streptococcus sp.
Streptococcus sp. tergolong grup bakteri yang sangat heterogen. Beberapa dari Streptococcus sp. adalah bagian dari flora, sedangkan yang lainnya
merupakan bakteri patogen potensial Douglas, 1997. Streptococcus sp. merupakan bakteri gram positif, non motil, tidak membentuk spora, dalam bentuk
berpasangan atau rantai pendek. Streptococcus sp. mempunyai diameter antara 0,6-1,0 µm Todar, 2008.
Streptococcus sp. dapat tumbuh pada media standar TSA, BHI, dan agar darah dan pada suhu yang ekstrem, yaitu antara 10°C-45°C. Koloni berwarna
putih, transparan, rata, dan agak cembung. Penyebaran terjadi diperairan tawar maupun laut. Sumber infeksi berasal dari ikan pembawa atau air yang telah
terkontaminasi bakteri, bahkan data dari makanan ikan yang terinfeksi Sarono et al., 1993
12 Secara umum penyakit yang disebabkan Streptococcus ditandai dengan
eksoptalmia, pembesaran abdomen, pendarahan pada mata, tutup insang, pangkal sirip, dan permukaan tubuh, dan warna kulit menjadi gelap melanosis. Adapun
tanda-tanda internalnya antara lain enteritis, pemucatan hati, kerusakan hati, ginjal, limpa dan intestinum, serta terjadi akumulasi nanah pada rongga perut
Irianto, 2003.
4. Vibrio alginolyticus
Vibrio alginolyticus merupakan bakteri halofilik garam-toleran Gram- negatif ditemukan secara alami di laut beriklim sedang dan lingkungan muara.
Jenis ini diakui sebagai patogen manusia, dan kejadian infeksi secara signifikan meningkatkan sewaktu musim panas Reilly et al., 2011
Menurut Austin and Austin 2007, V. alginolyticus menyebabkan ikan yang terinfeksi menjadi lamban, kulit gelap, sisik gelap, dan borok. Ikan yang
telah terinfeksi akan mengalami perubahan tingkah laku setelah 3 – 12 jam
Yanuhar, 2009. Hati, kapiler di dinding usus, kandung kemih dan peritoneum menjadi padat. Secara bersamaan, kantung empedu dan usus menjadi
membengkak yang berisi cairan bening. Austin and Austin, 2007
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat