C. Kelompok Masyarakat
Menurut Horton 1999 dalam Torang 2012 kelompok adalah sejumlah orang
yang memiliki persamaan ciri-ciri tertentu, sejumlah orang yang memiliki pola interaksi yang terorganisir dan terjadi secara berulang-ulang, dan setiap kumpulan
orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Suatu kelompok dapat didefinisikan sebagai unit sosial yang terdiri
dari sejumlah individu pada suatu waktu tertentu dengan peranan hubungan tertentu satu sama lain dan secara eksplisit atau implisit memiliki seperangkat
norma atau nilai yang mengatur perilaku para anggotanya, paling tidak dalam hal konsekuensi terhadap kelompok. Sedangkan Dahama 1980 dalam Torang
2012 mengungkapkan bahwa dinamika kelompok meliputi banyak kegiatan untuk menunjukkan bagaimana kelompok dapat berbuat sebaik mungkin agar
setiap anggota kelompok dapat memberikan sumbangan yang maksimal terhadap kelompoknya.
D. Pengertian Partisipasi
Menurut Wardoyo 1992 partisipasi adalah keikutsertaan masyarakat baik dalam
bentuk pernyataan maupun kegiatan. Keikutsertaan tersebut terbentuk sebagai akibat terjadinya interaksi sosial antara individu atau kelompok masyarakat yang
lain dalam pembangunan. Soekanto 2009 juga menyatakan bahwa partisipasi mencakup tiga hal, yaitu:
1. Partisipasi meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat.
2. Partisipasi adalah suatu konsep perilaku yang dapat dilaksanakan oleh
individu-individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 3.
Partisipasi juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu, yang penting bagi sosial masyarakat.
E. Tipe-Tipe Kelembagaan Partisipatif
Tipe kelembagaan partisipatif menurut International Institute of Rural Reconstruction IIRR 1998 dibedakan menjadi:
1. Partisipasi Pasif
Partisipasi masyarakat dengan diberitahu tentang hal-hal yang sudah terjadi. Hal ini merupakan tindakan sepihak dari ketua kelompok tanpa menghiraukan
tanggapan anggota. Kriteria:
a. Dalam pelaksanaan kegiatan, tidak melibatkan masyarakat selain anggota
kelompok. b.
Pengambilan keputusan dilakukan oleh ketua kelompok secara sepihak. 2.
Partisipasi dalam pemberian informasi Partisipasi masyarakat dengan menjawab pertayaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti dengan menggunakan kuisioner atau pendekatan serupa. Masyarakat tidak memiliki kesempatan mempengaruhi cara kerja karena temuan-temuan
peneliti tidak dibagikan kepada mereka. Kriteria:
a. Memberikan banyak informasi tentang kelompok dan hutan mangrove kepada
peneliti, mahasiswa, dsb.
b. Memberi arahan dan data-data yang dibutuhkan oleh peneliti.
3. Partisipasi Konsultatif
Partisipasi dengan melibatkan masyarakat dalam analisis, merumuskan
permasalahan, dan mengumpulkan informasi. Akan tetapi, bentuk konsultasi tersebut tidak melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, dan
pihak luar tidak berkompeten mewakili pandangan masyarakat. Kriteria:
a. Masyarakat ikut terlibat dalam memberikan saran, pandangan, dan masukan
kepada kelompok terhadap suatu halmasalah tertentu. b.
Pengambilan keputusan tetap ditangan kelompok dan tidak ada campur tangan masyarakat lain.
c. Dalam pelaksanaan kegiatan melibatkan masyarakat.
4. Partisipasi dengan Imbalan Material
Partisipasi masyarakat dengan cara memberikan kontribusi sumberdaya yang dimiliknya, misalnya sebagai tenaga kerja untuk memperoleh imbalan makanan,
uang tunai maupun imbalan material lainnya. Masyarakat boleh menyediakan lahan dan tenaga kerjanya, namun tidak terlibat dalam proses eksperimentasi dan
proses pembelajaran. Proses inilah yang selama ini lazim disebut sebagai partisipasi. Dalam konteks seperti ini, masyarakat tidak memiliki pijakan
melanjutkan kegiatannya tatkala imbalan dihentikan. Kriteria:
a. Dalam pelaksanaan kegiatan, masyarakat mengharapkan imbalan dalam
bentuk material.
b. Tidak akan ada kegiatan selanjutnya jika imbalan ditiadakan.
c. Mengedepankan kepentingan material diatas kepentingan kelestarian hutan
mangrove. d.
Tidak merasa memiliki sehingga tidak harus menjaga sumberdaya yang tersedia.
5. Partisipasi Fungsional
Partisipasi masyarakat membentuk kelompok untuk mencapai tujuan proyek yang telah ditetapkan sebelumnya. Keterlibatan masyarakat tidak hanya pada tahap
awal proyek atau perencanaan, tetapi juga setelah keputusan pokok dibuat pihak luar. Kelompok masyarakat cenderung tergantung terhadap pemrakarsa dan
fasilitator luar, tetapi menjadi mandiri. Kriteria:
a. Suatu instansilembaga melibatkan masyarakat dalam kegiatan.
b. Intansilembaga sebagai pelindung dan membentuk kelompok masyarakat
untuk keberlajutan kegiatan. c.
Segala bentuk kegiatan dari awal perencanaan sampai pelaksanaan diserahkan kepada kelompok masyarakat dengan lembagaintansi terkait memberikan
arahan terlebih dahulu. 6.
Partisipasi Interaktif Partisipasi masyarakat dalam tahap analisis, pengembangan rencana kegiatan
pembentukan dan pemberdayaan institusi lokal. Partisipasi dipandang sebagai hak, dan bukan sebagai cara mencapai tujuan proyek. Proses tersebut melibatkan
metodologi multidisiplin yang membutuhkan perspektif majemuk serta