Konseptual Kerangka Teoritis dan Konseptual

nantinya di gunakan sebagai bahan studi perbandingan antara teori yang berlaku dengan kenyataannya yang berlaku dalam praktek. Adapun garis beras dalam bab ini adalah menjelaskan tentang tinjauan mengenai pertanggungjawaban pidana, anak berkonflik dengan hukum, tindak pidana pencabulan, dan teori dasar pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan sanksi. III. METODE PENELITIAN Bab ini memuat pendekatan masalah, sumber dan jenis data, prosedur pengumpulan dan pengolahan data serta tahap terakhir yaitu analisis data untuk memperoleh data yang akurat. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan pembahasan tentang berbagai hal yang terkait langsung dengan pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pertanggungjawaban pidana pelaku anak yang melakukan perbuatan cabul terhadap anak Studi Putusan PN Nomor: 1056PIDA2012PN.TK dan untuk mengetahui dasar pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan sanksi terhadap pelaku anak yang melakukan perbuatan cabul terhadap anak Studi Putusan PN Nomor: 1056PIDA2012PN.TK V. PENUTUP Bab ini berisi tentang hasil akhir dari pokok permasalahan yang diteliti berupa kseimpulan dan saran dari hasil penelitian terhadap permasalahan yang telah dibahas. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pertanggungjawaban Pidana Pertanggungjawaban adalah suatu perbuatan yang tercela oleh masyarakat dan itu dipertanggungjawabkan pada si pembuatnya. Untuk adanya pertanggungjawaban pidana harus jelas terlebih dahulu siapa yang dapat dipertanggungjawabkan, ini berarti harus dipastikan terlebih dahulu yang dinyatakan sebagai pembuat suatu tindak pidana. 18 Pertanggungjawaban pidana adalah sesuatu yang dipertanggungjawabkan secara pidana terhadap seseorang yang melakukan perbuatan pidana atau tindak pidana. 19 Pelaku tindak pidana dapat dipidana apabila memenuhi syarat bahwa tindak pidana yang dilakukannya memenuhi unsur-unsur yang telah ditentukan dalam Undang-Undang. Dilihat dari sudut terjadinya tindakan yang dilarang, seseorang akan dipertanggungjawabkan atas tindakan-tindakan tersebut, apabila tindakan tersebut melawan hukum serta tidak ada alasan pembenar atau peniadaan sifat melawan hukum untuk pidana yang dilakukannya. Dan dilihat dari sudut kemampuan bertanggung jawab maka hanya seseorang yang mampu bertanggung jawab yang dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatanya. Dalam hal dipidananya seseorang yang melakukan perbuatan seperti melawan hukum 18 Roeslan Saleh.Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana. Aksara Baru. 1999. Jakarta. Hlm. 80 19 Ibid. Hlm. 75