Teknik Pelaksanaan Survey Pengumpulan Data

Dan data menggunakan cara manual untuk simpang tak bersinyal sebagai berikut : USIG-1 Geometri dan Arus Lalu Lintas USIG-2 Analisa Kapasitas 4. Prosedur Perhitungan a. Menghitung nilai arus lalu lintas 1. Data yang dibutuhkan adalah jumlah kendaraan yang melewati titik pengamatan dengan interval 10 menitan dari 3 tiga interval waktu pengamatan yaitu pukul 07.00-08.00 WIB, 12.00-13.00 WIB dan 16.00- 17.00 WIB. 2. Data arus dari masing-masing jenis kendaraan dalam kendaraanjam dikonversikan dalam smpjam. 3. Menghitung volume lalu lintas atau lalu lintas harian rata-rata. b. Membuat grafik arus lalu lintas per interval 10 menit. c. Menghitung kecepatan sesaat spot speed dan kecepatan perjalanan dengan memakai data waktu tempuh yang didapat dari survey. Menghitung pula kecepatan arus bebas dasar ruas jalan Sultan Agung - Ryacudu. d. Menghitung nilai kapasitas jalan Sultan Agung - Ryacudu. e. Menghitung kinerja simpang tak bersinyal di simpang terdekat fly over.

E. Diagram Alir Metode Penelitian

Agar penelitian lebih terarah dan berjalan sesuai dengan target, maka diperlukan sebuah langkah kerja untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengerjaannya. Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Diagram Alir MULAI IDENTIFIKASI MASALAH DAN PENENTUAN TUJUAN STUDI LITERATUR SURVEY PENDAHULUAN Menentukan lokasi pengamatan Menentukan waktu pengamatan Menentukan peralatan yang diperlukan Menentukan Jumlah Surveyor Data Primer Arus lalu lintas smpjam Volume lalu lintas Kecepatan Sesaat PENGUMPULAN DATA Data Sekunder Data jumlah penduduk Data geometrik jalan Data kinerja jalan Sultan Agung - Ryacudu dan jalan Soekarno-Hatta ANALISIS DATA Arus lalu lintas smpjam Volume lalu lintas Kapasitas ruas C Kecepatan PENANGANAN RUAS JALAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN SELESAI

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan dan analisis pada ruas Jalan Sultan Agung, Ryacudu, Fly over Sultan Agung – Ryacudu, Jalan Soekarno – Hatta, dan pada simpang Sultan Agung serta simpang Ryacudu, diperoleh kesimpulan sebagai berikut ini: 1. Jalan Sultan Agung, arah Sultan Agung - Ryacudu memiliki arus lalu lintas sebesar 1126,6 smpjam dan kapasitas C 3064,776 smpjam. Jalan Ryacudu arah Ryacudu – Sultan Agung memiliki arus lalu lintas sebesar 1350,35 smpjam dan kapasitas C 2625,5328 smpjam. Dan untuk jalan Soekarno – Hatta, arah Rajabasa ke Fly over memiliki arus lalu lintas sebesar 784,35 smpjam sedangkan arah RS. Immanuel ke Fly over memiliki arus lalu lintas sebesar 1162,05 dan kapasitas C 3450,6648 smpjam. Untuk kapasitas C Fly over sebesar 3305,5476 smpjam dan memiliki kecepatan arus bebas FV 47 km. 2. Jalan Sultan Agung, arah Sultan Agung - Ryacudu memiliki derajat kejenuhan DS sebesar 0,5823. Jalan Ryacudu arah Ryacudu – Sultan Agung memiliki derajat kejenuhan DS sebesar 0,6417. Untuk jalan Soekarno – Hatta, arah Rajabasa ke Fly over derajat kejenuhan DS sebesar 0,4546 sedangkan arah RS. Immanuel ke Fly over memiliki derajat kejenuhan DS 0,6735. Derajat kejenuhan DS Fly over Sultan Agung – Ryacudu sebesar 0,6723. Tipe jalan yang ditinjau pada semua jalan adalah C. 3. Berdasarkan perhitungan di dapat kecepatan sesaat rerata untuk arah Sultan Agung sebesar 38,963 kmjam sedangkan untuk kecepatan sesaat rerata arah Ryacudu sebesar 41,7035 kmjam. 4. Untuk kapasitas simpang tidak bersinyal 3 lengan memiliki kapasitas C 2784,7 smpjam, derajat kejenuhan DS 0,99, tundaan geometrik simpang DG 4,0015 detsmp, tundaan simpang D 18,5015 detsmp, serta peluang antrian 39-78. Sedangkan kapasitas simpang tidak bersinyal 4 lengan memiliki kapasitas C 3261,13 smpjam, derajat kejenuhan DS 0,93, tundaan geometrik simpang DG 4,0203 detsmp, tundaan simpang D 16,3203 detsmp, serta peluang antrian 34-69. 5. Waktu efektif untuk Fly over Sultan Agung tidak sampai pada 5 tahun ke depan, karena dari perhitungan di dapat derajat kejenuhan DS 0,8353. Dan kemacetan mulai terasa pada tahun ke 5. karena dari perhitungan pada tahun ke 4 di dapat derajat kejenuhan DS 0,7174.

B. Saran

1. Dalam pembangunan fly over ataupun fasilitas lain, seharusnya memperhatikan dampak lalu lintas yang memungkinkan terjadi, khususnya di jalan Sultan Agung dan jalan Ryacudu. 2. Supaya ada yang melakukan pengaturan lalu lintas pada titik kemacetan yang ada, supaya lalu lintas teratur dan dapat mengurangi kemacetan yang ada.