Prevalensi dan Distribusi Kelainan dan Penyakit Lidah pada Pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (Februari – Maret 2010)

(1)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Penyakit Mulut Tahun 2010

Desira Nirwanda

Prevalensi dan Distribusi Kelainan dan Penyakit Lidah pada Pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (Februari – Maret 2010)

xi + 43 halaman

Prevalensi dan distribusi kelainan dan penyakit lidah pada pasien RSGMP FKG USU sangatlah penting untuk diketahui agar kondisi kesehatan rongga mulut pasien secara keseluruhan, terutama kesehatan lidahnya dapat dievaluasi. Penelitian tentang kelainan dan penyakit lidah, khususnya mengenai prevalensi dan distribusinya belum pernah dilakukan di Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi kelainan dan penyakit lidah serta jenis dan distribusinya pada pasien RSGMP FKG USU.

Penelitian ini dilakukan secara survey deskriptif dengan pendekatan potong silang yang melibatkan 956 pasien yang datang ke RSGMP FKG USU periode Februari – Maret 2010 (340 pasien laki-laki dan 616 pasien perempuan) yang lidahnya diperiksa secara visual dan hasilnya dicatat dalam rekam medik.

Prevalensi kelainan dan penyakit lidah pada pasien RSGMP FKG USU adalah 45,5%. Kelainan dan penyakit lidah lebih banyak dijumpai pada laki-laki daripada perempuan. Kelainan lidah yang paling banyak dijumpai adalah coated tongue


(2)

sebesar 19,56 %, diikuti oleh scalloped tongue 10,87 %, geographic tongue 7 %, fissured tongue 5,54 %, ankyloglossia 3,97 %, median rhomboid glossitis 3,87 %, hairy tongue 1,88 %, macroglossia 1,35 %, dan bald tongue 1,25 %.

Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi kelainan dan penyakit lidah yang cukup tinggi pada pasien RSGMP FKG USU. Edukasi bagi pasien, pencegahan, dan perawatan lebih lanjut sangat dibutuhkan untuk mengurangi angka kelainan dan penyakit lidah pada pasien RSGMP FKG USU.


(3)

PREVALENSI DAN DISTRIBUSI

KELAINAN DAN PENYAKIT LIDAH PADA PASIEN

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(FEBRUARI-MARET 2010)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh : NIM : 060600050 DESIRA NIRWANDA

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 23 Juni 2010

Pembimbing : Tanda tangan

Syuaibah Lubis, drg. ... NIP : 19461120 197306 2 001


(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 23 Juni 2010

TIM PENGUJI

KETUA : 1. Syuaibah Lubis, drg.

ANGGOTA : 1. Wilda Hafni Lubis, drg., M.Si 2. Sayuti Hasibuan, drg., Sp. PM


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Adam Arwina SE., Ibunda Emmy Kalsum S.Sos., Adinda Prillia Dwina dan Adinda Fathia Nabilla, serta kerabat yang telah memberikan dukungan, perhatian, doa, kasih sayang dan semangat kepada penulis. Penulis juga berterima kasih kepada :

1. Prof. Ismet Danial Nasution, drg., Ph.D., Sp. Prost (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Wilda Hafni Lubis, drg., M.Si., selaku Ketua Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Syuaibah Lubis, drg., selaku dosen pembimbing skripsi yang bersedia memberikan masukan, arahan, waktu dan semangat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Wandania Farahanny, drg., selaku penasehat akademik yang telah banyak memberikan nasehat dan arahan selama penulis menjalankan pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.


(7)

5. Seluruh staf pengajar dan pegawai Depertemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan saran, masukan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Teman-teman mahasiswa FKG USU Angkatan 2006 yang selalu mengisi hari-hari penulis dengan semangat dan kecerian.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kedokteran gigi.

Medan, 23 Juni 2010

Penulis,

(Desira Nirwanda)


(8)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Lidah Normal ... 6

2.2 Kelainan dan Penyakit Lidah ... 8

2.2.1 Hairy Tongue ... 8

2.2.2 Coated Tongue ... 9

2.2.3 Fissured Tongue ... 10

2.2.4 Bald Tongue ... 11

2.2.5 Geographic Tongue ... 12

2.2.6 Median Rhomboid Glossitis ... 13

2.2.7 Scalloped Tongue ... 14

2.2.8 Macroglossia ... 15

2.2.9 Ankyloglossia ... 16

KERANGKA TEORI ... 17


(9)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian... 19

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

3.3 Populasi dan Sampel ... 19

3.3.1 Populasi ... 19

3.3.2 Sampel ... 19

3.4 Identifikasi Variabel Penelitian ... 20

3.4.1 Variabel Bebas ... 20

3.4.2 Variabel Terikat ... 20

3.4.3 Variabel Tak Terkendali ... 20

3.5 Definisi Operasional... 21

3.6 Sarana Penelitian ... 22

3.6.1 Alat dan Bahan ... 22

3.6.2 Formulir Pencatatan ... 22

3.7 Cara Pengumpulan Data ... 22

3.7.1 Data Demografi ... 22

3.7.2 Data Klinik... 22

3.8 Pengolahan Data ... 23

3.9 Analisa Data ... 23

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 24

BAB 5 PEMBAHASAN ... 31

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 39

DAFTAR RUJUKAN ... 41 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Papila-papila pada Lidah ... 7

2 Lidah Normal ... 7

3 Hairy Tongue ... 9

4 Coated Tongue ... 10

5 Fissured Tongue ... 11

6 Bald Tongue ... 12

7 Geographic Tongue ... 13

8 Median Rhomboid Glossitis ... 14

9 Scalloped Tongue ... 15

10 Macroglossia... 15

11 Ankyloglossia ... 16

12 Distribusi Pasien RSGMP FKG USU Periode Februari – Maret 2010 Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin ... 25

13 Distribusi Jumlah Kelainan dan Penyakit Lidah pada Pasien RSGMP FKG USU Periode Februari – Maret 2010 ... 27


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1 Distribusi Pasien RSGMP FKG USU Periode Februari – Maret 2010

Berdasarkan Suku Bangsa ... 26 2 Prevalensi Kelainan dan Penyakit Lidah pada Pasien RSGMP

FKG USU Periode Februari – Maret 2010 ... 28 3 Distribusi Kelainan dan Penyakit Lidah pada Pasien RSGMP

FKG USU Periode Februari – Maret 2010 Berdasarkan

Jenis Kelamin ... 29 4 Distribusi Kelainan dan Penyakit Lidah pada Pasien RSGMP

FKG USU Periode Februari – Maret 2010 Berdasarkan


(12)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Penyakit Mulut Tahun 2010

Desira Nirwanda

Prevalensi dan Distribusi Kelainan dan Penyakit Lidah pada Pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (Februari – Maret 2010)

xi + 43 halaman

Prevalensi dan distribusi kelainan dan penyakit lidah pada pasien RSGMP FKG USU sangatlah penting untuk diketahui agar kondisi kesehatan rongga mulut pasien secara keseluruhan, terutama kesehatan lidahnya dapat dievaluasi. Penelitian tentang kelainan dan penyakit lidah, khususnya mengenai prevalensi dan distribusinya belum pernah dilakukan di Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi kelainan dan penyakit lidah serta jenis dan distribusinya pada pasien RSGMP FKG USU.

Penelitian ini dilakukan secara survey deskriptif dengan pendekatan potong silang yang melibatkan 956 pasien yang datang ke RSGMP FKG USU periode Februari – Maret 2010 (340 pasien laki-laki dan 616 pasien perempuan) yang lidahnya diperiksa secara visual dan hasilnya dicatat dalam rekam medik.

Prevalensi kelainan dan penyakit lidah pada pasien RSGMP FKG USU adalah 45,5%. Kelainan dan penyakit lidah lebih banyak dijumpai pada laki-laki daripada perempuan. Kelainan lidah yang paling banyak dijumpai adalah coated tongue


(13)

sebesar 19,56 %, diikuti oleh scalloped tongue 10,87 %, geographic tongue 7 %, fissured tongue 5,54 %, ankyloglossia 3,97 %, median rhomboid glossitis 3,87 %, hairy tongue 1,88 %, macroglossia 1,35 %, dan bald tongue 1,25 %.

Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi kelainan dan penyakit lidah yang cukup tinggi pada pasien RSGMP FKG USU. Edukasi bagi pasien, pencegahan, dan perawatan lebih lanjut sangat dibutuhkan untuk mengurangi angka kelainan dan penyakit lidah pada pasien RSGMP FKG USU.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lidah merupakan salah satu organ penting pada tubuh manusia yang memiliki banyak fungsi. Lidah memiliki peran dalam proses pencernaan, mengisap, menelan, persepsi rasa, bicara, respirasi, dan perkembangan rahang.1,2,3,4 Lidah dapat mencerminkan kondisi kesehatan seseorang sehingga digunakan sebagai indikator untuk mengetahui kesehatan oral dan kesehatan umum pasien.3,4,5,6

Lidah dapat mengalami anomali berupa kelainan perkembangan, genetik, dan enviromental.1 Penyakit-penyakit lokal dan sistemik juga mempengaruhi kondisi lidah dan menimbulkan kesulitan pada lidah yang biasanya menyertai keterbatasan fungsi organ ini.1,2 Lesi pada lidah memiliki diagnosa banding yang sangat luas yang berkisar dari proses benigna yang idiopatik sampai infeksi, kanker dan kelainan infiltratif. Bagaimanapun, lesi lidah yang terlokalisasi dan non-sistemik lebih sering dijumpai.7,8

Suatu studi epidemiologi dapat memberikan pemahaman mengenai prevalensi, perluasan, dan keparahan suatu lesi pada suatu populasi.9 Banyak penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti di berbagai negara untuk mengetahui prevalensi kelainan lidah.2 Angka prevalensi kelainan lidah berbeda di setiap daerah di seluruh dunia. Variasi ini dapat disebabkan oleh perbedaan ras, jenis kelamin dan usia pada setiap populasi. Demikian juga perbedaan dalam kriteria diagnostik, metodologi dan prosedur sampling pada setiap penelitian.2,5,6,10,11,12


(15)

Penelitian mengenai kelainan lidah telah dilakukan di luar negeri seperti Iran, Jordania, Israel, Hungaria, Turki, India dan Malaysia. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di negara-negara tersebut, kelainan-kelainan lidah yang paling sering dijumpai pada pasien berupa hairy tongue, coated tongue, fissured tongue, bald tongue, geographic tongue, median rhomboid glossitis, scalloped tongue, macroglossia, dan ankyloglossia.

Motallebnejad, dkk dalam penelitiannya terhadap 1901 pasien di Iran menemukan bahwa 672 atau 35,3% dari 1901 pasien memiliki kelainan lidah, 38,6% pada wanita dan 47,7% pada pria. Secara rinci hasil penelitian yang diperoleh berupa coated tongue 13,4%, fissured tongue 10%, crenation tongue 6,8%, geographic tongue 3,6%, ankyloglossia 2,7%, median rhomboid glossitis 2,7%, bald tongue 1,2%, hairy tongue 1,2%, dan macroglossia 0,5%.6 Penelitian mengenai prevalensi hairy tongue, coated tongue, fissured tongue, bald tongue, geographic tongue, median rhomboid glossitis, scalloped tongue, macroglossia, dan ankyloglossia juga dilakukan oleh Avcu dan Kanli. Mereka mendapati 2690 atau 52,5% dari 5150 pasien rawat jalan di Turki memiliki kelainan lidah.5

Penelitian-penelitian yang berkenaan dengan prevalensi kelainan dan penyakit lidah berupa hairy tongue, coated tongue, fissured tongue, bald tongue, geographic tongue, median rhomboid glossitis, scalloped tongue, macroglossia, dan ankyloglossia sangat jarang dilakukan di Indonesia. Di Sumatera Utara, khususnya Medan belum pernah diadakan penelitian mengenai kelainan dan penyakit lidah seperti tersebut diatas secara spesifik.


(16)

Berdasarkan fakta tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kelainan dan penyakit lidah pada pasien yang berobat di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (RSGMP FKG USU).


(17)

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

a. Berapakah prevalensi kelainan dan penyakit lidah pada pasien RSGMP FKG USU?

b. Berapakah frekuensi dari setiap jenis kelainan dan penyakit lidah pada pasien RSGMP FKG USU?

c. Bagaimana distribusi kelainan dan penyakit lidah pada pasien RSGMP FKG USU?

1.3 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui berapa prevalensi kelainan dan penyakit lidah pada pasien RSGMP FKG USU

b. Untuk mengetahui frekuensi dari setiap jenis kelainan dan penyakit lidah pada pasien RSGMP FKG USU

c. Untuk mengetahui distribusi kelainan dan penyakit lidah pada pasien RSGMP FKG USU

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan mengetahui prevalensi kelainan lidah pada pasien RSGMP FKG USU, maka diharapkan :

a. Dokter gigi dan calon dokter gigi menjadi lebih peduli dan sadar akan adanya kelainan dan penyakit lidah pada pasien sehingga dokter gigi dan calon dokter gigi juga memperhatikan kondisi lidah pasien


(18)

b. Dokter gigi dan calon dokter gigi dapat memberikan perawatan terhadap kesehatan rongga mulut yang sebaik-baiknya dan menyeluruh termasuk lidah

c. Dokter gigi dan calon dokter gigi dapat memberikan edukasi kepada pasien agar pasien lebih memperhatikan kesehatan rongga mulutnya termasuk lidah dalam rangka peningkatan kualitas hidup pasien

d. Sebagai data awal bagi peneliti-peneliti lain untuk menelaah lebih lanjut mengenai kelainan lidah pada pasien RSGMP FKG USU

e. Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai dasar dari program pemerintah dalam bidang kesehatan gigi dan mulut untuk meningkatkan kualitas hidup pasien


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Lidah Normal13

Lidah adalah suatu organ otot kompak yang ditutupi oleh lapisan pelindung dari epitel skuamosa berlapis. Lidah memiliki peran yang penting dalam proses penelanan, pengecapan dan bicara. Dorsum lidah mempunyai banyak tonjolan-tonjolan mukosa yang membentuk papila-papila.

Ada 4 tipe papila pada dorsum lidah : papila filiformis, papila fungiformis, papila sirkumvalata dan papila foliata. Papila filiformis merupakan papila terkecil dan berjumlah paling banyak. Papila itu berupa batang-batang ramping, seperti rambut, bertanduk, tampak berwarna merah, merah muda atau putih tergantung pada derajat iritasi yang dialami lidah. Papila fungiformis lebih sedikit jumlahnya, warna merahnya lebih cerah dan diameternya lebih lebar dibandingkan dengan papila filiformis. Papila fungiformis tidak bertanduk, berbentuk bulat atau jamur dan sedikit menonjol. Papila ini juga berisi kuncup-kuncup pengecap. Papila ini paling banyak terdapat di tepi lateral dan ujung anterior dari lidah. Kadang-kadang papila fungiformis mengandung pigmen coklat, terutama melanoderm.

Papila sirkumvalata adalah papila terbesar yang tampak sebagai papula-papula berwarna merah muda 2 sampai 4 mm. Papula tersebut dikelilingi oleh suatu parit sempit dan juga berisi kuncup-kuncup pengecap. Papila-papila ini berjumlah 6 sampai 12 dan tersusun dalam suatu deretan berbentuk V di sepanjang ujung-ujung


(20)

sulkus di sisi posterior dorsum lidah. Papila-papila tersebut secara anatomis membagi lidah menjadi 2 bagian yang tidak sama, 2/3 anterior dan 1/3 posterior.

Pada sisi lateral daerah posterior lidah terdapat papila foliata. Papila-papila ini seperti daun yang menonjol mengarah seperti lipatan-lipatan vertikal. Terkadang tonsil lingual yang meluas ke daerah ini dari akar dorsal posterior lidah dapat salah disebutkan sebagai papila foliata.

Gambar 1. Papila-papila pada lidah15


(21)

2.2 Kelainan dan Penyakit Lidah

Banyak kondisi yang dijumpai pada lidah termasuk kedalam istilah “anomali lidah”. Beberapa kelainan tersebut tidak menunjukkan gambaran yang berarti yang cukup sering terjadi sehingga dapat dianggap sebagai suatu variasi normal. Beberapa kelainan menunjukkan kondisi klinis yang nyata pada lidah, pada beberapa kasus, dapat membantu untuk menentukan sejumlah kelainan yang diturunkan, dan sekelompok kondisi lainnya yang membuktikan bahwa kelainan lidah dapat disebabkan oleh kelainan perkembangan.1,2

2.2.1 Hairy Tongue

Hairy tongue adalah pemanjangan secara abnormal dari papila-papila filiformis yang membuat dorsum lidah tampak seperti berambut.8,13 Perubahan pada papila ini terutama berdampak pada middorsum lidah yang seringkali menjadi berubah warna.1,2 Pemanjangan papila ini dapat berwarna putih, kuning, coklat atau hitam.8,13 Perubahan warna tersebut merupakan akibat dari faktor-faktor intrinsik (organisme-organisme kromogenik) dikombinasikan dengan faktor-faktor ekstrinsik (warna makanan dan tembakau).13 Penyebab terjadinya hairy tongue tidak diketahui secara pasti.8,13,17 Perokok berat, terapi antibiotik, oral hygiene yang buruk, terapi radiasi dan perubahan pH mulut meningkatkan kemungkinan terjadinya hairy tongue.13,17 Hairy tongue lebih sering terjadi pada pria terutama yang berusia di atas 30 tahun dan prevalensinya meningkat seiring dengan bertambahnya usia.13


(22)

Gambar 3. Hairy tongue18 2.2.2 Coated Tongue

Coated tongue atau lidah berselaput merupakan penampilan klinis pada dorsum lidah yang tampak seperti tertutup oleh suatu lapisan biasanya berwarna putih atau warna lain sesuai dengan jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi. Selaput ini terdiri dari papila filiformis yang memanjang sehingga memberikan gambaran seperti selaput tebal pada lidah dan akan menahan debris serta pigmen yang berasal dari makanan, minuman, rokok, dan permen.19


(23)

Gambar 4. Coated tongue20 2.2.3 Fissured Tongue

Fissured tongue disebut juga lingua fissurata, lingua plicata, scrotal tongue dan grooved tongue.2,21,22 Fissured tongue merupakan malformasi klinis berupa alur-alur atau lekukan-lekukan pada permukaan dorsal lidah.10,12 Bagian lidah yang berfisur tidak memperlihatkan adanya papila-papila yang normal.19 Penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, diduga kuat merupakan kelainan yang diturunkan.13,19,21,22 Kondisi ini biasanya asimtomatis, kecuali bila sisa-sisa makanan terkumpul di dalam fisur, dapat menyebabkan iritasi fokal, sensitif terhadap makanan pedas, dan menimbulkan halitosis yang terkadang diikuti dengan rasa agak perih atau tidak nyaman seperti agak nyeri.10,13,19 Kekerapan terjadinya fissured tongue adalah sama untuk laki-laki dan perempuan. Fissured tongue bertambah parah seiring pertambahan usia, begitu juga jumlah, lebar, dan kedalaman fisur.1,2,13,21,22


(24)

Gambar 5. Fissured tongue23 2.2.4 Bald tongue

Bald tongue merupakan kelainan lidah yang mempunyai gambaran klinis berupa tidak adanya papila filiformis pada lidah yang mengakibatkan permukaan lidah menjadi licin dan berwarna merah yang disertai rasa sakit.17 Kondisi ini menyebabkan terganggunya fungsi pengecapan dan dapat juga menimbulkan sensasi terbakar pada lidah.17Atropi papilla lidah dapat disebabkan oleh trauma kronis, defisiensi nutrisi dan abnormalitas hematologi, dan obat-obatan.2,8 Namun dapat juga dijumpai atropi papilla lidah pada pasien tanpa adanya penyebab tertentu.8 Pada pasien lanjut usia, atropi papilla lidah dianggap sebagai perubahan akibat pertambahan usia.8


(25)

Gambar 6. Bald tongue24 2.2.5 Geographic tongue

Geographic tongue merupakan suatu kelainan pada permukaan lidah berupa daerah kemerahan, tidak berpapila dengan penipisan epitel dorsal lidah, biasanya dikelilingi zona sempit dari papila yang beregenerasi, berwarna lebih putih dari daerah yang dikelilinginya.1,2,19 Etiologinya tidak diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan berhubungan dengan stress emosional, defisiensi nutrisi, herediter, dan hormonal.13,26 Lesi ini biasanya sembuh dengan sendirinya dan muncul kembali di tempat lain.25 Biasanya kelainan ini asimtomatis, tetapi rasa terbakar atau iritasi pada lidah umumnya terjadi, terutama akibat makanan yang panas atau pedas.25,26 Ketidaknyamanan yang muncul akibat geographic tongue hilang dan timbul serta dapat memburuk pada saat-saat tertentu ketika wanita sedang haid atau selama kehamilan.26


(26)

Gambar 7. Geographic tongue27 2.2.6 Median rhomboid glossitis

Median rhomboid glossitis memiliki gambaran klinis berupa bentuk belah

ketupat (rhomboid), menonjol dari jaringan sekitarnya dengan permukaan halus dan berlobus. Lesi ini berada di daerah median dorsum lidah persis di anterior papila sirkumvalata dan tidak memiliki papila filiformis1,2,12,13,17,19,25 Median rhomboid glossitis dapat berwarna merah, putih, atau kuning dan sering dihubungkan dengan adanya Candida.8 Median rhomboid glossitis seringkali mengenai pria dewasa usia pertengahan dan jarang mengenai anak-anak.2,13 Pasien diabetik, supresi imun dan pasien yang mendapat terapi antibiotik spektrum luas memiliki prevalensi median rhomboid glossitis yang lebih tinggi.2,8,13 Median rhomboid glossitis mudah dikenali melalui gambaran klinisnya, lokasi khasnya dan sifat tanpa gejalanya.10,13,17,25


(27)

Gambar 8. Median rhomboid glossitis28 2.2.7 Scalloped tongue

Scalloped tongue adalah suatu keadaan yang ditandai oleh lekukan-lekukan pada tepi lateral lidah.12,13 Tekanan abnormal dari gigi-gigi pada lidah mencetak pola tertentu, yang tampak sebagai oval-oval cekung yang dibatasi tepi seperti kerang yang putih dan menimbul. Keadaan tersebut biasanya bilateral, tetapi dapat unilateral atau terisolasi pada daerah dimana lidah berkontak erat dengan gigi-gigi. Penyebabnya meliputi keadaan-keadaan yang dapat menyebabkan tekanan abnormal pada lidah seperti gesekan dari lidah terhadap gigi dan diastema, kebiasaan menjulurkan lidah, mengisap lidah, clenching atau lidah yang membesar.13


(28)

Gambar 9. Scalloped tongue29 2.2.8 Macroglossia13

Macroglossia adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan lidah yang membesar secara abnormal. Macroglossia merupakan kelainan kongenital atau acquired. Indikator macroglossia adalah kesulitan bicara, gigi-gigi yang bergeser, maloklusi atau scalloped tongue. Seringkali daerah lidah yang bersangkutan menunjukkan papila-papila fungiformis yang membesar.


(29)

2.2.9 Ankyloglossia

Ankyloglossia adalah suatu kondisi yang mengacu pada pendeknya frenulum lingual secara kongenital atau perlekatan frenulum yang meluas hingga mencapai ujung lidah, mengikat lidah ke dasar mulut dan membatasi pemanjangan lidah tersebut. Ankyloglossia yang sudah parah sering menyebabkan diastema midline mandibular, kerusakan periodontal lingual mandibular, dan kesulitan bicara.1,2,12 Lidah tidak dapat protrusi melewati insisivus dan tidak dapat menyentuh palatum.4 Perlekatan dapat terjadi sebagian atau seluruhnya. Perlekatan sebagian lebih sering terjadi.13


(30)

KERANGKA TEORI

Lidah

Anatomi Lidah Normal Kelainan Lidah

Hairy Tongue Coated Tongue Fissured

Tongue

Geographic Tongue Median

Rhomboid Glossitis

Scalloped Tongue

Bald Tongue

Perkembangan Kongenital Genetik Enviromental Penyakit

Macroglossia


(31)

KERANGKA KONSEP

Kelainan dan penyakit lidah : 1. Hairy tongue

2. Coated tongue 3. Fissured tongue 4. Bald tongue

5. Geographic tongue

6. Median rhomboid glossitis 7. Scalloped tongue

8. Macroglossia 9. Ankyloglossia - Jenis kelamin

- Usia - Kebiasaan

- Penyakit sistemik yang diderita - Obat-obatan yang digunakan

Lidah Pasien RSGMP FKG USU


(32)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan secara survei deskriptif dengan pendekatan potong silang. Survey deskriptif dengan pendekatan potong silang dilakukan untuk mendapatkan gambaran penyebaran kelainan dan penyakit lidah pada pasien pengunjung Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (RSGMP FKG USU) periode Februari – Maret 2010 menurut jenis kelamin dan usia .

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di RSGMP FKG USU. Waktu penelitian dimulai dari tanggal 1 Februari 2010 sampai 31 Maret 2010.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah pasien pengunjung RSGMP FKG USU. 3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien pengunjung RSGMP FKG USU selama 2 bulan yaitu dari tanggal 1 Februari 2010 sampai 31 Maret 2010.

Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi kelompok sampel pasien :


(33)

- Pasien yang bersedia diperiksa rongga mulutnya - Pasien yang dapat membuka mulut dengan baik Kriteria eksklusi kelompok sampel pasien :

- Pasien yang menolak diperiksa rongga mulutnya

- Pasien yang mengalami kesulitan atau tidak dapat membuka mulut

3.4 Identifikasi Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel bebas : Lidah pasien RSGMP FKG USU 3.4.2 Variabel terikat : Kelainan dan penyakit lidah :

- Hairy tongue - Coated tongue - Fissured tongue - Bald tongue

- Geographic tongue

- Median rhomboid glossitis - Scalloped tongue

- Macroglossia - Ankyloglossia 3.4.3 Variabel tak terkendali : - Jenis kelamin

- Usia - Kebiasaan

- Penyakit sistemik yang diderita - Obat-obatan yang digunakan


(34)

3.5 Defenisi Operasional

a. Hairy tongue adalah kelainan lidah yang terjadi apabila panjang papila filiformis lebih dari 3 mm sehingga lidah tampak seperti berambut.5,6,13

b. Coated tongue merupakan suatu keadaan dimana bagian dorsum lidah dilapisi oleh debris dan sisa makanan yang terlihat seperti selaput berwarna putih atau warna lain serta panjang papila filiformisnya kurang dari 3 mm.5,6

c. Fissured tongue adalah satu fisura garis tengah, fisura ganda atau fisura multipel yang meluas pada permukaan dorsal dua pertiga anterior dan lateral lidah dengan kedalaman 2 mm atau lebih.5,6,11,13,14

d. Bald tongue adalah kehilangan papila filiformis pada dorsum lidah yang dapat dilihat secara langsung. Atropi biasanya pertama kali muncul pada ujung dan lateral lidah. Pada kasus yang berat, seluruh permukaan dorsum lidah menjadi licin dan mengilat.5,6

e. Geographic tongue ditandai oleh bercak-bercak gundul merah muda sampai merah, tunggal atau multipel yang dibatasi atau tidak dibatasi oleh pinggiran putih yang menimbul.13

f. Median rhomboid glossitis merupakan atropi papila filiformis yang berwarna merah, gundul, berbentuk romboid atau oval yang terdapat di garis tengah permukaan dorsum lidah, tepat di sebelah anterior papila sirkumvalata.12,13

g. Scalloped tongue adalah suatu keadaan yang ditandai dengan lekukan-lekukan pada tepi lateral lidah dimana lidah berkontak erat dengan gigi sehingga mencetak pola tertentu yang tampak sebagai oval-oval cekung yang dibatasi tepi seperti kerang yang putih dan menimbul.5,12,13


(35)

h. Macroglossia dijumpai pada pasien bila dalam keadaan istirahat, tepi-tepi lateral lidah menumpuk dengan tonjol lingual gigi-gigi rahang bawah dan tinggi dorsum lidah lebih tinggi daripada bidang oklusal gigi-gigi rahang bawah karena ukuran lidah melebihi ukuran normal.5,6,13

i. Ankyloglossia adalah keadaan frenulum lingualis yang melekat sebagian atau seluruhnya pada dasar mulut dari gusi lingual atau ujung ventral lidah sehingga gerakan lidah menjadi terbatas, tidak bisa dijulurkan ataupun ditarik ke dalam.5,6,12,13

3.6 Sarana Penelitian 3.6.1 Alat dan bahan

Alat yang digunakan untuk melihat adanya kelainan dan penyakit lidah adalah kaca mulut, probe sebagai alat ukur kedalaman fisur dan panjang papila lidah, sarung tangan, masker serta kamera sebagai alat dokumentasi.

3.6.2 Formulir pencatatan

Formulir pencatatan yang digunakan berupa blanko rekam medis yang mencakup data demografi (nama, umur, jenis kelamin, suku) dan data klinik subjektif dan objektif (pemeriksaan visual pada lidah).

3.7 Cara Pengumpulan Data 3.7.1 Data demografi

Data demografi diperoleh dengan cara melakukan wawancara langsung terhadap pasien pengunjung RSGMP FKG USU dan melalui data sekunder yang diperoleh dari kartu status.


(36)

Data klinik diperoleh melalui pemeriksaan visual pada lidah pasien secara langsung dengan tahapan sebagai berikut :

a. Subjek duduk di dental unit dalam keadaan rileks. Pemeriksa berdiri di depan subjek.

b. Pemeriksaan klinis dilakukan secara visual. Pemeriksa langsung melihat lidah pasien yang telah membuka mulutnya. Pasien mengikuti instruksi yang diberikan oleh pemeriksa.

c. Kelainan-kelainan dan penyakit-penyakit yang dijumpai pada lidah pasien dicatat dalam blanko rekam medis. Kriteria diagnosa sesuai dengan kriteria pada defenisi operasional.

3.8 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara manual dan ditabulasikan 3.9 Analisa Data

Data yang sudah terkumpul kemudian ditabulasikan dan analisa data dilakukan dengan cara perhitungan persentase masing-masing kelainan lidah yang terdapat pada subjek.


(37)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Subjek penelitian adalah pasien pengunjung RSGMP FKG USU periode Februari – Maret 2010 sebanyak 956 orang yang terdiri dari 340 orang laki-laki (35,56 %) dan 616 orang perempuan (64,44 %). Pasien yang dijumpai memiliki kelainan dan penyakit pada lidah adalah sebesar 45,5 % (435 pasien) dan 54,5 % (521 pasien) lainnya tidak memiliki kelainan dan penyakit pada lidahnya.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dalam periode Februari – Maret 2010 dijumpai pasien kelompok umur 4-9 tahun sebesar 6,73 % laki-laki dan 8,48 % perempuan, kelompok umur 10-19 tahun sebesar 4,94 % laki-laki dan 11,72 % perempuan, kelompok umur 20-29 tahun sebesar 8,67 % laki-laki dan 21,96 % perempuan, kelompok umur 30-39 tahun sebesar 5,36 % laki-laki dan 8,69 % perempuan, kelompok umur 40-49 tahun sebesar 4,98 % laki-laki dan 6,79 % perempuan, kelompok umur 50-59 tahun sebesar 3,3 % laki-laki dan 4,7 % perempuan,dan untuk kelompok umur diatas 60 tahun sebesar 1,58 % laki-laki dan 2,1 % perempuan. (Gambar 12)


(38)

Gambar 12. DISTRIBUSI PASIEN RSGMP FKG USU PERIODE FEBRUARI - MARET 2010 BERDASARKAN KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN


(39)

Tabel 1. DISTRIBUSI PASIEN RSGMP FKG USU PERIODE FEBRUARI – MARET 2010 BERDASARKAN SUKU BANGSA

Suku Bangsa Jumlah Persentase

Batak Jawa Melayu Aceh Minang Sunda India Madura Dayak 366 354 103 80 43 5 2 2 1 38,2 37,04 10,8 8,4 4,52 0,52 0,21 0,21 0,1

Total 956 100

Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 956 pasien yang menjadi subjek penelitian, suku Batak adalah suku yang paling banyak dijumpai, yaitu sebesar 38,2 %, diikuti oleh suku Jawa 37, 04 %, suku Melayu 10,8 %, suku Aceh 8,4 %, suku Minang 4,52 %, suku Sunda 0,52 %, suku India 0,21 %, suku Madura 0,21 %, dan suku Dayak 0,1 %. (Tabel 1)


(40)

Gambar 13. DISTRIBUSI JUMLAH KELAINAN DAN PENYAKIT LIDAH PADA PASIEN RSGMP FKG USU PERIODE FEBRUARI – MARET 2010

Penelitian ini menunjukkan bahwa pasien yang tidak memiliki kelainan dan penyakit lidah adalah sebesar 11 % pada laki-laki dan 43,5 % pada perempuan, pasien yang memiliki 1 jenis kelainan dan penyakit lidah sebesar 13,4 % pada laki-laki dan 12,2 % pada perempuan, 2 jenis kelainan dan penyakit lidah sebesar 10,8 % pada laki-laki dan 7,9 % pada perempuan, 3 jenis kelainan dan penyakit lidah sebesar 0,4 % pada laki-laki dan 0,3 % pada perempuan, dan lebih dari 3 jenis kelainan dan penyakit lidah sebesar 0,3 % pada laki-laki dan 0,2 % pada perempuan. (Gambar 13)


(41)

Tabel 2. PREVALENSI KELAINAN DAN PENYAKIT LIDAH PADA PASIEN RSGMP FKG USU PERIODE FEBRUARI – MARET 2010

Kelainan lidah Jumlah Persentase

Coated tongue Scalloped tongue Geographic tongue

Fissured tongue Ankyloglossia Median rhomboid glossitis

Hairy tongue Macroglossia Bald tongue 187 104 67 53 38 34 18 13 12 19,56 10, 87 7 5,54 3,97 3,87 1,88 1,35 1,25

Penelitian ini menunjukkan kelainan dan penyakit lidah yang paling banyak dijumpai pada pasien RSGMP FKG USU periode Februari – Maret 2010 adalah coated tongue sebesar 19,56 %, dan yang paling sedikit dijumpai adalah bald tongue sebesar 1,25 %. (Tabel 2)


(42)

Penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan, kelainan dan penyakit lidah lebih banyak diderita oleh pria (24,6 %) dibandingkan dengan wanita (20,9 %). Frekuensi coated tongue, fissured tongue, dan hairy tongue secara signifikan lebih tinggi pada pria, sedangkan geographic tongue lebih tinggi pada wanita. Sementara itu, frekuensi scalloped tongue sama besar pada pria dan wanita. (Tabel 3)

Tabel 3. DISTRIBUSI KELAINAN DAN PENYAKIT LIDAH PADA PASIEN

RSGMP FKG USU PERIODE FEBRUARI – MARET 2010

BERDASARKAN JENIS KELAMIN

Kelainan Lidah

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

N % n %

Coated tongue 105 30,88 82 13,31

Scalloped tongue 37 10,88 67 10,87

Geographic tongue 16 4,7 51 8,27

Fissured tongue 27 7,94 26 4,22

Ankyloglossia 20 5,88 18 2,92

Median rhomboid glossitis 19 5,58 15 2,43

Hairy tongue 16 4,7 2 0,32

Macroglossia 7 2,05 6 0,97


(43)

Tabel 4. DISTRIBUSI KELAINAN DAN PENYAKIT LIDAH PADA PASIEN

RSGMP FKG USU PERIODE FEBRUARI – MARET 2010

BERDASARKAN KELOMPOK UMUR

Kel. Lidah

Umur

4 – 9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 > 60

n % n % n % n % n % n % n %

CT - - 10 6,28 57 19,45 61 45,18 32 28,57 14 18,18 13 37,14 ST 2 1,37 17 10,69 29 9,89 25 18,51 17 15,17 11 14,28 3 8,57 GT 1 0,68 13 8,17 17 5,8 21 15,55 11 9,82 3 3,89 1 2,85 FT 1 0,68 5 3,14 11 3,75 12 8,88 11 9,82 8 10,38 5 14,28

A 4 2,75 9 5,66 11 3,75 6 4,44 3 2,67 - - 5 14,28 MRG 3 2,06 8 5,03 9 3,07 4 2,96 5 4,46 2 2,59 3 8,57

HT - - - 2 1,48 4 3,57 7 9,09 5 14,28

M - - 2 1,25 5 1,7 3 2,22 3 2,67 - - - -

BT - - - - 1 0,34 1 0,74 2 1,78 4 5,19 4 11,42

Penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi coated tongue, scalloped tongue, dan geographic tongue paling tinggi dijumpai pada kelompok umur 30 – 39 tahun. Frekuensi fissured tongue, ankyloglossia, median rhomboid glossitis, hairy tongue dan bald tongue paling tinggi dijumpai pada kelompok umur >60 tahun. Frekuensi macroglossia paling tinggi dijumpai pada kelompok umur 40 – 49 tahun. (Tabel 4)


(44)

BAB 5 PEMBAHASAN

Perhatian terhadap kesehatan rongga mulut secara keseluruhan menjadi semakin penting seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan. Kesehatan rongga mulut tidak hanya difokuskan pada kesehatan gigi semata, tetapi juga termasuk organ dan jaringan di sekitarnya. Demikian pula kesehatan lidah perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan rongga mulut secara keseluruhan serta kualitas hidup manusia.

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara memiliki Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan yang diperuntukkan bagi pelayanan kesehatan gigi dan mulut masyarakat dan pelaksanaan kepaniteraan klinik mahasiswa program profesi dokter gigi. RSGMP yang terletak di jalan Alumni ini terdiri dari 8 klinik, yaitu : klinik ortodonsia, klinik bedah mulut, klinik prostodonsia, klinik konservasi gigi, klinik penyakit mulut, klinik periodonsia, klinik pedodonsia, klinik departemen ilmu kesehatan gigi masyarakat.

Banyak pasien yang datang untuk berobat di RSGMP FKG USU setiap harinya. Pasien-pasien tersebut sangatlah beragam baik jenis kelamin, usia, suku, status pendidikan maupun status sosial. Pasien datang dengan berbagai keluhan. Namun keluhan utama yang paling umum dijumpai adalah sakit pada gigi dan keluhan estetis. Hanya sedikit pasien yang datang dengan keluhan utama berupa sakit atau ketidaknyamanan pada lidahnya.


(45)

Pada periode Februari – Maret 2010 pasien yang datang ke RSGMP FKG USU paling tinggi pada kelompok umur 20–29 tahun sebesar 30,64% dan pasien perempuan lebih banyak dibandingkan dengan pasien laki-laki. Hal ini serupa dengan penelitian Motallebnejad dkk (2006) di Iran walaupun angkanya lebih rendah, pasien kelompok umur 20–29 tahun merupakan pasien yang paling banyak yaitu sebesar 27,14 %, demikian juga pasien perempuan lebih banyak dibandingkan pasien laki-laki.6 Penelitian di Turki yang dilakukan oleh Avcu dkk (2001) juga didominasi oleh kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 24 % dan pasien perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki.5

Suku bangsa merupakan salah satu data penting untuk diketahui karena berkaitan dengan kebiasaan hidup yang berbeda-beda bagi setiap suku yang dapat memberikan pengaruh pada lidah. Pasien yang datang ke RSGMP FKG USU berasal dari suku yang berbeda-beda seperti disebutkan di atas. Suku yang paling banyak dijumpai adalah suku Batak yaitu sebesar 38,2 %. Suku batak merupakan suku bangsa asli yang paling banyak dijumpai di Provinsi Sumatera Utara, terutama di kota Medan. Suku yang paling banyak dijumpai berikutnya adalah suku Jawa yaitu sebesar 37,04 %. Selisih jumlahnya tidak terlalu besar dengan suku Batak.

Dalam penelitian ini, dari 956 pasien yang diperiksa, 45,5 % pasien dijumpai memiliki kelainan dan penyakit lidah. Walaupun pengunjung lebih banyak berjenis kelamin perempuan, tetapi angka kelainan dan penyakit lidah lebih tinggi pada laki-laki. Hal ini mungkin terjadi karena sebagian besar pasien pria memiliki kebiasaan buruk seperti merokok, meminum kopi secara rutin yang disertai dengan oral hygiene yang buruk. Hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan hasil penelitian Avcu dkk


(46)

(2001) di Turki yang menemukan 52,2 % dari 5150 pasien yang diperiksanya memiliki kelainan lidah, tetapi pasien yang memiliki kelainan lidah juga lebih tinggi pada pasien laki-laki.5 Hasil penelitian Motallebnejad dkk (2006) lebih rendah yaitu sebesar 35,3 % pasien dari 1901 pasien yang diperiksa memiliki kelainan dan penyakit lidah. Motallebnejad dkk juga mendapati pasien yang memiliki kelainan dan penyakit lidah lebih banyak pada laki-laki.6 Mojarrad dkk (2006) menemukan 39,7 % pasien memiliki kelainan dan penyakit lidah, tetapi prevalensinya lebih tinggi pada perempuan daripada laki-laki.3

Dalam penelitian ini, penyakit dan kelainan lidah yang paling banyak dijumpai adalah coated tongue yaitu sebesar 19,56 %. Coated tongue lebih banyak dijumpai pada laki-laki yaitu 30,88 % dibandingkan dengan perempuan yaitu 13,31 % dan paling banyak dijumpai pada kelompok umur 30-39 tahun. Pasien yang dijumpai memiliki coated tongue adalah pasien yang memiliki kebiasaan merokok, peminum teh dan atau kopi secara rutin serta kondisi oral hygiene yang buruk. Sebagian besar pasien yang memiliki kriteria di atas adalah pasien laki-laki. Avcu dkk (2001) dan Motallebnejad dkk (2006) juga mendapati coated tongue merupakan kelainan dan penyakit lidah yang paling banyak dijumpai yaitu 23,2 % dan 13,4 %.5,6 Dalam penelitian yang dilakukan Avcu dkk (2001) prevalensi coated tongue pada laki-laki dan perempuan hampir sama yaitu 23,1 % dan 23,3 % dan paling tinggi dijumpai pada kelompok umur 50-59 tahun.5 Motallebnejad dkk (2006) mendapati coated tongue lebih tinggi pada laki-laki (16,7 %) dibandingkan dengan perempuan (11,2 %), dan paling tinggi pada kelompok umur di atas 60 tahun.6 Pada pasien lanjut usia banyak dijumpai kondisi oral hygiene yang tidak memadai, hiposalivasi, dan


(47)

gangguan pola nutrisi akibat proses penuaan sehingga banyak lansia dijumpai memiliki coated tongue.6 Abas dkk (2008) mendapati 20,4 % dari 75 pasien yang diperiksa menderita coated tongue.7

Scalloped tongue merupakan kelainan lidah tertinggi kedua yang dijumpai dalam penelitian ini yaitu sebesar 10,87 %. Prevalensi scalloped tongue hampir sama antara laki-laki dan perempuan yaitu 10,88 % dan 10,87 % dan paling tinggi pada kelompok usia 30-39 tahun. Hal ini mungkin terjadi karena tingkat stress yang sama tingginya antara laki-laki dan perempuan pada kelompok umur 30-39 tahun sehingga menimbulkan kebiasaan buruk pada pasien seperti mengisap lidah dan clenching. Selain itu scalloped tongue berkaitan juga dengan macroglossia, dimana pasien yang mengalami macroglossia pada umumnya memiliki scalloped tongue. Hasil penelitian yang diperoleh Motallebnejad dkk (2006), Avcu dkk (2001), Abas dkk (2008), dan Vörös-Balog dkk (2000) lebih rendah yaitu 6,8 %, 1,22 %, 1,9 %, dan 0,68 %. Motallebnejad dkk (2006) dan Avcu dkk (2001) sama-sama mendapati scalloped tongue lebih banyak dijumpai pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki, sedangkan Vörös-Balog dkk (2000) mendapati scalloped tongue lebih banyak pada laki-laki.5-7,12

Geographic tongue dijumpai sebesar 7 % pada penelitian ini. Prevalensinya lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki yaitu 4,7 % dan 8,27 % dan paling banyak dijumpai pada kelompok umur 30-39 tahun. Hasil yang lebih tinggi diperoleh pada penelitian Mojarrad dkk (2006), Yarom dkk (2004) dan Abas dkk (2008) yaitu 27 %, 12,8 % dan 7,4 %.3,7,10 Sementara itu hasil yang lebih rendah diperoleh pada penelitian Darwazeh dkk (1993), Vörös-Balog dkk (2000),


(48)

Khozeimeh dkk (2003), Motallebnejad dkk (2006), Avcu dkk (2001), Mumcu dkk (2003), dan Mathew dkk (2005) yaitu 6,8 %, 5,70 %, 4,8 %, 3,6 %, 1,2 %, 1 %, dan 0,84 %.1,5,6,9,11,12,14

Dari seluruh kelainan dan penyakit lidah yang diperiksa, dijumpai fissured tongue sebesar 5,54 %. Laki-laki lebih banyak dijumpai memiliki fissured tongue dibandingkan dengan perempuan yaitu 7,94 % dan 4,22 %. Kelainan ini paling banyak dijumpai pada kelompok umur di atas 60 tahun. Dalam penelitian ini angka fissured tongue semakin tinggi seiring dengan pertambahan usia, sesuai dengan yang dituliskan pada tinjauan pustaka. Selain itu, jumlah, lebar, dan kedalaman fissured tongue juga bertambah seiring dengan pertambahan usia. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Abas dkk (2008), Vörös-Balog dkk (2000), Avcu dkk (2001), Mojarrad dkk (2006), Khozeimeh dkk (2003), Yarom dkk (2004), Darwazeh dkk (1993), Motallebnejad dkk (2006), dan Mathew dkk (2005) memperoleh hasil yang lebih tinggi yaitu 38,9 %, 29,2 %, 19,96 %, 12,9 %, 11,8 %, 11,5 %, 11,4 %, 10 %, dan 5,7 %.1,3,5-7,10-12,14 Sedangkan hasil yang lebih rendah dijumpai pada penelitian yang dilakukan oleh Mumcu dkk (2003) yaitu sebesar 5,2 %.9

Ankyloglossia dijumpai sebesar 3,97 % pada penelitian ini. Kelainan ini lebih banyak terjadi pada laki-laki (5,88 %) dibandingkan dengan perempuan (2,92 %) dan paling banyak dijumpai pada kelompok umur di atas 60 tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Abas dkk (2008) dan Khozeimeh dkk (2003) memperoleh hasil yang lebih tinggi, yaitu 9,3 % dan 5 %.1,7 Sedangkan Motallebnejad dkk (2006) memperoleh hasil yang lebih rendah, yaitu 2,7 %.6


(49)

Median rhomboid glossitis juga dijumpai dalam penelitian ini sebesar 3,87 %. Seperti kelainan dan penyakit lidah lainnya, MRG juga lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan, dan paling banyak dijumpai pada kelompok umur di atas 60 tahun. Hasil yang lebih rendah diperoleh Motallebnejad dkk (2006), Yarom dkk (2004), Khozeimeh dkk (2003), dan Mathew dkk (2005), yaitu masing-masing sebesar 2,7 %, 2,4 %, 1,75 %, dan 1,5 %.1,6,10,14

Dalam penelitian ini juga didapati pasien memiliki kelainan hairy tongue sebesar 1,88 %. Angka kelainan hairy tongue lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan yaitu 4,7 % dan 0,32 %. Kelainan ini paling banyak dijumpai pada kelompok umur di atas 60 tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dipaparkan dalam tinjauan pustaka, yaitu hairy tongue lebih sering terjadi pada pria terutama yang berusia di atas 30 tahun dan prevalensinya meningkat seiring dengan bertambahnya usia.13 Avcu dkk (2001), Abas dkk (2008), Mumcu dkk (2003), dan Darwazeh dkk (1993) mendapatkan hasil yang lebih tinggi dalam penelitian mereka yaitu 11,28 %, 7,4 %, 3,8 %, dan 3,4 %.5,7,9,11 Sebaliknya, Motallebnejad dkk (2006) dan Khozeimeh dkk (2003) memperoleh hasil yang lebih rendah, yakni 1,2 % dan 0,8 %.1,6

Macroglossia dijumpai sebesar 1,35 % dalam penelitian ini. Kelainan ini juga lebih tinggi pada pasien laki-laki dan paling banyak dijumpai pada kelompok umur 40-49 tahun. Semua pasien macroglossia juga memiliki kelainan scalloped tongue karena ukuran lidah yang melebihi normal menekan gigi. Pada beberapa kasus dijumpai diastema yang cukup jelas pada gigi pasien. Hasil yang lebih rendah


(50)

diperoleh Avcu dkk (2001) dan Motallebnejad dkk (2006) dalam penelitiannya, yaitu 1,24 % dan 0,5 %.5,6

Kelainan dan penyakit lidah yang paling sedikit dijumpai dalam penelitian ini adalah balt tongue yaitu sebesar 1,25 %. Kondisi ini dijumpai hampir sama banyak antara laki-laki dan perempuan. Bald tongue paling banyak dijumpai pada kelompok usia di atas 60 tahun. Hal ini mungkin disebabkan karena proses penuaan yang dialami oleh pasien lanjut usia, disamping kemungkinan adanya defisiensi nutrisi. Pasien yang menderita bald tongue umumnya mengeluhkan perasaan terbakar pada lidahnya dan mulut terasa kering. Hasil serupa diperoleh Motallebnejad dkk (2006) pada penelitiannya, yaitu sebesar 1,2 %.6 Sementara itu Avcu dkk (2001) dan Abas dkk (2008) mendapati prevalensi bald tongue lebih tinggi pada penelitiannya, yaitu sebesar 2,85 % dan 1,9 %.5,7 Lain halnya dengan Mumcu dkk (2003) yang memperoleh hasil lebih rendah, yaitu 0,7 %.9

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa kelainan dan penyakit lidah yang paling banyak dijumpai adalah kelainan yang disebabkan oleh faktor environmental. Coated tongue dan scalloped tongue merupakan kelainan lidah yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan gaya hidup pasien. Sementara itu kelainan dan penyakit lidah yang paling sedikit dijumpai merupakan kelainan lidah yang disebabkan oleh penyakit yaitu bald tongue.

Dalam penelitian ini penulis tidak menghubungkan faktor-faktor yang mengakibatkan kelainan dan penyakit lidah dengan kelainan dan penyakit lidah itu sendiri. Penulis hanya mendiagnosa dan mencatat kelainan dan penyakit lidah yang dijumpai pada pasien berdasarkan pada pemeriksaan klinis secara visual saja. Dengan


(51)

demikian perlu kiranya dilakukan penelitian lanjutan untuk mencari hubungan antara faktor-faktor penyebab dengan kelainan dan penyakit lidah tersebut serta mengevaluasi kelainan dan penyakit lidah yang dijumpai secara klinikopatologis.


(52)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pasien yang berobat di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dijumpai banyak yang memiliki kelainan dan penyakit lidah. Sebagian besar pasien tidak mengetahui bahwa dirinya memiliki kelainan dan penyakit lidah, sehingga kondisi lidahnya terus memburuk dari waktu ke waktu karena kurangnya perhatian terhadap kesehatan lidahnya. Walaupun pasien merasakan sakit pada lidahnya, pasien hanya mengacuhkannya saja tanpa meminta perawatan terhadap lidahnya. Sebagian besar calon dokter gigi dan dokter gigi yang memeriksa dan mengobati pasien yang datang ke RSGMP FKG USU juga kurang menyadari akan adanya kelainan dan penyakit lidah pada pasien tersebut, sehingga perawatan yang diberikan hanya untuk gigi saja. Selain itu, edukasi yang diberikan kepada pasien tidak mencakup instruksi untuk merawat dan menjaga lidahnya. Hal ini tentu menjadi kesulitan dalam mencapai kesehatan rongga mulut secara keseluruhan.

Penelitian ini hanya menguraikan distribusi kelainan dan penyakit lidah pada pasien RSGMP FKG USU periode Februari – Maret 2010, oleh karena itu diharapkan adanya penelitian lanjutan untuk melakukan evaluasi lebih mendalam terhadap hubungan antara faktor-faktor penyebab kelainan dan penyakit lidah dengan kelainan dan penyakit lidah itu sendiri. Selain itu diharapkan kepada calon dokter gigi dan dokter gigi khususnya di RSGMP FKG USU agar lebih peduli dan menyadari akan adanya kelainan dan penyakit pada lidah pasien agar dapat menginformasikan kepada


(53)

pasien bagaimana membedakan lidah yang normal dengan lidah yang memiliki kelainan sehingga pasien memiliki pengetahuan dan peduli terhadap lidahnya di samping calon dokter gigi dan dokter gigi dapat memberikan perawatan secara menyeluruh dan sebaik-baiknya bagi para pasien termasuk lidahnya. Dengan demikian calon dokter gigi dan dokter gigi telah ikut terlibat dalam usaha meningkatkan kualitas hidup pasien.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

1. Khozeimeh F, Rasti G. The prevalence of tongue abnormalities among the school children in Borazjan, Iran. Dental Research Journal 2006; 3: 1-2. 2. Lynch MA, Brightman VJ, Greenberg MS, eds. Burket’s oral medicine

diagnosis and treatment. 9th ed. Philadelphia: J.B. Lippincott Company, 1994: 246-7, 250, 254,

3. Mojarrad F, Vaziri PB. Prevalence of tongue anomalies in Hamadan, Iran. Iranian J Publ Health 2008; 37: 101.

4. Norton NS. Netter’s head and neck anatomy for dentistry. Philadelphia: Saunders, 2007: 400, 417.

5. Avcu N, Kanli A. The prevalence of tongue lesions in 5150 turkish dental outpatients. Oral Diseases 2003; 9: 188-9.

6. Motallebnejad M, Babaee N, Sakhdari S, Tavasoli M. An epidemiologic study of tongue lesions in 1901 iranian dental outpatients. The Journal of Contemporary Dental Practice 2008; 9: 73-5.

7. Anonymous. 2008. 6th Student Scientific Conference 2008. <http://dental.usm.my/ver2/images/stories/AOS/Vol_3/Issue2/7278_ssc_poste r.pdf> (2 Sepetember 2009).

8. Field A, Longman L. Tyldesley’s oral medicine. 5th ed. Oxford University Press, 2003: 68-71.


(55)

9. Mumcu G, Cimilli H, Sur H, Hayran O, Atalay T. Prevalence and distribution of oral lesions: a cross sectional study in Turkey. Oral Diseases 2005; 11: 81-2.

10. Yarom N, Cantony U, Gorsky M. Prevalence of fissured tongue, geograpic tongue and median rhomboid glossitis among israeli adults of different ethnic origins. Dermatology 2004; 209: 88-90.

11. Darwazeh AMG, Pillai K. Prevalence of tongue lesions in 1013 jordanian dental outpatients. Community Dent Oral Epidemiol 1993; 21: 323.

12. Vörös-Balog T, Vincze N, Bánóczy. Prevalence of tongue lesions in hungarian children. Oral Diseases 2003; 9: 84-5.

13. Langlais RP, Miller CS. Kelainan rongga mulut yang lazim. Alih Bahasa. Budi Susetyo. Jakarta: Hipokrates, 1992: 42, 44, 46,48.

14. Mathew AL, Pai KM, Sholapurkar AA, Vengal M. The prevalence of oral mucosal lesions in patients visiting Ada interaksi dental school in Southern India. Indian J Dent Res 2008; 19: 99-103.

15. Anonymous. 2008. < http://www.scientificamerican.com/media/inline/... C588EF21_arch1.gif> (3 September 2009).

16. Letha. 2009. < http://www.asianhealthsecrets.com/letha/?p=942> (30 September 2009).

17. Hupp JR, Williams TP, Firriolo FJ. Dental clinical advisor. Missoury: Mosby, 2006:

18. Anonymous. 2003. <http://www.entusa.com/oral_photographs/2003-hairy-tongue.jpg> (30 September 2009).


(56)

19. Setiani T, Sufiawati I. Laporan penelitian: efektifitas heksetidin sebagai obat kumur terhadap obat kumur terhadap frekuensi kehadiran jamur candida albicans pada penderita kelainan lidah. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, 2005: 3-4, 7.

20. Katz H. Step by step instructions on the best way to clean your tongue. 2004. < http://www.sawf.org/newedit/edit11222004/health.asp> (30 September 2009).

21. Daneshpazhooh M, Moslehi H, Akhyani M, Etesami M. Tongue lesions in psoriasis: a controlled study. BMC Dermatology 2004; 4: 3.

22. Anonymous. 2005. <http://www.dermnetnz.org/site-age-specific/fissured-tongue.html> (30 September 2009).

23. Spiller MS. 2000. <

September 2009).

24. Scully C, Felix DH. Oral medicine – update for dental practitioner red and pigmented lesions. 2005. <

25. Ali A. Dermatology a pictorial Review. China: The McGraw-Hill Companies, 2007: 363-6.

26. Anonymous. 2003. <http://www.dermnetnz.org/site-age-specific/geographic-tongue.html> (30 September 2009).

27. Anonymous. 2006.


(57)

28. Muscal E. Sjogren Syndrome: Multimedia. 2009. <http://emedicine.medscape.com/article/1008536-media> (30 September 2009).

29. Kam. Dental attrition. 2009. <http://drkam.wordpress.com/2009/09/08/dental-attrition/> (30 september 2009).

30. Silverstein SR. Primary, systemic amyloidosis and the dermatologist: Where classic skin lesions may provide the clue for early diagnosis. 2005. < http://dermatology.cdlib.org/111/reviews/amyloidosis/silverstein.html> (30 September 2009).

31. Anonymous. 2009. <http://www.all4dentist.com/showthread.php?t=549> (30 september 2009).


(58)

Nomor

Tanggal Pemeriksaan 2010 KARTU REKAM MEDIK A. DEMOGRAFI :

1. Nama : ... 2. Tgl. Lahir / Umur : .../...Thn 3. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

4. Suku Bangsa : ... B. ANAMNESIS :

1. Keluhan Subyektif :

a. Sakit : ... b. Rasa Terbakar : ... c. Gangguan Rasa : ... d. Lain-lain : ... 2. Riwayat Kebersihan Mulut

a. Sikat Gigi : ... b. Pembersihan Lidah : ... C. PEMERIKSAAN LIDAH

Kelainan Lidah yang dijumpai :

- ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ...


(59)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi Saudara,

Perkenalkan nama saya Desira Nirwanda, saat ini saya sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Universitas Sumatera Utara. Saya ingin memberitahukan kepada Saudara bahwa saya sedang melakukan penelitian dengan judul “ Prevalensi dan Distribusi Kelainan Lidah pada Pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (Februari – Maret 2010) ”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui angka dan penyebaran kelainan lidah pada pasien RSGMP FKG USU periode Februari – Maret 2010. Manfaat dari penelitian ini adalah agar pasien dapat mengetahui bagaimana keadaan lidah yang normal dan dapat membedakannya dengan lidah yang terdapat kelainan dan penyakit.

Saudara, kelainan lidah dapat terjadi akibat banyak faktor, diantaranya faktor keturunan, faktor makanan, dan gangguan hormonal. Disamping itu, kelainan lidah juga dipengaruhi oleh kondisi rongga mulut dan penyakit yang diderita oleh pasien itu sendiri..

Saya akan mencatat identitas Saudara (nama, umur, jenis kelamin, dan suku). Setelah itu, saya akan bertanya beberapa pertanyaan mengenai keluhan yang ada pada lidah yang Saudara rasakan. Adapun pemeriksaan yang akan saya lakukan adalah melihat lidah Saudara selama beberapa menit. Partisipasi Saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela. Tidak akan terjadi efek samping sama sekali. Apabila selama penelitian berlangsung ada keluhan yang Saudara alami, silahkan menghubungi saya, Desira Nirwanda (HP: 085296198789)

Demikian penjelasan dari saya. Atas kesediaan dan partisipasi Saudara, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti,


(60)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMERIKSAAN UNTUK PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Setelah mendapat penjelasan mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan, maka dengan ini saya menyatakan bersedia secara sukarela menjadi responden penelitian pada penelitian dengan judul : PREVALENSI DAN DISTRIBUSI KELAINAN DAN PENYAKIT LIDAH PADA PASIEN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (FEBRUARI-MARET 2010)

Demikian pernyataan ini dibuat tanpa paksaan dan dijalankan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Medan, 2010 Yang menyatakan,


(1)

9. Mumcu G, Cimilli H, Sur H, Hayran O, Atalay T. Prevalence and distribution of oral lesions: a cross sectional study in Turkey. Oral Diseases 2005; 11: 81-2.

10. Yarom N, Cantony U, Gorsky M. Prevalence of fissured tongue, geograpic tongue and median rhomboid glossitis among israeli adults of different ethnic origins. Dermatology 2004; 209: 88-90.

11. Darwazeh AMG, Pillai K. Prevalence of tongue lesions in 1013 jordanian dental outpatients. Community Dent Oral Epidemiol 1993; 21: 323.

12. Vörös-Balog T, Vincze N, Bánóczy. Prevalence of tongue lesions in hungarian children. Oral Diseases 2003; 9: 84-5.

13. Langlais RP, Miller CS. Kelainan rongga mulut yang lazim. Alih Bahasa. Budi Susetyo. Jakarta: Hipokrates, 1992: 42, 44, 46,48.

14. Mathew AL, Pai KM, Sholapurkar AA, Vengal M. The prevalence of oral mucosal lesions in patients visiting Ada interaksi dental school in Southern India. Indian J Dent Res 2008; 19: 99-103.

15. Anonymous. 2008. < http://www.scientificamerican.com/media/inline/... C588EF21_arch1.gif> (3 September 2009).

16. Letha. 2009. < http://www.asianhealthsecrets.com/letha/?p=942> (30 September 2009).

17. Hupp JR, Williams TP, Firriolo FJ. Dental clinical advisor. Missoury: Mosby, 2006:

18. Anonymous. 2003. <http://www.entusa.com/oral_photographs/2003-hairy-tongue.jpg> (30 September 2009).


(2)

19. Setiani T, Sufiawati I. Laporan penelitian: efektifitas heksetidin sebagai obat kumur terhadap obat kumur terhadap frekuensi kehadiran jamur candida albicans pada penderita kelainan lidah. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, 2005: 3-4, 7.

20. Katz H. Step by step instructions on the best way to clean your tongue. 2004. < http://www.sawf.org/newedit/edit11222004/health.asp> (30 September 2009).

21. Daneshpazhooh M, Moslehi H, Akhyani M, Etesami M. Tongue lesions in psoriasis: a controlled study. BMC Dermatology 2004; 4: 3.

22. Anonymous. 2005. <http://www.dermnetnz.org/site-age-specific/fissured-tongue.html> (30 September 2009).

23. Spiller MS. 2000. <

September 2009).

24. Scully C, Felix DH. Oral medicine – update for dental practitioner red and pigmented lesions. 2005. <

25. Ali A. Dermatology a pictorial Review. China: The McGraw-Hill Companies, 2007: 363-6.

26. Anonymous. 2003. <http://www.dermnetnz.org/site-age-specific/geographic-tongue.html> (30 September 2009).

27. Anonymous. 2006.


(3)

28. Muscal E. Sjogren Syndrome: Multimedia. 2009. <http://emedicine.medscape.com/article/1008536-media> (30 September 2009).

29. Kam. Dental attrition. 2009. <http://drkam.wordpress.com/2009/09/08/dental-attrition/> (30 september 2009).

30. Silverstein SR. Primary, systemic amyloidosis and the dermatologist: Where classic skin lesions may provide the clue for early diagnosis

.

2005. < http://dermatology.cdlib.org/111/reviews/amyloidosis/silverstein.html> (30 September 2009).

31. Anonymous. 2009. <http://www.all4dentist.com/showthread.php?t=549> (30 september 2009).


(4)

Nomor

Tanggal Pemeriksaan 2010

KARTU REKAM MEDIK A. DEMOGRAFI :

1. Nama : ... 2. Tgl. Lahir / Umur : .../...Thn 3. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

4. Suku Bangsa : ... B. ANAMNESIS :

1. Keluhan Subyektif :

a. Sakit : ... b. Rasa Terbakar : ... c. Gangguan Rasa : ... d. Lain-lain : ... 2. Riwayat Kebersihan Mulut

a. Sikat Gigi : ... b. Pembersihan Lidah : ... C. PEMERIKSAAN LIDAH

Kelainan Lidah yang dijumpai :

- ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ...


(5)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi Saudara,

Perkenalkan nama saya Desira Nirwanda, saat ini saya sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Universitas Sumatera Utara. Saya ingin memberitahukan kepada Saudara bahwa saya sedang melakukan penelitian dengan judul “ Prevalensi dan Distribusi Kelainan Lidah pada Pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (Februari – Maret 2010) ”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui angka dan penyebaran kelainan lidah pada pasien RSGMP FKG USU periode Februari – Maret 2010. Manfaat dari penelitian ini adalah agar pasien dapat mengetahui bagaimana keadaan lidah yang normal dan dapat membedakannya dengan lidah yang terdapat kelainan dan penyakit.

Saudara, kelainan lidah dapat terjadi akibat banyak faktor, diantaranya faktor keturunan, faktor makanan, dan gangguan hormonal. Disamping itu, kelainan lidah juga dipengaruhi oleh kondisi rongga mulut dan penyakit yang diderita oleh pasien itu sendiri..

Saya akan mencatat identitas Saudara (nama, umur, jenis kelamin, dan suku). Setelah itu, saya akan bertanya beberapa pertanyaan mengenai keluhan yang ada pada lidah yang Saudara rasakan. Adapun pemeriksaan yang akan saya lakukan adalah melihat lidah Saudara selama beberapa menit. Partisipasi Saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela. Tidak akan terjadi efek samping sama sekali. Apabila selama penelitian berlangsung ada keluhan yang Saudara alami, silahkan menghubungi saya, Desira Nirwanda (HP: 085296198789)

Demikian penjelasan dari saya. Atas kesediaan dan partisipasi Saudara, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti,


(6)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMERIKSAAN UNTUK PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Setelah mendapat penjelasan mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan, maka dengan ini saya menyatakan bersedia secara sukarela menjadi responden penelitian pada penelitian dengan judul : PREVALENSI DAN DISTRIBUSI KELAINAN DAN PENYAKIT LIDAH PADA PASIEN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (FEBRUARI-MARET 2010)

Demikian pernyataan ini dibuat tanpa paksaan dan dijalankan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Medan, 2010 Yang menyatakan,


Dokumen yang terkait

Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut (RSGM) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

19 242 26

HUBUNGAN KARIES GIGI DAN KEBERSIHAN RONGGA MULUT PADA PASIEN KLINIK PEDODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

1 10 64

EVALUASI SUBJEKTIF PEMAKAIAN GIGI TIRUAN CEKAT PADA PASIEN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT.

0 0 1

Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

0 0 18

Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

0 0 9

Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

0 0 30

Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Chapter III VI

0 0 43

Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

0 0 4

Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

0 0 72