Metode Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Divisions

9 mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus mampu memilih dan menetapkan metode pembelajaran yang paling efektif dan efisien sesuai dengan kondisi atau situasinya. Gerlach dalam Hamzah 2007:8 menjelaskan pola umum pemilihan strategi pembelajaran yang digambarkan melalui bagan berikut ini: Gambar 1. Pola Umum Pemilihan Strategi Pembelajaran Kriteria pemilihan strategi pembelajaran hendaknya dilandasi prinsip efisiensi dan efektifitas dalam mencapai tujuan pembelajaran dan tingkat keterlibatan peserta didik Hamzah, 2007:8. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat diarahkan agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran secara optimum. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: 1 ceramah; 2 demonstrasi; 3 diskusi; 5 laboratorium; 6 pengalaman lapangan; 7 brainstrorming; 8 debat; 9 kooperatif, dan sebagainya Sudrajat:2008. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian ini, maka metode yang akan dibahas adalah metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan metode ceramah.

1. Metode Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Divisions

Muslimin 2000:12 mengatakan bahwa: Sebenarnya pembelajaran kelompok merupakan ide lama yang berasal dari filosof awal abad pertama yang menyatakan bahwa untuk dapat belajar, seseorang harus Perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus TPK Kondisi Pembelajaran Menetapkan berbagai Metode Pembelajaran 10 memiliki pasangan teman. Pembelajaran kelompok berikutnya dikembangkan oleh para ahli psikologi pendidikan dan teori belajar seperti John Dewey, Kurt Lewin, Jean Piaget, Lev Vygotsky pada awal tahun 1990; Thelan pada tahun 1954-1969; Gordon Allport dan Shlomo Sharan pada awal tahun 1970 Muslimin, 2000:14; Robert Slavin pada pertengahan tahun 1970 dan barulah pada awal tahun 1990 pengajaran kelompok popular dikalangan para pendidik. Secara sederhana kata “kooperatif” berarti mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu tim Isjoni: 2009 : 8. Jadi, pembelajaran kooperatif dapat diartikan belajar bersama-sama, saling membantu antara satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan utama dalam penerapan pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman- temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya. Abdurrahman dalam Nurhadi 2004: 61 menyatakan: Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya: 1 saling ketergantungan positif; 2 interaksi tatap muka; 3 akuntabilitas individual; 4 keterampilan untuk menjalin 11 hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan. Hasil penelitian melalui metode meta-analisis yang dilakukan Johnson dan Johnson dalam Kunandar 2008:273 menunjukkan adanya berbagai keunggulan pembelajaran kooperatif, yaitu: 1 Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial 2 Mengembangkan kegembiraan belajar yang sejati. 3 Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan. 4 Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois dan egosentris. 5 Dapat menjadi acuan bagi perkembangan kepribadian yang sehat dan terintegrasi. 6 Mencegah timbulnya gangguan kejiwaan. 7 Menimbulkan perilaku rasional. 8 Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif. 9 Meningkatkan motivasi belajar. 10Meningkatkan sikap tenggang rasa. 11Meningkatkan kemampuan berfikir kreatif. 12Meningkatkan pandanagn siswa terhadap guru yang bukan hanya pengajar tetapi juga pendidik. Slavin 2010:11 menyatakan bahwa metode pembalajaran kelompok dapat dibagi 5 yaitu: Student Teams Achievement Divisions STAD, Teams-Games-Tournament TGT, Jigsaw II, Cooperative Integrated Reading And Composition CIRC, dan Team Accelarated Instruction TAI. Slavin 2010:12 menyatakan, STAD paling sesuai untuk mengajar bidang studi yang sudah terdefenisikan dengan jelas, seperti matematika, berhitung dan studi terapan. Menurut Nurhadi 2004: 64, metode STAD 12 dipandang sebagai metode yang paling sederhana dari pembelajaran kooperatif. Para pendidik menggunakan metode STAD untuk mengajarkan informasi akademikkepada peserta didik melalui verbal maupun tertulis. Menurut Slavin 2010:43 menjelaskan bahwa STAD terdiri dari lima komponen utama, kelima komponen kegiatan pengajaran tersebut sebagai berikut: a. Presentasi kelas class presentations Presentasi kelas yang dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan informasi materi pokok secara garis besar. Sebelum penyajian materi, pendidik dapat memulai dengan menjelaskan tujuan pelajaran, memberikan motivasi untuk kelompok, menggali pengetahuan persyaratan dan sebagainya. Presentasi dapat dilakukan dengan ceramah, Tanya jawab, diskusi dan sebagainya sesuai dengan isi bahan ajar dan kemampuan siswa. b. Tim team Siswa bekerja di dalam tim mereka dengan dipandu oleh lembaran kegiatan atau materi lainnya. Tim terdiri dari 4-5 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. Setiap siswa diberi tanggung jawab dalam kegiatan kelompok dan siswa berperan saling membantu untuk mendapatkan poin tertinggi. Nur asma 2009:52 menyatakan, hal-hal yang perlu dilakukan siswa untuk menunjukkan tanggung jawab terhadap kelompoknya 13 adalah: 1 meyakinkan bahwa setiap anggota kelompoknya telah mempelajari materi, 2 tidak seorangpun menghentikan belajar sampai semua anggota menguasai materi, 3 meminta bantuan kepada setiap anggota kelompoknya untuk menyelesaikan masalah sebelum menanyakan kepada kelompok lain atau guru, 4 setiap anggota kelompok berbicara secara sopan, saling menghormati dan menghargai. c. Kuis quizzes Setelah 1-2 periode guru memberikan presentasi dan sekitar 1- 2 periode diskusi atau praktek tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Pada tahap ini seluruh siswa harus memperhatikan kemampuannya dan menunjukkan apa yang diperoleh pada kegiatan kelompok dengan cara menjawab kuis sesuai dengan kemampuannya. Siswa tidak diperkenankan bekerjasama dalam menjawab kuis. d. Peningkatan nilai individual improvement scores Gagasan di balik setiap peningkatan nilai adalah memberikan setiap siswa suatu tujuan kinerja yang dapat dicapai jika ia bekerja keras dan melakukan lebih baik daripada di masa sebelumnya. Setiap siswa dapat berkonstribusi dengan porsi maksimum ke dalam kelompoknya, namun tidak ada siswa yangdapat melakukannya tanpa melakukan kerja keras. Setiap siswa diberikan “skor awal”, yang berasal dari kinerja siswa di masa sebelumnya yang diperoleh 14 melalui kuis. Siswa memperoleh poin untuk tim mereka didasarkan pada nilai kuis mereka jika melebihi nilai awal. Berikut merupakan langkah-langkah pemberian skor dalam pembelajaran kelompok tipe STAD: 1 Menetapkan skor awal; setiap siswa diberikan skor dasar berdasarkan skor-skor tes individu yang lalu. 2 Menghitung skor test individu terkini; siswa memperoleh skor untuk tes yang berkaitan dengan materi pokok terkini. 3 Menghitung skor perkembangan; siswa mendapat poin perkembangan yang besarnya ditentukan apakah skor tes individu terkini mereka menyamai atau melampaui skor awal mereka dengan menggunakan skala. Skor perkembangan individu dalam tim dapat dihitung dengan menggunakan tabel 2. Tabel 2 . Skor kuis dan poin peningkatan nilai No Skor Kuis Peningkatan Nilai 1 lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 0 poin 2 10 poin sampai 1 poin di bawah skor dasar 10 poin 3 Sama dengan skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar 20 poin 4 lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin 5 pekerjaan sempurna 40 poin Sumber: Slavin 2010:159 e. Penghargaan tim team recognition Menurut Slavin 2010:160, untuk menghitung skor tim, catatlah tiap poin kemajuan semua naggota tim kemudian bagilah jumlah total poin kemajuan seluruh anggota tim dengan jumlah anggota tim yang hadir, bulatkan semua pecahan. Skor tim dihitung berdasarkan peningkatan skor angota tim, dan diberikan penghargaan 15 untuk tim dengan skor tertinggi. Tingkatan penghargaan diberikan disini, seperti terlihat pada tabel 3. Tabel 3 . Skor rata-rata tim dan penghargaan Skor rata-rata tim Penghargaan 15 poin sampai 19 poin Tim baik good team 20 poin sampai 24 poin Tim hebat great team Lebih dari 24 poin Tim super super team Sumber: Slavin 2010:160 Dari penjelasan dan tahap-tahap metode pembelajaran kelompok tipe STAD yang dijelaskan oleh di atas, maka dapat dibuat tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran metode pembelajaran kelompok tipe STAD sebagai berikut: 1 Persiapan materi, sebelum menyajikan pendidik harus mempersiapkan lembar kegiatan yang akan dipelajari siswa dalam kelompok-kelompok. 2 Kemudian menetapkan siswa dalam kelompok heterogenitas dapat berdasarkan pada kemampuan akademik pandai, sedang dan rendah yang didapat dari hasil akademik skor awal sebelumnya, jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaansifat pendiam dan aktif, dll. 3 Penyajian materi pelajaran, ditekankan pada hal-hal berikut: a Pendahuluan, pada bagian ini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep mereka pelajari. b Pengembangan, dilakukan pengembangan materi sesuai dengan yang akan dipelajari siswa dalam kelompok. Di sini siswa belajar untuk memahami makna bukan hafalan. Pertanyaan- 16 pertanyaan diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa memahami konsep maka dapat beralih ke konsep lain. 4 Kegiatan kelompok, pendidik membagikan lembar kegiatan kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Pendidik memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab pertanyaan. 5 Evaluasi, dilakukan secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok. 6 Penghargaan kelompok, berdasarkan peningkatan poin rata-rata kelompok, maka penghargaan pada hasil belajar kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik, hebat dan super. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran yang lebih menekankan pada kegiatan belajar kelompok tanpa mengabaikan kemampuan siswa secara individual, dimana setiap siswa secara aktif melakukan diskusi, kerja sama, saling membantu, dan semua anggota kelompok mempunyai peran dan tanggung jawab yang sama. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada Standar Kompetensi Menganalisis Rangkaian Listrik MRL di SMK Muhammadiyah I Padang diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa secara individual berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan ide, siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan 17 keterampilan secara komprehensif dalam kelompoknya. Ketika siswa melakukan kegiatan untuk memecahkan permasalahan yang diberikan pada kelompoknya, dengan sendirinya akan mendorong potensi mereka untuk melakukan kegiatan pada tingkat berfikir yang lebih tinggi sehingga pada akhirnya membentuk intelegensi siswa. Dengan terbentuknya intelegensi mahasiswa akan berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa pada Standar Kompetensi Menganalisis Rangkaian Listrik MRL di SMK Muhammadiyah I Padang.

2. Metode Ceramah