bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kualitas Informasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung di wilayah Kanwil Jawa Barat I.
Gambar 4.4 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Simultan
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa F
hitung
jatuh pada daerah penolakan Ho, sehingga dapat disimpulklan bahwa Partisipasi Pengguna dan Penerapan
Sistem Informasi Akuntansi secara simultan bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kualitas Informasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Bandung di wilayah Kanwil Jawa Barat I.
3. Besar Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
Dari keseluruhan hasil Pengolahan data di atas. Maka didapatkan diagram jalur Partisipasi Pengguna Sistem Informasi dan Penerapan Sistem
Informasi Akuntansi Direktorat Jenderal Pajak terhadap Kualitas Informasi di KPP Pratama Bandung di wilayah Kanwil Jawa Barat I sebagai berikut:
Daerah Penerimaan Ho Daerah
Penolakan Ho
F 0,05
3,25 F
hitung = 35,549
Gambar 4.5 Diagram Jalur
Berdasarkan diagram jalur di atas, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Pengaruh langsung partisipasi pengguna X terhadap penerapan sistem
informasi akuntansi Y sebesar 0,560
2
x 100 = 31,4. Pengaruh langsung partisipasi pengguna X terhadap kualitas informasi
Z adalah sebesar 0,626
2
x 100 = 39,2. Pengaruh langsung penerapan sistem informasi akuntansi Y terhadap
kualitas informasi Z adalah sebesar 0,778
2
x 100 = 60,5. Pengaruh tidak langsung partisipasi pengguna X terhadap kualitas
informasi Z melalui penerapan sistem informasi akuntansi Y adalah 0,560 x 0,622 x 100 = 34,8.
140
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengaruh Partisipasi Pengguna Terhadap Penerapan Sistem Informasi Akuntansi dan
Implikasinya pada Kualitas Informasi Studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung di wilayah Kanwil Jabar I, maka pada bagian akhir dari
penelitian ini, penulis menarik kesimpulan, sekaligus memberikan saran sebagai berikut.
5.1 Kesimpulan
1. Pada umumnya Partisipasi Pengguna Sistem Informasi Akuntansi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung di Wilayah Kanwil Jabar bisa dikatakan
baik. Namun masih terdapat beberapa kekurangan yang terdapat pada partisipasi pengguna, seperti tidak banyak pegawaipengguna sistem
informasi yang secara langsung terlibat dalam proses pembuatan atau penyempurnaan Sistem Informasi yang dibuat, itu karena ketidak fahaman
pengguna terhadap sistem informasi atau faktor lainnya. Sehingga sistem yang dibuat terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan pegawai atau kondisi
kerja yang ada di lapangan. 2. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Bandung di Wilayah Kanwil Jabar I pada dasarnya bisa dibilang sudah diterapkan dengan baik. Namun demikian dalam penerapannya masih
terdapat beberapa masalah seperti Sistem pencatatan data realisasi