Mengukur Menentukan ukuran objek atau kejadian dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai Mengkomunikasikan Menggunakan lisan, tulisan, atau grafik, untuk
menggambarkan kejadian, aksi atau objek
Membuat model Membuat grafik, tulisan atau untuk menjelaskan ide, kejadian atau objek
Merekam data
Menulis hasil observasi dari objek atau kejadian menggunakan gambar angka maupun kata-kata
Intermediate
Menginferensi Memuat pernyataan mengenai hasil observasi yang
didukung dengan penjelasan yang masuk akal Memprediksi
Menerka hasil yang akan terjadi dari suatu kejadian berdasarkan observasi dan biasanya pengetahuan dasar
dari kejadian serupa
Edvanced
Membuat hipotesis Membuat pernyataan mengenai suatu permasalahan
dalam bentuk pertanyaan Merancang
Percobaan Membuat prosedur yang dapat menguji hipotesis
Menginterpretasikan Data
Membuat dan menggunakan tabel, grafik atau diagram untuk mengorganisasikan dan menjelaskan informasi
C.
Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah mengandung dua makna yaitu attitude toward science dan attitude of science. Sikap yang pertama mengacu pada sikap terhadap sains sedangkan
sikap yang kedua mengacu pada sikap yang melekat setelah mempelajari sains. Jika seseorang memiliki sikap tertentu, orang itu cenderung berperilaku secara
konsisten pada setiap keadaan. Dari pandangan tersebut, sikap ilmiah dikelompokkan menjadi dua yaitu; 1 seperangkat sikap yang menekankan sikap
tertentu terhadap sains sebagai suatu cara memandang dunia serta dapat berguna bagi pengembangan karir di masa datang, dan 2 seperangkat sikap yang jika
diikuti akan membantu proses pemecahan masalah Harlen; Bundu, 2006 dalam Dewi, 2013: 3.
Sikap ilmiah merupakan sikap yang dibentuk oleh orang yang berkecimpung
dalam ilmu alamiah dan bersifat ilmiah. Salah satu aspek tujuan dalam mempelajari ilmu alamiah adalah pembentukan sikap ilmiah Purnama, 2008:
115. Magno dalam Karhami, 2000: 5 mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk mengembangkan sikap ilmiah adalah dengan memperlakukan siswa seperti
ilmuan muda sewaktu anak mengikuti kegiatan pembelajaran sains. Keterlibatan siswa secara aktif baik fisik maupun mental dalam kegiatan laboratorium akan
membawa pengaruh terhadap pembentukan pola tindakan siswa yang selalu didasarkan pada hal-hal yang bersifat ilmiah.
Menurut Brotowidjoyo dalam Arifin, 2008: 4-5, orang yang berjiwa ilmiah
adalah orang yang memiliki tujuh macam sikap yaitu: 1.
Sikap ingin tahu diwujudkan dengan selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal. Mengapa demikian? Apa saja unsur -unsurnya? Bagaimana
kalau diganti dengan komponen lain? 2.
Sikap kritis direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik dengan jalan bertanya kepada siapa saja yang diperkirakan
mengetahui masalah maupun dengan membaca sebelum menentukan pendapat untuk ditulis
3. Sikap terbuka dinyatakan dengan selalu bersedia mendengarkan
keterangan dan argumentasi orang lain
4. Sikap objektif diperlihatkan dengan menyatakan apa adanya, tanpa
dibarengi oleh perasaan pribadi 5.
Sikap rela menghargai karya orang lain diwujudkan dengan mengutip dan menyatakan terima kasih atas karangan orang lain dan menganggapnya
sebagai karya yang orisinil milik pengarang 6.
Sikap berani mempertahankan kebenaran diwujudkan dengan membela fakta atas hasil penelitiannya
7. Sikap menjangkau ke depan dibu
ktikan dengan sikap “futuristik”, yaitu berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan membuktikan, bahkan
mampu menyusun suatu teori baru.
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung pada bulan April 2014.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 20132014. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik purposive sampling, dari tujuh kelas yang ada diperoleh siswa kelas VII H dengan jumlah siswa 31 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas
VII I dengan jumlah siswa 28 sebagai kelas kontrol.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-posttes kelompok non ekuivalen Riyanto, 2001: 43. Kelompok eksperimen maupun
kontrol menggunakan kelas dengan rata-rata kemampuan hampir sama dilihat dari nilai ulangan harian. Kelompok eksperimen diberi perlakuan menggunakan
pembelajaran berbasis praktikum, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek dibandingkan.
Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut: Kelompok Pretes Perlakuan
Postes I
O
1
X O
2
II O
1
C O
2
Gambar 2. Desain penelitian pretes-postes kelompok non ekuivalen Keterangan: I = Kelompok eksperimen; II = Kelompok kontrol; O
1
= Pretes; O
2
= Postes; X = Perlakuan di kelas eksperimen dengan pembelajaran berbasis praktikum; C = Perlakuan di kelas kontrol dengan diskusi
kelompok.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah: a.
Membuat surat izin penelitian pendahuluan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk
mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang diteliti. c.
Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. d.
Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, dan Lembar Kerja Kelompok LKK
e. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes postes berupa soal-soal
uraian. f.
Membuat lembar observasi keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa.
g. Membentuk kelompok praktikum yang terdiri dari 5-6
siswa pada kelas eksperimen dan kontrol.
1. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran berbasis praktikum untuk kelas eksperimen dan metode diskusi untuk kelas kontrol di SMP Negeri 13 Bandar
Lampung. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Rincian kegiatan untuk setiap pertemuan dimuat di dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP.
a. Kelas eksperimen
Pendahuluan
1 Siswa mengerjakan pretes mengenai fotosintesis berupa soal
uraian. 2
Siswa memerhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. 3
Siswa dibagi ke dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5- 6 siswa.
4 Tiap kelompok memperoleh lembar kerja praktikum.
5 Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan
pertanyaan, pada pertemuan ke :
a Satu
: “Mengapa kita perlu makan? Apakah manusia, hewan dan tumbuhan memperoleh makanan dengan cara
yang sama?” b
Dua : “Bagaimana tumbuhan dapat membuat makanannya
sendiri? ”
6 Siswa diberikan motivasi oleh guru. Untuk pertemuan ke:
a Satu : guru memberi penjelasan sederhana mengenai bagian-
bagian tumbuhan b
Dua : guru memberi penjelasan sederhana mengenai peran tumbuhan bagi mahluk hidup lainnya
Kegiatan inti
1 Siswa duduk dalam kelompok masing-masing. Tiap kelompok
terdiri dari 5-6 siswa. 2
Setiap kelompok diberikan lembar kerja praktikum yang berisi petunjuk pelaksanaan praktikum.
3 Siswa diberi arahan oleh guru untuk melaksanakan kegiatan
praktikum 4
Siswa melakukan kegiatan praktikum 5
Siswa mencatat data hasil praktikum dan menjawab pertanyaan diskusi
6 Setiap kelompok mempresentasikan hasil praktikumnya dan
jawaban dari pertanyaan diskusi