Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Berdasarkan Tinjauan Ergonomi Di Pt. Seltech Motor Industri

(1)

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA

BERDASARKAN TINJAUAN ERGONOMI DI PT. SELTECH

MOTOR INDUSTRI

Na zlina1) d a n Da nc i Suka te nd e l2)

1)

Sta f Pe ng a ja r Jurusa n Te knik Ind ustri Fa kulta s Te knik USU

2)

Sta f Pe ng a ja r Jurusa n Te knik Ind ustri Fa kulta s Te knik USU

Abstrak: Manusia merupakan komponen utama sehingga haruslah menjadi sentral dalam system kerja yang bersangkutan. Pada stasiun kerja perakitan Unit Stang ditemukannya tingkat kesalahan perakitan yang tertinggi pada perakitan sepeda motor yaitu sebanyak 10 unit kesalahan dari total kesalahan 40 unit. Untuk menurunkan ataupun menghilangkan tingkat kesalahan pada stasiun kerja ini maka diusulkan perbaikan fasilitasn kerja dengan mempertimbangkan posisi koponen, peralatan kerja dan postur kerja dari operator apda statisun kerja perakitan Unit Stang ini. Penyederhanaan elemen-elemen gerakan kerja dengan cara menghilangkan elemen gerakan yag tidak produktif dan tidak ergononomis, mengkombinasikan beberapa elemn kegiatan ekrja dan merancang tempat kerja sesuai edngan postur kerja yang ergonmis. Perancangan tempat kerja sesuai dengan postur kerja yang erhgonomis yaitu dengan mengusulkan penggunaan tempat duduk yang dapat digerakkan, perancangan penyangga kaki dan penggunaan rak bertingkat dimana rak bertingkat yang diusulkan tersebut emmpunyai kemiringan yang bertujuan untuk memeudahkan pengambilan koponen dengan bantuan gravitasi. Kata kunci: Ergonomi, Perakitan Sepeda Motor, Poka Yoke

Abstract: Human beings are main component, so it becomes a central in the work system. At the work station of handel of Bar Unit assembling, finding of highest level of error ot motorbike assembling of Suria X that is counted 10 error units from the total of error 40 unit.s to degrade and or eliminate level of error at the work station hence proposed repair of work facility by considering component position, work equipments and work posture of operator at this work station of Handle Bar Uni assembling. Simplification of work movement elements by eliminating unproductive and unergonomic elements, combining some working activity element and design workplace according to ergonomic posture of work. Scheme of workplace according to ergonomic posture of work that is by proposing usage of seat able to be moved, cheme of prop of feet and usage of a leveling rack which proposed have inclination with aim to facilitate intake of component constructively gravitation.

Keyword: Ergonomic, Assembling of Motorbike, Poka Yoke.

I. PENDAHULUAN

Fasilitas dan peralatan yang digunakan dalam bekerja seharusnya dapat membuat operator merasa aman dan nyaman sehingga tidak mudah membuat kesalahan dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini akan memberi kepuasan kerja kepada operator dan pekerjaan yang dilakukannya akan menjadi lebih efektif. Dengan alas an ini maka perlu dirancang fasilitas yang ergonomic untuk dapat mengurangi resiko terjadinya kesalahan operator saat bekerja.

Berkurangnya resiko terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh operator pada saat bekerja dapat memberikan dampak dengan bertambah optimalnya hasil kerja operator. Hasil kerja yang optimal ini berupa peningkatan hasil produksi dengan pengurangan waktupengerjaan setiap unitnya dan kualitas yang diinginkan dapat tercapai tanpa ada pengerjaan ulang (rework) dikarenakan ditemukannya produk yang ccat pada bagian pemeriksaan. Kedua hal ini dapat meningkatkan jumlah produksi perharinya.

II. PERMASALAHAN

Rumusan masalah studi ini adalah bagaimana menciptakan suatu konsep perbaikan metode kerja dengan pemberian beberapa fasilitas kerja yang diperlukan serta menyusun tata letak koponen yang optimal berdasarkan tinjauan ergonomic sehngga dapat memperbaiki system kerja dan mengurangi tejradinya kesalahan yang dilakukan oleh operator pada saat melakukan pekerjaannya.

Untuk menyusun konsep tersebut maka diperlukan informasi yang lengkap mengenai kemampuan manusia dengan segala keterbatasannya. Salah satu usaha untuk mendapaktan informasi-informasi yang berhubungan dengan kemampuan manusia dengan segala keterbatasannya ialah dengan melakukan penyelidikan-penyelidikan yang terbagi atas 4 kelompok besar, yaitu :

1. Penyelidikan tentang display.

Yang dimaksud dengan display adalah bagain dari lingkungan yang mengkomunikasikan keadaannya langsung kepada mansuia dalam


(2)

bentuk lambing-lambang atau tanda-tanda. Display terbagi atas 2 bagian, yaitu display statis dan display dinamis.

2. Penyelidikan mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendaliannya.

3. Penyelidikan mengenai tempat kerja. 4. Penyelidikan mengenai lingkungan fisik.

III. PEMBAHASAN

Sasaran dari studi ini adalah menghasilkan konsep metode kerja yang baru yangs esuai dengan prinsip ergonomic yaitu : efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien bagi operator. Sasaran lainnya adalah menambahkan fasilitas kerja yang dianggapo perlu untuk mengurangi resiko terjadinya keslaahan perakitan dimana secara tidak langsung dapat meningkatkan produktifitas dengan berkurangnya waktu untuk melakukan perbaikan produk yang salah rakit dari stasiun kerja yang diamati.

Perakitan Unit Stang dibagi menjadi beberapa elemen kegiatan. Elemen-elemen kegiatan perakitan Uni Stang dapat dilihat sebagai berikut :

a. Elemen Kegiatan A :

Pemasangan Rangka Stang ke Penyangga Kaki Segitiga.

b. Elemen Kegiatan B

Pemasangan rem Cakram ke Stang c. Elemen Kegiatan C

Pemasangan Switch Lampu dan Klakson d. Elemen Kegiatan D

Pemasangan Tombolr Starter dan Tali Gas. e. Elemen Kegiatan E

Pemasangan Karet Stang Kiri f. Elemen Kegiatan F

Pemasangan Kabel speedometer ke Batok Speedometer

g. Elemen Kegiatan G Pemsangan Kabel. h. Elemen Kegiatan H

Pemasangan Kabel. i. Elemen Kegiatan I

Pemasangan Unit Lampu Depan j. Elemen Kegiatan J

Peamsangan Bandulan Stang.

Pemasangan Unit Stang dilakukan di atas lantai dengan menggunakan beberapa fasilitas, yaitu : a. Kardus sebagai tempat duduk operator yang

berdimensi 460 x 345 x 328 mm.

b. Penyangga kaki segitiga yang terbuat dari besi. Alat ini mempunyai fungsise abgait empat meletakkan rangka stang dan kemudian komponen lainnya dirakit ke rangka stang. c. Kotak-kotak kecil yang terbuat dari kardus

tempat meletakkan mur dan baut. Kotak-kotak ini berukuran 8 x 8 x 5 cm.

d. Air Gun yang berfungsi untuk membuka dan memasang baut dan mur dengan bantuan udara dari kompresor.

e. Martil yang digunakan untuk memasukkan bandulan stang.

f. Kunci T yang berfungsi untuk memasang mengikat Switch Lampu dan Rem Cakram.

Data kesalahan yang diperoleh pada perakitan unit stang selanjutnya dianalisa peneybab terjadinya kesalahan tersebut dengan menggunakan

Cause and Effect Diagram, seperti terlihat pada gambar 1.


(3)

IV. USULAN PERBAIKAN IV.1. Kotak Tempat Baut

Setelah dilakukan analisa dapat dilihat bahwa operator bekerja dalam keadaan tidak optimal dikarenakan peralatan yang tidak mendukung dimana komponen-komponen penyambung unit stang dipasangkan pada tempat yang sulit dijangkau. Komponen penyambung itu sendiri memiliki ukuran kecil sehingga operator harus mencengkam dengan jari. Posisi seperti ini dapat memudahkan terjadinya kelelahan. Kelelahan ini dapt menganggu konsentrasi kerja operator. Jenis baut yang digunakan ini tidak dapat diganti dikarenakan sudah sesuai dengan standar yang ada. Jenis baut yang digunakan memiliki kesamaan dalam ukuran kepalanya namun berbeda pada ukuran panjangnya (M6x20, M6x25, M6x30). Perbedaan ukuran panjang ini tidak terlalu kelihatan apabila dilihat secara sepintas dan kotak baut yang berukuran 8 x 8 x 5 cm ini sering bergeser letaknya secara tidak sengaja. Untuk mengantisipasi kesalahan baut yang digunakan sebaiknya tempat baut diberikan label. Label ini dapat berupa angka yang menunjukkan ukuran panjangnya masing-masing. Selain pemberian label perbaikan juga dapat dilakukan dengan meletakkan kotak-kotak baut scara berdampingan disesuaikan dengan ukurannya. Peletakan ini dapat dilakukan dengan meletakkan ketiga kotak baut ini ke dalam satu kotak yang lebih besar sehingga kotak-kotak baut dapat dipindah-pindahkan.

IV.2. Tempat Duduk Operator

Tempat duduk yang digunakan operator tidak ergonomic. Ha ini terlihat dari bahan yang diguankan sebagai tempat duduk yaitu terbuat dari kardus bekas yang berukuran panjang 60 mm, lebar : 328 mm dan tingi : 345 mm. kardus ini kemduiandiisi dengan plastic bekas pembungkus komponen. Hal ini menyebabkan tidak stabilnya tempat duduk sehingga sering melengkung dan dimesninya ubah. Dimensi yang berubah-ubah ini sering mengakibatkan operator menyesuaikan psosii duduknya. Seringnya penyesuaian posisi duduknya. Seringnya penyesuaian posisi duduk akan menyebabkan terganggungnya konsentrasi operator dan terjadinya ketegangan untuk mempertahankan posisi. Untuk mengantisipasi terjadinya ketegangan dan kehilangan konsentrasi karena penyesuaian psosii duduk sebaiknya operator duduk di tempat duduk yang mempunyai alas duduk yang stabil. Alas duduk ini dpat terbuat dari kayu ataupun besi yang mempunyai ukuran tinggi sesuai dengan tinggi duduk operator. Untukmenentukan ukuran-ukuran tempat duduk yang nyaman bagi operator maka diperlukan ukuran-ukuran dimensi tubuh operator. Bagian tubuh operator yangdiukur dapt dilihat apda gambar 2. sedangkan hasil pengukuran dapat dilihat pada table 1. Tempat duduk yang diusulkan beserta ukuran-ukurannya.

Table 1. Ukuran Dimensi Tubuh Saat Duduk

Bagian Keterangan Operator 2 Operator 3 Rata-rata A Tinggi Popliteal 42,8 42,3 42,55 B Panjang Pantaike Popliteal 48,9 48,6 48,75 C Tinggi Mata saat duduk 76,2 75,5 75,85

D Tinggi Bahu 60,2 59,5 59,85

E Panjang Pantat ke Lutut 58,4 58,1 58,25 F Panjang Lengan (meraih) 63,2 63,0 63,10

G Tinggi Siku 23,6 23,5 23,55


(4)

IV.3. Penyangga Kaki Segitiga

Tempat lubang pemasangan pengikat (baut) pada benda kerja (perakitan unit lampu depan) terletak pada bagian-bagian yang berada di luar jangkauan penglihatan, hal ini sering menyebabkan operator harus meraba letak lubang baut yang berada di bagian bawah. Posisi kerja yang hanya meraba ini sering menyebabkan tidak sesuai masuknya baut/sekrup pada lubang sehingga sering terjadi pemaksaan, baut/sekrup keluar dari alur lubangnya atau operator harus meraba letak lubang baut yang berada dibagian bawah. Posisi kerja yang hanya meraba ini sering menyebabkan tidak sesuai masuknya baut/sekrup pada lubang sehingga sering

terjadi pemaksaan, batu/sekrup keluar dari alur pemaksaan, batu/sekrup keluar dari alur lubangnya atau operator harus membungkukkan badan untuk melihat lubang dan menyesuaikan masuknya batu/sekrup tersebut. Usulan untuk mencegah terjadiya kesalahan ini adalah dengan merubah penyangga kaki segitiga usulan ini dapat bergerak sebesar 450. sedangkan kaki penyangga tidak dirubah, begitu juga dengan penampang alasa yang terbuat dari besi profil L yang mempunyai. Penyangga ini juga diberikan pengganjal sehinga ketinggian pengganjal ini ssuai sesuai dengan ketinggian operator.


(5)

IV. 4. Rak Bertingkat

Komponen-komponen dalam perakitan Unit Stang berjumlah sebanyak 11 unit dan diletakkan di atas permukaan lantai. Hal ini menyebabkan komponen-komponen tersebut diletakkan berauhan sehingga operator sering menggerakkan tubuh melampaui jangkauannya untuk mengambil komponen-komponen. Penyusunan komponen yang rapi dapat dilakukan di ats meja ataujuga dalma rak yang bertingkat sehingga dapat mengrangi gerakan operator untukmengambil komponen. Rak bertingkat ini juga dirancang berdasarkan dimensi tubuh operator. Ukuran dimensi tubuh yang diperlukan dalam merancang rak ini sama dengan yang diperlukan dengan merancang tempat duduk. Jumlah rak bertingkat yang diusulkan berjumlah 2 unit. Masing-masing unit menyimpan komponen-komponen yang berbeda. Salah satu unit rak yang diusulkan menyimpan beberapa komponen yang mempunyai dimensi kecil ke dalam satu tempat dimana dalam satu tempat tersebut teridri dari komponen-komponen yang diperlukan untuk merakit satu unit stang. Sedangkan untuk komponen yang mempunyai dimensi besar dan lebih mudah untuk rusak (tergores dan pecah) seperti Unit Speedmeter dan Unit Lampu Depan diletakkan pada tempat yang sama begitu juga dengan baut pengikat ditempatkan pada kotak baut.

Berdasarkan ukuran komponen maka komponen-komponen dipisah menjadi empat kelompok. Masing-masing kelompok diletakkan pada sebuah kotak yang dapat terbuat dari karton ataupun bahan keras lainnya seperti kayu ataupun plastic, kecuali Rangka Stang. Kotak pertama berukuran 44 x 30 x 10 cm dimana kardus tersebut berisikan 7 komponen dan diberi penyekat pemisah antara komponen. Komponen pada kotak pertama ini adalah:

a. Switch Rem Tangan, ukuran dalam kotak 8 x 6,5 cm.

b. Rem Cakram dan Tali Rem, ukuran dalam kotak 28 x 30 cm.

c. Switch Lampu, ukuran dalam kotak 7 x 8 cm. d. Tombol Starter, ukuran dalam kotak 8 x 8,5 cm. e. Karet Stang Kanan (Gas), ukuran dalam kotak

11 x 7 cm.

f. Karet Stang Kiri, ukuran dalam kotak 11 x 7 cm.

g. Bandulan stang (kiri dan kanan), ukuran dalam kotak 14 x 6 cm.

Sedangkan kotak kedua berukuran 45 x 40 x 21 cm dimana kotak tersebut berisikan berisikan 2 komponen yang diberikan penyekat untuk memisahkannya. Untuk komponen yang diberikan penyekat untuk memisahkannya. Untuk komponen Kabel Speedometer dan Tali gas diletakkan pada kotak berukuran 100 x 12 x 10 cm.

Kotak-kotak tersebut disusun secara rapi didalam rak bertingkat. Rak bertingkat sehingga komponen tidak terletak menyebar di stasiun kerja.

Rak bertingkat yang diusulkan ini dirancang sesuai dengan dimensi kotak penyimpanan komponen sehinga memudahkan operator untuk mengambil kotak-kotak komponen tersebut.

Adapun ukuran rak bertingkat ini diusulkan mempunyai ukuran panjang sebesar 220 cm, lebar sebesar 100 cm dan ketinggian 160 cm pada rangka rak serta. Ukuran ini disesuaikan dengan batas kemampuan operator meraih komponen dari tempat duduknya sehingga operator tidak banyak bergerak.

Rak yang diusulkan terdiri dari dua jenis dimana rak pertama mempunyai kapasitas menampung 28 kotak kedua dan 20 kotak pertama. Sedangkan jenis rak yang lainnya mempunyai kapasitas menampung 14 kotak kedua dan 20 kotak pertama. Perbedaan rak pertama dan kedua ini terletak pada bagian atasnya, dimana rak kedua pada tingkat paling atas digunakan untuk menyimpan rangka stang. Usulan jenis rak bertingkat pertama dapat dilihat pada gambar 5 dan usulan jenis rak kedua dapat dilihat dilihat pada gambar 6.

Rak ini terdiri dari bahan berbentuk silinder yang dapat berputar seperti roller conveyor pada tiap tingkatnya sehingga kotak dapat bergerak turun dengan sudut kemiringan sebesar 5%.

Kotak tempat Kabel Speedometer dan Tali Gas diusulkan untuk diletakkan di atas sebuah meja yang ketinggiannya sebesar 45 cm dan panjang 100 cm sedangkan lebarnya sebesar 50 cm. Meja ini juga digunakan untuk tempat meletakkan kotak komponen yang berada pada Rak Bertingkat yang akan dirakit.


(6)

(7)

IV.5. Tata Letak Stasiun Kerja Perakitan Unit Stang

Setelah fasilitas diusulkan maka tata letak fasilitas yang baru perlu dirancang untuk menyesuaikan dengan posisi operator sehingga operator dapat bekerja lebih ergonomic. Tata letak yang diusulkan ini berbeda dari tata letak yang dipakai pada saat pengambilan data dimana tumpukan rangka stang di atas lantai dipindahkan ke bagian teratas rak bertingkat usulan dan tumpukan komponen lainnya ditempatkan ke dalam kotak untuk satu unit sepeda motor. Tata letak yang diusulkan ini dapat dilihat pada gambar 7.

IV.6. Motede Kerja

Kesalahan-kesalahan yang terjadi selama ini diharapkan dapat berkurang dengan penggunaan fasilitas dan tata letak yang baru. Pengguaan penyangga kaki segitiga usulan akan memudahkan operator untuk memasang baut yang berada di bawah dengan memutar ke depan berada di bawah dengan memutar ke depan penyangga kaki segitiga sehingga operator lebih ergonomic dalam memasang baut dengan air guna.

Kursi yang digunakan mempunyai roda pada kakinya sehingga operator lebih mudah untuk mengambil komponen pada rak bertingkat dan meletakkan tubuhnya (berdiri,membungkuk) untuk mengambil komponen yang akan dirakit. Kotak penyimpanan rangka terdiri dari komponen rangka untuk 1 unit sepeda motor. Sedangkan kotak penyimpanan bodi terdiri dari komponen bodi 1 untuk 1 unit sepeda motor. Dengan penggunaan 1 kotak komponen dalam perakitan unit stang akan memudahkan operator untuk mengambil komponen dari masing-masing kotak penyimpanan rangka dan kotak penyimpanan bodi.

IV. 7. Analisis Penggunaan Fasilitas Kerja Usulan

Fasilitas kerja usulan pada Perakitan Unit Stang memberikan rasa aman, efektif, nyaman, efisien dan sehat buat operator selama bekerja sehingga operator dapat bekerja secara optimal.

Uraian kegiatan yang dilakukan dan postur operator pada kondisi saat ini dapat dilihat pada table 2. Sedangkan uraian kegiatan dan postur operator dengan Fasilitas Kerja usulan dapat dilihat pada tabel 3. Gambar Tata Letak Usulan Perakitan Unit Stang dapat dilihat pada gambar 8.


(8)

(9)

Tabel 3. Uraian Kegiatan dan Postur Kerja Operator pada Kondisi dengan Fasilitas Kerja Usulan

No. Uraian Kegiatan Kerja

Jarak (cm)

Postur Kerja

Berdiri Duduk

Membungkuk ke Depan Samping

1 Mengambil Rangka Stang 170 x - x -

2 Memasang Rangka Stang ke Peyangga - - x - -

3 Mengambil Rem Cakram 75 -

x x

-

4 Memasang Rem Cakram ke Rangka Stang - -

x -

-

5 Mengambil Switch Lampu & Klakson 40 -

x -

x

6 Memasang Switch Lampu ke Rangka - -

x -

-

7 Mengambil Tombol Starter 40 -

x -

x

8 Memasang Tombol Starter ke Rangka Stang - -

x -

-

9 Mengambil Tali Gas 100 x - x -

10 Memasang tali gas - -

x -

-

11 Mengambil Karet Stang 90 -

x -

x

12 Memasang Karet Stang - -

x -

-

13 Mengambil Kabel Speedometer 100 x - x -

14 Mengambil Batok Kilometer 75 -

x -

x

15 Memasang Kabel ke Speedometer - -

x -

-

16 Memasang Batok Speedometer ke Rangka - -

x x

-

17 Memasang Kabel-Kabel - -

x -

-

18 Mengambil unit Lampu Depan 50 -

x -

x

19 Memasang Kabel Lampu Depan - -

x -

-

20 Memasang Unit Lampu Depan ke Rangka - -

x x

-

21 Mengambil Bandulan Stang 90 -

x -

x

22 Memasang Bandulan Stang ke Rangka - -

x -

-

23 Menyimpan Unit Stang 220 x - x -


(10)

No. Uraian Kegiatan Kerja Jarak

(cm)

Postur Kerja

Berdiri Duduk

Membungkuk ke Depan Samping

1 Mengambil Rangka Stang 100 - x - -

2 Memasang Rangka Stang ke Peyangga - -

x -

-

3 Mengambil Rem Cakram 60 -

x -

-

4 Memasang Rem Cakram ke Rangka Stang - -

x -

-

5 Mengambil Switch Lampu & Klakson 50 -

x -

-

6 Memasang Switch Lampu ke Rangka - -

x -

-

7 Mengambil Tombol Starter 50 -

x -

- 8 Memasang Tombol Starter ke Rangka Stang - -

x -

-

9 Mengambil Tali Gas 50 -

x -

-

10 Memasang tali gas - -

x -

-

11 Mengambil Karet Stang 60 -

x -

-

12 Memasang Karet Stang - -

x -

-

13 Mengambil Kabel Speedometer 50 -

x -

-

14 Mengambil Batok Kilometer - -

x -

-

15 Memasang Kabel ke Speedometer 60 -

x -

-

16 Memasang Batok Speedometer ke Rangka 63 -

x -

-

17 Memasang Kabel-Kabel - -

x -

-

18 Mengambil unit Lampu Depan -

19 Memasang Kabel Lampu Depan - -

x - -

20 Memasang kabel-kabel - -

x - -

21 Mengambil Unit Lampu Depan 63 -

x - -

22 Memasang kabel Lampu Depan - -

x - -

23 Memasang Unit Lampu Depan ke Rangka - -

x - -

24 Mengambil Bandulan Stang 50 -

x - -

25 Memasang Bandulan Stang ke Rangka - -

x - -

26 Menyimpan Unit Stang 125 x

-

- -


(11)

V. KESIMPULAN

Berdasarkan pengolahan data dan analisa pemecahan masalah yang dilakukan pada penelitian ini makan diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sepada motor Suria X merupakan jenis sepeda motor hasil rakitan PT. Seltech Motor Industri yang paling banyak dirakit. Perakitan ini terdiri dari dua kelompok proses perakitan yaitu perakitan di luar lintas perakitan dan perakitan di atas lintas perakitan.

2. Stasiun kerja yang mempunyai tingkat kesalahan tertingi terdapat pada stasiun kerja Uit Stang dengan jumlah kesalahan 10 unit dari 100 unit sepeda motor yang dirakit. Statisun kerja perakitan Unit Stang merupakan proses perakitan di luar lintas perakitan.

3. Pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan sebanyak 32 unit sepeda motor dengan waktu rata-rata sebesar 446,5 detik dan standar deviasi sebesar 76,44 detik. Dari pengujian keseragaman dan kecukupan data maka dengan 23 data ini sudah seragam dan sudah cukup sehingga tidak diperlukan pengambilan data tambahan.

4. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa waktu pengerjaan yang terlama terdapat pada elemen kegiatan pemasangan unit lampu depan yang dikarenakan pengambilan operator yang pemasangan baut pengikat yang berada di bagian baah serta pengikat yang berada di bagian bawah serta kesalahan pengambilan baut pengikat. 5. Setelah dilakukan analisa dan evaluasi, maka

peneliti mengusulkan beberapa fasilitas yang disesuaikan dengan keadaan operator. Oleh karena itu dilakukan pengambilan data antropometri untuk merancang fasilitas tersebut. Data antropometri diambil dari 2 orang operator perakitan Unit Stang. Fasilitas usulan dimaksud adalah :

a. Kotak penyimpanan baut yang disusun berurutan sesuai dengan jenis baut yaitu : M6 x 20, M6 x 25 dan M6 x 30. penyusunan ini dilakukan unutk mencegah kesalahan ambil oleh operator dan mencegah kotak – kotak tersebut berserakan.

b. Penyangga Kaki Segitiga yang dapat digerakkan ke depan sehingga operator dapat melihat dan memasang baut pada bagian bawah Unit Stang. Penyangga Kaki Segitiga ini dberi ganjalan pada bagian bawahnya sesua dengan tinggi rata-rata mata operator saat duduk dari permukaan laintai yaitu sebesar 118,4 cm dan panjang rata-rata lengan operator (meraih) yaitu sebesar 63,10 cm dan sudut maksimum penglihatn ke bawah sebesar 300. Dari hasil perhitungan maka didapat tinggi Penyangga Kaki Segitiga yang diusulkan dengan pengganjal dari permukaan lantai sebesar 82 cm dengan tinggi pengganjal sebesar 22 cm. Kursi ini juga mempunyai roda untuk

memudahkan operator mengambil komponen dari rak.

c. Kursi usulan mempunyai tinggi sesuai dengan tinggi rata-rata popliteal operator yaitu 42,55 cm dan ukuran alas tempat duduk yang diusulkan 49,0 x 49,0 cm sesuai panjang pantat ke popliteal sebesar 48,75 cm.

d. Rak bertingkat yang mempunyai dimensi sebear 164 x 254 x 150 cm yang berjumlah 2 unit. Salah satu rak ini digunakan untuk meletakkan komponen unit lampu depan, unit speedometer, rangka stang. Komponen lampu depan dan unit speedometer diletakkan dalam sebuah kotak kardus berukuran 45 x 40 x 21 cm. Pada rak yang lainnya digunakan kardus yang berukuran 44 x 30 x 10 cm, terdiri dari karet stang kiri, karet stang kanan (gas), bandulan kiri dan kanan, rem tangan, switch lampu, tombol starter. Dimana masing-masing kardus terdiri dari komponen-komponen untuk merakit satu unit sepeda motor. Rak bertingkat ini terdiri dari empat tingkat yang mempunyai sudut sebesar 50 sehingga dengan menggunakan gravitasi kardus dan rangka stang dapat turun bergantian. Pada dua tingkat bagian bawah dari besi silinder yang dapat berputar yang berfungsi seperti

Roller Conveyor. Pada bagian atas rak bertingkat usulan digunakan unutk meletakkan rangka stang. Komponen kabel speedometer dan tali Gas diletakkan pada tempat yang sama dimana empat tersebut berukuran 100 x 12 x 10 cm.

e. Tata letak fasilitas diusulkan berdasarkan dengan penggunaan fasilitas usulan dimana rak bertingkat diletakkan di samping kiri dan kanan operator dan kotak penyimpanan unit stang yang telah dirakit diletakkan di depan operator. Dua unit meja kecil juga digunakan untuk meletakkan kardus komponen dan satu lagi untuk meletakkan kotak tempat baut pengikat yang berukuran 24 x 8 x 5 cm, dan peralatan kerja seperti tang, air gun, martil dan kunci T.

6. Penggunaan fasilitas-fasilitas yang diusulkan maka operator bekerja dengan pengamblan kotak kardus komponen masing-masing satu kotak kardus yang berisi untuk satu unit sepeda motor. Pengambilan ini menggunakan tempat duduk usulan yang bisa bergeser. Operator tidak perlu melakukan pelatihan dalam penggunaan fasilitas usulan.

Penggunaan Fasilitas Kerja Usulan dapat mengurangi terjadinya penyakit akibat kerja pada saat operator bekerja seperti sakit pada kaki, pinggang, leher dan punggung.


(12)

VI. DAFTAR PUSTAKA

Apple, James M.; Tat Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan; ITB ; 1990 ; Bandung.

Kmenta, Steven & Ishii, Assembl Emeo ; A Simplified Method For Identifying Assembly Errors; Departemen of Mechanical Engineering Stanford University, California ; 2003.

Niebel, and Frevalds ‘ Methods, Standards and Work Design ; Edisi 11; McGraw-Hill; 2003 ; New York.

Pulat, B. Mustafa; Fundamentals of Industrial Ergonomics, Prentice Hall, 1992; New Jersey.

Reliability Analysis Center, Mistake Proofing (AKA; Poka-Yoke) an Effective Quality Tool ; http:///rac.alionscience.com/iPC/servlet/iPCser vlet?QKIT;2003.

Roebuck, Jr. J.A.; Engineering Anthropometry

Methods, John Wiley & Sons ; 1975 ; New York.

Sastrowinoto, Suyatno, Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi, PT. Pustaka Binaman Pressindo, 1985 ; Jakarta.

Sutalaksana, Z Iftikar, Teknik Tata Cara Kerja,

Departemen Teknik Industri ITB ; 1979, Bandung.

Workers’ Compensation Board (WCB) of British Colombia, Understanding the risks of Musculoskeletal Injury (MSI), An educational guide for worker on sprains, strain, and other MSIs, http://www.worksafebc.com:2001.


(1)

IV.5. Tata Letak Stasiun Kerja Perakitan Unit Stang

Setelah fasilitas diusulkan maka tata letak fasilitas yang baru perlu dirancang untuk menyesuaikan dengan posisi operator sehingga operator dapat bekerja lebih ergonomic. Tata letak yang diusulkan ini berbeda dari tata letak yang dipakai pada saat pengambilan data dimana tumpukan rangka stang di atas lantai dipindahkan ke bagian teratas rak bertingkat usulan dan tumpukan komponen lainnya ditempatkan ke dalam kotak untuk satu unit sepeda motor. Tata letak yang diusulkan ini dapat dilihat pada gambar 7.

IV.6. Motede Kerja

Kesalahan-kesalahan yang terjadi selama ini diharapkan dapat berkurang dengan penggunaan fasilitas dan tata letak yang baru. Pengguaan penyangga kaki segitiga usulan akan memudahkan operator untuk memasang baut yang berada di bawah dengan memutar ke depan berada di bawah dengan memutar ke depan penyangga kaki segitiga sehingga operator lebih ergonomic dalam memasang baut dengan air guna.

Kursi yang digunakan mempunyai roda pada kakinya sehingga operator lebih mudah untuk mengambil komponen pada rak bertingkat dan meletakkan tubuhnya (berdiri,membungkuk) untuk mengambil komponen yang akan dirakit. Kotak penyimpanan rangka terdiri dari komponen rangka untuk 1 unit sepeda motor. Sedangkan kotak penyimpanan bodi terdiri dari komponen bodi 1 untuk 1 unit sepeda motor. Dengan penggunaan 1 kotak komponen dalam perakitan unit stang akan memudahkan operator untuk mengambil komponen dari masing-masing kotak penyimpanan rangka dan kotak penyimpanan bodi.

IV. 7. Analisis Penggunaan Fasilitas Kerja Usulan

Fasilitas kerja usulan pada Perakitan Unit Stang memberikan rasa aman, efektif, nyaman,

Uraian kegiatan yang dilakukan dan postur operator pada kondisi saat ini dapat dilihat pada table 2. Sedangkan uraian kegiatan dan postur operator dengan Fasilitas Kerja usulan dapat dilihat pada tabel 3. Gambar Tata Letak Usulan Perakitan Unit Stang dapat dilihat pada gambar 8.


(2)

(3)

Tabel 3. Uraian Kegiatan dan Postur Kerja Operator pada Kondisi dengan Fasilitas Kerja Usulan

No. Uraian Kegiatan Kerja

Jarak (cm)

Postur Kerja

Berdiri Duduk

Membungkuk ke Depan Samping

1 Mengambil Rangka Stang 170 x - x -

2 Memasang Rangka Stang ke Peyangga - - x - -

3 Mengambil Rem Cakram 75 -

x x

- 4 Memasang Rem Cakram ke Rangka Stang - -

x -

- 5 Mengambil Switch Lampu & Klakson 40 -

x -

x 6 Memasang Switch Lampu ke Rangka - -

x -

-

7 Mengambil Tombol Starter 40 -

x -

x 8 Memasang Tombol Starter ke Rangka Stang - -

x -

-

9 Mengambil Tali Gas 100 x - x -

10 Memasang tali gas - -

x -

-

11 Mengambil Karet Stang 90 -

x -

x

12 Memasang Karet Stang - -

x -

-

13 Mengambil Kabel Speedometer 100 x - x -

14 Mengambil Batok Kilometer 75 -

x -

x 15 Memasang Kabel ke Speedometer - -

x -

- 16 Memasang Batok Speedometer ke Rangka - -

x x

-

17 Memasang Kabel-Kabel - -

x -

-

18 Mengambil unit Lampu Depan 50 -

x -

x

19 Memasang Kabel Lampu Depan - -

x -

- 20 Memasang Unit Lampu Depan ke Rangka - -

x x

-

21 Mengambil Bandulan Stang 90 -

x -

x 22 Memasang Bandulan Stang ke Rangka - -

x -

-

23 Menyimpan Unit Stang 220 x - x -


(4)

No. Uraian Kegiatan Kerja Jarak

(cm)

Postur Kerja

Berdiri Duduk

Membungkuk ke Depan Samping

1 Mengambil Rangka Stang 100 - x - -

2 Memasang Rangka Stang ke Peyangga - -

x -

-

3 Mengambil Rem Cakram 60 -

x -

- 4 Memasang Rem Cakram ke Rangka Stang - -

x -

- 5 Mengambil Switch Lampu & Klakson 50 -

x -

- 6 Memasang Switch Lampu ke Rangka - -

x -

-

7 Mengambil Tombol Starter 50 -

x -

- 8 Memasang Tombol Starter ke Rangka Stang - -

x -

-

9 Mengambil Tali Gas 50 -

x -

-

10 Memasang tali gas - -

x -

-

11 Mengambil Karet Stang 60 -

x -

-

12 Memasang Karet Stang - -

x -

- 13 Mengambil Kabel Speedometer 50 -

x -

-

14 Mengambil Batok Kilometer - -

x -

- 15 Memasang Kabel ke Speedometer 60 -

x -

- 16 Memasang Batok Speedometer ke Rangka 63 -

x -

-

17 Memasang Kabel-Kabel - -

x -

- 18 Mengambil unit Lampu Depan -

19 Memasang Kabel Lampu Depan - -

x - -

20 Memasang kabel-kabel - -

x - -

21 Mengambil Unit Lampu Depan 63 -

x - -

22 Memasang kabel Lampu Depan - -

x - -

23 Memasang Unit Lampu Depan ke Rangka - -

x - -

24 Mengambil Bandulan Stang 50 -

x - -

25 Memasang Bandulan Stang ke Rangka - -

x - -

26 Menyimpan Unit Stang 125 x

-

- -


(5)

V. KESIMPULAN

Berdasarkan pengolahan data dan analisa pemecahan masalah yang dilakukan pada penelitian ini makan diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sepada motor Suria X merupakan jenis sepeda motor hasil rakitan PT. Seltech Motor Industri yang paling banyak dirakit. Perakitan ini terdiri dari dua kelompok proses perakitan yaitu perakitan di luar lintas perakitan dan perakitan di atas lintas perakitan.

2. Stasiun kerja yang mempunyai tingkat kesalahan tertingi terdapat pada stasiun kerja Uit Stang dengan jumlah kesalahan 10 unit dari 100 unit sepeda motor yang dirakit. Statisun kerja perakitan Unit Stang merupakan proses perakitan di luar lintas perakitan.

3. Pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan sebanyak 32 unit sepeda motor dengan waktu rata-rata sebesar 446,5 detik dan standar deviasi sebesar 76,44 detik. Dari pengujian keseragaman dan kecukupan data maka dengan 23 data ini sudah seragam dan sudah cukup sehingga tidak diperlukan pengambilan data tambahan.

4. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa waktu pengerjaan yang terlama terdapat pada elemen kegiatan pemasangan unit lampu depan yang dikarenakan pengambilan operator yang pemasangan baut pengikat yang berada di bagian baah serta pengikat yang berada di bagian bawah serta kesalahan pengambilan baut pengikat. 5. Setelah dilakukan analisa dan evaluasi, maka

peneliti mengusulkan beberapa fasilitas yang disesuaikan dengan keadaan operator. Oleh karena itu dilakukan pengambilan data antropometri untuk merancang fasilitas tersebut. Data antropometri diambil dari 2 orang operator perakitan Unit Stang. Fasilitas usulan dimaksud adalah :

a. Kotak penyimpanan baut yang disusun berurutan sesuai dengan jenis baut yaitu : M6 x 20, M6 x 25 dan M6 x 30. penyusunan ini dilakukan unutk mencegah kesalahan ambil oleh operator dan mencegah kotak – kotak tersebut berserakan.

b. Penyangga Kaki Segitiga yang dapat digerakkan ke depan sehingga operator dapat melihat dan memasang baut pada bagian bawah Unit Stang. Penyangga Kaki Segitiga ini dberi ganjalan pada bagian bawahnya sesua dengan tinggi rata-rata mata operator saat duduk dari permukaan laintai yaitu sebesar 118,4 cm dan panjang rata-rata lengan operator (meraih) yaitu sebesar 63,10 cm dan sudut maksimum penglihatn ke bawah sebesar 300. Dari hasil perhitungan maka didapat tinggi Penyangga Kaki Segitiga yang diusulkan dengan pengganjal dari permukaan lantai sebesar 82 cm dengan tinggi pengganjal sebesar 22 cm.

memudahkan operator mengambil komponen dari rak.

c. Kursi usulan mempunyai tinggi sesuai dengan tinggi rata-rata popliteal operator yaitu 42,55 cm dan ukuran alas tempat duduk yang diusulkan 49,0 x 49,0 cm sesuai panjang pantat ke popliteal sebesar 48,75 cm.

d. Rak bertingkat yang mempunyai dimensi sebear 164 x 254 x 150 cm yang berjumlah 2 unit. Salah satu rak ini digunakan untuk meletakkan komponen unit lampu depan, unit speedometer, rangka stang. Komponen lampu depan dan unit speedometer diletakkan dalam sebuah kotak kardus berukuran 45 x 40 x 21 cm. Pada rak yang lainnya digunakan kardus yang berukuran 44 x 30 x 10 cm, terdiri dari karet stang kiri, karet stang kanan (gas), bandulan kiri dan kanan, rem tangan, switch lampu, tombol starter. Dimana masing-masing kardus terdiri dari komponen-komponen untuk merakit satu unit sepeda motor. Rak bertingkat ini terdiri dari empat tingkat yang mempunyai sudut sebesar 50 sehingga dengan menggunakan gravitasi kardus dan rangka stang dapat turun bergantian. Pada dua tingkat bagian bawah dari besi silinder yang dapat berputar yang berfungsi seperti

Roller Conveyor. Pada bagian atas rak bertingkat usulan digunakan unutk meletakkan rangka stang. Komponen kabel speedometer dan tali Gas diletakkan pada tempat yang sama dimana empat tersebut berukuran 100 x 12 x 10 cm.

e. Tata letak fasilitas diusulkan berdasarkan dengan penggunaan fasilitas usulan dimana rak bertingkat diletakkan di samping kiri dan kanan operator dan kotak penyimpanan unit stang yang telah dirakit diletakkan di depan operator. Dua unit meja kecil juga digunakan untuk meletakkan kardus komponen dan satu lagi untuk meletakkan kotak tempat baut pengikat yang berukuran 24 x 8 x 5 cm, dan peralatan kerja seperti tang, air gun, martil dan kunci T.

6. Penggunaan fasilitas-fasilitas yang diusulkan maka operator bekerja dengan pengamblan kotak kardus komponen masing-masing satu kotak kardus yang berisi untuk satu unit sepeda motor. Pengambilan ini menggunakan tempat duduk usulan yang bisa bergeser. Operator tidak perlu melakukan pelatihan dalam penggunaan fasilitas usulan.

Penggunaan Fasilitas Kerja Usulan dapat mengurangi terjadinya penyakit akibat kerja pada saat operator bekerja seperti sakit pada kaki, pinggang, leher dan punggung.


(6)

VI. DAFTAR PUSTAKA

Apple, James M.; Tat Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan; ITB ; 1990 ; Bandung.

Kmenta, Steven & Ishii, Assembl Emeo ; A Simplified Method For Identifying Assembly Errors; Departemen of Mechanical Engineering Stanford University, California ; 2003.

Niebel, and Frevalds ‘ Methods, Standards and Work Design ; Edisi 11; McGraw-Hill; 2003 ; New York.

Pulat, B. Mustafa; Fundamentals of Industrial Ergonomics, Prentice Hall, 1992; New Jersey.

Reliability Analysis Center, Mistake Proofing (AKA; Poka-Yoke) an Effective Quality Tool ; http:///rac.alionscience.com/iPC/servlet/iPCser vlet?QKIT;2003.

Roebuck, Jr. J.A.; Engineering Anthropometry Methods, John Wiley & Sons ; 1975 ; New York.

Sastrowinoto, Suyatno, Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi, PT. Pustaka Binaman Pressindo, 1985 ; Jakarta.

Sutalaksana, Z Iftikar, Teknik Tata Cara Kerja,

Departemen Teknik Industri ITB ; 1979, Bandung.

Workers’ Compensation Board (WCB) of British Colombia, Understanding the risks of Musculoskeletal Injury (MSI), An educational guide for worker on sprains, strain, and other MSIs, http://www.worksafebc.com:2001.