TA : Perancangan Komunikasi Visual PT. Salam Pacific Indonesia Lines Berbasis Budaya Guna Meningkatkan Brand Awareness.

(1)

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PT. SALAM

PACIFIC INDONESIA LINES BERBASIS BUDAYA GUNA

Tugas Akhir

Program Studi

S1 Desain Komunikasi Visual

Oleh:

MUHAMAD ARIF 12420100082

FAKULTAS TEKNOLOGIDAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2015


(2)

i

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PT. SALAM

PACIFIC INDONESIA LINES BERBASIS BUDAYA GUNA

MENINGKATKAN

BRAND AWARENESS

TUGAS AKHIR

Program Studi

S1 Desain Komunikasi Visual

Disusun oleh : Muhamad Arif 12420100082

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016


(3)

ii

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Desain Komunikasi Visual

Disusun Oleh :

Nama : MUHAMAD ARIF NIM : 12420100082 Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016


(4)

iii

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PT. SALAM

PACIFIC INDONESIA LINES BERBASIS BUDAYA GUNA

MENINGKATKAN

BRAND AWARENESS

Dipersiapkan dan disusun oleh Muhamad Arif

NIM : 12.42010.0082

Telah diperiksa, diuji dan disetujui oleh Dewan Pembahas Pada : 19 Agustus 2016

Susunan Dewan Pembahas Pembimbing

I. Ir. Hardman Budiardjo, M.Med.Kom., MOS ________________ II. Abdullah Khoir Riqqoh, S.Sn., M.Med.Kom., ACA ________________ Pembahas

I. Muh. Bahruddin, S.Sos., M.Med.Kom. ________________

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Dr. Jusak

Dekan Fakultas Teknologi dan Informatika


(5)

iv

Sebagai mahasiswa Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya, saya :

Nama : Muhamad Arif

NIM : 12420100082

Program Studi : S1 Desain Komunikasi Visual Fakultas : Fakultas Teknologi dan Informatika Jenis Karya : Tugas Akhir

Judul Karya : PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PT. SALAM PACIFIC INDONESIA LINES BERBASIS BUDAYA GUNA MENINGKATKAN BRAND AWARENESS Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :

1. Demi pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni, saya menyetujui memberikan kepada Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalti Free Right) atas seluruh isi/sebagian karya ilmiah saya tersebut di atas untuk disimpan, dialihmediakan dan dikelola dalam bentuk pangkalan data (database) untuk selanjutnya didistribusikan atau dipublikasikan demi kepentingan akademis dengan tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

2. Karya tersebut di atas adalah karya asli saya, bukan plagiat baik sebagian maupun keseluruhan. Kutipan, karya atau pendapat orang lain yang ada dalam karya ilmiah ini adalah semata hanya rujukan yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka saya. 3. Apabila dikemudian hari ditemukan dan terbukti terdapat tindakan plagiat pada karya

ilmiah ini, maka saya bersedia untuk menerima pencabutan terhadap gelar kesarjanaan yang telah diberikan kepada saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Surabaya, 19 Agustus 2016

Muhamad Arif NIM : 12420100082


(6)

v

LEMBAR MOTTO


(7)

vi

“Kupersembahkan kepada kedua orang tua tercinta, keluarga, teman-teman seperjuangan..”


(8)

vii ABSTRAK

PT. Salam Pacific Indonesia Lines merupakan perusahaan pelayaran lahir sejak 46 tahun yang lalu. Sejak perusahaan tersebut berdidiri, belum memiliki media komunikasi visual yang memandai untuk mendukung promosi atau mengenalkan perusahaan kepada masyarakat. Salah satu kegiatan promosi untuk mengenalkan perusahaan kepada masyarakat selama ini adalah dengan keikut sertaan ajang promosi di event Job Fair. Sehingga diperlukannya media komunikasi secara visual melalui media promosi. Adapun tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah merancang media komunikasi visual PT. Salam Pacific Indonesia Lines berbasis budaya guna meningkatkan brand awareness. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu dengan melakukan wawancara, observasi. dokumentasi. dan studi pustaka untuk mendapatkan data yang digunakan sebagai pendukung pembuatan konsep perancangan komunikasi visual. Dari analisis data pada perancangan komunikasi visual ini ditemukan keyword “Progressive”. Serta pada perancangannya menekan menggunakan konsep budaya yang mengacu kearah yang lebih maju.

Kata kunci : Perancangan, Komunikasi Visual, SPIL, Progressive, Brand Awareness


(9)

viii

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul Perancangan komunikasi visual PT. Salam Pacific Indonesia Lines berbasis budaya guna meningkatkan brand awareness.

Laporan ini merupakan bukti tanggung jawab peneliti terhadap lembaga karena telah melaksanakan kegiatan perkuliahan di Insitut Bisnis dan Informatika STIKOM Suarabaya. Dalam penyusunannya laporan ini tidak lepas dari dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta peneliti yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun materil serta doanya sehingga peneliti dapat menempuh studi dengan sebaik mungkin.

2. Yang terhormat Prof. Dr. Budi Jatmiko, M.Pd, selaku Rektor Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya yang memberikan kesempatan dan fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan S1 Desain Komunikasi Visual di Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya.

3. Yang terhormat Ir. Hardman Budiardjo, M.Med.Kom., MOS. selaku pembimbing I yang telah membimbing peneliti serta memberikan saran dalam penulisan laporan Tugas Akhir peneliti.


(10)

ix

4. Yang terhormat Abdullah Khoir Riqqoh, S.Sn., M.Med.Kom., ACA selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan saran dalam pengerjaan karya Tugas Akhir peneliti.

5. Para dosen S1 Desain Komunikasi Visual Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya yang telah membimbing peneliti selama menempuh studi di Insitut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya.

6. Keluarga besar S1 Desain Komunikasi Visual, sahabat-sahabat, serta orang terkasih yang telah turut mendukung peneliti.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik secara tertulis maupun teknisnya. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan Tugas Akhir ini.

Surabaya, 19 Agustus 2016


(11)

x

LEMBAR MOTO ... v

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Manfaat Perancangan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Penelitian Terdahulu ... 6

2.2 Desain Komunikasi Visual ... 7

2.3 Warna ... 8

2.4 Tipografi ... 14

2.5 Layout ... 16


(12)

xi

2.7 Media Promosi ... 22

2.8 Jenis-Jenis Media Promosi ... 23

2.8.1 About The line ... 23

2.8.2 Below The line ... 25

2.8.3 Ambient/Alternatif Media ... 28

2.9 Brand ... 28

2.10 Brand Awarenes ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

3.1 Metodologin Penelitian ... 32

3.2 Tempat Penelitian ... 33

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.3 Teknik Analisa Data ... 35

BAB IV PERANCANGAN DAN KONSEP ... 38

4.1 Hasil dan Analisa Data ... 38

4.2 Segmentasi, Targeting dan Positioning ... 40

4.3 Studi Kompetitor ... 41

4.4 Unique Selling Proposition ... 45

4.5 Keyword ... 45

4.6 Deskripsi Perancangan ... 47

4.7 Konsep Perancangan ... 48


(13)

xii

4.9.1 Tujuan Media ... 53

4.9.2 Strategi Media ... 54

4.10 Implementasi Karya ... 60

BAB V PENUTUP ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Perancangan Komunikasi Visual Perumahan Villa Esperanza ... 7

Gambar 2.2 Studi Warna ... 14

Gambar 2.3.1 Contoh Iklan Media Cetak Majalah ... 25

Gambar 2.3.2 Contoh Brosur IKEA ... 27

Gambar 2.3.3 Contoh Iklan Ambient Media ... 28

Gambar 2.4 Piramida Awareness ... 31

Gambar 3.1 Skema Model Analisis Interaktif ... 35

Gambar 4.1 Website Meratus ... 43

Gambar 4.2 Keyword ... 46

Gambar 4.3 Alur Perancangan ... 48

Gambar 4.4 Font Steinem Neris ... 52

Gambar 4.5 Pilihan Warna Progressive ... 51

Gambar 4.6 Sketsa Brosur Terpilih ... 55

Gambar 4.7 Sketsa X-banner Terpilih ... 56

Gambar 4.8 Sketsa Booth Terpilih ... 57

Gambar 4.9 Sketsa Kartu Nama Terpilih ... 58

Gambar 4.10 Sketsa Merchandise Terpilih ... 58

Gambar 4.11 Sketsa Iklan Majalah Terpilih ... 59

Gambar 4.12 Implementasi Desain Brosur ... 60

Gambar 4.13 Implementasi Desain X-banner ... 62


(15)

xiv


(16)

x

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR MOTO ... v

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Manfaat Perancangan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Penelitian Terdahulu ... 6

2.2 Desain Komunikasi Visual ... 7

2.3 Warna ... 8

2.4 Tipografi ... 14

2.5 Layout ... 16


(17)

xi

2.8.2 Below The line ... 25

2.8.3 Ambient/Alternatif Media ... 28

2.9 Brand ... 28

2.10 Brand Awarenes ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

3.1 Metodologin Penelitian ... 32

3.2 Tempat Penelitian ... 33

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.3 Teknik Analisa Data ... 35

BAB IV PERANCANGAN DAN KONSEP ... 38

4.1 Hasil dan Analisa Data ... 38

4.2 Segmentasi, Targeting dan Positioning ... 40

4.3 Studi Kompetitor ... 41

4.4 Unique Selling Proposition ... 45

4.5 Keyword ... 45

4.6 Deskripsi Perancangan ... 47

4.7 Konsep Perancangan ... 48


(18)

xii

4.8.1 Tujuan Kreatif ... 49

4.8.2 Strategi Kreatif ... 49

4.9 Perencanaan Media ... 51

4.9.1 Tujuan Media ... 53

4.9.2 Strategi Media ... 54

4.10 Implementasi Karya ... 60

BAB V PENUTUP ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(19)

xiii

Gambar 2.2 Studi Warna ... 14

Gambar 2.3.1 Contoh Iklan Media Cetak Majalah ... 25

Gambar 2.3.2 Contoh Brosur IKEA ... 27

Gambar 2.3.3 Contoh Iklan Ambient Media ... 28

Gambar 2.4 Piramida Awareness ... 31

Gambar 3.1 Skema Model Analisis Interaktif ... 35

Gambar 4.1 Website Meratus ... 43

Gambar 4.2 Keyword ... 46

Gambar 4.3 Alur Perancangan ... 48

Gambar 4.4 Font Steinem Neris ... 52

Gambar 4.5 Pilihan Warna Progressive ... 51

Gambar 4.6 Sketsa Brosur Terpilih ... 55

Gambar 4.7 Sketsa X-banner Terpilih ... 56

Gambar 4.8 Sketsa Booth Terpilih ... 57

Gambar 4.9 Sketsa Kartu Nama Terpilih ... 58

Gambar 4.10 Sketsa Merchandise Terpilih ... 58

Gambar 4.11 Sketsa Iklan Majalah Terpilih ... 59

Gambar 4.12 Implementasi Desain Brosur ... 60

Gambar 4.13 Implementasi Desain X-banner ... 62


(20)

xiv

Gambar 4.15 Implementasi Desain Kartu Nama ... 64

Gambar 4.16 Implementasi Desain Id Card ... 65

Gambar 4.17 Implementasi Merchandise ... 66


(21)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

PT. Salam Pacific Indonesia Lines merupakan perusahaan pelayaran lahir sejak 46 tahun yang lalu. Sejak perusahaan tersebut berdidiri, belum memiliki media komunikasi visual yang memandai untuk mendukung promosi atau mengenalkan perusahaan kepada masyarakat. Salah satu kegiatan promosi untuk mengenalkan perusahaan kepada masyarakat selama ini adalah dengan keikut sertaan ajang promosi di event Job Fair. Sehingga diperlukannya media komunikasi secara visual melalui media promosi. Adapun tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah merancang media komunikasi visual PT. Salam Pacific Indonesia Lines berbasis budaya guna meningkatkan brand awareness.

Melihat peluang besar di bidang pelayaran transportasi laut, Salik Soetemo selaku President Director mendirikan perusahaan pelayaran di tahun 1970 dengan nama PT. Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) adalah perusahaan yang bergerak dibidang pelayaran pengiriman barang antar pulau di Indonesia. Saat ini perusahaan tersebut ditetapkan menjadi pioner perusahaan shipping lines di Indonesia. Bahkan menjadi salah satu dari tiga perusahaan shipping lines terbaik di Indonesia. PT. Salam Pacific Indonesia Linesme memiliki 28 cabang yang terbesar dari Medan sampai Merauke. Cabang paling banyak tersebar di wilayah Indonesia Timur seperti Papua, Merauke dan Sulawesi. Customer PT. Salam


(22)

2

Pacific Indonesia Lines ini kebanyakan adalah perusahaan perkebunan yang aktif mengirim komoditinya ke seluruh Nusantara.

PT. Salam Pacific Indonesia Lines sebagai perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang pelayaran dan melayani masyarakat diseluruh cabang yang tersebar di nusantara, berusaha untuk memberikan pelayanan jasa pengiriman barang yang terbaik dan melebihi standar harapan pelanggan. Dalam rangka menjaga agar tetap ada konsistensi dalam penyelenggaraan perusahaan yang baik manajemen SPIL bertekat untuk menumbuh kembangkan kebiasaan dan tata pergaulan profesional yang baik dan sekaligus mencerminkan jati diri SPIL yang dapat dibanggakan. Dengan moto SPIL Connecting Islands yang mempunyai nilai orientasi pelanggan diharapkan perusahaan bisa memberikan solusi transportasi dengan jaringan terluas didukung sumber daya berkualitas untuk kepuasan pelanggan dan memberikan pelayanan terbaik demi menggerakan perekonomian Indonesia.

Media komunikasi visual merupakan sebuah sarana promosi ataupun sosialisasi yang efektif dalam penyampaian informasi pada masyarakat. Oleh karena itu penggunaan media komunikasi visual sangat dibutuhkan dalam mengenalkan diri sebuah perusahaan kepada masyarakat. Masyarakat cenderung memiliki dorongan impulsif pada sebuah visual yang langsung berinteraksi kepadanya karena mereka menilai berdasarkan apa yang mata mereka lihat, menurut Ibu Nike, selaku Human Resources Development PT. Salam Pacific Indonesia Lines. Oleh karenanya, masyarakat ingin melihat siapa mereka atau mimpi dalam perusahaan pelayaran tersebut. Hal ini tercermin pertama kali dari


(23)

brand experience yang berasal dari media promosi yang mereka lihat, dengar, atau rasakan, hingga suatu persepsi tertentu akhirnya terbentuk dalam benak konsumen sedikit demi sedikit (Travis,2000:38). Perusahaan memerlukan upaya untuk merancang suatu media promosi yang akan membuat masyarakat aware sehingga merek tersebut menjadi pertimbangan customer saat menggunakan pelayanannya. Media promosi di era informasi seperti ini adalah nyawa utama dari suatu strategi komunikasi untuk memenangkan persaingan pasar. Media promosi yang mendukung dan memadai akan menjadi langkah proses komunikasi perusahaan kepada masyarakat dan memunculkan suatu kesadaran pada diri masyarakat yang membantu sebuah brand untuk memperkuat eksistensinya di benak masyarakat. Pemilihan masyarakat terhadap perusahaan juga dapat didasari oleh ketertarikan atribut media komunikasi visual yang menarik disetiap kegiatan promosi. Dari perusahaan besar hingga menengah sudah beranjak semakin sadar untuk memahami pentingnya brand dan media komunikasi visual dalam keberlangsungan usaha yang mereka lakukan, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi kreatif berbagai media komuniasi visual disetiap ajang promosi.

Brand awareness merupakan bagian dari brand equity yang sangat penting bagi perusahaan karena kesadararan merek dapat berpengaruh secara langsung terhadap ekuitas merek. Apabila kesadaran konsumen terhadap merek rendah, maka dapat dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga akan rendah. Aaker (Durianto 2001 : 4) mengatakan, bahwa brand awareness sebagai gambaran keberadaan merek dalam pikiran masyarakat yang dapat menjadi penentu dalam


(24)

4

beberapa kategori, dan biasanya mempunyai peranan kunci dalam ekuitas merek (Brand Equity). Peranan ini dapat dipahami dalam bentuk "bagaimana brand

awareness menciptakan suatu nilai bagi suatu merek" Brand awareness adalah

sesuatu yang amat penting eksistensinya bagi suatu merk. Harapan dari dibuatnya media promosi ini adalah meningkatnya awareness masyarakat dari level unaware ke level aware yang akan menyebabkan nilai merk tersebut melekat dan eksis di benak masyarakat seiring dengan meningkatnya inovasi berbagai media komunikasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, hal yang menjadi rumusan masalah dalam perancangan ini adalah bagaimana merancang media komunikasi visual PT. Salam Pacific Indonesia Lines berbasis budaya sebagai upaya meningkatkan brand awareness.

1.3 Batasan Masalah

Dari permasalahan yang dirumuskan di atas maka batasan dari permasalahan yang digunakan dalam perancangan ini adalah:

a. Perancangan difokuskan pada media komunikasi visual PT. Salam Pacific Indonesia Lines berbasis budaya meningkatkan brand awereness.

b. Media komunikasi visual yang digunakan hanya meliputi: brosur, x-banner, iklan majalah, booth, kartu nama, id card dan merchandise.


(25)

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan yang ingin dicapai pada Tugas Akhir ini adalah:

a. Untuk merancang media komunikasi visual PT. Salam Pacific Indonesia Lines berbasis budaya perusahaan.

b. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat supaya aware terhadap PT. Salam Pacific Indonesia Lines melalui media promosi.

1.5 Manfaat Perancangan

Tugas akhir ini dapat memberikan manfaat baru dalam aspek teoritis atau aspek praktis, yang dijelaskan sebagai berikut :

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai bahan referensi sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan sehingga dapat memperkaya dan menambah wawasan untuk penelitian selanjutnya, khususnya yang terkait dengan perancangan media komunikasi visual guna meningkatkan brand awareness.

1.5.2 Manfaat Praktis

Dapat memberikan manfaat yang berguna bagi PT. Salam Pacific Indonesia Lines berupa media komunikasi visual untuk mengenalkan perusahaan pada masyarakat di setiap ajang promosi.


(26)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan tentang beberapa teori yang berhubungan dengan perancangan komunikasi visual Job Fair PT. Salam Pacific Indonesia

Lines berbasis media promosi guna meningkatkan brand awareness.

2.1 Penelitian Terdahulu

Perancangan Media Komunikasi Visual Seagai Sarana Promosi Perumahan Villa Esperanza di Semarang oleh Achmad Syaiful Amirudin Universitas Dian Nuswantoro dilakukan untuk mempromosikan Villa Esperanza di Semarang. Kurangnya media komunikasi dan kegiatan promosi perusahaan menyebabkan masyarakat kota Semarang kurang awareness. Perancangan tersebut memberikan konsep komunikasi visual yang disesuaikan dengan proposisi Villa Esperanza sebagai perumahan yang menjual rumah dengan gaya desain exterior bergaya Eropa Yunani. Perancangan media komunikasi visual tersebut dilakukan dengan perencanaan visual dengan media yang efektif menggunakan metode analisis SWOT sebagai alat penetapan strategi kreatif agar hasilnya sesuai dengan konsep yang ingin disampaikan Villa Esperanza. Kegiatan media promosi yang dilakukan adalah media komunikasi visual dengan pilihan media lini atas (ATL), dan lini bawah (BTL). Perumahan yang berbeda dengan perumahan lainnya dengan gaya exteriornya yang bergaya Eropa Yunani. Melalui perancangan iklan komersial ini diharapkan Villa Esperanza menjadi perumahan yang diminati oleh masyarakat Semarang dan sekitarnya.


(27)

Gambar 2.1 Hasil Perancangan media komunikasi visual Perumahan Villa Esperanza

Sumber : Jurnal Perancangan Media Komunikasi Visual Seagai Sarana Promosi Perumahan Villa Esperanza di Semarang

2.2 Desain Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual terdiri dari tiga kata, yaitu desain, komunikasi dan visual. Desain merupakan bidang ketrampilan, pengetahuan dan pengalaman manusia yang mencerminkan keterikatannya dengan apresiasi dan adaptasi


(28)

8

lingkungannya ditinjau dari kebutuhan-kebutuhan kerohanian dan kebendaan (Archer dalam Irama Visual, 2009: 113). Komunikasi, menurut penuturan Liliweri yang ditambahkan oleh Tinarbuko (2009: 13), ialah penciptaan interaksi perorangan dengan menggunakan tanda-tanda yang tegas. Komunikasi juga berarti pembagian unsur-unsur perilaku atau cara hidup dengan eksistensi seperangkat ketentuan dan pemakaian tanda-tanda. Tujuan-tujuan komunikasi menurut Terence A. Shimp (2001: 160), diarahkan pada beberapa pencapaian dalam berpromosi, yaitu :

a. Membangkitkan keinginan akan suatu kategori produk.

b. Menciptakan kesadaran akan merek (brand awareness).

c. Mendorong sikap positif terhadap produk dan mempengaruhi niat

(intentions).

d. Memfasilitasi pembeli.

Definisi komunikasi visual adalah komunikasi menggunakan bahasa visual, dimana unsur dasar bahasa visual (yang menjadi kekuatan utama dalam penyampaian pesan) adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk menyampaikan arti, makna/ pesan (Kusrianto, 2007: 10).

Berdasarkan pendapat tentang desain komunikasi visual diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep-konsep komunikasi secara visual dengan menggunakan unsur-unsur grafis untuk menyampaikan pesan kepada audience.


(29)

2.3 Warna

Disadari atau tidak warna memainkan peran yang sangat besar dalam pengambilan keputusan saat membeli barang. Penelitian yang dilakukan oleh Institute for Color Research di Amerika (sebuah institute penelitian tentang warna) menemukan bahwa seseorang dapat mengambil keputusn terhadap orang lain, lingkungan maupun produk dalam waktu hanya 90 detik saja. Dan keputusan tersebut 90%-nya didasari oleh warna.

Warna juga meningkatkan brand recognition sebanyak 80%, menurut

penelitian yang dilakukan oleh University of Loyola, Chicago, Amerika. Karena itu memilih warna yang tepat merupakan proses yang sangat penting dalam mendesain idntitas visual. Untuk itu dibutuhkan riset yang mendalam menyangkut beberapa bidang, antara lain psikologi, budaya dan komunikasi.

Umumnya ada dua macam warna pada identitas visual, yaitu warna pada

logo dan warna untuk corporate color / warna perusahaan. Adakalanya corporate

color yang digunakan dalam aplikasi-aplikasi desain menggunakan warna yang sama dengan warna pada logo, namun ada juga yang memperluas jangkauan area warnanya.

Eiseman, L. (Pantone guide to communicating with color, 2000) warna,

yang umum dilihat atau sering disebut warna universal, mempunyai arti dan pengaruh yang berbeda. Sebutan untuk warna pun berbeda di tiap daerah, misalnya untuk orang yang tingal di daerah pantai menyebut biru dengan sebutan biru laut dan orang yang lebih sering tingal di daerah pegunungan mungkin akan menyebutnya biru langit. Tentu saja akan berbeda lagi untuk orang perkotaan


(30)

10

yang langitnya selalu tampak kusam karena tertutup asap dan tidak terdapat perairan di kota. Contoh lainnya adalah orang-orang tua jaman dahulu sering menyebut salah satu jenis warna biru dengan sebutan biru dongker, hal ini disebabkan karena film yang terkenal pada masa itu ada tokoh Benhur yang selalu memakai jubah berwarna biru. Selain sebutannya yang berbeda- pada tiap daerah, pada tiap negara pun mempunyai arti warna yang berbeda, misalnya Cina menganggap putih adalah lambang kedukaan, tetapi untuk negara di Eropa, putih merupakan lambang kesucian.

Apabila dikaitkan dengan desain grafis, produk, iklan, atau promosi, warna memberikan peran yang sangat penting dalam menciptakan susasana pembelian, memperkuat citra sebuah produk serta meningkatkan citra bisnis. Warna juga mempengaruhi kenyamanan lingkungan, yaitu lingkungan di mana tempat orang berbelanja atau membeli sesuatu. Ada beberapa warna yang sudah umum, arti dari masing-masing warna tersebut serta pengaruhnya terhadap psikologis manusia.

1. Merah

Merah diasosiasikan dengan api, darah, sex. Postifnya yaitu semangat, cinta, darah, enerji, antusiasme, panas, kekuatan. Sementara, negatif yaitu agresif, kemarahan, perang, revolusi, kekejaman, ketidaksopanan. Efek pada produk adalah warna yang dominan, berkesan kecepatan dan aksi, menstimulasi detak jantung, nafas, dan nafsu makan, orang atau benda akan terlihat lebih besar jika menggunakan warna merah, mobil merah lebih menarik perhatian. Hubungan pada budaya lokal adalah kematian (Afrika), maskulin (Perancis), pernikahan,


(31)

keberuntungan, kebahagiaan (Asia), simbol tentara (India), kesedihan (Afrika Selatan).

2. Kuning

Kuning diasosiasikan dengan sinar matahari. Positifnya yaitu intelek, kebijaksanaan, optimisme, cahaya, kegembiraan, idealisme. Sementara, negatifnya yaitu kecemburuan, pengecut, ketidakjujuran, waspada. Efek pada produk, yaitu warna yang paling menarik perhatian, lebih terang dibanding warna putih, melambangkan kecepatan dan metabolisme, menyakitkan mata, warna kuning muda dapat menambah konsentrasi. Hubungan pada budaya lokal yaitu digunakan pada jubah pendeta (Buddha), kesedihan (Mesir dan Burma), simbol kemakmuran (India), digunakan untuk perayaan musim semi (Hindu), keberanian (Jepang).

3. Biru

Biru diasosiasikan dengan laut dan langit. Positifnya yaitu pengetahuan, kesejukan, kedamaian, maskulin, kontemplasi, kesetiaan, keadilan, intelektual. Sementara, negative nya adalah depresi, dingin, kelesuan. Efek pada produk warna biru pada makanan sangat jarang karena dianggap dapat merusak selera makan, menyebabkan tubuh memproduksi rasa tenang dan santai, beberapa orang mengatakan merasa lebih produktif di dalam ruangan berwana biru, warna biru pada seragam menyimbolkan kesetiaan dan kepercayaan. Hubungan pada budaya lokal yaitu maskulin (hampir di seluruh dunia), warna untuk anak kecil perempuan (Cina), kesedihan (Iran), cinta (tradisi pengantin Barat), warna


(32)

12

corporate perusahaan (seluruh dunia).

4. Hijau

Hijau diasosiasikan dengan tumbuhan, natural, lingkungan. Sisi positifnya adalah kesuburan, uang, pertumbuhan, penyembuhan, kesuksesan, natural, harmoni, kejujuran, muda. Negatifnya bisa berarti rakus, iri, muak, racun, kerusakan karena lumut, tidak berpengalaman. Efek pada produk di antaranya adalah warna yang ‘ramah’ terhadap mata, menyejukkan dan menenangkan, biasanya digunakan oleh rumah sakit untuk memberi kenyamanan pada pasien, memberikan kesan teratur, memberikan kesembuhan. Sementara, hubungan pada budaya lokal disimbolkan sebagai surge (Islam), simbol utama Irlandia, kesuburan (Yunani), melambangkan kemauan keras (penduduk asli Amerika).

4. Ungu

Ungu diasosiasikan dengan keagungan, spiritualitas. Sisi positifnya adalah kemewahan, kebijaksanaan, imajinasi, keajaiban, tingkatan, inspirasi, kekayaan, penghargaan, mistik. Negatifnya bisa berarti kekejaman, berlebihan. Efek pada produk yaitu ungu memberikan kesan feminin dan romantik,terkadang diasosiasikan dengan homoseksual, sering disebut imitasi, pada jaman kerajaan disimbolkan dengan kekayaan dan kerajaan. Hubungan pada budaya lokal adalah mengindikasikan kematian (Amerika Latin), digunakan pada saat seorang istri mengalami kedukaan karena kematian suaminya (Thailand), melambangkan perayaan dan arogansi (Jepang).


(33)

5. Oranye

Oranye diasosiasikan dengan musim semi dan jeruk. Positifnya adalah memberikan tambahan energi, kreativitas, keunikan, stimulasi, sosial, kesehatan,

aktivitas. Negatifnya adalah kegilaan, trend, berisik. Efek pada produk adalah

penambah nafsu makan, ruangan yang berwarna oranye akan membuat orang cenderung berpikir dan berbicara, ruangan berwarna oranye menyuarakan persahabatan dan kegembiraan, menambah kewaspadaan maka sering dipakai untuk seragam pekerja. Hubungan pada budaya lokal adalah merujuk pada gerakan agama Protestan (Irlandia), berhubungan dengan pembelajaran dan kekeluargaan (budaya Amerika pribumi), merujuk pada agama Hindu (India), warna nasional dari monarki (Belanda).

6. Hitam

Hitam diasosiasikan dengan malam dan kematian. Positifnya adalah kekuatan, kekuasaan, berat, kemewahan, elegan, formal, serius, bergengsi, kesunyian, misteri. Efek pada produk adalah pakaian berwarna hitam membuat seseorang terlihat kurus, warna hitam membuat warna lain terlihat lebih terang, pada terapi psikis, warna hitam memberi efek meningkatkan kepercayaan diri dan kekuatan, diasosiasikan dengan kerahasiaan. Hubungan pada budaya lokal adalah warna hitam untuk anak kecil laki-laki (Cina), diasosiasikan dengan karir, pengetahuan, kesedihan, penebusan dosa (Asia pada umumnya), pemberontak (Amerika, Eropa, kaum muda Jepang).


(34)

14

7. Putih

Putih diasosiasikan dengan sinar dan kemurnian. Positifnya adalah sempurna, pernikahan, bersih, kebajikan, kejujuran, sinar, kelembutan, suci, sederhana. Negatifnya adalah rapuh,terisolasi. Efek pada produk adalah pada budaya tertentu warna putih pada pakaian memberikan simbol keberuntungan dalam pernikahan, putih adalah warna penyeimbang yg sangat baik, manjur dalam mengobati rasa sakit kepala, sinar putih yang terang dapat membutakan mata, diasosiasikan dengan malaikat dan Tuhan. Hubungan pada budaya lokal adalah warna pemakaman (Jepang dan Cina), simbol menyerah (seluruh dunia), mengidentikkan dengan orang kulit putih/Kaukasian (Eropa, Amerika), mengundang kesedihan pada pernikahan (India).

8. Abu-abu

Abu-abu diasosiasikan dengan netral. Positifnya adalah seimbang, keamanan, masuk akal, klasik, sederhana, dewasa, intelek, keadilan. Negatifnya adalah kurang tanggung jawab, ketidakpastian, labil, tua, membosankan, cuaca buruk, kesedihan. Efek pada produk yaitu mempengaruhi kekuatan emosi, penyeimbang antara warna hitam dan putih, sebagai warna pendukung. Hubungan pada budaya lokal diasosiasikan dengan kesetiaan dan persahabatan (penduduk asli Amerika), menyimbolkan industri sebagai lawan dari hijau yang menyimbolkan lingkungan (Amerika), biasa dianggap sebagai simbol uang dan perak (seluruh dunia).


(35)

Gambar 2.2 Studi Warna Sumber : www.ilmudesign.com

2.4 Tipografi

Cara memilih dan mengelola huruf dalam desain grafis sudah menjadi

disiplin ilmu tersendiri, disebut Tipografi (Typography). Sejarah tipografi dapat

dikatakan seumur dengan sejarah seni mencetak buku. Tipografi berasal dari kata Yunani tupos (yang diguratkan) dan graphoo (tulisan). Dulu tipografi hanya diartikan sebagai ilmu cetak-mencetak. Orang yang memiliki keahlian mencetak disebut tipografer. Dalam perkembangannya, istilah tipografi lebih dikaitkan dengan gaya atau model huruf cetak. Bahkan saat ini pengertian tipografi sudah berkembang lebih luas lagi, yaitu mengarah pada disiplin ilmu yang mempelajari spesifikasi dan karakterisitik huruf, bagaimana mengolah dan memilih huruf untuk tujuan tertentu (Supriyono, 2010:19). Sebegitu pentingnya peran tipografi pada desain yang kita hasilkan, karena tipografi dapat menggambarkan pencitraan meskipun berupa tulisan. Jika tipografi suatu desain tidak mudah dibaca, sulit dimengerti dan tidak mampu menggambarkan apa yang diinginkan, maka desain tersebut akan digolongkan gagal. Agar desain yang kita buat tidak gagal maka harus memperhatikan hal-hal di bawah ini :


(36)

16

a. Kerning

Kerning adalah jarak antar huruf Kalau sudah bingung bagaimana membuat judul/kalimat tertentu menjadi lebih menarik, bisa dilakukan dengan mendempetkan kerning pada judul/kalimat tersebut. Namun harap di perhatikan, jangan sampai terlalu mendempetkan kerning karena hasilnya judul/tulisan akan susah terbaca dan terasa 'penuh'.

b. Pemilihan Font

Pemakaian jenis Font yang tepat dapat membantu desain menjadi lebih

menyatu dan lebih cepat mengkomunikasikan maksud dari desain. Misalnya,

pada desain brosur kecantikan, tidak mungkin menggunakan Font yang

'keras', berbentuk kaku dan tebal. Akan lebih tepat jika menggunakan Font

yang tipis dan luwes, sesuai dengan kepribadian target market yang di tuju, yaitu wanita.

c. Berat dan ukuran

Kita bisa memainkan berat (tebal tipis) dan ukuran (besar kecil) Font, untuk

memberikan emphasis (elemen mana yang akan di baca atau di tampilkan terlebih dahulu). Sehingga secara tidak langsung pembaca akan di tuntun sesuai dengan flow yang kita mau. Cara ini juga untuk mencegah pembaca pusing akan bagian mana yang seharusnya di lihat terlebih dahulu. Salah urutan dalam membaca akan mengakibatkan informasi yang kita sebarkan susah di mengerti.


(37)

d. Leading

Leading adalah jarak spasi antara kalimat atas dan bawah dalam satu paragraf. Biasanya elemen ini jarang di utak-atik oleh kebanyakan desainer, Padahal leading yang di atur dengan baik akan membuat pembaca tidak merasa lelah jika mereka membaca suatu artikel yang panjang. Jarak yang di hasilkan jika kita memainkan leading akan memberikan kesan ruang kosong

(whitespace). Yang tentu saja membuat mata tidak cepat lelah saat melihat teks yang begitu banyak.

e. Warna

Warna pada Font biasanya di sesuaikan dengan background. Jika

background berwarna (foto) maka lebih baik menggunakan 1 warna Font

yang netral (putih misalnya). Yang pasti harus menghasilkan kontras yang cukup, sehingga tetap nyaman di baca dan tidak 'menusuk' mata.

2.5 Layout

Menurut Tom Liney, prinsip layout yang baik adalah yang selalu memuat 5 prinsip utama dalam desain, yaitu proporsi, keseimbangan, kontras, irama dan kesatuan. Dalam penerapan perancangan ini desain layout menjadi landasan untuk dijadikan acuan dasar dalam memberikan tuntunan dalam mendesain layout. Untuk mengatur layout, di perlukan pengetahuan akan jenis-jenis layout (Kusrianto, 2007: 277).

Jenis-jenis layout pada media cetak, baik brosur, majalah, iklan maupun

pada buku meliputi Mondrian Layout, Multi Pane/ Layout, Picture Window


(38)

18

Layout, Sircu.s Layout, Jumble Layout, Grid Layout, Bleed Layout, Vertical Panel Layout, Alphabet Inspired Layout, Angular Layout, Informal Balance Layout, Brace Layout, Two Mortises Layout, Quadran Layout, Comic Script Layout, Rebus Layout.

2.5.1Mondrian Layout

Mengacu pada konsep seorang pelukis Belanda bernama Piet Mondrian,

yaitu penyajian iklan yang mengacu pada bentuk-bentuk square / landscape /

por/ai/, dimana masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian dan memuat gambar / copy yang saling berpadu sehingga membentuk suatu komposisi yang konseptual.

2.5.2Multi Pane/ Layout

Bentuk iklan dimana dalam satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa

tema visual dalam bentuk yang sama (square/double square semuanya).

2.5.3 Picture Window Layout

Tata letak iklan dimana produk yang diiklankan ditampilkan secara close up. Bisa dalam bentuk produknya itu sendiri atau juga bisa menggunakan model (public figure).

2.5.4 Copy Heavy Layout

Tata letaknya mengutamakan pada bentuk copy writing (naskah iklan) atau dengan kata lain komposisi layout-nya didominasi oleh penyaj ian teks (copy).

2.5.5 Frame Layout

Suatu tampilan iklan dimana border/bingkai/frame-nya membentuk suatu naratif (mempunyai cerita).


(39)

2.5.6 Shilhoutte Layout

Sajian iklan yang berupa gambar ilustrasi atau tehnik fotografi dimana hanya ditonjolkan bayangannya saja. Penyajian bisa berupa Text-Rap atau warna spot color yang berbentuk gambar ilustrasi atau pantulan sinar seadanya dengan tehnik fotografi.

2.5.7 Type Specimen Layout

Tata letak iklan yang hanya menekankan pada penampilan jenis huruf dengan point size yang besar Pada umumnya hanya berupa Head Line saja.

2.5.8 Sircu.s Layout

Penyajian iklan yang tata letaknya tidak mengacu pada ketentuan baku Komposisi gambar visualnya, bahkan kadang-kadang leksdan susunannya tidak beraturan.

2.5.9 Jumble Layout

Penyajian iklan yang merupakan kebalikan dari sircus layout, yaitu komposisi seberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur.

2.5.10 Grid Layout

Suatu tata letak iklan yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain iklan tersebut seolah-olah bagian per bagian (gambar atau leks) berada di dalam skala grid.

2.5.11 Bleed Layout

Sajian iklan dimana sekeliling bidang menggunakan frame (seolah-olah belum dipotong pinggirnya). Catatan: Bleed artinya belum dipotong menurut pascruis (utuh) kalau Trim sudah dipotong.


(40)

20

2.5.12 Vertical Panel Layout

Tata letaknya menghadirkan garis pemisah secara vertical dan membagi layout iklan tersebut.

2.5.13 Alphabet Inspired Layout

Tata letak iklan yang menekankan pada susunan huruf atau angka yang berurutan atau membentuk suatu kata dan diimprovisasikan sehingga menimbulkan kesan narasi (cerita).

2.5.14 Angular Layout

Penyajian iklan dengan susunan elemen visualnya membentuk sudut kemiringan, biasanya membentuk sudut antara 40-70 derajat.

2.5.15 Informal Balance Layout

Tata letak iklan yang tampilan elemen visualnya merupakan suatu perbandingan yang tidak seimbang,

2.5.16 Brace Layout

Unsur-unsur dalam tata letak iklan membentuk letter L (L-Shape). Posisi bentuk L nya bisa tebalik, dan dimuka bentuk L tersebut dibiarkan kosong.

2.5.17 Two Mortises Layout

Penyajian bentuk iklan yang penggarapannya menghadirkan dua inset

yang masing-masing memvisualkan secara diskriptif mengenai hasil

penggunaan/detail dari produk yang ditawarkan.

2.5.18 Quadran Layout

Bentuk tampilan iklan yang gambarnya dibagi menjadi empat bagian dengan volume/isi yang berbeda. Misalnya kotak pertama 45%, kedua 5%, ketiga


(41)

12%, dan keempat 38%. (mempunyai perbedaan yang menyolok apabila dibagi empat sama besar).

2.5.19 Comic Script Layout

Penyajian iklan yang dirancang secara kreatif sehingga merupakan bentuk media komik, lengkap dengan captions.

2.5.20 Rebus Layout

Susunan layout iklan yang menampilkan perpaduan gambar dan leks sehingga membentuk suatu cerita.

2.6 Profil Perusahaan

PT. Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengiriman barang antar pulau di Indonesia. Saat ini perusahaan tersebut

ditetapkan menjadi pioner perusahaan shipping lines di Indonesia. Bahkan

menjadi salah satu dari tiga perusahaan shipping lines terbaik di Indonesia. PT.

Salam Pacific Indonesia Linesme memiliki 28 cabang yang terbesar dari Medan sampai Merauke. Cabang paling banyak tersebar di wilayah Indonesia Timur seperti Papua, Merauke dan Sulawesi.

PT. Salam Pacific Indonesia Lines memiliki tiga cabang yakni untuk Fleet

Division terletak di Jalan Kalianak No. 51 F. Sedangkan untuk Commercial Division sendiri terletak di Jalan Perak Barat No. 9. Perusahaan shipping lines ini memiliki kantor pusat yang terletak di Jalan Karet No. 104 Surabaya, dengan nomor telpon (031) 3533989 dan website spil.co.id.


(42)

22

2.6.1 Sejarah Perusahaan

Perusahaan B2B ini berdiri pada tahun 1970 dan sebelumnya sempat beberapa kali berganti nama hingga diputuskan dengan nama PT. Salam Pacific Indonesia Lines.

2.6.2 Visi & Misi Perusahaan

1. Visi

Perusahaan pelayaran terbaik yang menggerakan perekonomian.

2. Misi

Memberikan solusi transportasi dengan jaringan terluas, didukung sumberdaya berkualitas untuk kepuasan pelanggan.

2.6.2 Nilai Budaya Perusahaan

PT. Salam Pacific Indonesia Lines sebagai perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang pelayaran dan melayani masyarakat diseluruh cabang yang tersebar di nusantara, berusaha untuk memberikan pelayanan jasa pengiriman barang yang terbaik dan melebihi standar harapan pelanggan. Dalam rangka menjaga agar tetap ada konsistensi dalam penyelenggaraan perusahaan yang baik manajemen SPIL bertekat untuk menumbuh kembangkan kebiasaan dan tata pergaulan profesional yang baik dan sekaligus mencerminkan jati diri SPIL yang dapat dibanggakan bersama menanamkan nilai-nilai budaya perusahaan sebagai berikut :


(43)

a. Integritas

Bertanggung jawab, jujur, terbuka terhadap kritik membangun dan berkeselarasan antara pemikiran, perkataan maupun perbuatan.

b. Orientasi Pelanggan

Memahami kebutuhan pelanggan dengan menyediakan solusi dan memberi pelayanan lebih dari yang diharapkan.

c. Kompetitif

Bekerja dengan perspektif efisiensi biaya dan perbaikan berkelanjutan untuk memberikan pelayanan berkualitas dengan harga bersaing.

d. Kerjasama Tim

Bekerja dengan menjalankan tugas untuk mencapai tujuan berdasarkan prinsip saling menghargai, mempercayai dan mendukung.

e. Visioner

Memiliki pandangan jauh ke depan dalam berpikir dan bertindak.

2.7 Media Promosi

Media promosi merupakan suatu alat untuk mengkomunikasikan suatu barang, jasa, produk, image perusahaan ataupun yang lain untuk dapat lebih dikenal masyarakat dengan jangkauan yang lebih luas. Dengan promosi, diharapkan seseorang bisa mengetahui, mengakui, memiliki dan mengikatkan diri pada suatu barang/jasa/produk/image/perusahaan. Bagian terpenting dari promosi adalah menentukan media dan desain yang akan digunakan. Media promosi yang usianya paling tua adalah media WOM atau word-of-mouth, media promosi dari mulut ke mulut.


(44)

24

Mempromosikan adalah melakukan suatu tindakan persuasif untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan yang merupakan koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi (Morissan,2010; 1 6),

Tak ada satu pun media yang sangat tepal, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, Artinya, jika kita hanya menggunakan satu media saja untuk mempromosikan produk kita, tentu saja efektivitasnya akan menjadi terbatas. Penyampaian pesan promosi dengan hanya menggunakan media tunggal sangat beresiko, karena karakter media tersebut membatasi penyampaiannya kepada target yang dituju, Namun, bukan berarti dengan begitu lantas penggunaan promosi pada seluruh media promosi yang tersedia juga dibenarkan. Pemilihan media-media promosi yang paling tepat juga harus dilaksanakan dengan selektif, dengan mempertimbangkan citra apa yang ingin disampaikan oleh yang bersangkutan.

2.8 Jenis-Jenis Media Promosi

Jenis-jenis media promosi dibagi dalam tiga lini besar, yaitu Above the line,

Below the line dan Ambient/A/terna/ive Media, seperti yang dijabarkan di bawah ini.

2.8.1 Above the line

Above the line adalah cara berpromosi dengan menggunakan mass media, seperti televisi, radio dan media-media cetak dalam jumlah besar. Saat ini internet sangat booming dan telah menjadi kultur baru di dalam masyarakat kita dan hal tersebut memberi kesempatan bagi insan periklanan untuk memanfaatkan


(45)

space-space iklan di search engine atau banner pada situs-situs yang dianggap sering dikunjungi netizen. Tipe komunikasi ini adalah termasuk dalam cara-cara konvensional yang telah banyak mengalami improve meskipun masih bersifat impersonal pada konsumen.

Strategi Above the line cocok bagi produk/jasa/perusahaan yang sifatnya umum, bisa diterima masyarakat luas, tidak memerlukan konsumen dengan spesifikasi yang terlalu rumit dan jumlahnya terlalu sedikit, karena hal itu hanya akan membuang uang dan waktu. Untuk produk yang membutuhkan pendekatan langsung dengan konsumen dapat menggunakan strategi Below the line yang bersentuhan langsung dengan konsumen. Sifat dari media Above the line merupakan media 'tak langsung' yang dimaksudkan untuk menjangkau konsumen yang sangat luas atau yang masih belum terdefinisi.

Di dalam Above the line juga terdapat iklan media cetak yang merupakan kumpulan berbagai media informasi yang dibuat dan disampaikan pada khalayak sasaran melalui bentuk-bentuk tulisan atau cetakan dan seringkali disertai gambar, sehingga dapat dilihat, dibaca dan dinikmati secara visual. Contoh : Majalah, Koran, Tabloid dan lainnya.


(46)

26

Gambar 2.3.1 Contoh Iklan Media Cetak Majalah Sumber : www.landrover.com

Kelebihan dari media cetak majalah adalah mampu menjangkau segmen pasar tertentu yang terspesialisasi, mampu mengangkat produk yang diiklankan sejajar dengan persepsi khalayak sasaran terhadap prestige majalah yang bersangkutan, merupakan media cetak dengan usia edar paling panjang karena biasanya disimpan selama bertahun-tahun sebagai referensi, kualitas visual majalah sangat prima, karena umumnya dicetak di atas kertas berkualitas tinggi dan format majalah memungkinkan pengembangan pekerjaan kreatif dengan memanfaatkan beberapa halaman sekaligus, sisipan dan dalam bentuk desain-desain unik lainnya.


(47)

2.8.2 Below the line

Below the line adalah segala aktivitas promosi yang dilakukan di tingkat konsumen dengan tujuan untuk merangkul konsumen supaya aware dengan barang, produk. jasa, image, perusahaan yang ingin disampaikan. Below the line dirasa lebih efektif dan efisien, baik secara dana maupun target pasarnya, karena tipe promosi Below the line lebih menekankan pada komunikasi inter-persona secara individu dan sifatnya juga lebih pribadi karena konsumen bersentuhan langsung secara lebih dekat dengan media promosinya maupun dengan produk yang ditawarkan. Pada beberapa kasus promosi penjualan produk yang konsumennya spesifik dan jumlahnya sedikit, Below the line adalah sarana yang lebih tepat untuk mempromosikannya.

Media promosi Below the line menggunakan cara-cara yang lebih out-of-the-box dibandingkan Above the line karena memang memungkinkan untuk dilakukan. Yang termasuk dalam media promosi Below the line adalah brosur, spanduk, poster dan sebagainya. Brosur adalah terbitan tidak berkala yang terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain dan selesai dalam sekali terbit. Berbeda dengan poster yang didesain untuk orang dapat mudah membaca meskipun hanya sekedar lewat, brosur dimaksudkan untuk dibaca secara khusus karena isinya mengandung suatu informasi tertentu. Pada beberapa jenis, brosur dimaksudkan agar orang menyimpannya untuk sewaktu-waktu dibaca kembali saat membutuhkan informasi.


(48)

28

Gambar 2.3.2 Contoh Brosur IKEA Sumber : www.ikea.com

Yang masih termasuk dalam keluarga brosur beberapa di antaranya adalah leaflet yang merupakan selembar kertas berisi informasi tertentu;umumnya

berjenis cetakan dua muka (front-behind) dalam lipatan-lipatan tertentu atau tidak

ada lipatan sama sekali dan dicetak di atas kertas berkualitas dalam desain yang menarik, lalu flyer yang merupakan sehelai kertas yang umumnya berjenis cetakan satu muka dengan kualitas kertas tak terlalu bagus dan terkesan ala kadarnya atau sering disebut selebaran dan terakhir adalah katalog, terdiri dari banyak halaman/lembar yang merupakan sarana yang sangat tepat untuk mempromosikan macam-macam jenis produk dengan jumlah banyak dan dengan penjelasan spesifikasi per-produk yang lebih mendetail.


(49)

2.8.3 Ambient/Alternative Media

Gambar 2.3.3 Contoh Iklan Ambient Media

Sumber : lbtoronto.typepad.com

Ambient Media merupakan salah satu bentuk new media dalam beriklan Ambient Media merupakan salah satu strategi beriklan yang tujuan utamanya adalah untuk membangkitkan feeling dan mood konsumen agar merasa nyaman dan suka ketika berinteraksi dengan produk atau layanan yang ditawarkan oleh produsen. Semangat yang dibawa oleh Ambient Media adalah memberikan memorable experience kepada konsumen.

Termasuk dalam ranah yang lebih unik dan kreatif, cara berpromosi seperti ini juga akan menjadi persepsi konsumen seolah-olah menunjukkan citra produk yang juga unik dan kreatif Dalam perkembangannya Ambient Afedia menjadi sebuah kegiatan Below the line yang terintegrasi dengan media.

2.9 Brand

Merek (brand) metupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang


(50)

30

atau jasa atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya (membedakan) dari barang atau jasa pesaing. Dengan demikian, sebuah merek adalah produk atau jasa penambah dimensi yang dengan cara tertentu mendifrensiasikannya dari produk atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Peranan merek mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen baik individu atau organisasi untuk menetapkan tanggung jawab pada pembuat atau distributor tertentu (Kotler & Keller, 2009: 332).

Menurut Lance & Woll (2006: 21) Brand bukan sekedar nama% melainkan pengalaman kolektif yang dialami orang dengan produk atau jasa. Begitu perusahaan mulai mempertipis nilainya, pada suatu pagi perusahaan akan bangun dengan sebuah nama yang tidak memiliki arti. Brand adalah hal terpenting yang harus dikelola manajemen. Brand bukan sesuatu yang dapat digenggam, sifatnya tidak konkret, tidak permanen, sangat dipengaruhi emosi. Namun, brand merupakan akumulasi dari apa yang telah perusahaan buat, lakukan, jual, layani, atau tunjukkan kepada dunia,

Landasan utama dalam membangun citra brand (branding) adalah janji

mengenai berbagai manfaat yang ditawarkan brand, yang secara naluriah ataupun lewat proses belajar dilekatkan customer pada brand. Isi janji ini, atau cara mengkomunikasikan janji ini, atau cara mempertahankan kesegaran dan relevansi janji ini adalah keluarbiasaan dari pemasaran dan periklanan. Citra brand merupakan pengetahuan yang sangat penting. Mempelajari cara menjual brand berdasarkan kekuatan citra brand, dan mempelajari cara mengelola kekuatan ini secara berkesinambungan agar selaras dengan sentimen dan perilaku customer.


(51)

Produk harus menyampaikan dan menguatkan citra yang tidak pernah mengecewakan customer terbaik dan customer prospektif.

Menurut Robert Landa dalam bukunya Designing Brand Experiences, faktor yang sangat berpengaruh pada kesuksesan suatu brand ialah adanya faktor pembeda. Perbedaan berarti brand tersebut tidak sama dengan yang lainnya, perbedaan dan spesialisasinya dapat dilihat dari bagaimana karakter visual dan identitasnya secara verbal. Moto yang harus dimiliki setiap desainer harusnya adalah menciptakan sesuatu yang unik dan berbeda namun tetap konsisten dengan visual. Menariknya, suatu brand tidak perlu menjadi yang terbaik, hanya perlu menjadi berbeda di benak konsumen. Perbedaan itu akan menjadi kelebihan brand tersebut (Landa, 2006:66).

Landa juga mengungkapkan bahwa tidak akan ada nilai lebih bagi suatu brand jika brand tersebut hanya mengikuti arus dan menjadi sama dengan yang lainnya. Jadilah unik dan berbeda, maka konsumen akan mengingatmu (Landa, 2006:32).

2.10 Brand Awareness

Brand covareness adalah bagian dari brand equity yang sangat penting bagi perusahaan karena kesadararan merek dapat berpengaruh secara langsung terhadap ekuitas merek. Apabila kesadaran konsumen terhadap merek rendah, maka dapat dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga akan rendah. Aaker (1991) (dalam Durianto,2001 mengatakan bahwa brand awareness sebagai gambaran keberadaan merek dalam pikiran konsumen yang dapat menjadi penentu dalam beberapa kategori, dan biasanya mempunyai peranan kunci dalam ekuitas merek


(52)

32

(Brand Equity). Peranan ini dapat dipahami dalam bentuk "bagaimana brand awareness menciptakan suatu nilai bagi suatu merek". Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah pertimbangan terhadap merek.

Gambar 2.4 Piramida Brand Awareness

Sumber : Aaker 1991

Dalam melakukan keputusan pembelian, konsumen akan menyeleksi merek-merek yang dikenal dalam suatu kelompok untuk dipertimbangkan, Merek dengan top of mind yang tinggi mempunyai nilai pertimbangan yang tinggi. Jika suatu merek tidak tersimpan dalam ingatan, merek tersebut tidak akan dipertimbangkan dalam benak konsumen. Dengan kata lain brand awareness memiliki pengaruh besar terhadap tingkat penjualan suatu produk. Menggunakan iklan adalah salah satu cara untuk membantu mengelola brand awareness. Suatu perusahaan tidak beriklan karena mereka memiliki banyak uang untuk dihambur-hamburkan. Perusahaan beriklan karena iklan adalah cara yang tepat untuk mengelola koneksi emosional dengan konsumen. Daryl Travis dalam bukunya Emotional Branding


(53)

menyatakan bahwa sebelum anda membuat mesin kasir berdenting, anda harus terlebih dulu membuat hati konsumen berdenting. Iklan dapat membantu anda menyegel brand promise dan mengingatkan konsumen akan hal tersebut (Travis, 2000: 169).


(54)

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Pada perancangan ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian, Metode penelitian kualitatif adalah metode untuk menyelidiki objek yang tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksak. Penelitian kualitatif juga bisa diartikan sebagai riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Penelitian kualitatif jauh lebih subyektif dari pada penelitian atau survei kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus.

Bogdan dan Taylor (1975) dalam buku Moleong (2004: 3) mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami (to understand) fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik beratkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji dari pada memerincinya menjadi variabel-variabel yang saling terkait. Harapannya ialah diperoleh pemahaman yang mendalam tentang fenomena untuk selanjutnya dihasilkan sebuah teori. Karena tujuannya berbeda dengan penelitian kuantitatif, maka prosedur perolehan data dan jenis penelitian kualitatif juga berbeda.


(55)

3.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian menentukan sekali dalam memperoleh informasi untuk menyampaikan kebenaran dari suatu penelitian, karena tempat merupakan instrumen pokok dalam suatu penelitian kualitatif. Tempat penelitian yang akan peneliti gunakan adalah event Job Fair dan perusahaan PT. Salam Pacific Indonesia Lines di Jl. Karet No 104, Surabaya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan pada perancangan ini yaitu dengan cara sebagai berikut :

3.3.1 Observasi

Kegiatan observasi meliputi pencatatan scara sistematis atas kejadian, perilaku, obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan untuk mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Salah satu peran pokok dalam melakukan observasi ialah menemukan interaksi yang kompleks dengan latar belakang social yang alami (Sarwono, 2007:100).

Pada metode ini, penulis melakukan pencatatan atau survey ke lapangan secara langsung kepada PT. Salam Pacific Indonesia Lines, mencari informasi dan mengamati situasi dari perusahaan.

3.3.2 Wawancara

Wawancara lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer) (Arikunto, 2002:132). Agar penulis mendapatkan data atau informasi yang tepat


(56)

36

tentang perusahaan atau informasi yang dibutuhkan, maka pada survey ini penulis mengadakan wawancara. Wawancara dilakukan dengan tidak terstruktur, dijawab dengan lebih bersifat non formal. Pada metode ini penulis melakukan wawancara langsung kepada Nike Hardyanti selaku Human Resources Development PT. Salam Pacific Indonesia Lines.

3.3.2 Dokumentasi

Dokumentasi ini dilakukan dengan cara mendokumentasikan display booth sebelumnya berupa foto, arsip, dan seluruh gambar-gambar objek penelitian serta bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah perancangan media komunikasi visual yang nantinya akan dicatat. Dokumentasi ini penting untuk memperdalam data penelitian.

3.3.2 Diskusi

Metode ini dilaksanakan melalui diskusi kelompok untuk memperoleh data dan informasi mengenai media komunikasi visual PT. Salam Pacific Indonesia Lines. Diskusi dilakukan dengan Nike Hardyanti selaku Human Resources Development PT. Salam Pacific Indonesia Lines, dilakukan forum diskusi ini dengan tujuan untuk menciptakan brainstorming dalam pembahasannya.

3.3.2 Studi Pustaka

Metode ini menggunakan literatur untuk data komparatif dalam menunjang semua data yang diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan untuk memperoleh teori-teori dan mempelajari peraturan yang berhubungan dengan penulisan ini dan menunjabng keabsahan data yang diperoleh di lapangan (Moleong, 2001:113). Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mencari referensi dalam pustaka yang


(57)

berkaitan dengan objek penelitian. Studi pustaka ini penting untuk mendukung data penelitian yang akan diimplementasikan kedalam perancangan media komunikasi visual.

Sesuai dengan teori diatas, penulis mencari data menggunakan literatur yang meliputi desain komunikasi visual yaitu meliputi buku-buku, kamus dan internet yang memberikan informasi tentang desain komunikasi visual, branding, dan media promosi untuk mendukung perancangan media komunikasi visual PT. Salam Pacific Indonesia Lines.

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja yang disarankan oleh data (Ismawati, 2009: 19)- Dalam penelitian dengan menggunakan metode kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian itu berlangsung. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, serta dokumentasi. Setelah itu data diolah secara sistematis. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif (Miles & Huberman,1984: 15).


(58)

38

Gambar 3.1 Skema Model Analisis Interaktif Sumber : Miles dan Humberman

Gambar 3.4 merupakan tahapan dalam menganalisa data dengan menggunakan model analisis interaktif :

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dokumentasi serta kepustakaan. Data kemudian disusun secara sistematis.

2. Reduksi data

Setelah data diperoleh, dilakukanlah reduksi data. Fungsi dari reduksi data ini adalah untuk memilih data yang relevan, memfokuskan data yang mengarah kepada pemecahan masalah dan mengkelompokkan data yang benar-benar dibutuhkan untuk proses perancangan. Hasil dari reduksi data ini berupa data yang lebih relevan dengan permasalahan dan memudahkan untuk menarik kesimpulan.

3. Penyajian data

Data yang sudah melalui proses reduksi data kemudian akan disajikan dalam bentuk tulisan atau kata-kata, gambar, grafik dan tabel. Tujuan dalam


(59)

penyajian data ini adalah untuk menggabungkan informasi yang telah diperoleh sehingga dapat menggambarkan keadaan yang terjadi. Penyajian data juga akan memudahkan penguasaan informasi dari hasil penelitian, serta menghindari adanya pemikiran serta pengambilan keputusan secara subjektif.

4. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dapat dilakukan selama proses penelitian berlangsung. Seperti halnya proses reduksi data, setelah memperoleh data yang cukup memadai maka selanjutnya dapat diarnbil kesitnpulan sementara, dan setelah data benar-benar lengkap maka diambil kesimpulan akhir.


(60)

40

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini difokuskan pada metode yang digunakan dalam perancangan karya, observasi data dan teknik pengolahannya dalam perancangan komunikasi visual PT. Salam Pacific Indonesia Lines berbasis budaya guna meningkatkan brand awareness.

4.1 Hasil dan Analisis data

Pada penelitian ini objek yang diteliti adalah perusahaan pelayaran yang dijadikan pembahasan utama sehingga dapat membantu dalam pembuatan analisa data dan menetapkan sintesis, sebagai dasar perancangan yang akan dilakukan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di kantor PT. Salam Pacific Indonesia Lines di jalan Karet, Surabaya pada tanggal 10 Juni

2016 kepada Ibu Nike selaku Human Resources Development, SPIL mengawali

usahanya pada tahun 1970 dengan berdirinya PT. Samudera Pacific, sebuah perusahaan ekspedisi kargo antar pulau. Pada tahun 1980, kapal pertama diakuisisi untuk menandai awal dari garis pelayaran nasional, yang kemudian diberi nama PT. Samudera Pacific Indah Raya (SPIR). Pada tahun 1984, perusahaan telah sepenuhnya mengakuisisi saham PT Salam Sejahtera, pindah kantor pusat dari Samarinda ke Surabaya, sehingga munculnya PT. Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL).


(61)

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan area cakupan yang lebih luas dan permintaan untuk lebih dapat diandalkan pengiriman antar pulau, SPIL pada tahun

1996 dari angkutan breakbulk cargo menjadi angkutan yang lebih efisien dengan

menggunakan kontener. Dan sampai saat ini SPIL memiliki fasilitas armada kapal sendiri yang telah dilengkapi dengan sertifikasi BKI yaitu ISM Code dan ISPS Code. Sebagai bentuk komitmen kecepatan pengiriman barang dilengkapi berbagai jenis alat berat untuk memastikan kelancaran pelaksanaan kegiatan operasional antara lain Reachstaker, Side Loader, Shore Crane, Barge Crane, Forklift dan Trailer. SPIL menjadi pelopor pengiriman Indonesia Timur dan sangat menjunjung tinggi motto dari SPIL Menghubungkan Kepulauan dengan 28 kantor yang berlokasi strategis di seluruh nusantara. Didukung oleh tim profesional yang kompeten, SPIL terus meningkatkan jaringannya untuk menyediakan layanan berkualitas tinggi.

Dalam menjalankan bisnisnya, SPIL bertekat bekerja dengan semangat untuk selalu menghasilkan pelayanan yang terbaik dalam memperlakukan pelanggannya dan tujuan kedepannya untuk menjadi solusi transportasi yang dapat menggerakan perekonomian dengan makna “Kami menggerakan perekonomian untuk masa depan yang lebih baik”. Untuk menjaga agar tetap ada konsistensi dalam penyelenggaraan perusahaan yang baik, SPIL bertekat menumbuh kembangkan kebiasaan dan tata pergaulan profesional yang baik dan sekaligus mencerminkan jati diri SPIL yang dapat di banggakan bersama. Usaha tersebut juga merupakan salah satu perwujudan dari kesungguhan hati keluarga perusahaan.


(62)

42

Manajemen SPIL juga bertekat untuk menyelenggarakan perusahaan dengan mengajak seluruh pihak anggota untuk peduli dengan kemajuan perusahaan agar tetap berkiprah secara bertanggung jawab. Keterbukaan dan partisipasi ini akan dijalankan melalui komitmen jajaran manajemen perusahaan dengan senantiasa membuka diri bagi semua masukan dan saran dari lingkungan internal dan eksternal. Dengan moto SPIL Conecting Island yang mempunyai nilai integritas, orientasi pelanggan, kompetitif, kerjasama tim, dan visioner diharapkan perusahaan bisa memberikan solusi transportasi dengan jaringan terluas didukung sumber daya berkualitas untuk kepuasan pelanggan dan memberikan pelayanan terbaik demi menggerakan perekonomian Indonesia. Semua ini akan dijalankan dengan tetap mengacu pada aspirasi untuk menciptakan nilai yang maksimal bagi kelangsungan perusahaan dan juga pastinya untuk bangsa dan negara Indonesia.

Setelah melakukan observasi dan wawancara perusahaan tersebut masih belum mengenal tentang pentingnya sebuah brand dan promosi dengan media komunikasi visual untuk meningkatkan citra maupun mengenalkan perusahaan kepada masyarakat. Harapan yang ingin dicapai SPIL adalah bagaimana merancang komunikasi visual yang sesuai dengan budaya yang dimiliki perusahaan agar masyarakat mengenal siapa SPIL dan mimpi kedepan dalam perusahaan pelayaran tersebut.

4.2 Segmentasi, Targeting dan Positioning (STP)

Agar mampu mendapatkan target sesuai yang disasar, diperlukan adanya penelitian atau riset yang mendukung hasil sesuai harapan. Populasi yang akan diambil adalah beberapa pelaku bisnis yaitu customer dari SPIL.


(63)

2. Segmentasi dan Targeting

Dalam perncangan media komunikasi visual PT. Salam Pacific Indonesia Lines, target audience yang disasar adalah:

a. Demografis

1) Jenis bidang usaha : Pengusaha dan Industri

2) Siklus aktifitas : Pengusaha, Berbisnis, Insustri

b. Geografis

1) Wilayah : Indonesia

2) Area : Bagian Kota Besar di Indonesia

c. Psikografis

1) Gaya hidup : Aktifitas padat selalu bekerja keras

2. Positioning

SPIL menempatkan posisinya sebagai perusahaan yang bergerak dibidang pelayaran pengiriman barang antar pulau di Indonesia. Saat ini perusahaan

tersebut ditetapkan menjadi pioner perusahaan shipping lines di Indonesia.

Bahkan menjadi salah satu dari tiga perusahaan shipping lines terbaik di Indonesia

yang memiliki 28 cabang terbesar dari Medan sampai Merauke.

4.3 Studi Kompetitor

Studi kompetitor menjelaskan kemiripan produk/jasa yang diangkat. SPIL merupakan perusahaan pelayaran pengiriman barang melalui kontainer maka dipilih lah MERATUS merupakan perusahaan sama dibidang pelayaran yang akan dianalisa sebagai kompetotor.


(64)

44

Meratus adalah perusahaan pelayaran Indonesia yang menyediakan solusi transportasi “point-to-point” dan sama-sama berpusat di Surabaya. Meratus mengoperasikan kapal-kapal peti kemas yang melayani berbagai rute yang menghubungkan pulau-pulau di Indonesia, termasuk kapal peti kemas dari Surabaya dengan tujuan Dili, Timor Leste. Dengan 27 rute pelayaran, dan dukungan armada kapal yang terdiri dari 57 unit kapal dan 40,000 box peti kemas, Meratus mampu memberikan jaringan pelayanan terintegrasi yang mencakup sebagian besar wilayah Indonesia.

Meratus mengoperasikan pula kapal multipurpose yang mampu memuat barang-barang proyek dan konstruksi yang membutuhkan kemampuan crane kapal yang lebih besar dan ruang muatan yang lebih panjang. Seluruh kapal Meratus berbendera Indonesia dan mampu berlayar di wilayah Asia Tenggara, sangat sesuai untuk kebutuhan pengangkutan barang proyek konstruksi dan proyek logistik di dalam wilayah Indonesia maupun di antara negara-negara anggota ASEAN. Meratus menerima kegiatan representasi/agency untuk kapal-kapal asing di Indonesia. Salah satu media komunikasi visual yang informatif dan efisien untuk melayani pelanggannya adalah situs website. Dari website pula ratusan pelanggan mengenal siapa Meratus dan harapan apa yang ingin dicapai oleh salah


(65)

Gambar 4.1 Website Meratus Sumber : www.meratus.com

Adapun salah satu visual dari media komunikasi yang dipromosikan oleh

Meratus yaitu berupa website, dalam visual tersebut terdapat gambaran point of

sell yang menjadikan cover utama web untuk menarik customer. Memiliki

berbagai informasi mulai dari latar belakang perusahaan hingga jadwal pelayanan

diharapkan cuctomer lebih mudah mendapatkan informasi mengenai Meratus.

Memiliki dominasi warna biru tua dan merah sebagai brand identitas perusahaan dan memiliki visual yang mengambarkan bahwa perusahaan tersebut bergerak dibidang pelayaran. Meratus memiliki posisi produk/jasa pelayaran yang hampir sama dengan SPIL, sama-sama diperusahaan pelayaran pengiriman barang antar pulau dengan target pengusaha/industri. Kelas sosial yang dituju pun tergolong kelas menengah ke atas yang memiliki rutinitas padat selalu bekerja keras.


(66)

46

Dari penjelasan studi kompetitor diatas yaitu Meratus kesimpulannya adalah salah satu visual media komunikasi yang dipromosikan oleh Meratus kebanyakan

hanya menggunakan via online, bahkan visual yang ditampilkan hanyalah

gambaran umum tentang perusahaan pelayaran. Sedikitnya promosi lewat media cetak yang dilakukan oleh Meratus maka, menjadi salah satu kesempatan besar

bagi SPIL untuk melakukan promosi langsung via offline disalah satu ajang

promosi yang sering kali diikuti yaitu event Job Fair. Dengan strategi promosi

yang tepat sasaran sesuai target diharapkan masyarakat akan lebih mengenal siapakah SPIL.

Kelebihan dan kekurangan MERATUS adalah sebagai berikut :

2 Kelebihan :

a. Memiliki komunikasi visual lebih terkonsep meskipun hanya gambaran

umum tentang perusahaan

b. Memiliki informasi lebih lengkap dalam webside yang ingin di

sampaikan pada khalayak maupun customer

c. Desain web yang jelas dan mudah dipahami

2 Kekurangan :

a. Media promosi yang dilakukan kebanyakan hanya memanfaatkan situs

website

b. Komposisi website kurang menarik dan terlalu penuh berbagai elemen

visual


(67)

4.4 Unique Selling Preposition (USP)

Penting bagi suatu produk/jasa untuk memiliki keunikan tersendiri di dalam sebuah persaingan bisnis. Hal tersebut dapat membedakan suatu produk dengan kompetitornya sehingga dapat memiliki kekuatan untuk menarik pasar. Dalam hal ini unique selling preposition yang dimiliki SPIL adalah Customer dapat langsung

memantau kondisi pengiriman barang sampai tempat tujuan melalui kode user

yang diberikan.

4.5 Keyword

Pemilihan kata kunci atau keyword dari perancangan komunikasi visual

SPIL ini dipilih dengan menggunakan dasar acuan terhadap analisis data yang

sudah dilakukan. Penentuan pengambilan keyword berdasarkan data yang sudah

terkumpul dari hasil wawancara, observasi, hasil STP dan Unique Selling

Preposition (USP).

Dari analisis tersebut dapat ditemukan beberapa kata kunci, yaitu SPIL sendiri, wawancara, observasi, STP dan USP. Untuk mengetahui penjabarannya


(68)

48

Gambar 4.2 Keyword


(69)

4.6 Deskripsi Konsep

Dari analisis keyword yang sudah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan

konsep untuk perancangan komunikasi visual PT. Salam Pacific Indonesia Lines

yaitu “Progressive” atau “menggerakan perekonomian untuk masa depan”.

Menggerakan itu sendiri maksudnya adalah tekat SPIL bekerja dengan semangat untuk selalu menghasilkan pelayanan yang terbaik dalam memperlakukan pelanggannya dan tujuan kedepannya untuk menjadi solusi transportasi yang dapat menggerakan perekonomian dengan makna “Kami menggerakan perekonomian untuk masa depan yang lebih baik”. Untuk menjaga agar tetap ada konsistensi dalam penyelenggaraan perusahaan yang baik, SPIL bertekat menumbuh kembangkan kebiasaan dan tata pergaulan profesional yang baik dan sekaligus mencerminkan jati diri SPIL memiliki nilai integritas, orientasi pelanggan, kompetitif, kerjasama tim, dan visioner yang dapat di banggakan bersama.

Dengan deskripsi konsep budaya perusahaan tersebut penulis dapat merancang komunikasi visual yang sesuai dengan target audiens yaitu seseorang

yang mudah menangkap informasi dan menerimanya, melalui gaya desain picture

window layout yaitu susunan layout iklan yang menampilkan perpaduan gambar

dan text sehingga membentuk suatu cerita. Konsep ini akan diimplementasikan

pada perancangan media komunikasi visual SPIL. Oleh karenanya keyword ini

juga sesuai dengan target dan segmentasi yang disasar oleh SPIL, yaitu Pengusaha dan Indutri, sangat menyukai sesuatu yang mudah dan jelas sehingga tidak dirasa


(70)

50

sulit dalam menerima informasi yang disampaikan melalui media komunikasi visual SPIL.

4.7 Konsep Perancangan

Gambar 4.3Alur Perancangan


(71)

4.8 Perancangan Kreatif 4.8.1 Tujuan Kreatif

Untuk membuat perancangan komunikasi visual SPIL yang dapat

menciptakan brand awareness pada audiens, dibutuhkan sebuah konsep yang

matang dan terstruktur yang baik sehingga menghasilkan hasil yang tepat sasaran.

Dengan menggunakan keyword Progressive”, diharapkan dapat dijadikan

acuan dalam membuat visualisasi dan dapat menyampaikan maksud dan tujuan yang sesuai dengan perancangan komunikasi visual SPIL, karena mengusung konsep yang berbeda dengan pesaing lainnya produk/jasa SPIL dapat

meningkatkan awareness audiens.

4.8.2 Strategi Kreatif 1. Tipografi

Jenis tipografi yang sesuai dengan konsep yang digunakan adalah tipografi

Sans Serif, jenis huruf Serif adalah huruf yang memiliki garis-garis kecil yang

berdiri horizontal pada badan huruf. Garis-garis kecil ini biasa disebut juga counterstroke. Counterstroke inilah yang membuat jenis huruf serif lebih mudah dibaca karena garis tersebut membantu menuntun mata pembaca melalui suatu

garis teks. Sangat cocok digunakan untuk teks content atau isi. Font jenis sans

serif ini biasa diaplikasikan untuk media baik offline ataupun online, sehingga


(72)

52

Tipografi yang dipilih adalah Font Neris yang berkarakter tebal dan unik

namun terlihat modern dan mengarah pada teknologi, sesuai dengan konsep pada judul konten.

Gambar 4.4 Font Neris

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

2. Warna

Warna merupakan unsur desain yang sangat mempengaruhi kesan/imej kepada audiens. Pemilihan warna pada perancangan komunikasi visual yang

sudah ditentukan berdasarkan keyword terpilih yaitu Progressive. Dalam

penjabarannya progressive merupakan unsur sebuah pertumbuhan untuk

pencapaian yang di lambangkan dengan warna hijau. Sedangkan warna yang memiliki unsur bersungguh-sungguh/semangat dilambangkan dengan warna merah. Dan warna putih sebagai kombinasi warna penyeimbang yang baik. Dari warna tersebut dikombinasikan menjadi elemen komunikasi visual SPIL sebagai perusahaan yang mengarah pada kemajuan/progresif.


(73)

Gambar 4.5Pilihan Warna Progressive Sumber: Eiseman, L. 2000

4.9 Perancangan Media

Perancangan media adalah proses pengarahan pesan dari iklan ke khalayak sasaran pada tempat dan waktu yang tepat sesuai dengan sasaran segmentasi serta media yang memadai dan tepat untuk mendukung kegiatan promosi.

4.9.1Tujuan Media

Menurut Syaiful Bahri Djamarah media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan. Sebuah produk atau merk biasanya memiliki suatu sistem tertentu yang membentuk tujuan dari suatu pemesaran yang dilakukan dan tujuan itu harus berkontribusi pada tujuan promosi.

Tujuan media pada perancangan ini adalah memperkenalkan kepada

khalayak mengenai SPIL dan menciptakan awareness audiens, berdasarkan

tingkatan piramida awareness, yaitu dari level unaware, yaitu suatu kondisi

dimana konsumen sama sekali belum mengetahui tentang eksistensi produk


(1)

65

informasi dan desain ilustrasi yang sama seperti desain media yang lainnya, untuk menjaga kekonsistensian desain.

e. Id Card

Gambar 4.16 Implementasi Desain Id Card Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Id card SPIL didesain simpel dengan full warna hijau dan sedikit visual warna merah sebagai elemen estetis. Dicetak dengan bahan kertas PVC laminasi doff menggunakan ukuran 8.5cm x 5.5cm. Sebagai alat promosi keluar apabila karyawan berkunjung ke perusahaan lain. Dengan memakai Id card perusahaan lain akan mudah mengenal perusahaan kita. Menggunakan warna desain yang sama seperti desain media yang lainnya, untuk menjaga kekonsistensian desain.


(2)

f. Merchandise

Gambar 4.17 Implementasi Desain Merchandise Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Desain yang dituangkan dalam Merchandise yaitu dengan gaya jumbel layout, sehingga desain sangat menjadi ciri khas SPIL yaitu desain yang ringan dan cerah. Adanya merchandise ini digunakan untuk mendukung promosi SPIL pada event Job Fair lainnya untuk menciptakan imej pada konsumen. Merchandise diberikan kepada customer sebagai loyalti perusahaan kepada para pelanggannya. Merchandise yang gunakan adalah miniatur traler yang memuat kontainer SPIL.


(3)

67

g. Iklan Majalah

Gambar 4.18 Implementasi Desain Iklan Majalah Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Didesain dengan menggunakan picture window layout yaitu menampilkan visual yang mendominasi hampir keseluruhan desain dengan elemen lain sebagai pelengkap berisi tentang informasi mengenai SPIL yang di iklankan di berbagai majalah bisnis dan salah satu nya adalah majalah SWA. Ini akan memberikan prestise dan juga kredibilitas perusahaan kepada audiens. Hal ini sangat penting untuk brosur tidak hanya memiliki “konsep”, akan tetapi juga memiliki konten informasi, sebuah konten informasi yang dirancang dengan baik sangatlah penting bagi setiap perusahaan, yaitu salah satu langkah pertama untuk memulai kampanye promosi/iklan.


(4)

68 5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari perancangan komunikasi visual berbasis budaya guna meningkatkan brand awareness ini adalah :

1. Gagasan perancangan komunikasi visual SPIL ini yaitu sejak perusahaan tersebut berdidiri, belum memiliki media komunikasi visual yang memandai untuk mendukung promosi atau mengenalkan perusahaan kepada masyarakat. Salah satu kegiatan promosi untuk mengenalkan perusahaan kepada masyarakat selama ini adalah dengan keikut sertaan ajang promosi di

event Job Fair. Sehingga diperlukannya media komunikasi secara visual

melalui media promosi.

2. Konsep desain dalam perancangan ini adalah “Progressive” atau “menggerakan perekonomian untuk masa depan” didefinisikan sesuatu hal yang mengacu pada visual yang mengarah ke masa depan dengan menjaga nilai budaya dimiliki oleh perusahaan. Harapan kedepan melalui konsep perancangan ini masyarakat maupun customer lebih mengenal SPIL dan semua mimpi yang di harapkan salah satu perusahaan shipping lines terbaik untuk memajukan perekonomian Indonesia.


(5)

69

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran yang dapat diberikan adalah

sebagai berikut :

1. Pihak SPIL diharapkan mampu melakukan kegiatan promosi dengan baik melalui perancangkan media komunikasi visual berbasis budaya perusahaan.

2. Mempertahankan keunikan dengan konsep budaya yang melatar belakangi kemajuan SPIL dalam setiap perancangan media komunikasi yang telah dirancang, guna menghindari adanya anggapan negative dari publik yang tidak perlu karena banyaknya pesaing yang secara langsung bisa menggeser konsistensi perusahaan.


(6)

70 North Light Books.

Holtzschue, M. 2000. Understanding color. San Fransisco: Clarett Publisher. Kotler, P., & Keller, K. L. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1. Jakarta:

PT. Index.

Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi. Lance, S, , & Well, J. 2006. The Little Blue Book Of Advertising. Jakarta: PT.

Bhuana 11mu Populer.

Landa, R. 2006. Designing Brand Experiences. New York: Thomson Delmar

Learning.

Morissan, M. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Prenada Media Group.

Moleong, L. J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Moriarty, S. d. 2009. Advertising. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Ruslan, R. 2004. Metode Penelitian Public Relation. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Sanvono, J., & Lubis, H. 2007. Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual Yogyakarta: Andi.

Supriyono, R. 2010. Desain Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Travis, D. 2000. Emotional Branding. California: Prima Venture Sumber Jurnal :

Achmad Syaiful Amirudin. Perancangan Media Komunikasi Visual Sebagai Sarana Promosi Perumahan Vila Esperanza Di Semarang

Sumber Internet