berat, awalnya 75 mg sehari. Hipertensi dosis awal 12,5 mg sehari jika perlu tingkatkan sampai 25 mg sehari. Usia lanjut dosis awal 12,5 mg sehari mungkin
cukup. Dollery, 1999. 2.2.5 Farmakologi
Senyawa sulfamoyl ini diturunkan dari klorthiazida yang dikembangkan dari sulfanilamida. Bekerja dibagian muka tubulu distal, efek diuretisnya lebih ringan
dari diuretika lengkungan tetapi bertahan lebih lama, 6-12 jam. Daya hipotensifnya lebih kuat pada jangka panjang, maka banyak digunakan sebgai
pilihan pertama untuk hipertensi ringan sampai sedang. Sering kali pada kasus yang lebih berat dikombinasikan dengan obat-obat lain untuk memperkuat
efeknya, khususnya beta-blockers. Efek optimal ditetapkan pada dosis 12,5 mg, dan dosis di atasnya tidak akan memperoleh penurunan tensi lagikurva dosis efek
datar. Zat induknya klorthiazida berkhasiat 10 kali lebih lemah, maka kini tidak digunakan lagi Tjay dan Kirana, 2002.
2.3 Teori Spektrofotometri
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitans atau serapan suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Alat ini terdiri dari spektrometer
yang menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer sebagai alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
diabsorpsi Khopkar, 1990; Day and Underwood, 1981.
Universitas Sumatera Utara
Unsur-unsur terpenting suatu spektrofotometer ditunjukkan dalam gambar berikut Khopkar, 1990; Day, 2002:
Gambar 1. Diagram Blok Spektrofotometer UV-VIS a.
Sumber cahaya Sumber energi radiasi yang biasa untuk daerah ultraviolet dan daerah cahaya
tampak adalah sebuah lampu wolfram ataupun lampu tabung discas hidrogen atau deutrium.
b. Monokromator
Monokromator berfungsi mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya yang monokromatis. Alatnya dapat berupa berupa prisma atau kisi difraksi.
c. Sel
Sel yang digunakan untuk daerah tampak terbuat dari kaca sedang untuk daerah ultraviolet digunakan sel kuarsa atau kaca silika. Sel tampak dan
ultraviolet yang khas mempunyai panjang lintasan 1 cm, namun tersedia juga sel dengan ketebalan kurang dari 1 milimeter, sampai 10 cm bahkan lebih
d. Detektor
Universitas Sumatera Utara
Peranan detektor adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor yang paling sederhana digunakan ialah tabung
foto. e.
Recorder Recorder digunakan sebagai perekam absorbansi yang dihasilkan dari
pengukuran. Radiasi ultraviolet dan sinar tampak diabsorpsi oleh molekul organik
aromatik, molekul yang mengandung elektron- π terkonyugasi dan atau atom
yang mengandung elektron-n, menyebabkan transisi elektron di orbital terluarnya dari tingkat energi elektron dasar ke tingkat energi elektron
tereksitasi lebih tinggi. Besarnya serapan radiasi tersebut sebanding dengan banyaknya molekul analit yang mengabsorpsi sehingga dapat digunakan untuk
analisis kuantitatif Satiadarma, 2004. Bagian molekul yang bertanggungjawab terhadap penyerapan cahaya
disebut kromofor, dan terdiri atas ikatan rangkap dua atau rangkap tiga, terutama jika ikatan rangkap tersebut terkonjugasiikatan rangkap dan ikatan tunggal pada
strukturnya berselang-seling. Semakin panjang ikatan rangkap dua atau rangkap tiga terkonjugasi di dalam molekul, molekul tersebut akan semakin mudah
menyerap cahaya. Jika kromofornya lebih luas, molekul akan tereksitasi oleh cahaya berenergi rendah, hingga kromofornya sangat luas, energi yang berasal
dari cahaya tampak cukup kuat untuk mengeksitasi elektron kromofor dan senyawa tersebut akan menyerap cahaya tampak Cairns,D., 2008.
Panjang gelombang pada saat λ
max
terjadi akan berupa suatu tetapan untuk setian senyawa, tapi kebanyakan tetapan di dalam ilmu sains,
λ
max
dapat
Universitas Sumatera Utara
mengalami perubahan. Hal ini terjadi karena adanya geseran pada λ
max
, contohnya, ketika suatu senyawa mengalami ionisasi Cairns,D., 2008.
Geseran λ
max
menuju panjang gelombang yang lebih panjang dikenal sebagai geseran batokromik atau geseran merah. Geseran ini biasanya terjadi
karena kerja ausokrom. Ausokrom adalah gugus fungsi yang menempel pada kromofor yang tidak menyerap energi cahayanya sendiri, tetapi memengaruhi
panjang gelombang cahaya yang diserap kromofor. Contoh auksokrom di antaranya adalah gugus-NH
2
, -OH, -SH. Gugus-gugus fungsi ini mempunyai pasangan electron sunyi yang dapat berinteraksi dengan electron π pada kromofor
dan memungkinkan terjadinya penyerapan cahaya yang memiliki panjang gelombang yang lebih panjang Cairns,D., 2008.
Geseran λ
max
menuju panjang gelombang yang lebih pendek disebut dengan efek hipsokromik atau geseran biru, dan biasanya terjadi jika senyawa
dengan ausokrom basa terion, dan pasngan electron sunyi tidak lagi dapat berinteraksi dengan electron-elektron kromofor. Efek batokromik dan
hipsokromik jarang terlihat dalanm isolasi. Efek batokromik biasanya terkait dengan adanya peningkatan intensitas cahaya yang diserap disebut efek
hiperkromik, sedangkan efek hipsokromik biasanya terjadi dengan adanya penurunan intensitas serapan disebut efek hipokromik Cairns,D., 2008
Analisis kuantitatif dengan metode spektrofotometri UV-Vis dapat digolongkan atas tiga macam pelaksanaan pekerjaan yaitu, 1 analisis zat tunggal
atau analisis satu komponen, 2 analisis kuantitatif campuran dua komponen zat, 3 analisis kuantitatif campuran tiga macam zat atau lebihanalisis multi
komponen.
Universitas Sumatera Utara
Bila diinginkan pengukuran dua buah senyawa secara bersama-sama secara spektrofotometri, maka dapat dilakukan pada 2 panjang gelombang yang
mana masing-masing komponen saling mengganggu. Dua buah kromofor yang berbeda akan mampunyai kekuatan absorpsi cahaya yang baebeda pula pada satu
daerah panjang gelombang. Pengukuran dilakukan pada masing-masing larutan pada 2 panjang gelombang, sehingga diperoleh dua persamaan hubungan antara
absorbansi dengan konsentrasi pada dua panjang gelombang, akibatnya konsentrasi masing-masing komponen dapat dihitung Rohman, 2007
Menurut hukum Lambert, serapan A berbanding lurus dengan ketebalan lapisan b yang disinari :
A = k.b Keterangan A = serapan
b = ketebalan lapisan. Dengan bertambahnya ketebalan lapisan, serapan akan bertambah.
Menurut Hukum Beer, yang hanya berlaku untuk cahaya monokromatis dan larutan yang sangat encer, serapan A dan konsentrasi c adalah :
A = k.c Keterangan A = serapan
c = konsentrasi Jika konsentrasi bertambah, jumlah molekul yang dilalui berkas sinar akan
bertambah, sehingga serapan juga bertambah. Kedua persamaan ini digabungkan dalam hukum Lambert-Beer, maka diperoleh bahwa serapan berbanding lurus
dengan konsentrasi dan ketebalan lapisan: A = k.c.b
Universitas Sumatera Utara
Umumnya digunakan dua satuan c konsentrasi zat yang menyerap yang berlainan, yaitu gram per liter atau mol per liter. Nilai tetapan k dalam hukum
Lambert-Beer tergantung pada sistem konsentrasi mana yang digunakan. Bila c dalam gram perliter, tetapan disebut dengan absorptivitas a dan bila dalam mol
per liter tetapan tersebut adalah absortivitas molar Є. Jadi dalam sistem
dikombinasikan, hukum Lambert-Beer dapat mempunyai dua bentuk: A = a.b.c gliter atau A =
Є . b. C molliter Penandaan lain untuk a adalah ekstingsi spesifik, koefisien ekstingsi, dan
indeks absorbansi, sedangkan Є
adalah koefisien ekstingsi molar Day and Underwood, 1999; Rohman, 2007.
Pada spektrofotometri sinar tampak, pengamatan mata terhadap warna timbul dari penyerapan selektif panjang gelombang tertentu dari sinar masuk oleh
objek yang berwarna Vogel, 1994. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan
spektrofotometri ultraviolet dan cahaya tampak terutama untuk senyawa yang tidak berwarna yang akan dianalisis yaitu :
1. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis
Cara yang digunakan adalah dengan merubahnya menjadi senyawa lain atau direaksikan dengan pereaksi tertentu sehingga dapat menyerap sinar UV-Vis.
2. Waktu kerja operating time
Tujuannya ialah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Waktu kerja ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran
dengan absorbansi larutan.
Universitas Sumatera Utara
3. Pemilihan panjang gelombang
Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal.
4. Pembuatan kurva baku
Dilakukan dengan membuat seri larutan baku dalam berbagai konsentrasi kemudian absorbansi tiap konsentrasi diukur lalu dibuat kurva yang
merupakan hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi. 5.
Pembacaan absorbansi sampel Absorbansi yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2 sampai
0,6.
2.4 Titrasi dengan Kalium Iodat