PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY EXPENDITURE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE, DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(1)

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY EXPENDITURE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE, DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Yang Termasuk Daftar Corporate Governance Perception Index (CGPI) Periode 2010-2014) THE INFLUENCE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY EXPENDITURE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE,

AND CORPORATE GOVERNANCE ON THE FIRM VALUE

(Emperical Study on Firm that Include on Company that Listed in Corporate Governance Perception Index (CGPI) Period 2010-2014)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammdiyah Yogyakarta

Oleh

FAUZIAH AFANDANI 20130420370

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY EXPENDITURE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE, DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Yang Termasuk Daftar Corporate Governance Perception Index (CGPI) Periode 2010-2014) THE INFLUENCE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY EXPENDITURE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE,

AND CORPORATE GOVERNANCE ON THE FIRM VALUE

(Emperical Study on Firm that Include on Company that Listed in Corporate Governance Perception Index (CGPI) Period 2010-2014)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammdiyah Yogyakarta

Oleh

FAUZIAH AFANDANI 20130420370

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Fauziah Afandani

Nomor mahasiswa : 20130420370

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY EXPENDITURE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE, DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Yang Termasuk Daftar Corporate Governance Perception Index (CGPI) Periode 2014-2010)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pegetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 17 Desember 2016

Fauziah Afandani 20130420370


(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: shodaqoh jariahnya, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakan kedua orang tuanga.”

(HR Bukhori dan Muslim)

“Barang siapa ang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”

(HR Muslim)

Lakukan segala kegiatan dengan ikhlas maka Allah akan membalas apa yang telah kamu kerjakan 

SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK:  Ayah dan Ibu tercinta

“Ya Allah lindunglah selalu kedua orang tuaku, semoga kelak aku dapat menjadi orang yang membanggakan dan

membahagiakan ke dua orang tuaku”  Kakak dan adikku tersayang

 Keluarga, saudara, dan sahabat


(5)

Persembahan

Dengan selesainya jenjang S1 ini, Danik mengucapkan terima kasih banyak kepada:

 Allah SWT, karena hanya itis izin dan karuniaNyalah maka skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji Syukur yang tak terhingga pada Allah SWT penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala do’a.

 Ibu Harjanti Widiastuti selaku pembimbing skripsi yang selalu memberikan masukan, meluangkan waktu untuk bimbingan, memberikan semangat, dan selalu mendo’akan untuk mahasiswa bimbingannya.

 My Superhero, ayah taufik dan ibu windarwati yang selalu memberikan semangat, senantiasa mendo’akan, mendampingi, dan memberikan masukan kepada Danik.

 Kepada Eyang Tuyadi dan Eyang Wartinah, yang selalu memberikan semangat serta do’a kepada Danik, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

 Saudaraku tercinta, mbak Dhila, Dek Imad, Dek Ida, dan Dek Fia yang selalu memberikan semangat, memahami kondisi Danik, selalu menghibur, tidak lupa selalu mendo’akan Danik untuk dapat menyelesaiikan penulisan skripsi ini.

 Keluarga besar trah Tuyadi, yang selalu memberikan semangat dan do’a kepada Danik untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

 Keluarga besar trah Bani Hadi Azhar, yang senantiasa mendo’akan untuk Danik dalam menyelesaikan studi S1.

 Teman-Temanku Fitriana Kahareningtyas, Nia Egi Ramadhani, Ranitasari Suryaningsih, dan Farwa Rachmawati, yang selalu memberikan semganat, memberikan masukan, mendengarkan


(6)

keluh kesah, memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini kepada Danik, dan terima kasih atas kebersamaan kita selama menempuh pendidikan S1 di kampus ini.

 Zukhrofa Rizkiana Ramadhani, yang selalu memberikan semangat kepada Danik.

 Ditya Nur Ramadhan, yang selalu meluangkan waktu menemai saat penyusunan skripsi ini, memberikan semangat, selalu sabar mendampingi, dan senantiasa mendo’akan untuk Danik.

 Adinda Yuka Anandra, Ana Rosita Sari, Astasari Zulfi, Mely Kusuma, Dessy Pratiwi, Fadilia Kencana, dan Novita Choirunnisa, yang memberikan dukungan dan masukan kepada Danik.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

INTISARI ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Landasan Teori ... 11

1. Teori Stakeholders ... 11

2. Teori Legitimasi ... 12

3. Teori Agency ... 13

4. Teori Signalling ... 14

5. CSR Expenditure dan CSR Disclosure ... 15

6. Corporate Governance ... 18

B. Hasil Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis ... 20


(8)

BAB III METODE PENELITIAN... 25

A. Populasi dan Sampel ... 26

B. Jenis Data ... 26

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 26

D. Metode Pengumpulan Data ... 27

E. Definisi Operasional Variabel Penlitian ... 27

F. Metode Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 37

B. Uji Kualitas Data ... 38

C. Uji Asumsi Klasik ... 40

D. Uji Hipotesis ... 43

E. Pembahasan ... 47

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 52

A. Simpulan ... 52

B. Saran ... 52

C. Keterbatasan Penelitian ... 53 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

4.1. Ringkasan Proses Pemelihan Sampel... 37

4.2. Statistik Deskriptif ... 38

4.3. Hasil Uji Normalitas ... 40

4.4. Hasil Uji Autokorelasi... 41

4.5. Hasil Uji Multikolinearitas ... 42

4.6. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 43


(10)

DAFTAR GAMBAR


(11)

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY EXPENDITURE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE, DAN CORPORATE

GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN THE INFLUENCE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY EXPENDITURE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE,

AND CORPORATE GOVERNANCE ON THE FIRM VALUE

Diajukan Oleh FAUZIAH AFANDANI

20130420370

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan didepan

Dewan Penguji Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Tanggal 17 Desember 2016 Yang terdiri dari

Dr. Harjanti Widiastuti, M.Si., Ak., CA. Ketua Tim Penguji

Andan Yunianto, S.E., M.Sc. Anggota Tim Penguji

Wahyu Manuhara Putra, S.E., M.Si. Anggota Tim Penguji

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si. NIK : 19660604199202 143 016


(12)

ABSTRACT

The aims of this research are to know : (1) The influence positive of corporate social responsibility expenditure to firm value, (2) The influence positive of corporate social responsibility disclosure to firm value, and (3) The influence positive of corporate governance to firm value.

The research sample is on firm that include on company that listed corporate in Corporate Governance Perception Index (CGPI) periode 2010-2014 by using menthod of purposive samping. There are 75 company samplein 2010-2014 which cterion as the research sample. The analysis method of this research is multiple linear regression analysis.

The result of research show that the effect of corporate social responsibility disclosure on firm value was positive significant. But, corporate social responsibility expenditure and corporate governance on firm value was not positive significant. Keyword: Firm Value, Corporate Social Responsibility Expenditure, Corporate Social Responsibily Disclosure, and Corporate Governance


(13)

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh positif corporate social responsibility expenditure terhadap nilai perusahaan, (2) Pengaruh positif corporate social responsibility disclosure terhadap nilai perusahaan, dan (3) Pengaruh positif corporate governance terhadap nilai perushaaan.

Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam daftar CGPI pada periode 2010-2014 dengan menggunakan metode purposive sampling. Terdapat 75 sampel perusahaan selama tahun 2010-2014 yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian. Metode analisis pada penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda .

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif dari corporate social responsibility disclosure terhadap nilai perusahaan. Namun corporate social responsibility expenditure dan corporate governance tidak memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci: Nilai Perusahaan, Corporate Social Responsibility Expenditure, Corporate Social Responsibility Disclosure, dan Corporate Governance


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nilai perusahaan merupakan tanggapan secara langsung dari para investor terhadap perusahaan yang direpresentasi dengan harga saham. Naik turunnya harga saham di pasar modal menjadi fenomena yang menarik untuk dibicarakan berkaitan dengan isu naik turunnya nilai perusahaan. Harga-harga saham turun karena adanya sentimen data terbaru tentang manufaktur dari Tiongkok, Amerika Serikat, dan Eropa. Indeks MSCI Asia Pasifik turun 1,2 persen menjelang pertengahan perdagangan, indeks turun 4 persen karena para investor terus melepaskan saham di pasar negara berkembang (Kompas, 2 September 2015). Kondisi tersebut, secara tidak langsung mempengaruhi nilai perusahaan, karena nilai perusahaan dilihat dari kemakmuran para pemegang saham yang diukur melalui harga saham di pasar modal.

Nilai perusahaan itu sendiri keadaan yang telah dicapai oleh perusahaan sebagai tanda dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut. Nilai perusahaan menjadi konsep penting bagi para investor, karena digunakan sebagai indikator bagi pasar untuk menilai perusahaan secara keseluruhan (Adhitya, dkk, 2016). Nilai perusahaan tinggi menjadi prestasi untuk pemilik perusahaan, karena dapat memberikan kemakmuran serta kesejahteraan bagi para pemegang saham. Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi kemakmuran bagi para


(15)

pemegang saham sehingga nilai perusahaan juga akan meningkat. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya terhadap kinerja perusahaan baik saat ini maupun prospek di masa depan.

Nilai perusahaan dapat dihitung melalui berbagai aspek, diantaranya adalah melalui nilai buku dan nilai pasar. Namun pengukuran nilai perusahaan yang didasarkan melalui nilai buku dan nilai pasar ekuitas kurang representatif (Hariati dan Rihatningtyas, 2015). Nilai perusahaan, melalui pendekatan harga saham, dapat diukur dengan rasio Tobin’s Q. Rasio Tobin’s Q digunakan untuk pengukuran nilai perusahaan dengan menggabungkan nilai buku dan nilai pasar. Rasio Tobin’s Q merupakan pengukuran yang lebih teliti sehingga berguna untuk pengambilan keputusan investasi.

Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi naik turunnya nilai perusahaan, salah satunya Corporate Social Responsibility (CSR) atau tangggung jawab sosial perusahaan. Saat ini CSR tidak berpedoman pada single bottom line, tetapi harus berpedoman pada triple bottom line (Nurlela dan Islahuddin, 2008). Tripel bottom line yaitu profit (keuntungan), people (sosial), dan planet (lingkungan). Keberlanjutan perusahaan akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan. Dengan adanya keseimbangan antara keuntungan, masyarakat dan lingkungan diharapkan dapat meningkatkan daya tarik investor sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan karena pertambahan penanaman modal/dana yang dilakukan oleh investor.


(16)

CSR sendiri sudah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia. Perusahaan-perusahaan di Indonesia sudah banyak yang melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Di Indonesia, CSR telah diwajibkan oleh hukum. Undang-undang yang mengatur praktik CSR terdapat dalam Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) yang disahkan pada tanggal 20 Juli 2007. Pasal 74 UU PT menyatakan: (1) Tanggung Jawab Sosial dan Lingungan (TJSL) ini wajib untuk perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam (2) TJSL merupakan kewajiban perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran (3) Perseroan yang tidak melaksanakn TJSL akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan (www.hukumonline.com). Dengan adanya peraturan tersebut, perusahaan, khususnya perseroan terbatas, harus melaksanakan tanggung jawab sosial kepada lingkungan dan masyarakat.

Praktik CSR di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No.40 Tahun 2007 dan ISO 26000 Guidance Standard on Social Responsibility. ISO 26000 merupakan petunjuk perilaku tanggung jawab sosial bagi setiap perusahaan yang berguna untuk pembangunan berkelanjutan. ISO 26000 yang telah dipublikasi diakhir tahun 2010 memiliki 7 subjek inti, yaitu: (1) tata kelola perusahaan, (2) hak asasi manusia, (3) praktik ketenagakerjaan, (4) lingkungan, (5) praktik operasi yang adil, (6) isu-isu konsumen, (7) pengembangan masyarakat (www.pwyp-indonesia.org). Namun, penerapannya bervariasi antar


(17)

perusahaan. Sebagai contoh PT Unilever yang melaksanakan program CSR dengan program UKMK, program sumber air, program daur ulang, serta program pendidikan kesehatan masyarakat. Program CSR PT Djarum dengan melakukan bakti olahraga, bakti pendidikan dan bakti lingkungan. PT Petrokimia Gresik melaksanakan CSR di bidang lingkungan, bidang pendidikan dan pelatihan, peningkatan kesehatan serta pengembangan sarana dan prasarana. Tidak semua perusahaan di Indonesia telah menerapkan praktik CSR. Masih ada beberapa perusahaan khususnya sektor pertambangan yang membuang limbahnya di daerah pemukiman masyarakat serta masih terjadi pembakaran hutan secara liar yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat yang terjadi di Kalimantan Tengah.

CSR merupakan suatu gambaran mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan kepada seluruh masyarakat, khususnya di wilayah perusahaan tersebut melaksanakan aktivitas kerjanya (Firman, 2007 dalam Mangoting, 2007). Dalam melaksanakan CSR, perusahaan membutuhkan dana yang disebut dengan pengeluaran tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility expenditure. CSR Expenditure dapat berupa program yang dapat menaikkan kesejahteraan masyarakat, program pemberian beasiswa, dan program perbaikan infrastruktur termasuk dalam memelihara kondisi lingkungan alam yang sehat dan seimbang.

Pengeluaran kegiatan CSR biasanya dimaksudkan sebagai investasi jangka panjang yang mungkin menghasilkan keuntungan finansial (Vaughn,


(18)

1999 dalam Sahu dan Pratihari, 2015). Pelaksanaan CSR yang dilakukan secara berkelanjutan membuat kelangsungan hidup perusahaan terjamin dengan baik. Perusahaan yang pada awalnya hanya memprediksi bahwa pengeluaran CSR sebagai pengeluaran biaya (cost center) akan berubah apabila melihat hasilnya di masa depan. Pengeluaran CSR yang dikeluarkan akan memberikan dampak yang baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kenaikan nilai perusahaan. Tuhin (2014) serta Rai dan Bansal (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengeluaran CSR dengan profitabilitas sedangkan penelitian Januarti dan Apriyanti (2005) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa CSR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas serta Hadi (2007) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh positif tingkat pengeluaran biaya sosial terhadap peningkatan kinerja keungan perusahaan yaitu return on assets (ROA). Namun, belum ada yang meneliti pengaruh langsung antara pengeluaran CSRterhadap nilai perusahaan.

Perusahaan yang telah melaksanakan CSR menginginkan apa yang telah dilakukan diketahui oleh masyarakat dengan cara memberikan informasi mengenai apa yang telah dilakukan oleh perusahaan melalui pengungkapan CSR atau CSR disclosure. Menurut Adhitya, dkk (2016), CSR disclosure merupakan sebuah pengumuman yang telah dilakukan perusahaan mengenai program-program yang telah dilaksanakan perusahaan. Hendriksen (1991) dalam Nurlela dan Islahuddin (2008) menyatakan pengungkapan CSR ada yang bersifat wajib (mandatory) dan bersifat sukarela (voluntary). CSR disclosure adalah


(19)

pengungkapan yang bersifat sukarela (voluntary). Perusahaan yang mengungkapkan kegiatan atau program-program CSR-nya akan membuat masyarakat mengenal perusahaan tersebut sehingga image perusahaan meningkatkan dan para investor tertarik untuk menanamkan modalnya. Retno dan Priantinah (2012) Rosiana, dkk (2013), serta Adhitya, dkk (2016) menunjukkan bahwa CSR disclosure berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan penelitian Nurlela dan Islahuddin (2008) dan Agustine (2014) menemukan bahwa CSR disclosure tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Perusahaan ideal yang diminati oleh investor tidak hanya dilihat dari CSR expenditure dan CSR disclosure. Investor juga akan melihat dari praktik corporate governance yang baik dalam perusahaan. Perusahaan dengan praktik corporate governance yang baik mampu mengendalikan masalah keagenan dalam perusahaan dengan pemisahan kepemilikan perusahaan yang dihadapi antara kepentingan pemegang saham dan manajer (agency conflict). Konflik keagenan tumbuh karena mengambil tindakan mementingkan diri sendiri dan mengabaikan kepentingan para pemegang saham. Timbulnya agency conflict dapat menambah biaya bagi perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham. Maka dari itu, keberadaan corporate governance memiliki fungsi mengendalikan perilaku manajemen yang mementingkan diri sendiri sehingga menjadi kontrol suatu perusahaan dalam menciptakan sistem pembagian keuntungan yang seimbang bagi stakeholder (Nuswandari, 2009). Sistem corporate governance yang baik dapat meningkatkan investor yang menanamkan modalnya sehingga


(20)

nilai perusahaan juga akan meningkat. Hasil penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006), Retno dan Priantinah (2012), serta Wardoyo dan Veronica (2013), menunjukkan corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun demikian, penelitian Octiani dan Andayani (2014) dan Ratih (2011) mengatakan bahwa corporate governance tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Masih terdapat permasalahan dalam menerapkan praktik CSR di Indonesia meskipun telah diatur dalam undang-undang, perusahaan yang masih memiliki permasalahan dalam tata kelolanya, serta masih terdapat perbedaan hasil penelitian pada variabel CSR disclosure dan corporate governance merupakan pertimbangan mengapa penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian ini mengacu pada penelitian Retno dan Priantinah (2012) yang meneliti tentang pengaruh good corporate governance dan pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan, sampel pada perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2010. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, terletak pada penambahan variabel CSR expenditure, memperpanjang periode penelitian menjadi 5 tahun, sampel pada perusahaan yang terdaftar dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI). Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti penelitian yang berjudul “Pengaruh Corporate Social Responsibility Expenditure, Corporate Social Responsibility Disclosure dan Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan”.


(21)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh positif corporate social responsibility expenditure

terhadap nilai perusahaan?

2. Apakah terdapat pengaruh positif corporate social responsibility disclosure terhadap nilai perusahaan?

3. Apakah terdapat pengaruh positif corporate governance terhadap nilai perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penilitian ini adalah untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai:

1. Pengaruh positif corporate social responsibility expenditure terhadap nilai perusahaan.

2. Pengaruh positif corporate social responsibility disclosure terhadap nilai perusahaan.

3. Pengaruh positif corporate governance terhadap nilai perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaaat sebagai berikut:


(22)

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam mengembangkan teori, terutama yang berkaitan dengan praktik CSR dan corporate governance.

2. Secara praktisi a. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan ilmu yang berhubungan dengan CSR expenditure, CSR disclosure, dan corporate governance serta dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya di bidang akuntansi dimasa yang akan datang.

b. Bagi perusahaan

Peusahaan dapat memperbaiki pelaksanaan praktik CSR dan corporate governance dengan baik dan benar sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.

c. Bagi masayarakat

Dapat memberikan tanggapan secara aktif sebagai pengontrol dari perilaku-perilaku perusahaan dan semakin meningkatkan kesadaran masyarakat atas hak-hak yang harus diperoleh.


(23)

1 BAB II

TINJUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Teori Stakeholders

Stakeholders atau pemangku kepentingan merupakan pihak yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tujuan perusahaan (Freeman and McVea, 2001). Menurut Keraf (1998) dalam Agoes dan Ardana (2014), stakeholders dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu stakeholders primer (pelanggan, pemasok, pemodal, dan karyawan) dan stakeholders sekunder (pemerintah, masyarakat, media masa dan aktivis lingkungan). Stakeholders mempunyai hak dalam memperoleh informasi karena memiliki kekuatan (power) yang dapat digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan.

Teori stakeholders memiliki tujuan untuk mengelola dan mengintegrasikan hubungan dan kepentingan pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, masyarakat, dan kelompok lainnya dengan cara menjamin keberhasilan perusahaan jangka panjang. Menurut Freeman and McVea (2001), teori stakeholders secara aktif menekankan pengelolaan lingkungan bisnis untuk kepentingan perusahaan secara bersama serta menekankan pentingnya investasi dalam hubungan orang-orang yang memiliki saham di perusahaan.

Teori stakeholders menyatakan bahwa organisasi memiliki hubungan moral dengan kelompok selain pemegang saham (Freeman dan McVea,


(24)

2001). Dengan kata lain, perusahaan tidak hanya fokus pada pemegang saham tetapi harus memberikan manfaat kepada para stakeholders-nya.

2. Teori Legitimasi

Legitimasi diartikan sejauh mana masyarakat mengakui keberadaan suatu perusahaan. Legitimasi berguna secara potensial bagi perusahaan untuk bertahaan hidup (Hadi, 2011 dalam Sari dan Padmono, 2014). Jika perusahaan perusahaan diterima oleh masyarakat maka keberlanjutan perusahaan akan terus berlanjut.

Teori legitimasi merupakan suatu ide mengenai kontrak sosial antara masyarakat atau lingkungan dengan perusahaan dimana perusahaan tersebut beroperasi (Rosiana, dkk, 2013). Perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya melakukan pengungkapan sosial agar keberadaan dan kegiatan perusahaan diterima oleh masyarakat atau bisa dikatakan terlegitimasi. Pengungkapan CSR dimanfaatkan untuk melegitimasi kegiatan perusahaan di lingkungan perusahaan (Branco dan Rodrigues, 2008 dalam Rosiana, dkk, 2013).

Dengan adanya teori legitimasi, perusahaan akan meyakinkan masyarakat bahwa kegiatan perusahaan dapat bermanfaat dan tidak merugikan. Setiap perusahaan akan melaksanakan kegiatan CSR yang memberikan dampak positif baik itu secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat. Perusahaan akan memberikan perhatian khusus dalam


(25)

membangun dan menjaga hubungan yang baik dengan masyarakat di mana perusahaan berdiri dengan aktif dan mendukung berbagai acara masyarakat. Laporan tahunan perusahaan merupakan suatu gambaran dari bagaimana kegiatan perusahaan dalam melaksanakan CSR sehingga perusahaan dapat diterima di masyarakat.

2. Teori Agensi

Teori agensi muncul karena adanya permasalahan agensi saat pengurusan suatu perusahaan terpisah dari pemiliknya. Menurut Jensen dan Meckling (1976), hubungan keagenan adalah suatu kontrak antara principal (pemilik perusahaan) dan agent (pengelola perusahaan) dalam memberikan wewenang kepada agent dalam pembuatan keputusan kepada agent.

Menurut Eisenhardt (1989), teori agensi digunakan untuk menyelesaikan dua masalah yang mungkin terjadi. Masalah pertama, karena adanya keingingan dari pihak principal dan agent yang berlawanan. Masalah kedua karena hal yang sulit atau mahal bagi principal melaksanakan verifikasi apa yang telah dilakukan oleh agen. Hubungan antara principal dan agent menimbulkan konflik, sehingga diperlukan sebuah kontrak untuk menyamakan atau menyelaraskan kepentingan principal dan agent.

Perbedaan kepentingan antara principal dan agent dapat menimbulkan permasalahan yaitu Asymmetric Information (Sari dan Padmodo, 2014). Asimetri informasi timbul karena pihak agent yang memiliki informasi lebih


(26)

banyak mengenai perusahaan daripada pihak principal sehingga terdapat ketidakseimbangan informasi yang diperoleh.

Perbedaan kepentingan serta asimetri informasi, perusahaan harus menanggung agency cost (biaya agensi). Cost agency digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan bahwa pengelolaan dalam perusahaan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Biaya agensi mencakup biaya pengawasan, biaya bonding, dan biaya kepailitan dan reorganisasi (Jensen dan Meckling, 1976). Biaya agensi tidak disukai oleh principal karena biaya tersebut akan ditanggung oleh principal.

3. Teori Signalling

Menurut Connelly, et al (2011), teori sinyal dapat digambarkan perilaku dua pihak yaitu pihak individu atau organisasi mempunyai akses informasi yang berbeda. Manajer yang lebih mengetahui informasi internal perusahaan dan prospek perusahaan di masa depan dibandingkan dengan pihak luar perusahaan. Perusahaan yang berkualitas baik akan memberikan informasi yang sama untuk menghindari timbulnya asimetri informasi.

Teori sinyal digunakan untuk mengurangi asimetri informasi yang muncul baik dari pihak perusahaan, pemilik maupun pihak luar perusahaan (Spence, 2002 dalam Connelly, et al, 2011). Informasi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Informasi yang baik dapat digunakan di masa depan.


(27)

Pihak luar perusahaan atau pelaku pasar akan membutuhkan informasi yang tepat, akurat, relevan serta lengkap dalam pengambilan keputusan.

Laporan tahunan perusahaan merupakan suatu informasi yang dapat digunakan sebagai sinyal untuk pihak luar perusahaan dalam mengambil keputusan investasi. Laporan tahunan berisi tentang informasi laporan keuangan dan informasi non-akuntansi. Pihak luar perusahaan terlebih dahulu menaganalisis informasi, informasi tersebut merupakan sinyal yang baik (good news) atau sinyal yang buruk (bad news). Sinyal yang baik dapat meningkatkan harga saham perusahaan, sedangkan sinyal yang buruk akan menurunkan harga saham perusahaan. Jika perusahaan menginginkan investor membeli sahamnya maka perusahaan harus menyajikan laporan keuangan secara transparan dan terbuka.

4. CSR Expenditure dan CSR Disclosure

Menurut The World Business Council for Sustainable Development mendefinisikan CSR sebagai “Continuing commitment by business to contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the community and society at large”. Menurut Retno dan Priantinah (2012), CSR digunakan untuk memperbaiki ketidakseimbangan sosial dan adanya kerusakan lingkungan yang terjadi dari aktivitas atau kegiatan perusahaan. Perusahaan yang


(28)

melaksanakan CSR terutama di lingkungan perusahaan tersebut beroperasi akan meningkatkan image dari perusahaan.

CSR telah diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkuangan (TJSL) bahwa perusahaan berkomitmen melakukan kegiatan CSR yang bertujuan untuk menciptakan keadaan hubungan perusahaan yang serasi, seimbang serta sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Selain itu terdapat ISO 26000 yang merupakan petunjuk perilaku tanggung jawab sosial bagi setiap perusahaan yang memiliki 7 subjek inti, yaitu: (1) tata kelola perusahaan, (2) hak asasi manusia, (3) praktik ketenagakerjaan, (4) lingkungan, (5) praktik opersai yang adil, (6) isu-isu konsumen, (7) pengembangan masyarakat.

Perusahaan melakukan praktik CSR karena perusahaan tidak memikirkan diri sendiri, perusahaan harus memikirkan stakeholder. Perusahaan membutuhkan pengakuan masyarakat mengenai keberadaan perusahaan tersebut berdiri. Keberadaan perusahaan akan terlegitimasi, diakui masyarakat apabila perusahaan tersebut berkontribusi terutama dalam lingkungan perusahaan beroperasi.

Dalam melaksanakan CSR, perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai pengeluaran CSR atau CSR expenditure. Perusahaan harus menyediakan atau mengaolokasikan anggaran sebesar 2%, 2,5%, atau 3% dari keuntungan perusahaan (m.kontan.co.id). Setiap perusahaan mempunyai


(29)

cadangan dana CSR. Perusahaan yang berskala besar dan memiliki laba yang besar maka mempunyai cadangan dana CSR yang besar.

CSR expenditure atau pengeluaran CSR yang dilakukan perusahaan dapat berupa bantuan beasiswa, bantuan perbaikan fasilitas umum, bantuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta bantuan untuk memelihara kondisi lingkungan yang sehat dan seimbang. Menurut Rai dan Bansal (2013), pengeluaran CSR dapat berupa kegiatan promosi, pemberdayaan masyarakat, bantuan kesehatan, pemberantasan kemiskinan, melestarikan lingkungan serta bantuan proyek bisnis.

Menurut Hendriksen (1991) dalam Nurlela dan Islahuddin (2008), pengungkapan CSR atau CSR disclosure merupakan memberikan informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan secara optimal di pasar modal yang tepat. Pengungkapan CSR pada dasarnya bersifat sukarela (voluntary). Perusahaan melakukan pengungkapan CSR untuk memberikan informasi kepada pihak luar perusahaan apa yang telah dilaksanakan perusahaan. Jika perusahaan melakukan CSR dalam jumlah besar, perusahaan cenderung ingin mensinyalkan apa yang sudah dilakukan kepada publik dengan melakukan CSR disclosure. Perusahaan mengeluarakan laporan tahunan (annual report) sebagai bentuk memberikan informasi pada pihak luar perusahaan. Menurut Cheng dan Yulius (2011) dalam Rosiana, dkk (2013), aktivitas CSR memiiki manfaat, seperti: meningkatkan image serta daya tarik perusahaan, meningkatkan produk perusahaan, serta meingkatkan penjualan dan harga


(30)

saham perusahaan. CSR yang dilakukan perusahaan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan itu sendiri serta pihak lain.

5. Corporate Governance

Corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee tahun 1922 di Inggris. Menurut Cadbury Committee of United Kingdom dalam Agoes dan Ardana (2014), corporate governance merupakan suatu peraturan yang mengatur hubungan antara shareholders, pengelola perusahaan, kreditor, pemerintah dan karyawan serta stakeholders internal dan eksternal lainnya untuk mengendalikan dan mengarahkan perusahan.

Menurut Forum Corporate Governanve in Indonesian (2002) dalam publikasi pertama menggunakan definisi yang sama dengan cadbury commitee, yaitu: “seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurut perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan”. Tujuan dari corporate governance menurut FCGI (2002), adalah menciptakan nilai tambah bagi seluruh pihak pemangku kepentingan.

Menurut OECD (Organization for Economic Co-operation and Development), terdapat empat unsur penting dalam CG, yaitu:


(31)

1) Keadilan (fairness) yaitu menjamin perlindungan terhadap hak para pemegang saham.

2) Transparansi (transparancy) yaitu mewajibkan sebuah informasi yang terbuka.

3) Akuntabilitas (accountability) yaitu menjelaskan peran dan tanggung jawab, serta mendukung usaha dalam menjamin penyeimbangan kepentingan manajemen dan pemegang saham.

4) Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu memastikan dipatuhinya peraturan dan ketentuan yang beerlaku. (FCGI,2002)

Corporate governance sebagai sistem untuk mengatur serta mengendalikan perusahaan untuk menghindari adanya konflik di perusahaan, sehingga corporate governance digunakan sebagai pedoman manajer dalam mengelola perusahaan. Menurut Nuswandari (2009), terdapat dua prinsip utama dalam corporate governance, yaitu (1) kejelasan dari hak para pemegang saham dalam mendapatkan informasi yang benar, akurat, dan tepat waktu, dan (2) keinginan perusahaan untuk melakukan pengungkapan secara akurat, transparan, dan tepat waktu.

Implementasi dari pelaksanaan corporate governance perlu dievaluasi untuk menjaga kualitas penerapannya dan dapat selaras dengan perkembangan perundang-undangan dan peraturan-peraturan yang berlaku. Terdapat lembaga independen yang melaksanakan pengembangan terhadap corporate governance yaitu IICG (The Indonesian Institute of Corporate Governance).


(32)

CGPI merupakan program penelitian dan pemeringkat pelaksanaan corporate governance perusahaan-perusahaan di Indonesia. Program ini dilakukan dengan sukarela, selektif, dan elektif.

Dengan adanya CGPI, perusahaan akan berlomba-lomba dalam melaksanakan corporate governance yang baik. Penilaian CGPI dengan menggunakan empat tahap penilaian (self assessement, pengumpulan dokumen, penyusunan makalah, dan observasi) dengan bobot nilai maksimal yang dapat berubah dari tahun ke tahun untuk mempertahankan agar indeks yang diperlihatkan oleh CGPI bersifat kredibel dan mengurangi keterbatasan dari tahun sebelumnya. Nilai CGPI dihitung dengan menjumlahkan nilai akhir dari setiap tahunnya. Hasil dari riset CGPI berbentuk laporan hasil riset dan peringkatnya, dapat dipublikasikan pada CGPI Award serta dengan penerbitan buku oleh IICG.

B. Hasil Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis

1. Pengaruh Corporate Responsibility Expenditure terhadap Nilai Perusahaan

CSR perusahaan dilakukan sebagai bentuk kesadaran untuk para stakeholders. Sesuai dengan teori stakeholders bahwa perusahaan tidak hanya mementingkan kepentingan pemegang saham, namun harus melihat para stakeholders (Freeman dan McVea, 2001). Perusahaan dapat diterima, apabila mempunyai hubungan yang baik dengan masyarakat tempat perusahaan tersebut beroperasi.


(33)

Kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan membutuhkan dana serta biaya yang disebut dengan CSR expenditure. Biaya ini tidak selalu dapat berdampak negatif yang dapat mengurangi keuntungan perusahaan. Perusahaan mengalokasikan dananya untuk kegiatan CSR. Perusahaan yang mendapatkan laba besar, akan melaksanakan mengalokasikan dana kegiatan CSR yang besar juga.

Melaksanakan CSR dapat memberikan keuntungan di masa depan bagi perusahaan. Apabila perusahaan secara berkelanjutan menyiapkan dananya untuk CSR, maka masyarakat dan pihak pelaku pasar akan merespon dengan baik apa yang telah dilaksanakan perusahaan. Dengan adanya respon yang baik dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Penelitian Rai dan Bansal (2013) dengan sampel perusahaan di India dengan periode 2012-2013, memiliki hasil penelitian bahwa pengeluaran CSR mempunyai hubungan dengan profitabilitas, dan Tuhin (2014) menggunakan sampel perusahaan perbankan di India dengan periode 2003-2012, memiliki hasil penelitian bahwa pengeluran CSR memiliki hubungan dengan profitabilitas. Profitabilitas perusahaan adalah bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari total aktiva yang dilaksanakan selama periode akuntansi. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan membuat pengeluaran CSR akan meningkat dan akan memberikan dampak positif bagi nilai perusahaan. Namun, belum ada yang meneliti pengaruh langsung antara CSR expenditure terhadap nilai


(34)

perusahaan. Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Corporate social responsibility expenditure berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan

2. Pengaruh Corporate Responsibility Disclosure terhadap Nilai Perusahaan Perusahaan yang telah melaksanakan praktik CSR-nya menginginkan masyarakat atau pihak luar dari perusahaan mengetahuinya. Perusahaan dengan kegiatan CSR yang tinggi, ingin mensinyalkan kepada para investor dengan melakukan CSR disclosure. Teori sinyal digunakan mengurangi asimetri informasi baik dari pihak perusahaan, pemilik maupun pihak luar perusahaan (Spence, 2002 dalam Connelly, et al, 2011). Apabila informasi yang diterima oleh setiap pihak seimbang, maka menandakan perusahaan tersebut baik.

Perusahaan melakukan CSR disclosure dengan mengeluarkan laporan tahunan perusahaan, dimana didalamnya terdapat laporan kegiatan CSR yang telah dilaksanakan perusahaan. CSR disclosure diharapkan oleh pihak luar perusahaan atau pelaku pasar dapat memberikan respon yang baik atau positif untuk menanamkan dananya kepada perusahaan tersebut.

Retno dan Priantinah (2012) menunjukkan hasil penelitian bahwa CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan sampel perusahaan publik tahun 2007-2010. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Rosiana,


(35)

dkk (2013) yaitu CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, dengan sampel perusahaan manufaktur tahun 2007-2010. Adhitya, dkk (2016) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa CSR disclosure secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dengan sampel 20 perusahaan sektor pertambangan tahun 2011-2013. Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2 : Corporate social responsibility disclosure berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan

3. Pengaruh Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan

Pemisahaan kepentingan antara pricipal dan agen dapat memunculkan masalah keagenan. Menurut Retno dan Priantinah (2012), agency conflict dalam proses meningkatkan nilai perusahaan dapat menimbulkan permasalahan perusahaan. Konflik tersebut dapat berupa konflik antara pemegang saham dan manajer, konflik antara pemegang saham dan pemegang hutang, dan konflik antara pemegang saham mayoritas dan minoritas. Konflik juga dapat timbul karena adanya perbedaan kepentingan serta ketidakseimbangan informasi antara prinsipal dan agen di perusahaan. Diperlukan corporate governance yang baik dalam perusahaan untuk menghindari konflik agensi. Corporate governance adalah salah satu cara untuk mengendalikan tindakan oportunistik. Diterapkan corporate governance


(36)

dalam perusahaan membuat semua pihak mengikuti peraturan yang ada, sehingga dapat menguranagi atau menghilangkan timbulnya masalah keagenan di perusahaan. Perusahaan yang melaksanakan corporate governance dengan baik sesuai peraturan akan membuat para investor merespon positif dari kinerja perusahaan tersebut. Investor akan merasa bahwa dana yang diinvestasikan akan aman. Menerapkan corporate governance dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Sampel perusahaan manufaktur tahun 2000-2004 yang diteliti oleh Siallagan dan Machfoedz (2006), menemukan mekanisme CG berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Retno dan Priantinah (2012) memiliki hasil penelitian bahwa corporate governance berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, dengan sampel pada perusahaan yang terdaftar dalam BEI tahun 2007-2010. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wardoyo dan Veronica (2013) adalah corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dengan sampel perusahaan perbankan go public tahun 2008-2010. Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Corporate governance berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

C. Model Penelitian

Penelitian ini menguji pengaruh corporate social responsibility expenditure, corporate social responsibility disclosure dan corporate governance


(37)

terhadap nilai perusahaan. Maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini, sebagai berikut:

GAMBAR 2.1

Kerangka Pemikiran Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

H3 (+)

Y: Nilai Perusahaan H1 (+)

H2 (+)

X1: Corporate Social

Responsibility Expenditure

X2: Corporate Social

Responsibility Disclosure


(38)

1

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2014 yang termasuk dalam peringkat Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang diberikan oleh Indonesian Institute of Corporate Governnance (IICG).

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data kuantitatif yang diperoleh dari data laporan tahunan dan sustainability reporting periode tahun 2010-2014. Data yang digunakan merupakan data yang diperoleh dari annual report perusahaan periode tahun 2010-2014 dengan mengakses database Bursa Efek Indonesia melalui internet

(www.idx.co.id) dan data yang diperoleh dari data CGPI yang diterbitkan oleh

IICG melalui internet (www.iicg.org).

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan puposive sampling yaitu sampel yang dipilih sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(39)

1.Perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2010-2014.

2.Perusahaan yang terdaftar sebagai anggota CGPI (Corporate Governance Perception Index) pada tahun 2010-2014.

3.Perusahaan yang menyajian dan mempublikasikan laporan keuangan 2010-2014.

4.Perusahaan yang tidak mengalami kerugian pada saat pengamatan tahun 2010-2014.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara menelusuri laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan yang telah terpilih menjadi sampel penelitian serta studi kepustakaan, yaitu dengan membaca dan mempelajari buku yang terkait dengan masalah dalam penelitian. Digunakan instrumen penelitian check list berupa daftar pertanyaan yang berisi item-item untuk pedoman dalam menghitung indeks CSR disclosure.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini akan menguji pengaruh corporate social responsibility expenditure, corporate social responsibility disclosure, dan corporate governance terhadap nilai perusahaan.


(40)

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar. Menurut Fama (1987) dalam Rosiana dkk (2013) menjelaskan apabila harga saham perusahaan meningkat maka nilai perusahaan akan meningkat sehingga dapat memberikan kemakmuran bagi stakeholder. Nilai perusahaan yang digunakan sebagai indikator untuk menilai perusahaan secara keseluruhan (Nurlela dan Ishlahuddin, 2008). Tobin’s Q rendah berkisar antara 0 dan 1 bahwa biaya pengganti dari suatu aktiva perushaan adalah lebih besar dibandingkan dengan nilai dari harga saham, sedangkan Tobin’s Q yang tinggi adalah lebih dari 1 mengindikasi bahwa saham perusahaan lebih mahal dari biaya pengganti aktiva pada perusahaan tersebut. Closing price dalam penelitian diambil dari harga saham tanggal 31 Maret atau 3 bulan setelah laporan keuangan dipublikasikan. Nilai perusahaan diukur dengan menggunakan Tobin’s Q, dengan formula sebagai berikut:

Keterangan :

Q = Nilai perusahaan

EMV = Nilai pasar ekuitas (Closing price x Jumlah saham yang beredar) EBV = Nilai buku dari ekuitas (Total aset – Total kewajiban)


(41)

2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah coporate social responsibility expenditure, corporate social responsibility disclosure dan croporate governance.

1. Corporate Social Responsibility Expenditure

CSR expenditure adalah besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh setiap perusahaan untuk melaksanakan CSR dalam berbagai bentuk sesuai dengan apa yang dikeluakan tiap perusahaan. CSR expenditure dapat ditemukan dalam laporan tahunan perusahaan pada bagian CSR. Apabila seluruh bentuk CSR telah ditemukan maka selanjutnya menjumlahkan seluruh biaya CSR yang ada. Hasil seluruh penjumlahan akan dideflasikan dengan total laba bersih untuk menjadikan hasil dalam bentuk rasio. Perhitungan CSR expenditure sebagai berikut:

2. Corporate Social Responsibility Disclosure

Pengukuran CSR disclosure dengan menggunakan perhitungan Indeks Luas Pengungkapan CSR (CSRI) dengan mencantumkan item yang terdapat dalam annual report atau sustainability reporting. Jumlah item yang digunakan dalam CSRI berdasarkan indikator yang


(42)

dikeluarkan GRI G-04 (Global Reporting Initiative) yang berjumlah 91 item. Perhitungan CSRI dirumuskan sebagai berikut:

Pengukuran indeks variabel yang dilakukan dengan content analysis, yaitu diberikan skor 0 jika perusahaan tidak mengungkapkan item dari daftar dan diberikan skor 1 jika perusahaan mengungkapkan item pada daftar.

3. Corporate Governance

Pengukuran corporate governance dalam penelitian ini menggunakan nilai CGPI (Corporate Governance Perception Index). CGPI adalah sebuah program riset dan pemeringkat yang baik di Indonesia pada perusahaan publik yang dikembangkan oleh Indonesian Institute For Corporate Governance (IICG). Penilaian CGPI dengan menggunakan empat tahap penilaian (self assessement, pengumpulan dokumen, penyusunan makalah, dan observasi) dengan bobot nilai maksimal yang dapat berubah dari tahun ke tahun. Kemudian menjumlahkan seluruh bobot nilai dari empat tahap tersebut. Terdapat rating dari CGPI yang menunjukkan tingkatan perusahaan tersebut. Rating level pada CGPI, yaitu: (85,00-100) sangat terpercaya, (70,00-84,99) terpercaya, dan (55,00-69,00) cukup terpercaya.


(43)

F. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik digunakan untuk mengetahui dan menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa model regresi yang digunakan tidak terdapat autokorelasi, asumsi multikolinearitas dan asumsi heteroskedastisitas serta residual model regresi terdistribusi normal.

1. Uji normalitas data

Data yang dianggap baik adalah data yang terdistribusi secara normal. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal (Nazaruddin dan Tri Basuki, 2016). Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Kriteria dari pengujian ini jika nilai Asymp.sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 atau 5% maka dapat disimpulkan bahwa residual data terdistribusi secara normal sedangkan jika nilai Asymp.sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal (Nazaruddin dan Basuki, 2016).

2. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lainnya pada model regresi penelitian (Nazaruddin dan Basuki, 2016). Uji autokorelasi


(44)

dalam penelitian ini dengan uji Durbin-Watson (uji DW) menggunakan titik kritis yaitu batas bawah (dL) dan batas atas (dU) yang diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung dari banyaknya observasi dan banyaknya variabel (Nazaruddin dan Basuki, 2016). Metode uji Durbin-Watson mempunyai ketentuan sebagai berikut:

a) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.

b) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.

c) Jika d terletak antara dL dan du atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka hipotesis tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

3. Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pendeteksian multikolinearitas dilihat dari nilai tolerance dan nilai Variace inflation factors (VIF). Kiteria pengujian multikolinearitas yaitu apabila nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10 maka tidak terdapat multikolineartitas diantara variabel independen, sebaliknya apabila nilai tolerance ≤ 0,10 dan nilai VIF ≥ 10 maka terdapat asumsi bahwa model tersebut mengandung multikolineartitas (Ghozali, 2016).


(45)

Heteroskedastisitas adalah adanya kesamaan varian dari residual pada semua pengamatan dari model regresi penelitian (Nazaruddin dan Basuki, 2016). Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui adanya penyimpangan dari syarat-syarat asumsi klasik pada model regresi, karena dalam model regresi mempunyai syarat tidak adanya heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji glejser. Kriteria pada pengujian ini apabila nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang memenuhi persyaratan yaitu mempunyai kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau homokedastisitas. Uji glejser dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Gujaranti, 2003 dalam Ghozali, 2016)

2. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui tingkat CSR expenditure, CSR disclosure, corporate governance, dan nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI yang termasuk dalam peringkat CGPI. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai minimum, nilai maximum, mean, dan standar deviasi.


(46)

3. Uji hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini dengan regresi linear berganda untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model persamaan regresi linear berganda yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

TOBINSQ = β + β1CSRE + β2CSRI + β3CG + e

TOBINSQ = Nilai Perusahaan

CSRE = Corporate Social Responsibility Expenditure

CSRI = Corporate Social Responsibility Disclosure

CG = Corporate Governance

e = Error (5%)

Sesudah persamaan regresi dalam penelitian ini terbebas dari uji asumsi klasik, maka dilanjutkan dengan melakukan analisis terhadap hasil. Pengujian hipotesis, meliputi:

1. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

R square (R2) merupakan seberapa besar kecocokan variabel atau seberapa besar variabel independen menerangkan variabel


(47)

dependen (Nazaruddin dan Basuki, 2016). Nilai dari R2 antara nilai nol dan satu. Penambahan variabel pada R square sangat rentan pada penambahan varaibel independen, karena nilai R2 dapat semakin besar (Nazaruddin dan Basuki, 2016). Apabila nilai R2 kecil, maka kemampuan dari variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangatlah terbatas. Variabel independen yang memberikan seluruh informasi yang diperlukan dalam memperkirakan variabel dependen adalah nilai R2 yang mendekati nilai 1 (Ghazali, 2007).

2. Uji F (uji signifikansi simultan)

Uji F digunakan dalam analisis regresi linear berganda untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen secara simultan, yang terdapat dalam tabel annova (Nazaruddin dan Basuki, 2016). Kriteria pengujian apabila nilai signifikansi > 0,05 maka variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, begitu juga sebaliknya. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Nazaruddin dan Basuki, 2016).


(48)

Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh dari setiap variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen secara parsial (Nazaruddin dan Basuki, 2016). Dengan melakukan uji t dapat diperoleh keyakinan bahwa model regresi baik dalam memprediksi. Uji t dilihat pada tabel Coefficients. Nilai signifikansi menunjukkan bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi < 0,05 dan sesuai dengan arah hipotesis maka variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.


(49)

1 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu dengan penelitian data sekunder. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk daftar Corporate Governance Perception Index (CGPI) periode tahun 2010-2014. Pemelihan sampel ditentukan dengan menggunakan purposive sampling dengan beberapa kriteria. Pengambilan sampel dalam penelitian ini digambarkan pada tabel di bawah ini:

TABEL 4.1.

Ringkasan Proses Pemelihan Sampel

Uraian Tahun Jumlah

2014 2013 2012 2011 2010

Perusahaan yang terdaftar CGPI 23 31 42 37 33 166

Perusahaan CGPI yang tidak terdaftar di BEI

(11) (15) (18) (14) (14) (72)

Perusahaan yang tidak memiliki data CSR expenditure

- (3) (4) (5) (3) (15)

Perusahaan yang tidak mengungkapkan CSR disclosure

- - - (1) - (1)

Perusahaan yang mengalami kerugian

(1) - (1) - (1) (3)


(50)

B. Uji Kualitas Data 1. Uji Statistik Deskriptif

Analisis data dalam statistik deskriptif menggunakan nilai maximum, minimum, mean, dan standar deviasi. Pada bagian ini digambarkan data dari masing-masing variabel pada tahun 2010-2014 yang telah diolah dapat dilihat dari nilai maksismum, minimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi.

TABEL 4.2.

STATISTIK DESKRIPTIF

Model N Minimum Maksimum Mean Std. Deviation

CSRE 75 0,00076 0,59764 0,488228 0.10613565

CSRI 75 0,08791 0,86813 0,3714297 0,26564733

CG 75 69,22000 92,88000 84,2033333 5,14926165

TOBINSQ 75 0,10783 4,84462 1,4473521 0,87230720

Valid N (listwise)

75

Sumber: Hasil Olah Data Statistik, 2016

Keterangan:

CSRE : Corporate Social Responsibility Expenditure CSRI : Corporate Social Responsibility Disclosure CG : Corporate Governance

TOBINSQ :Nilai Perusahaaan

Berdasarkan pengujian statistik pada tabel 4.2 akan dijelaskan sebagai berikut:

Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 75. Selama periode pengamatan, variabel TOBINSQ yang merupakan rasio dari nilai perusahaan menunjukkan nilai rata-rata sebesar 1,4473521 dengan standar deviasi sebesar


(51)

0,87230720. Nilai minimum Tobin’s Q sebesar 0,10783 yaitu oleh PT. Bank Mutiara Tbk pada tahun 2011. Sedangkan nilai maksimum Tobin’s Q sebesar 4,84462 yaitu oleh PT. Bukit Asam Tbk pada tahun 2010, hal ini menunjukkan nilai perusahaan lebih besar dari nilai aktiva yang tercatat. Jika nilai Tobin’s Q lebih dari satu maka perusahaan menghasilkan rate of return yang lebih tinggi daripada dengan yang dikeluarkan oleh biaya aktiva.

CSR expenditure yang dihitung dengan membagikan total pengeluaran CSR dengan laba perusahaan, mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,488228 atau 48% dari keuntungan perusahaan dikeluarkan untuk kegiatan CSR dengan standar deviasi sebesar 0.10613565. Nilai minimum dari CSRE sebesar 0,00076 yaitu oleh PT. Bank Mutiara Tbk. Nilai maksimum dari CSRE sebesar 0,59764 yaitu oleh PT Aneka Tambang Tbk.

CSR disclosure yang dihitung dengan indeks CSRI memiliki nilai rata-rata sebesar 0,3714297 dengan standar deviasi sebesar 0,26564733. Nilai minimum CSR disclosure sebesar 0,0879 yaitu oleh PT. Bank Mutiara Tbk. Nilai Maksimum dari CSRI sebesar 0,86813 yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

CG yang diproksikan dengan nilai CGPI memiliki nilai rata-rata sebesar 84,2033333 artinya rata-rata dari sampel merupakan perusahaan yang terpercaya dengan standar deviasi sebesar 5,14926165. Nilai minimum CG sebesar 69,22000 yaitu PT. Bakrie & Brothers Tbk, sesuai dengan rating CGPI PT. Bakrie & Btothers Tbk termasuk perusahaan yang cukup terpercaya. Nilai


(52)

Maksimum dari CG sebesar 92,88000 yaitu PT. Bank Mandiri Tbk dengan rating perusahaan sangat terpercaya.

C. Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda mempunyai syarat-syarat bahwa tidak terdapat autokorelasi, nonmultikolinearitas dan nonheteroskedastisitas serta residual data yang digunakan terdistribusi secara normal. Sehingga perlu dilakukan uji asumsi klasik.

1.Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang telah dikumpulkan terdistribusi secara normal atau diambil dari populasi normal (Nazaruddin dan Basuki, 2016). Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Tabel 4.3 menunjukkan ringkasan dari hasil uji normalitas.

TABEL 4.3

HASIL UJI NORMALITAS Unstandardized

Residual

N 75

Kolmogorov-Smirnov Z 1,350

Asym. Sig. (2-tailed) 0,052


(53)

Berdasarkan hasil dari uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S), memperlihatkan hasil signifikansi yang berada diatas 5% atau 0,05. Dari hasil uji K-S diperoleh nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah sebesar 0,052 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pemangatan lainnya pada model penelitian (Nazaruddin dan Basuki, 2016). Uji autokorelasi penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson. Tabel 4.4 menunjukkan ringkasan dari hasil uji autokorelasi.

TABEL 4.4

HASIL UJI AUTOKERALASI

Model Nilai Durbin-Watson Kesimpulan

1 2,007 Tidak Terjadi Autokorelasi

Sumber: Hasil Olah Data Statistik, 2016

Berdasarkan tabel 4.4, dapat ditentukan jumlah sampel n=75, jumlah variabel bebas k=4, dan taraf signifikan α= 5%, diperoleh nilai du sebesar 1,5151 dan dl sebesar 1,7390. Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 2,007. Nilai tersebut berada pada daerah du < dw < 4-du yaitu 1,5151 < 2,007 < 2,261, sehingga daat disimpulkan hasil uji


(54)

autokorelasi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini terbebas dari autokorelasi.

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.5.

TABEL 4.5

HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS

Variabel Tolerance VIF Kesimpulan

CSRE 0,811 1,233 Tidak terjadi Multikolinearitas CSRI 0,809 1,236 Tidak terjadi Multikolinearitas GCG 0,991 1,009 Tidak terjadi Multikolinearitas Sumber: Hasil Olah Data Statistik, 2016

Dari hasil uji multikolinearitas pada tabel diatas dapat dilihat bahwa semua nilai dari tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada ketiga variabel penelitian ini.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui adanya penyimpangan dari syarat-syarat asumsi klasik pada model regresi, karena


(55)

pada model regresi mempunyai syarat yaitu tidak adanya heteroskedastisitas. Tabel 4.6 merupakan hasil dari uji heteroskedastisitas.

TABEL 4.6

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

Variabel Sig Kesimpulan

CSRE 0,132 Tidak ada Heteroskedastisitas

CSRI 0,472 Tidak ada Heteroskedastisitas

GCG 0,772 Tidak ada Heteroskedastisitas

Sumber: Hasil Olah Data Statistik, 2016

Dari hasil perhitungan dalam model regresi pada tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil dari uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

D.Uji Hipotesis

Tabel 4.7 menjelaskan mengenai hasil pengujian hipotesis 1, 2, dan 3. Hipotesis 1 bertujuan untuk menguji pengaruh positif CSR expenditure terhadap nilai perusahaan, hipotesis 2 bertujuan untuk menguji pengaruh positif CSR disclosure terhadap nilai perusahaan, sedangkan hipotesis 3 bertujuan menguji corporate governance terhadap nilai perusahaan.


(56)

TABEL 4.7

HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS Variabel Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Kesimpulan B Std.

Error

Beta

(Contant) 1,273 1,671 0,762 0,449

CSRE -0,905 1,051 -0,110 -0,861 0,392 Ditolak

CSRI 0,875 0,420 0,266 2,080 0,041 Diterima

GCG -0,001 0,020 -0,007 -0,064 0,949 Ditolak

Adjusted R2 0,018 F Statistik 1,455 Sig

(f-statistik)

0,234

Sumber: Hasil Olah Data Statistika, 2016 1. Adjusted R2

R square (R2) adalah sebesarapa besar kecocokan variabel atau seberapa besar variabel independen menerangkan variabel dependen (Nazaruddin dan Basuki, 2016). Nilai dari R square ditentukan dengan nilai Adjusted R Square. Pada tabel 4.7 bahwa nilai Adjusted R2 adalah 0,018, hal tersebut berarti bahwa 1,8% variabel nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q dapat dijelaskan oleh CSR expenditure, CSR disclosure, Corporate Governance, dan sisanya 98,2% dijelaskan oleh variabel-variabel yang lain di luar persamaan.


(57)

2. Uji F (Uji Signifikansi Simultan)

Uji F digunakan dalam analisis regresi linear berganda untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen secara simultan atau apakah model ini ini layak atau tidak, yang terdapat dalam tabel annova (Nazaruddin dan Basuki, 2016). Hasil uji F pada tabel 4.7 diperoleh nilai F-statistik sebesar 1,455 dengan propabilitas sebesar 0,234. Nilai propabilitas lebih besar dari 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model penelitian yang digunakan untuk menguji CSR expenditure, CSR disclosure dan corporate governance secara simultan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

3. Uji T (Uji Signifikansi Parameter Individual)

Uji T menunjukkan seberapa jauh pengaruh dari setiap variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen secara parsial (Nazaruddin dan Tri Basuki, 2016). Dengan melakukan uji t dapat diperoleh bahwa model regresi baik dalam memprediksi. Hasil dari uji t pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai Unstandardized Coefficients β untuk masing variabel CSR disclosure bernilai positif sesuai dengan arah hipotesis sedangkan variabel CSR expenditure dan corporate governance memiliki nilai negatif.

Dari hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi secara normal, tidak ada autokeralasi, tidak ada multikolinearitas dan tidak ada heteroskedastisitas. Data yang ada telah


(58)

memenuhi syarat dapat menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa CSR expenditure berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun, pada hasil penelitian ini ditemukan bahwa CSR expenditure tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil analisis regresi yang terdapat dalam tabel 4.7, diperoleh bahwa koefisien regresi untuk variabel CSR expenditure sebesar -0,905 dan nilai t hitung sebesar -0,861 dengan signifikansi sebesar 0,392 yang nilai signifikansinya lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 (α=5%) atau p-value 0,392 > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa corporate social responsibility expenditure tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian H1 ditolak.

Hipotesis kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa CSR disclosure berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CSR disclosure berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil analisis regresi yang terdapat dalam tabel 4.7, diperoleh bahwa koefisien regresi untuk variabel CSR disclosure sebesar 0,875 dan nilai t hitung sebesar 2,080 dengan signifikansi sebesar 0,041 yang nilai signifikansinya lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 (α=5%) atau p-value 0,041 < 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa corporate social responsibility


(59)

disclosure berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian H2

diterima.

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini menyatakan bahwa corporate governance berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa corporate governance tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil analisis regresi yang terdapat dalam tabel 4.7, diperoleh bahwa koefisien regresi untuk variabel corporate governance sebesar -0,001 dan nilai t hitung sebesar -0,064 dengan signifikansi sebesar 0,949 yang nilai signifikansinya lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 (α=5%) atau p-value 0,949 > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa corporate governance tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian H3 ditolak.

E. Pembahasan (Interpretasi)

1. Pengaruh Corporate social responsibility expenditure terhadap nilai perusahaan Hasil pengujian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Corporate social responsibility expenditure terhadap nilai perusahaan tidak dapat dibuktikan secara statistik. Hal ini berarti bahwa persentase CSR yang dikeluarkan oleh perusahaan sangat kecil atau menganggap bahwa kegiatan alokasi pengeluaran CSR dianggap dapat mengurangi pembagian keuntungan bagi para pemegang saham, sehingga investor tidak tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.


(60)

CSR expenditure merupakan dampak positif bagi perusahaan untuk jangka panjang. Tanpa adanya kesadaran dari para investor dan pihak manajemen perusahaan yang hanya beranggapan bahwa CSR expenditure tidak memperoleh manfaat jangka panjang membuat perusahaan akan mengeluarkan dana yang sedikit untuk kegiatan CSR.

Melaksanakan CSR expenditure membutuhkan dana alokasi dari suatu perusahaan, apabila perusahaan memiliki profitabilitas yang sedikit, akan membuat perusahaan mengeluarkan dana kegitan CSR yang sedikit atau lebih memilih untuk tidak mengeluarkan dana. Melakukan CSR expenditure akan mengurangi keuntungan bagi perusahaan serta para pemegang saham. Dengan keuntungan perusahaan yang relatif kecil akan berdampak bagi perusahaan dan para pemegang saham. Penelitian Januarti dan Apriyanti (2005) meyatakan bahwa CSR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas, serta Hadi (2007) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh positif tingkat pengeluaran biaya sosial terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan yaitu return on assets (ROA). Melakukan kegiatan CSR membutuhkan biaya tambahan dari alokasi keuntungan perusahaan yang akan menghilangkan peluang untuk mendapatkan keuntungan lebih bagi para pemegang saham. Berbeda dengan yang penelitian yang dilakukan oleh Tuhin (2014) dan Rai dan Bansal (2013), yang menyatakan bahwa CSR expenditure memliki korelasi positif terhadap profitabilitas.


(61)

2. Pengaruh Corporate social responsibility disclosure terhadap nilai perusahaan Hasil pengujian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa corporate social responsibility disclosure berpengaruh terhadap nilai perusahaan dapat dibuktikan secara statistik. Dengan adanya CSR disclosure, maka akan meningkatkan nilai perusahaan. Perubahan baik peningkatan atau penurunan dari CSR disclosure sebesar 1% akan direspon dengan perubahan baik itu peningkatan maupun penurunan dari nilai perusahaan sebesar 0,041 persen.

Para investor akan tertarik untuk investasi pada perusahaan yang melakukan CSR disclosure, karena memiliki nilai tambah pada perusahaan. CSR disclosure adalah suatu cara bagi perusahaan untuk menunjukkan bagaimana kinerja yang baik kepada masyarakat dan investor. Dengan melakukan CSR disclosure, perusahaan akan memiliki image serta pengakuan yang baik. Dengan demikian, masyarakat dan investor akan merespon secara positif dan membuat keberlangsungan perusahaan tersebut semakin baik.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Retno dan Priantinah (2012), Rosiana, dkk (2013) serta Adhitya (2016) yang menunjukkan bahwa corporate social responsibility disclosure berpengaruh positif tehadap nilai perusahaan. Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurlela dan Islahuddin (2008) dan Agustine (2014), yaitu tidak dapat membuktikan bahwa corporate social responsibility disclosure berpengaruh positif tehadap nilai perusahaan.


(62)

3. Pengaruh corporate governance terhadap nilai perusahaan

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan corporate governance tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dapat dibuktikan secara statistik. Corporate governance berdasarkan nilai CGPI tidak memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penilaian dari CGPI yang diterima oleh perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Perusahaan yang telah masuk dalam daftar CGPI, merupakan perusahaan yang dianggap memiliki corporate governance yang baik. Perusahaan mendapatkan peringkat sesuai rating yang telah ditentukan. Dapat dilihat bahwa hasil penelitian ini, corporate governance mempunyai nilai rata-rata sebesar 84,2033333 menyatakan bahwa perusahaan dalam sampel mempunyai peringkat terpercaya. Penelitian ini memiliki 60% sampel yang mendapatkan peringkat sangat terpercaya, 38% sampel mendapatkan peringkat terpercaya, dan 2% sampel cukup terpercaya.

Para investor tidak terlalu memperhatikan informasi mengenai corporate governance saat akan melakukan investasi. Para investor tidak mempertimbangkan suatu informasi penilaian corporate governance karena dianggap seluruh perusahaan yang telah masuk dalam daftar CGPI merupakan perusahaan yang memiliki corporate governnace yang baik. Masih ada faktor lain yang dapat menarik bagi para investor dalam melakukan investasi pada perusahaan yang dapat menaikkan nilai perusahaan.


(63)

Hasil penelitian ini sesuai dengan Octiani dan Andayani (2014) dan Ratih (2011) yang menyatakan bahwa corporate governance tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun, penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006), Retno dan Printinah (2012) serta Wardoyo dan Veronica (2013) yang membuktikan bahwa corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


(64)

BAB V

SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

A. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh corporate social responsibility expenditure, corporate social responsibility discloure, dan corporate governance terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan dalam bab 4, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Corporate social responsibility expenditure tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

2. Corporate social responsibility disclosure berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

3. Corporate governance tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis pada bab 4, maka penelitian mengajukan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya:


(65)

1. Menambahkan variabel kontrol seperti ukuran perusahaan, jenis industri atau profitabilitas, dll, yang memungkinkan akan diperoleh hasil penelitian yang berberda.

2. Menambah sampel penelitian dengan negara lain sehingga dapat dilakukan perbandingan antara Indonesia dan negara lain.

3. Mengganti populasi dan sampel penelitian seperti seluruh perusahaan yang terdaftat di BEI pada berbagai sektor, yang mungkin hasil penelitiannya akan berbeda.

4. Melibatkan pihak lain dalam menentukan laus pengungkapan untuk pemeriksaan kembali.

C. Keterbatasan

Berdasarkan hasil keseluruhan penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini masih memiliki keterbatasan yang dapat diperbaiki untuk penelitain selanjutnya seperti:

1. Menggunakan sampel perusahaan yang hanya terdaftar di CGPI yang hanya berjumlah 24 perusahaan.

2. Subyektif dalam menilai indeks luas pengungkapan, karena hal ini akan berbeda dari sudut pandang setiap orang yang akan membacanya.


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Adhitya, R., & Nuzula, N. F. (2016). Pengaruh Pengungkapan CSR Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia padaTahun 2011-2013). Jurnal Administrasi Bisnis, 31(1), 66-72.

Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana. (2014). “Etika Bisnis dan Profesi Tantangan Membangun Manusia Seutuhnya.” Salemba Empat. Jakarta

Agustine, I. (2014). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Finesta, 2(1), 42-47.

Connelly, Brian L., et al. "Signaling theory: A review and assessment." Journal of

Management 37.1 (2011): 39-67.

Eisenhardt, Kathleen M. "Agency theory: An assessment and review."Academy of

management review 14.1 (1989): 57-74.

FCGI (2002). Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan

Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan). Jakarta: Citra Graha.

Freeman, R. Edward, and John McVea. "A stakeholder approach to strategic management." (2001).

Ghozali, I. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadi, Nor. (2007). Interaksi Biaya Sosial, Kinerja Sosial, Kinerja Keuangan, dan Luas Pengungkapan Sosial (Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Indonesia).

Executive Summary Disertasi Corporate Social Responsibility. http://eprints.undip.ac.id/1021/1/executive_summary_terbuka_Norhadi.pdf.

Diakses 07 Desember 2016. Pukul 08.30

Hariati, Isnin. (2015). Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Dan Kinerja Lingkungan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB 3(2).

Jensen, Michael C., and William H. Meckling. "Theory of the firm: Managerial behavior, agency costs and ownership structure." Journal of financial


(67)

Januarti, Indira dan Apriyanti, Dini. (2005). Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Kinerja Keungan. Jurnal MAKSI, 5(2).

Mangoting, Y. (2007). Biaya Tanggung Jawab Sosial Sebagai Tax Benefit. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 9(1), pp-35.

Nazaruddin, Ietje & Agus Tri Basuki. (2016). Analisis Statistik Dengan SPSS. Danisa Media.Yogyakarta: 2015.

Nurlela, Islahuddin. (2008). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen Sebagai Variabel Moderating. Simposium Nasional Akuntansi XI.

Nuswandari, C. (2009). Pengaruh Corporate Governance Perception Index Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 16(2).

Octiani, V., & Andayani. (2014). Pengaruh Good Corporate Governance, Kebijakan Dividen Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1.

Purwantini, V.T. (2011). Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan dan Kinerja Keuangan Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Perbankan, 19(19)..

Rai, Shachi & Sangeeta Bansal (2014). An Analysis of Corporate Social Responsibility Expenditure in India. Jurnal Economic & Political Weekly, Vol. 49, Issue No. 50.

Ratih, Suklimah. (2011). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keungan Sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Peraih The Indonesia Most Trusted Company-CGPI. Jurnal Kewirausahaan,5(2).

Retno, R. D., dan Priantinah, D. (2012). Pengaruh Good Corporate Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Nominal, 1(1).

Rosiana, G. A. M. E., Juliarsa, G., & Sari, M. M. R. (2013). Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 5(3).


(1)

LAMPIRAN 6

RASIO SELURUH VARIABEL

KODE TAHUN CSR

Expenditure

CSR Disclosure

Corporate Governance

Nilai Perusahaan BBCA 2014 0.00217 0.13187 86.59 1.43533 BBNI 2014 0.00551 0.24176 87.47 1.08929 BBRI 2014 0.00613 0.38462 86.92 1.23291 BBTN 2014 0.00562 0.27473 85.75 1.00277 BMRI 2014 0.00695 0.14286 92.88 1.10629 BNBR 2014 0.00616 0.10989 69.72 1.59984 JSMR 2014 0.00878 0.27473 85.47 2.14618 NISP 2014 0.00728 0.23077 86.52 1.00523 PTBA 2014 0.07577 0.14286 85.25 2.35909 TINS 2014 0.05648 0.35165 81.70 1.36427 WIKA 2014 0.06473 0.31868 81.68 2.10903 ANTM 2013 0.59764 0.56044 88.92 0.89039 ASSA 2013 0.00615 0.17582 77.03 1.05814 BBCA 2013 0.00295 0.15385 86.06 1.34034 BBNI 2013 0.00979 0.20879 87.19 1.04067 BBRI 2013 0.01271 0.58242 86.43 1.15608 BBTN 2013 0.00661 0.23077 84.94 0.98127 BMRI 2013 0.00990 0.20879 92.32 1.12624 BNLI 2013 0.04247 0.12088 81.71 0.99512 JSMR 2013 0.01271 0.27473 85.16 1.74959 NISP 2013 0.00810 0.61538 86.17 1.00486 PTBA 2013 0.08395 0.51648 84.09 2.36596 TINS 2013 0.03887 0.80220 80.10 1.40094 TLKM 2013 0.01812 0.23077 90.66 2.08867 ADMF 2012 0.45466 0.42857 79.25 1.18759 ANTM 2012 0.14667 0.82418 88.71 0.92967 ASSA 2012 0.00111 0.13187 75.10 1.33712 AUTO 2012 0.00137 0.16484 80.04 1.98870 BBCA 2012 0.00255 0.15385 85.28 0.51140 BBNI 2012 0.02721 0.53846 86.07 2.11844 BBRI 2012 0.02135 0.18681 85.56 0.78165


(2)

BBTN 2012 0.01255 0.21978 85.42 3.89215 BMRI 2012 0.00909 0.13187 91.88 0.42307 BNBR 2012 0.01570 0.13187 69.22 1.07369 BNGA 2012 0.00358 0.21978 89.74 2.61688 BNLI 2012 0.00147 0.17582 81.82 0.20484 JSMR 2012 0.00899 0.81319 84.52 1.77210 NISP 2012 0.00739 0.62637 85.95 0.29582 PTBA 2012 0.10165 0.82418 83.80 1.23113 TINS 2012 0.17282 0.86813 77.81 1.52330 TLKM 2012 0.06742 0.81319 90.58 1.66824 UNTR 2012 0.00863 0.20879 85.02 1.50009 WIKA 2012 0.50645 0.85714 80.36 1.56805 ANTM 2011 0.19814 0.82418 86.55 2.26221 AUTO 2011 0.00133 0.14286 79.09 2.27452 BBNI 2011 0.00925 0.38462 85.75 0.23955 BBRI 2011 0.01056 0.15385 84.16 0.80929 BBTN 2011 0.01062 0.16484 85.90 0.81372 BCIC 2011 0.00076 0.08791 78.85 0.10783 BMRI 2011 0.01356 0.13187 91.91 0.31536 BNBR 2011 0.01163 0.15385 76.23 0.70702 BNGA 2011 0.00420 0.21978 89.88 1.07185 ELTY 2011 0.09196 0.70330 77.37 0.84409 GIAA 2011 0.03013 0.16484 85.84 1.18530 JSMR 2011 0.00615 0.25275 83.65 1.71325 NISP 2011 0.00696 0.21978 85.86 0.16396 PTBA 2011 0.04702 0.84615 82.55 3.76453 TINS 2011 0.06694 0.82418 75.68 1.57952 TLKM 2011 0.02248 0.59341 89.57 1.51050 UNTR 2011 0.00536 0.20879 87.77 2.21056 ANTM 2010 0.16896 0.86813 86.15 1.47700 AUTO 2010 0.00115 0.14286 78.11 2.61238 BBNI 2010 0.00484 0.34066 85.35 1.14887 BBTN 2010 0.00831 0.21978 85.70 0.15564 BMRI 2010 0.00758 0.12088 91.81 1.25314 BNGA 2010 0.00516 0.15385 91.46 1.11495 ELTY 2010 0.02646 0.37363 77.36 0.66415


(3)

GIAA 2010 0.00854 0.15385 85.82 1.53308 JSMR 2010 0.00985 0.21978 83.41 2.06587 KRAS 2010 0.00490 0.19780 85.19 1.21755 PTBA 2010 0.04673 0.80220 84.33 4.84462 TINS 2010 0.04527 0.80220 70.73 1.71450 TLKM 2010 0.01957 0.86813 89.10 1.85921 UNTR 2010 0.01136 0.19780 87.36 3.76502 WIKA 2010 0.08977 0.71429 79.90 1.27994


(4)

LAMPIRAN 7

OUTPUT SPSS STATISTIK DESKRIPTIF Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CSRE 75 .00076 .59764 .0488228 .10613565 CSRI 75 .08791 .86813 .3714297 .26564733 CG 75 69.22000 92.88000 84.2033333 5.14926165 TOBINSQ 75 .10783 4.84462 1.4473521 .87230720 Valid N

(listwise) 75

OUTPUT SPSS UJI ASUMSI KLASIK

UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardi zed Residual

N 75

Normal

Parameters(a,b)

Mean .0000000

Std. Deviation .84666102 Most Extreme

Differences

Absolute .156 Positive .156 Negative -.068 Kolmogorov-Smirnov Z 1.350 Asymp. Sig. (2-tailed) .052

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.


(5)

UJI AUTOKORELASI Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson 1 .301(a) .090 .052 .85429 2.007 a Predictors: (Constant), LAG_GCG, LAG_CSRI, LAG_CSRE

b Dependent Variable: LAG_TOBINSQ

UJI MULTIKOLINEARITAS Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 1.273 1.671 .762 .449

CSRE -.905 1.051 -.110 -.861 .392 .811 1.233 CSRI .875 .420 .266 2.080 .041 .809 1.236 CG -.001 .020 -.007 -.064 .949 .991 1.009

a. Dependent Variable: TOBINSQ

UJI HETEROSKEDASTISITAS Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) .257 1.136 .226 .822 CSRE -1.089 .715 -.197 -1.524 .132

CSRI .205 .286 .093 .718 .475

CG .004 .013 .034 .291 .772


(6)

OUTPUT SPSS UJI HIPOTESIS

Model Summary(b) Mode

l R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson 1 .241(a) .058 .018 .86436317 2.355 a Predictors: (Constant), CG, CSRE, CSRI

b Dependent Variable: TOBINSQ

ANOVA(b) Mode

l

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 3.262 3 1.087 1.455 .234(a)

Residual 53.046 71 .747 Total 56.308 74

a Predictors: (Constant), CG, CSRE, CSRI b Dependent Variable: TOBINSQ

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 1.273 1.671 .762 .449

CSRE -.905 1.051 -.110 -.861 .392 .811 1.233 CSRI .875 .420 .266 2.080 .041 .809 1.236 CG -.001 .020 -.007 -.064 .949 .991 1.009


Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilkan asing terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan 2013

0 89 119

Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tindakan Pajak Agresif Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 -2013

48 518 89

Pengaruh Publikasi Program Corporate Social Responsibility Dalam Periklanan Terhadap Peningkatan Minat Beli Konsumen Pada Produk Air Mineral Aqua

1 70 100

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerialdan Kepemilikan Institusionalserta Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 55 104

Pengaruh Good Corporate Governance &amp; Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Real Estate &amp; Property pada BEI 2011-2013

0 77 98

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Nilai Perusahaan, Dan Kualitas Audit, Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

4 98 116

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

Bentuk Program Corporate Social Responsibility Bank Nagari dan Manfaatnya Bagi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Lokal(Studi Pada Program CSR Bank Nagari Cabang Pangkalan)

6 71 112

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

0 19 112

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY EXPENDITURE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE, DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

0 2 25