Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerialdan Kepemilikan Institusionalserta Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIALDAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONALSERTA PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITYTERHADAP NILAI PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh

AGUSTINO S 110502093

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

i

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajemen dan Kepemilikan Institusional serta Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia”, adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi progam reguler S-1 Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan

Yang membuat pernyataan

Agustino S 110502093


(3)

ii

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL SERTA PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh kepemilikan manajerialdan kepemilikan institusional serta pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013. Ada 4 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Tobins Q sebagai variabel dependen, Kepemilikan Saham Manajemen, Kepemilikan Saham Institusional dan Pengungkapan CSR sebagai variabel independen. Desain dalam penelitian ini bersifat asosiatif kausal dengan menggunakan data sekunder. populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI yang berjumlah 41 perusahaan.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dan diperoleh 12 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. data penelitian dianalisis melalui uji regresi berganda yaitu uji F dan uji T pada tingkat 5% (α = 0,05).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan pengungkapan CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobins Q pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan pengungkapan CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobins Q pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia

Kata Kunci : Good Corporate Governance (GCG), Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), Tobins Q


(4)

iii

ABSTRACT

ANALYSIS THE INFLUENCE OF MANAGEMENT OWNERSHIP AND INSTITUSIONAL OWNERSHIP WITH CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY DISCLOSUREOF THE FIRM VALUE AT BANKING FIRMS ON THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE

This research aims to analyze how the influence of management ownership and institusional ownership with corporate social responsibility disclosure on the firm value at banking firms on the Indonesian Stock Exchange during 2011-2013. There are 4 variables used ini this research that Tobins Q as dependent variable, Management Ownership, Institusional Ownership and Corporate Social Responsibility Disclosure as independent variables. Design ini this research is associative causal by using secondary data. The population of the research are banking firms listed on Indonesian Stock Exchange, amounting 41 firms.

Collecting sample are done using the purposive sampling – method and retrieved 12 firms that are to be sampled. The data research is analyzed by regression test that T- test and F- test at the level of significant 5%.

The research result simultancously show that Management Ownership, Institusional Ownership, and Corporate Social Responsibility Disclosure don’t have significant influence to Tobins Q banking firms at Indonesian Stock Exchange. Partially Management Ownership, Institusional Ownership, and Corporate Social Responsibility Disclosure don’t have significant influence to Tobins Q banking firms at Indonesian Stock Exchange.

Keyword : good corporate governance (GCG), Management Ownership, Institusional Ownership, Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure, Tobins Q


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional Serta Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia” dengan baik dan tepat waktu.

Penulisan skripsi ini tentu bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selama penulisan skripsi ini, penulis telah mendapat banyak bimbingan, pengarahan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(6)

v

6. Ibu Dra. Nisrul Irawaty, MBA selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

7. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Dosen Pembaca dan Penilai yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dalam penulisan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

9. Secara khusus, penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis yang sangat penulis sayangi, Ayahanda Ariffin dan Ibunda Melan yang telah memberikan dukungan, doa, dan kasih sayangnya.

10.Saudara Perempuan saya Ariyanthi, Octaviani, Margaretta, Terimakasih atas dukungan dan doanya.

11.Teman-teman Manajemen 2011 (Tiffany Karmelia, Dessy Natasya, Kevin Aris, Kevin Sitorus, Idon Tarigan, Fredy Hutasoit, Steven, Yuliani, Shella, Azel) yang tentu saja tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas pertemanan yang luar biasa selama masa perkuliahan kita, atas suka dan duka yang telah kita lewati bersama, dan atas segala bantuannya selama masa perkuliahan.


(7)

iv

12.Teman-teman Gomu-Gomu Galaksi, Terima kasih untuk dukungan dan doanya.

Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.

Medan, April 2015


(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN………. i

ABSTRAK……… ii

ABSTRACT………. iii

KATA PENGANTAR………. iv

DAFTAR ISI………. vii

DAFTAR TABEL………..….. x

DAFTAR GAMBAR………... xi

DAFTAR LAMPIRAN………..…… xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………... 1

1.2 Perumusan Masalah……….... 9

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian………... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ………... 9

1.3.2 Manfaat Penelitian………... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Agency………... 12

2.2 Teori Legitimasi... 12

2.3 Corporate Social Responsibility... 13

2.4 Pengertian Bank ... 15

2.4.1Jenis dan Kegiatan Usaha Bank………... 16

2.4.2 Perkembangan Perbankan………... 19

2.5 Good Corporate Governance ... 20

2.5.1Kepemilikan Manajerial ...………...…... 22

2.5.2 Kepemilikan Institusional …………...……... 23

2.6Nilai Perusahaan ………... 25


(9)

viii

2.8 Kerangka Konsetual …..……….. 28

2.9 Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian………...……... 31

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian……….. 31

3.3Batasan Operasional ………...……….. 31

3.4 Defenisi Operasional ... 32

3.4.1 Variabel Dependen ... 32

3.4.2 Variabel Independen ... 33

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian………...…...….. 35

3.6 Jenis dan Sumber Data………..………..…… 38

3.7 Metode Pengumpulan Data………..…...…… 38

3.8 Teknik Analisis ………...………..……….. 38

3.8.1 Uji Asumsi Klasik……….……….. 38

3.8.1.1 Uji Normalitas………..………….. 38

3.8.1.2 Uji Multikolinearitas……...….……. 39

3.8.1.3 Uji Autokorelasi……… 40

3.8.1.4 Uji Heterokedasititas ... 40

3.8.2 Uji Hipotesis ... 41

3.8.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ………… 42

3.8.2.2 Uji F (F-Test) ... 42

3.8.2.3 Uji t (t-Test) ... 43

BAB 1V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ...………...……...…. 44

4.2Analisis Hasil Penelitian …....………...………. 47

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 47

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 48

4.3.1 Uji Normalitas ... 48

4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 51


(10)

viii

4.3.4 Uji Autokorelasi ... 54

4.4 Uji Hipotesis ... 55

4.4.1 Uji Determinasi (R2) ... 55

4.4.2 Uji F (F-Test) ... 56

4.4.3 Uji t (t-Test) ... 57

4.4.4 Analisis Regresi Linear Berganda ... 59

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

4.5.1 Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan ... 61

4.5.2 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan ... 61

4.5.2 Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Nilai Perusahaan ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………....………...………. 63

5.2 Keterbatasan Hasil Penelitian ... 64

5.3 Saran ………...……...……... 65

DAFTAR PUSTAKA ………... 66


(11)

viii

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman

2.1 PenelitianTerdahulu…...……….….. 27

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian……….. 34

3.2 Populasi Penelitian …...………... 35

3.4 Sampel Penelitian ... 37

3.3 Proses Pengambilan Sampel ...………....….. 37

4.1 Statistik Deskriptif ……….….. 47

4.2 Uji Statistik ……...………...………...…... 51

4.3 Uji Multikolinearitas ….….…..………... 52

4.4 Uji Heteroskedastisitas ………..………... 53

4.5 Uji Autokorelasi ………...……….… 54

4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)………..….. 56

4.7 Uji F (F-Test) …...……… 57


(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual …... 30 4.1 Grafik Histogram ...………...……... 49 4.2 Grafik Normal Probability Plot………... 50


(13)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Populasi Perusahaan ……...……….…. 70

2 Daftar Sampel Perusahaan ……...……….. 73

3 Tabel Perhitungan Kepemilikan Saham Manajemen... 74

4 Tabel Perhitungan Kepemilikan Saham Institusional…….. 75

5 Tabel Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)76 6 Perhitungan Corporate Social Responsibility (CSR) 2011 .... 77

7 Perhitungan Corporate Social Responsibility (CSR) 2012 ...78

8 Perhitungan Corporate Socail Responsibility (CSR) 2013... 79

9 Tabel Perhitungan MVE (Market Value Equity) ... 80

10 Tabel Perhitungan Tobins Q ... 82

11 Statistik Deskriptif ... 83

12 Uji Asumsi Klasik ... 84


(14)

ii

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL SERTA PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh kepemilikan manajerialdan kepemilikan institusional serta pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013. Ada 4 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Tobins Q sebagai variabel dependen, Kepemilikan Saham Manajemen, Kepemilikan Saham Institusional dan Pengungkapan CSR sebagai variabel independen. Desain dalam penelitian ini bersifat asosiatif kausal dengan menggunakan data sekunder. populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI yang berjumlah 41 perusahaan.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dan diperoleh 12 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. data penelitian dianalisis melalui uji regresi berganda yaitu uji F dan uji T pada tingkat 5% (α = 0,05).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan pengungkapan CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobins Q pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan pengungkapan CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobins Q pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia

Kata Kunci : Good Corporate Governance (GCG), Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), Tobins Q


(15)

iii

ABSTRACT

ANALYSIS THE INFLUENCE OF MANAGEMENT OWNERSHIP AND INSTITUSIONAL OWNERSHIP WITH CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY DISCLOSUREOF THE FIRM VALUE AT BANKING FIRMS ON THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE

This research aims to analyze how the influence of management ownership and institusional ownership with corporate social responsibility disclosure on the firm value at banking firms on the Indonesian Stock Exchange during 2011-2013. There are 4 variables used ini this research that Tobins Q as dependent variable, Management Ownership, Institusional Ownership and Corporate Social Responsibility Disclosure as independent variables. Design ini this research is associative causal by using secondary data. The population of the research are banking firms listed on Indonesian Stock Exchange, amounting 41 firms.

Collecting sample are done using the purposive sampling – method and retrieved 12 firms that are to be sampled. The data research is analyzed by regression test that T- test and F- test at the level of significant 5%.

The research result simultancously show that Management Ownership, Institusional Ownership, and Corporate Social Responsibility Disclosure don’t have significant influence to Tobins Q banking firms at Indonesian Stock Exchange. Partially Management Ownership, Institusional Ownership, and Corporate Social Responsibility Disclosure don’t have significant influence to Tobins Q banking firms at Indonesian Stock Exchange.

Keyword : good corporate governance (GCG), Management Ownership, Institusional Ownership, Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure, Tobins Q


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan kesejahteraan para pemilik saham, atau memaksimumkan kekayaan yang diterima oleh pemegang saham. Peningkatan nilai perusahaan dapat tercapai jika kegiatan operasional berjalan dengan baik sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Untuk itu keputusan-keputusan yang diambil harus benar. Keputusan yang benar adalah keputusan-keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. (Suad dan Heny,2006: 6).

Peningkatan nilai perusahaan dapat dilakukan dengan penerapan good corporate governance (GCG) ke dalam mekanisme perusahaan. GCG adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan dan intuisi yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu suatu perusahaan korporasi (Untung, 2014: 4). Tujuan GCG adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Penerapan GCG yang baik dapat meningkatkan kepercayaan bagi para pemegang saham dan kreditor untuk berinvestasi pada perusahaan.

Praktik-praktik dan penerapan GCG berkembang dengan pesat. Fenomena munculnya GCG mulai hangat karena sering diwancanakan seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, stakeholders, pemerintah maupun manajemen perusahaan itu sendiri akan perlunya suatu sistem yang baik dalam meningkatkan transparansi. Good Corporate Governance di Indonesia mulai


(17)

2

ramai dikenal pada tahun 1997, saat krisis ekonomi menerpa Indonesia. Banyak perusahaan yang terjatuh akibat corporate governance yang buruk yang ada di perusahaan tersebut (Prasetio, 2010).

Krisis keuangan yang melanda Indonesia disekitar tahun 1997-1998 memberikan dampak yang buruk bagi semua kalangan. Sebagaimana dikemukakan oleh Baird (2000) bahwa salah satu akar penyebab timbulnya krisis ekonomi di indonesia adalah buruknya pelaksanaan corporate governance (tata kelola perusahaan) dihampir semua perusahaan yang ada, baik perusahaan yang dimiliki pemerintah BUMN maupun yang dimiliki pihak swasta.

Perhatian terhadap corporate governance terutama dipicu oleh skandal spektakuler seperti Enron dan Tyco. Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth dengan Houston Natural Gas tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan.

Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang ditandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US$ 31,2 Milyar (Kusmayadi, 2009).


(18)

3

Tyco adalah perusahaan manufaktur komponen elektronik, perawatan kesehatan dan peralatan keamanan. Tyco dianggap sebagai saham blue chip yang aman. Tahun 2002 merupakan tahun yang tak terlupakan bagi dunia saham. Di awal tahun 2002, skandal ini mulai menyeruak dan harga saham Tyco anjlok sekitar 80% hanya dalam enam pekan. Hal tersebut dikarenakan tindakan semena-mena yang dilakukan oleh para manager perusahaan untuk memenuhi kepentingannya sendiri (Pranata, 2012). Keruntuhan perusahaan publik tersebut dikarenakan oleh kegagalan strategi maupun praktek curang dari manajemen puncak yang berlangsung tanpa terdeteksi dalam waktu yang cukup lama karena lemahnya pengawasan yang independen oleh corporate boards (Kaihatu, 2006).

Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan sering memunculkan konflik diantara para manajer dan pemegang saham (stakeholders) yang disebut dengan agency conflict. Terjadi konflik diantara para pemegang saham dan manajer dikarenakan adanya perlakuan dari manajer dalam mengambil keputusannya yang mengutamakan kepentingan pribadi. Karena apa yang dilakukan manajer tersebut menambah biaya bagi perusahaan sehingga memberikan dampak penurunan keuntungan perusahaan yang berpengaruh juga terhadap harga saham dan menurunkan nilai perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Reny dan Denies, 2012).

Konflik antara manajer dan pemegang saham atau yang sering disebut dengan masalah keagenan dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan tersebut sehingga timbul biaya keagenan (agency cost).


(19)

4

Ada beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi timbulnya biaya tersebut adalah dengan penerapan Good Corporate Governance yang baik dalam perusahaan. Penerapan Good Corporate Governance dalam perusahaan dapat dilakukan dengan mengatur Jumlah kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional(Haruman, 2008).

Dengan kepemilikan saham oleh manajerial, diharapkan manajer akan bertindak sesuai dengan keinginan para principal karena manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan (Siallagan dan Machfoedz, 2006).

Menurut Ross et al (dikutip dari Siallagan dan Machfoedz, 2006) menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka manajemen akan cenderung untuk berusaha untuk meningkatkan kinerjanya untuk kepentingan pemegang saham dan untuk kepentingannya sendiri.

Struktur kepemilikan lain yaitu kepemilikan institusional, dimana umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan. Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen (Faizal, 2004). Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen.


(20)

5

Kepemilikan institusional adalah proporsi kepemilikan saham pada akhir tahun yang dimiliki oleh lembaga, seperti asuransi, bank atau institusi lain (Tarjo, 2008). Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor manajemen. Adanya kepemilikan oleh institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal.

Semakin tinggi kepemilikan institusional maka dapat mengurangi perilaku opportunistic dari seorang manajer , sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Tingginya kepemilikan oleh institusi akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasaan yang tinggi dapat meminimalkan tingkat penyelewenggan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang berdampak pada peningkatan nilai perusahaan (Permanasari, 2010).

Bank merupakan lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Fungsi bank merupakan perantara diantara masyarakat yang membutuhkan dana dengan masyarakat yang kelebihan dana, di samping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya (Kasmir, 2004:3).

Pada tahun 1997 sampai tahun 2000 merupakan kehancuran dunia perbankan di Indonesia. Puluhan bank dilikuidasi, dibubarkan, dan merger akibat salah dalam pengelolaannya. Hancurnya dunia perbankan merupakan salah satu dampak buruknya tata kelola perusahaan yang dilakukan. (Kasmir, 2004:3).


(21)

6

Besarnya peranan yang dimiliki oleh perbankan dalam memperlancar perekonomian suatu negara, maka sangat dibutuhkan suatu tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dalam pengelolaan perbankan agar dapat menjaga keberlangsungan hidup perusahaan dan untuk meminimalisir resiko kegiatan usaha perbankan yang kian beragam serta untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan nasional yang sudah mulai menurun (Tarigan, 2010)..

Contoh kasus buruknya penerapan good corporate governance dalam industri perbankan Indonesia pada kasus Bank Century yang sekarang berganti nama menjadi Bank Mutiara, dimana bank tersebut harus diambil ahli LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) dan ditetapkan sebagai bank gagal pada tahun 2008 akibat banyak kredit yang bermasalah yang dimiliki bank tersebut. (Permatasary dan Novitasary, 2014).

Tata kelola perusahaan yang buruk akan memberikan dampak negatif pada perusahaan, maka fenomena Good Corporate Governance dalam pengendalian suatu perusahaan menjadi standar yang dibakukan pemerintah dan untuk meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan bergantung pada penerapan GCG yang baik dalam manajemen perusahaan.

Nilai perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh Good Corporate Governance. Adanya faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu pengungkapan aktivitas dari Corporate Social Responsibility (CSR) (Untung, 2014:1). CSR penting diterapkan karena perusahaan tidak hanya memiliki


(22)

7

tanggung jawab kepada pemegang saham (stakeholders) untuk memperoleh keuntungan maksimal, tetapi perusahaan juga harus memiliki tanggung jawab sosial terhadap stakeholders di lingkungan tempat perusahaan bekerja.

Menurut Robbins (2010:127) Corporate Social Responsibility adalah sebuah intens bisnis, melampaui kewajiban legal dan ekonomi, untuk melakukan hal yang benar dan bertindak dengan cara yang baik bagi masyarakat. Tujuan dalam melakukan bisnis tidak hanya untuk mencari profit saja, tetapi menjaga lingkungan sekitar juga menjadi tujuan dalam melakukan bisnis.

CSR merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Di Indonesia praktik CSR sudah semakin berkembang ditunjukan dengan antara lain dalam Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menjelaskan bahwa perseroan / perusahaan dalam menjalankan kegiataan usahanya di bidang sumber daya alam harus melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Untung, 2014:1).

Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan tidak hanya pada perusahaan industri yang menghasilkan dampak negatif pada lingkungan dan masyarakat, tetapi juga sektor-sektor lain seperti: jasa, asuransi, komunikasi, lembaga keuangan bank dan bukan bank (Djogo, 2005). Sesuai Undang-Undang Bank Indonesia No. 3 Tahun 2004 Sektor perbankan diharapkan tidak hanya melaksanakan tugas-tugas utama perbankannya melainkan juga diminta untuk tetap memiliki kepedulian terhadap lingkungan sebagai wujud corporate social responsibility-nya. Kepedulian terhadap masyarakat sekitar atau relasi komunitas


(23)

8

dapat diartikan sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi

dan komunitas

Hal itulah yang mendorong beberapa bank di Indonesia untuk melaksanakan berbagai progam atau kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan sosialnya. Seperti misalnya, Bank Indonesia yang membuat tema progam CSR yang direfleksikan dalam slogan : BI- COMMUNICATE – Ecosystem, Small Medium Enterprise, dan Education for People. Yang memiliki tujuan untuk : 1) meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat ekonomi menengah dan kecil; 2) membantu progam Pemerintah dalam menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas serta mampu berkompetisi dengan SDM asing; 3) meningkatkan dan memelihara ekosistem melalui kerja sama

dengan segenap masyarakat

berbagai kegiatan sosial sebagai wujud pelaksanaan CSR dengan Slogan “BNI Berbagi”. Misalnya : “Friendship Schools Renovation”- progam renovasi 26 sekolah di seluruh indonesia; bazar dan distrinusi sembako; sumbangan 200.000 buku oleh semua kantor cabang BNI; “BNI Corner Progamme” di 10 kampus; “BNI Charity Visit”- Progam kunjungan BNI ke sekolah-sekolah dasar di

Indonesia

Pelaksanaan CSR akan berdampak pada kesinambungan dari perusahaan. Dengan diterapkannya CSR maka pelanggan akan semakin banyak sehingga memberikan dampak peningkatan pada penjualan dan keuntungan juga semakin meningkat. Meningkatnya keuntungan (profit) akan meningkatkan nilai


(24)

9

perusahaan. Oleh karena itu, peranan CSR dalam perusahaan sangat penting dalam membantu meningkatkan nilai perusahaan yang dapat dilihat dari bertambahnya jumlah pelanggan dan juga penjualan yang meningkat dengan dilakukannya aktivitas sosial di lingkungan masyarakat (Untung, 2014: 22).

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini berjudul “Analisis pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional serta

Pengungkapan Corporate Social Responsibilty (CSR) terhadap Nilai Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan yang hendak diteliti dalam peneltian ini adalah : “Apakah GCG yang diproksikan pada Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional dan CSR berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia ?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Peneltian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti secara empiris terhadap :

1. Pengujian pengaruh good corporate governance terhadap nilai perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.


(25)

10

2. Pengujian pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan, sebagai bahan petimbangan untuk melakukan kegiatan pengungkapan Good Corporate Governace dan Corporate Social Responsibility untuk meningkatkan nilai perusahaan.

2. Bagi investor (pemegang saham), sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam memilih perusahaan yang bonafit untuk berinvestasi. 3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai referensi untuk penyempurnaan penelitian selanjutnya yang bersifat sejenis, serta memberikan wawasan yang luas tentang Corporate Governance dan CorporateSocial Responsibility.


(26)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Agency

Teori keagenan (agency theory) menjelaskan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk melakukan suatu kegiatan dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan tersebut kepada agen tersebut. (Jensen dan Meckling, 1976).

Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan pemegang saham (stakeholders). Kegitan pengelolaan perusahaan diserahkan kepada pihak manajemen. Dalam mengambil keputusan bagi perusahaan manajer sering mengutamakan kepentingan pribadi sehingga tidak sejalan dengan pemegang saham. Manajer sebagai pihak yang diberikan wewenang atas kegiatan perusahaan dan kewajiban menyediakan laporan keuangan akan cenderung melaporkan sesuatu yang memaksimalkan utilitasnya dan mengorbankan kepentingan pemegang saham.

Eisenhardt (dikutip oleh Permanasari 2010), menggunakan tiga asumsi sifat dasar manusia guna menjelaskan teori agensi yaitu : (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia kemungkinan besar akan bertindak berdasarkan sifat oppurtunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya.


(27)

12

Menurut Jensen dan Meckling (1976), adanya masalah keagenan memunculkan biaya agensi yang terdiri dari :

1. The monitoring expenditure by the principle, yaitu biaya pengawasan yang dikeluarkan oleh prinsipal untuk mengawasi perilaku dari agen dalam mengelola perusahaan.

2. The bounding expenditure by the agent (bounding cost), yaitu biaya yang dikeluarkan oleh agen untuk menjamin bahwa agen tidak beritindak merugikan prinsipal.

3. The residual Loss, yaitu penurunan tingkat utilitas prinsipal maupun agen karena adanya hubungan agensi.

Konflik antara manajer dan pemegang saham atau yang sering disebut dengan masalah keagenan dapat diminimumkan dengan suatu penerapan mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan tersebut, yang dapat mengurangi biaya keagenan (agency cost). Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost, salah satu diantaranya adalah penerapan Good Corporate Governance ( Priyatna dan Imam (2013).

2.2 Teori Legitimasi

Menurut Haniffa et al., (2005) dalam legitimacy theory perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan semakin menyadari bahwa keberlangsungan kehidupan perusahaan bukan hanya


(28)

13

bergantung pada faktor keuangan, tetapi juga hubungan yang baik perusahaan dengan masyarakatnya dan lingkungan dimana perusahaan melakukan semua aktivitasnya.

Defenisi tersebut mengisyaratkan bahwa legitimasi merupakan sistem pengelolaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat (society), pemerintah, individu dan kelompok masyarakat. Untuk itu suatu sistem yang mengedepankan keberpihakan kepada society, operasi perusahaan harus kongruen dengan harapan masyarakat.

Uraian di atas menjelaskan bahwa teori legitimasi merupakan salah satu teori yang mendasari pengungkapan CSR. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan untuk mendapatkan nilai positif dan legitimasi dari masyarakat.

2.3 Corporate Social Responsibility

Konsep CSR sebagai salah satu tonggak penting dalam manajemen korporat. Konsep mengenai CSR mulai diperkenalkan Bowen pada tahun 1953 dalam sebuah karya seminarnya mengenai tanggung jawab sosial pengusaha. Menurut Bowen, tanggung jawab sosial diartikan sebagai, “it refers to the obligations of businessman to persue those policies, to make those decisions, ot to follow those lines of action which ar desirable in term of the objectives and value of our society.”

Menurut Carroll (dikutip dari Permanasari, 2010), konsep CSR memuat komponen-komponen sebagai berikut :


(29)

14

1. Economic responsibilities

Tanggung jawab sosial perusahaan yang utama adalah tanggung jawab ekonomi karena lembaga bisnis terdiri dari aktivitas ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa bagi masyarakat secara menguntungkan. 2. Legal responsibilities

Masyarakat berharap bisnis dijalankan dengan mentaati hukum dan peraturan yang berlaku pada hakikatnya dibuat oleh masyarakat melalui lembaga legistatif.

3. Ethical responsibilities

Masyarakat berharap perusahaan menjalankan bisnis secara etis yaitu menunjukan refleksi moral yang dilakukan oleh pelaku bisnis secara perorangan maupun kelembagaan unutk menilai suatu isu dimana penilaian ini merupakan pilihan terhadap nilai yang berkembang dalam suatu masyarakat.

4. Discretionary responsibilities

Masyarakat mengharapkan keberadaan perusahaan dapat memberikan mamfaat bagi mereka.

Dengan meluasnya konsep CSR, diluar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan pada pemegang saham, perusahaan juga harus menjaga tanggung jawab sosialnya.

Di Indonesia, kewajiban harus melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan baru dimulai sejak awal 1990-an melalui progam PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi), kemudian berlanjut dengan beragam istilah, seperti :


(30)

15

Progam Kemitraan dan Bina Lingkungan (PK-BL) yang dilaksanakan oleh BUMN dan Swasta yang telah diatur dalam Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Selain itu pemerintah melalui Keputusan Ketua Bapepam No: kep-134/BL/2006 juga mengatur mengenai pengungkapan informasi dalam laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan di indonesia. Pengungkapan informasi yang diatur oleh pemerintah memiliki tujuan untuk melindungi kepentingan para investor dari ketidakseimbangan informasi antara manajemen dengan investor karena adanya kepentingan manajemen.

2.4 Pengertian Bank

Bank merupakan lembaga keuangan yang menawarkan jasa keuangan seperti kredit, tabungan, pembayaran jasa dan melakukan fungsi-fungsi keuangan lainnya secara profesional (Maharani, 2009).

Keberhasilan bank ditentukan oleh kemampuan mengidentifikasi permintaan masyarakat akan jasa-jasa keuangan kemudian memberikan pelayanan secara efisien dan menjualnya dengan harga bersaing. Menurut Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.10 tahun 1998 pasal 1 angka 2, pengertian bank adalah sebagai sebagai berikut :

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.


(31)

16

Pengertian diatas memiliki kandungan filosofis yang tinggi. Pengertian yang lebih teknis dapat ditemukan pada Standar Akuntasi Keuangan (PSAK). Pengertian bank menurut PSAK No.31 dalam Standar Akuntansi Keuangan (1999:31.1) adalah :

Bank adalah suatu lembaga keuangan yang berperan sebagai perantara keuangan antar pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancarkan lalu lintas pembayaran.

Sedangkan berdasarkan SK Menteri Keuangan RI No.792 tahun 1990, Bank merupakan suatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan yang melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan.

Berdasarkan defenisi-defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas pembayaran (Maharani, 2009).

2.4.1 Jenis dan Kegiatan Usaha Bank

Jenis bank bermacam-macam, tergantung pada cara klasifikasinya. Menurut Kasmir (2004: 15), klasifikasi bank dapat dilakukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut :


(32)

17

1. Jenis bank menurut fungsinya :

a. Bank Sentral, yaitu Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UU No.13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral, kemudian dicabut dengan UU No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

b. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (Pasal 1 angka 3 UU Perbankan tahun 1998).

c. Bank Perkreditan Rakyat, yaitu bank yang melaksanakan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (Pasal 1 angka 4 UU Perbankan tahun 1998).

d. Bank Umum yang mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu. Hal tersebut dimungkinkan oleh ketentuan pasal 5 ayat (2) UU Perbankan tahun 1992.

Yang dimaksud dengan mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu adalah antara lain melaksanakan kegiatan pembiayaan jangka panjang. Pembiayaan untuk mengembangkan koperasi, pengembangan pengusaha golongan ekonomi lemah/ pengusaha kecil,


(33)

18

pengembangan ekspor non migas dan pengembangan pembangunan perumahan.

Sedangkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan prinsip syariah, antara lain pembiataan berdasarkan prinsip abgi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah istisna). Sebagaimana diatur dalam pasal 1 angka 33 UU Perbankan tahun 1998.

2. Jenis bank menurut kepemilikannya :

a. Bank Umum Milik Negara, yaitu bank yang hanya dapat didirikan berdasarkan Undang-Undang.

b. Bank Umum Swasta, yaitu bank yang hanya dapat didirikan dan menjalankan usahanya setelah mendapat izin dari pimpinan Bank Indonesia. Ketentuan-ketentuan tentang perizinan, bentuk hukum dan kepemilikan bank umum swasta yang ditetapkan dalam pasal 16, pasal 21, dan pasal 22 UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan yang kemudian pasal-pasal tersebut telah diubah dengan UU No.10 tahun 1998.


(34)

19

c. Bank Campuran, yaitu bank umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih bank umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh Warga Negara Indonesia dan atau badan hukum yang dimiliki sepenuhnya oleh Warga Negara Indonesia, dengan satu atau lebih bank yang berkedudukan di luar negeri.

d. Bank Milik Pemerintah Daerah, yaitu bank pembangunan daerah. Berdasarkan pasal 54 UU Perbankan tahun 1992 dimana dinyatakan bahwa UU No.13 tahun 1962 tentang ketentuan-ketentuan pokok bank pembangunan daerah dinyatakan hanya berlaku untuk jangka waktu satu tahun sejak mulai berlakunya UU tersebut, maka bentuk Bank Pembangunan Daerah (BPD) tersebut akan disesuaikan menjadi bank umum sesuai dengan UU Perbankan tahun 1992.

2.4.2 Perkembangan Perbankan

Jumlah bank meningkat pesat dengan adanya ketentuan Paket Oktober 1988 yang memberikan peluang untuk membuka bank-bank baru (Kasmir, 2004:3). Setelah tahun 90-an jumlah bank mengalami banyak penuruan terus seiring dengan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia untuk membentuk Sistem Perbankan yang kuat. Dengan jumlah bank pada awal tahun 1997 sebanyak 238 bank, mengalami penurunan pada akhir tahun 1997 menjadi 222 bank. Penurunan bank terus terjadi karena pada tahun 1998 ada 10 bank yang di BBKU ( Bank Beku Kegiatan Usaha), 8 bank take over (BTO). Pembekuan terjadi lagi pada Maret 1999 sebanyak 38 bank dan 9 BTO.


(35)

20

Progam rekapitulasi untuk bank swasta dilakukan pada tahun 1999 untuk 9 bank dan bulan Maret 2000, Bank Danamon melakukan merger dengan 7 BTO dan pada tahun yang sama Bank Bali dan Bank Niaga ikut progam rekapitulasi. Pada Bank Daerah, progam rekapitulasi dilakukan bulan Mei 1999 sebanyak 12 BPD diikuti dengan rekapitulasi Bank Pemerintah yakni Bank Mandiri merger dari BEII, BBD, BDN, dan BAPINDO, BNI, BRI, dan BTN.

2.5 Good Corporate Governance

Tujuan good corporate governance adalah untuk mengoptimalisasi hasil ekonomi, dengan penekanan kuat pada kesejahteraan para pihak yang berkepentingan dan pemegang saham (Untung, 2014: 6). Pihak-pihak yang berkepentingan adalah pihak internal yang meliputi dewan komisaris, direksi, karyawan, dan pihak eksternal yang meliputi investor, kreditur, pemerintah, masyarakat dan pihak lain yang berkepentingan (stakeholders).

Di Indonesia GCG telah diatur sedemikian rupa dalam beberapa peraturan perundang-undangan seperti dalam ketentuan UU. No 19 Tahun 2003 tentang BUMN dalam pasal 36 perihal Maksud dan Tujuan Perusahaan BUMN dan Pasal 73 perihal Restrukturisasi. Perusahaan harus memerhatikan GCG tersebut. Selain peraturan tersebut, sebelumnya pemerintah juga mengisyaratkan untuk menerapkan prinsip GCG ini dalam BUMN dengan Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep. 117/M-MBU/2002 tentang penerapan GCG di BUMN sebagai pedoman korporasi yang diperlukan dalam sistem pengelolaan BUMN yang sehat.


(36)

21

Untuk perusahaan swasta dalam hal penanaman modal juga telah diatur dalam pasal 15 UU. No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Menurut Untung (2014:7) prinsip-prinsip yang diatur dalam GCG secara umum terdiri dari 4 prinsip, yaitu :

1. Akuntabilitas (accountability)

Prinsip ini mewajibkan direksi perushaan bertanggung jawab atas keberhasilan pengelolaan perusahaan untuk mewujudkan tujuan dari perusahaan tersebut.

2. Keterbukaan (transparency)

Adanya informasi yang akurat dan dapat diaudit oleh pihak ketiga yang independen sebagai laporan kepada pemegang saham, sehingga pemegang saham dapat mengetahui perkembangan dan kemerosotan perusahaan. 3. Kewajaran (fairness)

Prinsip ini memberikan perlindungan terhadap kepentingan minoritas, khususnya para pemegang saham minoritas untuk dapat memiliki perlakukan yang adil.

4. Tanggung Jawab (responsibility)

Prinsip ini menegaskan konsep fiduciary duty dari para pengguna perseroan untuk lebih mematuhi aturan-aturan yang digariskan dalam pengelolaan perusahaan.


(37)

22

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua proksi GCG untuk menilai pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Kedua proksi tersebut adalah Kepemilikan Manajemen dan Kepemilikan Institusional.

2.5.1 Kepemilikan Manajerial

Manajer mendapatkan kesempatan untuk terlibat dalam kepemilikan saham dengan tujuan mensetarakan dengan pemegang saham. Melalui kebijakan ini diharapkan manajer dapat menghasilkan kinerja yang baik serta mengarahkan dividen pada tingkat yang paling rendah (Dewi, 2008). Dengan penetapan dividen rendah perusahaan memiliki laba ditahan yang tinggi sehingga memiliki sumber dana internal relatif tinggi untuk membiaya investasi di masa yang akan datang.

Berdasarkan teori keagenan, perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham mengakibatkan terjadinya konflik yang sering disebut agency conflict. Konflik kepentingan yang sering terjadi ini menyebabkan pentingnya suatu mekanisme yang diterapkan guna melindungi kepentingan pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976). Mekanisme pengawasan terhadap manajemen tersebut menimbulkan biaya yaitu biaya keagenan, oleh karena itu salah satu cara mengurangi agency cost adalah dengan adanya kepemilikan saham oleh pihak manajemen.

Kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan akan menyelaraskan kepentingan manajemen dan pemilik perusahaan, sehingga dapat


(38)

23

mengurangi konflik keagenan. Meningkatnya kepemilikan manajerial maka para manajer perusahaan akan mengurangi perilaku yang merugikan perusahaan. Pengambilan keputusan perusahaan pada manajer juga akan mendapat manfaat langsung dan apabila keputusan yang diambil salah maka para manajer juga akan menanggung resiko langsung, sehingga para manajer pun akan berhati-hati dalam mengambil keputusan. Keputusan yang diambil akan mempengaruhi nilai perusahaan sehingga apabila para manajer dalam mengambil keputusan dapat efektif dan efisien maka nilai perusahaan juga akan meningkat. Peningkatan kepemilikan manajerial membantu untuk menghubungkan kepentingan pihak internal dan pemegang saham, dan mengarah ke pengambilan keputusan yang lebih baik dan meningkatnya nilai perusahaan.

Menurut Shleifer dan Vishny (Siallagan dan Machfoedz, 2006) menyatakan bahwa kepemilikan saham yang besar dari segi nilai ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor. Secara teoritis ketika kepemilikan manajemen rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku oportunistik manajer akan meningkat (Siallagan dan Machfoedz, 2006).

Menurut Jensen dan Meckling kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara pemegang saham luar dengan manajemen. Dengan adanya kepemilikan manajemen dalam sebuah perusahaan akan menimbulkan dugaan yang menarik bahwa nilai perusahaan meningkat sebagai akibat kepemilikan yang meningkat. Kepemilikan oleh manajemen yang besar akan efektif memonitoring aktivitas perusahaan (Permanasari, 2010).


(39)

24

2.5.2 KepemilikanInstitusional

Kepemilikan institusional merupakan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi lain (Tarjo, 2008). Menurut Che Hat et al. (Permanasari, 2010) kepemilikan institusional adalah persentase saham yang dimiliki oleh orang di luar perusahaan terhadap total saham perusahaan.

Tingkat saham insttitusional yang tinggi akan menghasilkan upaya-upaya pengawasan yang lebih intensif sehingga dapat membatasi perilaku opportunistic manajer, yaitu manajer melaporkan laba secara oportunis untuk memaksimalkan kepentingan pribadinya (Permanasari, 2010).

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan pemegang saham. Keberadaan investor institusional dianggap mampu meningkatkan nilai perusahaan, karena segala aktivitas perusahaan akan diawasi oleh pihak institusi. Investor institusional terlibat dalam pengambilan keputusan yang strategis sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan manipulasi laba (Permanasari, 2010).

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain. Kepemilikan institusional memiliki peran penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan oleh


(40)

25

institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistic manajer. Menurut Shleifer and Vishny (Permanasari, 2010) bahwa institusional shareholders, dengan kepemilikan saham yang besar, memiliki insentif untuk memantau pengambilan keputusan perusahaan.

Kepemilikan Institusional memiliki kelebihan antara lain :

1. Memiliki profesionalisme dalam menganalisis informasi sehingga dapat menguji keandalan informasi.

2. Memiliki motivasi yang kuat untuk melaksanakan pengawasan lebih ketat atas aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.

2.6 Nilai Perusahaan

Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Nilai perusahaan pada dasarnya dapat dilihari dari beberapa aspek salah satunya adalah harga saham perusahaan, karena harga pasar saham mencerminkan penilaian investor atas keseluruhan kegiatan perusahaan. Nurlela dan Islahuddin (2008) menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan.


(41)

26

Nilai perusahaan juga diartikan sebagai harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan sering dikaitkan dengan harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan maka akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham.

Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, karena menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan didefenisikan sebagai nilai pasar, karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimun apabila harga saham perusahaan meningkat.

Indikator rasio yang dipakai untuk mengukur nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh Profesor James Tobin (1976) (Permanasari, 2010). Rasio ini memberikan informasi yang baik, karena memasukan unsur hutang, modal saham perusahaan, dan seluruh aset perusahaan karena rasio ini menjelaskan bahwa nilai perusahaan yang baik dapat dilihat dari sisi pemegang saham ataupun kreditor. Jadi semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik.

Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut.


(42)

27

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penlitian Terdahulu No Nama peneliti

dan Tahun Penelitian

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

1 Rachman (2012) Pengaruh corporate social responsibility, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan

institusional terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010

X1 : corporate social responsibility X2 : kepemilikan manajerial X3: kepemilikan institusional Y : nilai perusahaan

Corporate social responsibility memiliki pengaruh yang signifikan pada nilai perusahaan. sedangkan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh signifikan pada nilai perusahaan. 2 Komang (2013) Pengaruh struktur kepemilikan saham dan corporate social responsibility pada nilai perusahaan

X1 : Kepemilikan Manajerial X2 : Kepemilikan Institusional X3 : Kepemilikan Publik

X4 : CSR

Y : Nilai perusahan

Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan publik dan csr tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan 3 Aditama (2013) Pengaruh

kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi, leverage, dan pengungkapan corporate social resposibility terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

manufaktur di bursa efek indonesia

X1 : Kepemilikan manajemen X2 : Kepemilikan Institusional X3 : Leverage X4 : Pengungkapan CSR

Y : Nilai Perusahaan Kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional dan pengungkapan csr tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan leverage memiliki pengaruh terhadap nilai


(43)

28

perusahaan 4 Amantih (2012) Pengaruh Good

Corporate Governance terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan corporate social responsibility sebagai variabel pemoderasi (studi kasus pada perusahaan rokok yang terdaftar di BEI)

X1 : Good corporate governancce X2 : Pengungkapan CSR

Y : Nilai perusahaan Good corporate governance berpengaruh negatif pada nilai perusahaan, sedangkan CSR tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.

5 Michelle (2014) Pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan

institusional terhadap nilai perusahaan (studi empiris pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI)

X1 : Kepemilikan manajerial X2 : kepemilikan institusional Y : Nilai perusahaan Secara simultan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Sumber : Rachman (2012), Komang (2013), Aditama (2013), Amantih (2012), dan Michelle (2014)

2.8 Kerangka Konseptual

Menurut agency theory, pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik keagenan. Konflik keagenan disebabkan prinsipal dan agen mempunyai kepentingan sendiri-sendiri yang saling bertentangan karena agen dan prinsipal berusaha memaksimalkan utilitasnya masing-masing.

Menurut Tendi Haruman (2008), perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham mengakibatkan manajemen berperilaku curang dan tidak etis sehingga merugikan pemegang saham. Oleh karena itu diperlukan suatu mekanisme pengendalian yang dapat mensejajarkan perbedaan kepentingan antara manajemen dengan saham. Manajer yang sekaligus pemegang saham akan


(44)

29

meningkatkan nilai perusahaan karena dengan meningkatkan nilai perusahaan, maka nilai kekayaannya sebagai pemegang saham akan meningkat juga (Permanasari, 2010).

Kepemilikan institusional, dimana umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan. semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen (Faizal, 2004). Begitu pula menurut Wening (2009) semakin besar kepemilikan oleh institusi keuangan maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan.

Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan terjamin tumbuh secara berkelanjutan jika perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup karena keberlanjutan merupakan keseimbangan antara kepentingan-kepentingan ekonomi, lingkungan dan masyarakat. Oleh karena itu dengan adanya praktik CSR yang baik, diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan baik oleh investor (Rika dan Islahuddin, 2008).

Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah menggambarkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Yang merupakan variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional, sedangkan yang merupakan variabel dependen dari penelitian ini adalah nilai perusahaan.


(45)

30

Sumber : Rachman (2012), Komang (2013), Aditama (2013), Amantih (2012), dan Michelle (2014)

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

2.9 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2012: 93), “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Dari kerangka konseptualdiatas, maka hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini ialah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan pengungkapan CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan perbankan yang terdaftar yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.

Kepemilikan Manajerial (X1)

Nilai Perusahaan (Y) Kepemilikan Institusional (X2)


(46)

31

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Tujuan penelitian asosiatif kausal adalah untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih atau menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.2 Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian dilakukan dengan cara mencari data yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Periode penelitian dimulai dari Oktober 2014 hingga April 2015.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini menggunakan empat variabel yang terdiri dari satu variabel terikat (dependent variable) dan tiga variabel bebas (independent variable). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan dan Variabel bebas adalah Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Pengungkapan CSR.


(47)

32

3.4 Defenisi Operasional 3.4.1. Variabel Dependen

Variabel terikat atau variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan Tobin’s Q. Persamaan matematis untuk menghitung Nilai Perusahaan dengan rumus James Tobins (1976) adalah sebagai berikut :

Q =MVE + DEBT TA

Keterangan :

Q = Nilai dari Tobin’s Q / Nilai perusahaan

MVE = Nilai pasar ekuitas ( harga penutupan x jumlah saham beredar

TA = Total aktiva DEBT = Total kewajiban

Rasio ini dipilih karena mampu memberikan informasi yang paling baik. Rasio ini memberikan informasi yang baik, karena memasukan unsur hutang, modal saham perusahaan, dan seluruh aset perusahaan karena rasio ini menjelaskan bahwa nilai perusahaan yang baik dapat dilihat dari sisi pemegang saham ataupun kreditor. Ketika nilai Tobin’s Q semakin besar, maka prospek pertumbuhan perusahaan dinilai semakin baik dan intangible asset yang dimiliki juga semakin besar (Sukamulja, 2004)


(48)

33

3.4.2. Variabel Independen 1. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah tingkat kepemilikan saham oleh pihak manajemen yang secara aktif terlibat di dalam pengambilan keputusan. Pengukurannya dilihat dari besarnya proporsi saham yang dimiliki manajemen pada akhir tahun. Rumus Kepemilikan Manajerial (Permanasari, 2010:38) adalah:

Kepemilikan Manajerial =∑saham yang dimiliki oleh manajemen ∑saham yang beredar akhir tahun

2. Kepemilikan Institusional

Tarjo (2008) menerangkan kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham suatu perusahaan oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi lainnya.

Rumus Kepemilikan Institusional (Permanasari, 2010:38) sebagai berikut :

Kepemilikan Institusional = ∑saham yang dimiliki oleh institusional ∑saham yang beredar akhir tahun

3. Corporate Social Responsibility (CSR)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pengungkapan CSR pada laporan tahunan perusahaan yang dinyatakan dalam Corporate Social Responsibility Index (CSRI) yang akan dinilai dengan membandingkan jumlah pengungkapan yang dilakukan perusahaan dengan jumlah pengungkapan yang


(49)

34

maksimal yang diisyaratkan dalam Global Reporting Intiative (GRI) meliputi 28 item pengungkapan yang meliputi tema : Masyarakat, Konsumen, dan Tenaga Kerja..

Dalam penelitian ini Perhitungan Index Luas Pengungkapan CSR (CSRI) (Reny dan Denies, 2012) dirumuskan sebagai berikut :

CSRI = jumlah skor pengungkapan tanggung jawab sosial

28

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian No Variabel

Penelitian

Definisi Pengukuran Variabel 1 Variabel

Terikat Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah nilai yang menunjukan cerminan dari ekuitas dan nilai buku perusahaan.

Tobin′s Q = MVE + DEBT TA

2 Variabel Independen

GCG

GCG merupakan alat yang digunakan untuk mengatur hubungan antara pemegang kepentingan internal dan eksternal perusahaan dengan hak-hak dan kewajiban mereka

Kepemilikan Manajerial :

∑saham yang dimiliki oleh manajemen ∑saham beredar akhir tahun

Kepemilikan Institusional :

∑saham yang dimiliki oleh institusional ∑saham beredar

akhir tahun

3 CSR CSR merupakan penerapan aktivitas sosial perusahaan terhadap lingkungan, masyarakat, stakeholders, dan pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan

CSR =

Jumlah skor pengungkapan tanggung jawab sosial


(50)

35

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013 berjumlah 41 Perusahaan.

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

No Kode Saham Nama Perusahaan

1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk

2 AGRS Bank Agris Tbk

3 BABP Bank MNC Internasional Tbk

4 BACA Bank Capital Indonesia Tbk

5 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk

6 BBCA Bank Central Asia Tbk

7 BBKP Bank Bukopin Tbk

8 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk

9 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

10 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk

11 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

12 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

13 BBYB Bank Yudha Bakti Tbk

14 BCIC Bank Mutiara Tbk

15 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk

16 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk

17 BINA Bank Ina Perdana Tbk

18 BJBR Bank Jabar Banten Tbk


(51)

36

20 BKSW Bank Kesawan Tbk

21 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk

22 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk

23 BNBA Bank Bumi Arta Tbk

24 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk

25 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk

26 BNLI Bank Permata Tbk

27 BSIM Bank Sinar Mas Tbk

28 BSWD Bank Swadesi Tbk

29 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

30 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk

31 DNAR Bank Dinar Indonesia

32 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk

33 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk

34 MCOR Bank Windu Kentjana Internasional Tbk

35 MEGA Bank Mega Tbk

36 NAGA Bank Mitraniaga Tbk

37 NISP Bank NISP OCBC Tbk

38 NOBU Bank Nationalnobu Tbk

39 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk

40 PNBS Bank Pan Indonesia Syariah Tbk

41 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk

Sumber :

Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel dalam penelitian ini, yaitu :


(52)

37

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.

2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan tahunan dan laporan keuangan periode 2011-2013.

3. Perusahaan tersebut menyediakan informasi kepemilikan manajemen dan kepemilikan institusional pada laporan tahunan.

4. Perusahaan menyediakan laporan pertanggungjawaban sosial (CSR).

Tabel 3.3

Proses pengambilan Sampel

Keterangan Jumlah

Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013

41 Perbankan yang tidak memiliki

laporan keuangan

0 Perusahaan yang tidak memiliki

informasi kepemilikan manajemen dan institusional

(19)

Perusahaan perbankan yang tidak memiliki laporan pengungkapan CSR

(10)

Total Sampel Penelitian 12

Sumber :

Tabel 3.4 Sampel Penelitian

NO KODE NAMA PERUSAHAAN

1 BBKP Bank Bukopin Tbk

2 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk

3 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 4 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk

5 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 6 BNBA Bank Bumi Arta Tbk

7 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 8 BNLI Bank Permata Tbk 9 BSWD Bank Swadesi Tbk


(53)

38

10 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk 11 MEGA Bank Mega Tbk

12 NISP Bank OCBC NISP Tbk Sumber :

3.6 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder dari perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dan data pendukung yang berhubungan. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan yang diperoleh dariIndonesian Capital Directory Market (ICMD).

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan studi pustaka dan studi dokumentasi. Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan beberapa jurnal ekonomi dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Kemudian setelah itu dilanjutkan dengan studi dokumentasi, yaitu peneliti mengumpulkan data sekunder dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD),dan dari

situs

3.8 Teknik Analisis 3.8.1 Uji Asumsi Klasik


(54)

39

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (Situmorang & Lufti, 2014:114).

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

Peneliti menggunakan uji statistik dengan menggunakan pengujian Kolmogorov-smirnov. Bila signifikan Kolmogorov-Smirnov (K-S) > 0,05 maka distribusi data dikatakan normal dan jika sebaliknya maka distribusi dikatakan tidak normal.

3.8.1.2.Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel, dengan cara melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance.

Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel bebas mana yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang dipilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai


(55)

40

VIF yang tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Model regresi yang baik tidak terdapat masalah multikolinieritas atau adanya hubungan korelasi diantara variabel-variabel independennya (Ghozali, 2005).

3.8.1.3Uji Autokorelasi

Uji auto korelasi bertujuan menguji apakah model regresi linear pada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2005). Uji auto korelasi dapat dilakukan dengan cara uji Durbin Watson (DW test). Pengambilan keputusan ada tidaknya auto korelasi adalah sebagai berikut :

1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif

2. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak adak ada autokorelasi

3. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif

3.8.1.4Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Situmorang & Lufti, 2014:121).Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heterokedastisitas.

Penelitian ini menggunakan uji Glesjer karena merupakan salah satu alat untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas. Uji glesjer


(56)

41

dapat dilakukan dengan cara meregresi seluruh variabel independen dengan nilai absolute residual (absut) sebagai variabel dependennya.

Jika nilai signifikan > 0.05 maka model regresi tidak terjadi heterokedastisitas, sebaliknya jika nilai signifikan < 0.05 maka dalam model regresi terjadi heterokedastisitas.

3.8.2 Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini, uji hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis persamaan regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen yaitu nilai perusahaan. analisis regresi berganda dihasilkan dengan cara memasukan input data variabel ke fungsi regresi. Persamaan regresi berganda yang dapat digunakan dapat dinyatakan sebagai berikut :

Y= �+ �1X1+ �2X2+ �3X3+e

Keterangan :

Y = Nilai Perusahaan

� = Konstanta

�1, �2

, �3 = Koefisien regresi variabel dependen X1 = Kepemilikan manajemen

X2 = Kepemilikan institusional

X3 =Pengungkapan CSR


(57)

42

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima, digunakan uji F (F-test) dan uji t (T-test).

3.8.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pengukuran koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Nilai besaran R2 berada pada kisaran antara 0 sampai dengan 1 (0≤R2≤1). Semakin kecil nilai R2, maka semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dan jika R2 semakin mendekati 1, maka semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.8.2.2 Uji F (F-Test)

Uji F digunakan untuk menguji tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Kriteria Pengambilan keputusan pada pengujian hipotesis secara serempak adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai signifikan < 0,05 : maka hipotesis diterima. Ini berarti bahwa secara simultan keenam variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikan > 0,05 : maka hipotesis ditolak. Ini berarti secara simultan ketiga variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.


(58)

43

3.8.2.3 Uji t (Uji t-Test)

Uji T digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:

1. Jika Sig < 0,05 dan t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Jika Sig > 0,05 dan t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.


(59)

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 1. Bank Bukopin Tbk

Bank Bukopin yang sejak berdirinya tanggal 10 Juli 1970 memfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi bank yang masuk ke kelompok menengah di indonesia dari sisi aset. Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia pada bulan Juli 2006 dengan kode saham BBKP.

2. Bank Negara Indonesia Tbk

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk didirikan pada tanggal 05 Juli 1946 yang berkedudukan di Jl. Jend. Sudirman Kav.1, Jakarta. Fokus usaha perusahaan ini adalah melakukan usaha di bidang perbankan. Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 25 November 1996 dengan kode saham BBNI.

3. Bank Rakyat Indonesia Tbk

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk didirikan pada tanggal 16 Desember 1895 yang berkedudukan di Jl. Sudirman Kav. 44-46. Fokus usaha perusahaan ini adalah melakukan usaha di bidang perbankan. Perusahaan ini tercarat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Oktober 2003 dengan kode saham BBRI.


(60)

45

4. Bank Danamon Indonesia Tbk

Bank Danamon Indonesia Tbk didirikan 16 Juli 1956 yang berkedudukan di Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. E4 No.6 Mega Kuningan, Jakarta. Fokus usaha perusahaan ini adalah melakukan usaha di bidang perbankan. Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 24 Oktober 1989 dengan kode saham BDMN.

5. Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk didirikan pada tanggal 02 Oktober 1998 yang berkedudukan di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38 Jakarta Selatan. Fokus usaha perusahaan ini adalah melakukan usaha di bidang perbankan. Perushaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 14 Juli 2003 dengan kode saham BMRI.

6. Bank Bumi Arta Tbk

PT Bank Bumi Arta Tbk didirikan pada tanggal 3 Maret 1967 yang berkedudukan di Jl. Tiang Bendera III No.24, Jakarta Barat. Fokus usaha perusahaan ini adalah melakukan usaha di bidang perbankan. Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 1 Juni 2006 dengan kode saham BNBA.

7. Bank CIMB Niaga Tbk

PT Bank CIMB Niaga Tbk didirikan pada tanggal 26 September 1955 yang berkedudukan di Graha CIMB Niaga Jl. Jend. Sudirman Kav. 58, Jakarta. Fokus usaha perusahaan ini adalah pebankan. Perusahaan ini


(61)

46

tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29 November 1989 dengan kode saham BNGA.

8. Bank Permata Tbk

PT Bank Permata Tbk didirikan pada tanggal 17 Desember 1954 yang berkedudukan di Jl. Jend. Sudirman Kav. 29-31, Jakarta. Fokus usaha perusahaan ini adalah perbankan. Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 02 Desember 1989 dengan kode saham BNLI. 9. Bank Swadesi Tbk

PT Bank Swadesi didirikan pada tanggal 28 September 1968 yang berkedudukan di Jl. H. Samanhudi No. 37, Jakarta Pusat. Fokus usaha perusahaan ini adalah perbankan. Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 01 Mei 2002 dengan Kode Saham BSWD. 10.Bank Victoria Internasional Tbk

PT Bank Victoria Internasional didirikan pada tanggal 28 Oktober 1992 yang berkedudukan di Jl. Asia-Afrika Lot. 19, Jakarta. Fokus usaha perusahaan ini adalah perbankan. Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 04 Juni 1999 dengan kode saham BVIC.

11.Bank Mega Tbk

PT Bank Mega Tbk didirikan pada tanggal 15 April 1969 yang berkedudukan di Jl. Kapt. Tandean 12-14 A, Jakarta. Fokus usaha perusahaan ini adalah perbankan. Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 15 Maret 2000 dengan kode saham MEGA.


(62)

47

12.Bank OCBC NISP Tbk

PT Bank OCBC NISP Tbk didirika pada tanggal 04 April 1941 yang berkedudukan di Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 25, Jakarta. Fokus usaha perusahaan ini adalah perbankan. Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 16 September 1994 dengan Kode saham NISP.

4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata, maksimal, minimal, dan standar deviasi untuk mendeskripsikan variabel penelitian. Disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tobins_Q 36 ,6240 9,4080 1,373361 1,3945976 Kepemilikan_Manajerial 36 ,2100 ,7500 ,541667 ,1063552 Kepemilikan_Institusional 36 ,0030 1,0280 ,701111 ,2795251 Pengungkapan_CSR 36 ,3570 ,7860 ,606194 ,1166104 Valid N (listwise) 36

Sumber : SPSS 17, Data diolah 2015


(63)

48

1. Variabel TOBINS Q memiliki nilai minimum sebesar 0,6240, nilai maksimum sebesar 9,4080, mean sebesar 1,373361 dan standard deviation sebesar 1,3945876 dengan jumlah sampel 36.

2. Variabel KEPEMILIKAN MANAJERIAL memiliki nilai minimum sebesar 0,21, nilai maksimum sebesar 0,75, mean sebesar 0,541667 dan standard deviaton sebesar 0,1063552 dengan jumlah sampel 36.

3. Variabel KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL memiliki nilai minimum sebesar 0,0030, nilai maksimum sebesar 1,0280, mean sebesar 0,701111 dan standard deviation sebesar 0,2795251 dengan jumlah sampel 36.

4. Variabel PENGUNGKAPAN CSR memiliki nilai minimum sebesar 0,3570, nilai maksimum sebesar 0,7860, mean sebesar 0,606194 dan standard deviation sebesar 0,1166104 dengan jumlah sampel 36.

4.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heterokedastitas.

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (Situmorang & Lufti, 2014:114). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.


(64)

49

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah distribusi data normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

A. Analisis Grafik

Analisis grafik dapat dilihat dengan menggunakan grafik histogram dan grafik normal probability plot. Dalam grafik histogram, distribusi normal ditunjukan oleh gambar kurva atau histogram yang tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Sedangkan pengujian normalitas menggunakan P-P Plot dengan kriteria, apabila titik-titik pada P-P Plot berada pada garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka dapat dinyatakan bahwa distribusi data berasal dari populasi yang terdistribusi normal.

Gambar 4.1 Grafik Histogram


(65)

50

Sumber : SPSS 17, Data diolah 2015

Dengan melihat tampilan grafik histogram dapat disimpulkan bahwa grafik tersebut memberikan pola distribusi yang normal, karena kurvanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Untuk lebih menjelaskan bahwa data yang diuji terdistribusi normal dapat juga dilihat dengan grafik normal probability plot yang menunjukan titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal sebagaimana disimpulkan Gambar 4.2 berikut.

Gambar 4.2

Grafik Normal Probability Plot

Sumber : SPSS 17, Data diolah 2015

B. Uji Statistik

Uji normalitas dengan metode analisis statistik menggunakan uji One-Sample Kolgomorov-Smirnov Test (K-S). Uji ini dilakukan untuk memastikan


(66)

51

apakah plotting data residual yang menyebar di sekitar garis diagonal berdistribusi normal atau tidak. Dasar untuk pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut :

a. Apabila nilai asymptonic significance lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka data terdistribusi secara normal.

b. Apabila nilai asymptonic significance lebih kecil dari 0,05 (p , 0,05) maka data tidak terdistribusi secara normal.

Tabel 4.2 Uji Statistik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 35

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation ,21825259

Most Extreme Differences

Absolute ,086

Positive ,086

Negative -,081

Kolmogorov-Smirnov Z ,506

Asymp. Sig. (2-tailed) ,960

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : SPSS 17, Data diolah 2015

Dari hasil pemrosesan data, besar nilai Kolgomorov-Smirnov Z adalah sebesar 0,506 dan asymptonic significance sebesar 0,960 maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena 0,960 > 0,05. Hal ini sejalan dengan hasil yang didapatkan dari analisis grafik.


(67)

52

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.

Nilai tolerance dan Variance Inflacation Faktor (VIF) digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF dan tolerance variabel dengan hipotesis sebagai berikut :

Ho : VIF > 10 dan tolerance < 0,10, maka terdapat multikolinearitas

Ha : VIF < 10 dan tolerance > 0.10, maka tidak terdapat multikolinearitas

Uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini : Tabel 4.3

Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std.

Error

Beta Tolerance VIF

(Constant) ,943 ,420 2,248 ,032

Kepemilikan_ma

najerial ,255 ,411 ,121 ,619 ,540 ,815 1,226

Kepemilikan_Ins

titusional ,100 ,143 ,127 ,700 ,489 ,946 1,057

Pengungkapan_

CSR -,012 ,383 -,006 -,030 ,976 ,782 1,278

a. Dependent Variable: Tobins_Q


(1)

Lampiran x

Tabel Perhitungan Tobins Q

Tahun Kode MVE+D Total Aktiva Tobins Q Ratio

2011 BBKP 38.708.054.066.390 37.173.318.000.000 1,041

BBNI 266.363.418.938.000 227.496.967.000.000 1,171

BBRI 456.206.491.500.000 316.947.029.000.000 1,439

BDMN 155.603.707.000.000 95.597.953.000.000 1,628

BMRI 500.806.795.813.750 394.616.604.000.000 1,269

BNBA 2.797.075.919.921 2.403.186.094.861 1,164

BNGA 95.854.230.350.400 107.104.274.000.000 0,895

BNLI 61.792.878.775.120 56.009.953.000.000 1,103

BSWD 1.881.299.142.899 1.537.377.763.659 1,224

BVIC 10.579.656.813.000 7.359.018.223.000 1,438

MEGA 39.682.300.000.000 39.684.622.000.000 1,000

NISP 28.602.056.496.750 37.052.596.000.000 0,772

2012 BBKP 49.113.355.654.360 47.489.366.000.000 1,034

BBNI 272.578.258.485.500 248.580.529.000.000 1,097

BBRI 539.063.167.900.000 404.285.602.000.000 1,333

BDMN 200.068.105.000.000 118.206.573.000.000 1,693

BMRI 577.640.778.643.500 449.774.551.000.000 1,284

BNBA 3.092.642.039.567 2.661.051.689.702 1,162

BNGA 129.841.552.532.860 143.652.852.000.000 0,904

BNLI 76.162.660.369.360 73.813.440.000.000 1,032

BSWD 2.032.816.532.338 1.570.331.769.489 1,295

BVIC 96.952.972.797.375 10.304.852.773.000 9,408

MEGA 50.889.148.816.200 51.596.960.000.000 0,986

NISP 48.838.614.747.850 44.474.822.000.000 1,098

2013 BBKP 59.203.144.378.540 57.183.463.000.000 1,035

BBNI 334.877.330.009.100 299.058.161.000.000 1,120

BBRI 598.930.379.500.000 469.899.284.000.000 1,275

BDMN 149.348.255.004.975 141.934.432.000.000 1,052

BMRI 634.546.416.664.050 551.891.704.000.000 1,150

BNBA 4.335.017.345.930 2.963.148.453.513 1,463

BNGA 181.354.043.964.330 166.801.130.000.000 1,087

BNLI 105.639.715.490.420 101.324.002.000.000 1,043

BSWD 2.567.219.415.500 2.080.427.739.215 1,234

BVIC 10.592.841.355.700 11.802.562.942.000 0,898

MEGA 61.299.626.648.750 61.909.027.000.000 0,990


(2)

Lampiran xi

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tobins_Q 36 ,6240 9,4080 1,373361 1,3945976

Kepemilikan_manajerial 36 ,2100 ,7500 ,541667 ,1063552

Kepemilikan_Institusional 36 ,0030 1,0280 ,701111 ,2795251

Pengungkapan_CSR 36 ,3570 ,7860 ,606194 ,1166104

Valid N (listwise) 36


(3)

Lampiran xii

Uji Asumsi Klasik

Sumber : SPSS 17, Data diolah


(4)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 35

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation ,21825259

Most Extreme Differences

Absolute ,086

Positive ,086

Negative -,081

Kolmogorov-Smirnov Z ,506

Asymp. Sig. (2-tailed) ,960

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : SPSS 17, Data diolah

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) ,943 ,420 2,248 ,032

Kepemilikan_ manajerial

,255 ,411 ,121 ,619 ,540 ,815 1,226

Kepemilikan_ Institusional

,100 ,143 ,127 ,700 ,489 ,946 1,057

Pengungkapa n_CSR

-,012 ,383 -,006 -,030 ,976 ,782 1,278

a. Dependent Variable: Tobins_Q


(5)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -,011 ,270 -,039 ,969

Kepemilikan_manajerial ,241 ,265 ,178 ,908 ,371 Kepemilikan_Institusion

al ,038 ,092 ,074 ,408 ,686

Pengungkapan_CSR ,028 ,247 ,023 ,114 ,910

a. Dependent Variable: absut

Sumber : SPSS 17, Data diolah

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,177a ,031 -,063 ,2285694 1,151

a. Predictors: (Constant), Pengungkapan_CSR, Kepemilikan_Institusional, Kepemilikan_manajerial

b. Dependent Variable: Tobins_Q


(6)

Uji Hipotesis

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,177a ,031 -,063 ,2285694

a. Predictors: (Constant), Pengungkapan_CSR, Kepemilikan_Institusional, Kepemilikan_manajerial

b. Dependent Variable: Tobins_Q

Sumber : SPSS 17, Data diolah

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression ,052 3 ,017 ,333 ,802b

Residual 1,620 31 ,052

Total 1,672 34

a. Dependent Variable: Tobins_Q

b. Predictors: (Constant), Pengungkapan_CSR, Kepemilikan_Institusional, Kepemilikan_manajerial

Sumber : SPSS 17, Data diolah

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,943 ,420 2,248 ,032

Kepemilikan_manajeri

al ,255 ,411 ,121 ,619 ,540

Kepemilikan_Institusi

onal ,100 ,143 ,127 ,700 ,489

Pengungkapan_CSR -,012 ,383 -,006 -,030 ,976

a. Dependent Variable: Tobins_Q

Sumber : SPSS 17, Data diolah


Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan Pada Nilai Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 73 108

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJEMEN, KEPEMILIKAN INSTITUSI, Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusi, Leverage Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

1 3 13

BAB 1 PENDAHULUAN Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusi, Leverage Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 10

TINJAUAN PUSTAKA Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusi, Leverage Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 14

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJEMEN, KEPEMILIKAN INSTITUSI, Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusi, Leverage Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

0 6 17

Analisis Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), Kepemilikan Institusional, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan,

0 0 11

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerialdan Kepemilikan Institusionalserta Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Agency - Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerialdan Kepemilikan Institusionalserta Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerialdan Kepemilikan Institusionalserta Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerialdan Kepemilikan Institusionalserta Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

0 1 13