ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL SETELAH MEMPEROLEH PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DI BMT SURYA ASA ARTHA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Starata Satu
pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh:
IBNU FAJARUDIN NPM: 20130730219
FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016/2017
(2)
i SKRIPSI
Oleh:
IBNU FAJARUDIN NPM: 20130730219
FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016/2017
(3)
ii Nama : Ibnu Fajarudin
NIM :20130730219
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL SETELAH MEMPEROLEH PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DI BMT SURYA ASA ARTHA ” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi mana pun, dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat sebenarnya, tanpa ada tekanan dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.
Yogyakarta, 23 Januari 2017 Yang menyatakan
Ibnu Fajarudin 20130730219
(4)
iii
“Tida
Jika semua gampang kita tidak akan mengenal arti
PERJUANGAN”
“Berdasarkan sabda
Rasulullah SAW,
“Segala sesuatu yang tidak dimulai dengan
bismillahirrahmanirrahim adalah terputus”
(5)
iv
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Setelah Memperoleh Pembiayaan Musyarakah di BMT Surya Asa Artha”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW.
Penyusunan skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam Unuversitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, baik itu berupa dorongan, nasehat, saran maupun kritik yang sangat membantu.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr.Ir Gunawan Budiyanto,M.P selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Mahli Zainuddin Tago., M.SI. selaku Dekan Fakultas Agama Islam. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Bapak Syarif As’ad, S.EI., M.SI. selaku Ketua Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam.
4. Ibu Julia Noermawati SE, MSI. selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, kritik, dan pengarahan dengan penuh kesabaran dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Karyawan Ekonomi Perbankan
Islam di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 6. Ibu dan Bapak saya, yang selama ini telah melindungi dan merawat saya
dengan penuh kasih sayang serta senantiasa memberikan dukungan, doa, dan pengorbanannya selama ini. Saudara-saudariku tercinta Tintus Pramuli dan Syarifah Rahma Dayu, serta keluarga besar saya yang senantiasa memanjatkan doa dan memberikan dorongan semangat kepada saya, untuk kelancaran dalam menyelesaikan kuliah saya.
(6)
v
Corps UMY yang telah banyak membantu saya dalam kegiatan latihan dan penampilan dalam berbagai event, teman-teman seperjuangan di Angkatan 21 DC UMY: Triana, Marsela, Minda, Rifia, Ulfa, Dani Rahman, Dani Ilham, Faris, Febiyolita, Nisa Akmala, Nanda dan para coach Tuba mbak Astrid dan mas Bagas yang selalu membimbing dalam kegiatan latihan. Terimaksih kepada rekan TNT Drum Corps UMY Ibrahim, Dimas, Minda, dan Nia yang telah berjuang selama satu periode kepengurusan. Terimakasih juga kepada teman-teman yang telah hadir dalam pendadaran saya Suci Putri, Melisa, Sabila, Ali Alamsyah, Azizah, Ayu Adum, Faradise, Una, Saras, Ibrahim Musa, Rifqi, Mirza, Ratih, Shabrina, Adelia. Serta kepada teman-teman SMA saya Choirul Amri SPd, Hendrizal Amd, Fatmi Rezeki SE, Vitaloka Spd, Linda, Purwono, Eka Ratna, Tiya Syafarini S.Ked dan Wahyu Amdani SPd dan tak lupa juga buat teman, sahabat Luki Haksmi Rosyda, Nurbayani, Jayanti Widi teman-teman satu perjuangan KKN bulan April 2016.
8. Almamater Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang kubanggakan.
Semoga Allah SWT selalu memberikan Hidayah dan Rahmat kepada semua pihak yang telah membantu dengan ikhlas sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis sadar akan keterbatasan dan kurang sempurnanya penulisan skripsi ini, oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun akan sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan tambahan pengetahuan bagi yang membacanya.
Yogyakarta, 23/01/2017
(7)
vi
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR ...xi
ABSTRAK ... xii
ABSTRACT ... xiii
PERNYATAAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 9
E.
Sistematika Penulisan ... 9BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 12
B. Kerangka Teori 1. Baitul Mal WatTamwil ... 16
2. Pembiayaan Musyarakah ... 17
3. Pendapatan... 20
4. Pasar Tradisional ... 22
5. Modal ... 23
6. Jam Kerja ... 24
(8)
vii
B. Lokasi ... 31
C. Jenis Data ... 31
D. Teknik Penguumpulan Data... 31
E. Populasi dan Sampel ... 33
F. Analisis Data ... 36
BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 38
1. Deskripsi Latar Objek Penelitian ... 38
2. Struktur Organisasi BMT Surya Asa Artha ... 41
3. Susunan Pengawas BMT Surya Asa Artha ... 43
4. Susunan Pengurus BMT Surya Asa Artha ... 43
5. Karyawan BMT Surya Asa Artha ... 43
6. Produk BMT Surya Asa Artha... 44
B. Karakteristik Responden ... 48
C. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 53
D. Pembahasan ... 54
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 65
C.
Keterbatasan Penelitian ... 65DAFTAR PUSTAKA ... 66
(9)
viii
Januari-Agustus ... 8
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ... 12
Tabel 4.1. Jumlah Anggota BMT Surya Asa Arta Tahun 2014-2015 ... 39
Tabel 4.2. Daftar nama pengawas BMT Surya Asa Artha ... 43
Tabel 4.3. Daftar nama pengurus BMT Surya Asa Artha ... 43
Tabel 4.4. Daftar nama karyawan BMT Surya Asa Artha ... 43
Tabel 4.5. Uji Regresi Berganda ... 53
Tabel 4.6. Data Modal dan Pendapatan Pedagang di Pasar Sebelum dan Sesudah Melakukan Pembiayaan Musyarakah ... 58
(10)
ix
Gambar 1.1. Neraca KJKS BMT Surya Asa Artha Bagian ... 5
Gambar 2.1. Skema Pembiayaan Musyarakan di Perbankan Syariah dan BMT ... 20
GAMBAR 2.2. Skema Kerangka Pemikiran... 29
Gambar 3.1. Teknik Pengumpulan Data ... 32
Gambar 4.1. Stuktur Organisasi BMT Surya Asa Artha tahun 2016 ... 42
Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48
Gambar 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 49
Gambar 4.4 . Karakteristik Responden Berdasarkan Jam Kerja ... 50
Gambar 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Produk... 51
(11)
x
Tahun 1987 dan Nomor 0543 b/U/1987 tentang Transliterasi Huruf Arab ke dalam Huruf Latin adalah sebagai berikut :
Konsonan
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ا Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan
ب Ba B Be
ت Ta T Te
ث Sa Ṡ Es (titik di atas)
ج Jim J Je
ح Ha Ḥ Ha (titik di bawah)
خ Kha Kh Ka dan Ha
د Dal D De
ذ Za Ż Zet (titik di atas)
ر Ra R Er
ز Za Z Zet
س Sin S Es
(12)
xi
ض Dad Ḍ De (titik di bawah)
ط Ta Ṭ Te (titik di bawah)
ظ Za Ẓ Zet (titik di bawah)
ع „ain „ Apostrof terbalik
غ Gain G Ge
ف Fa F Ef
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wau W We
ـه Ha H Ha
ء Hamzah ’ Apostrof
(13)
(14)
i
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan pedagang seperti Jam Kerja, Modal Kerja dan Jenis Produk. Penelitian ini dilakukan di Pasar Gamping dan Pasar Serangan. Peneliti menggunakan sampel dengan jumlah 40 responden dengan menggunakan metode Porposive Sampling. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan adalah Jam Kerja, Modal Kerja dan Jenis Produk. Modal Kerja merupakan faktor dominan yang mempengaruhi pedagang di Pasar Gamping dan Serangan.
(15)
ii
as hours of work, working capital and product type. This reserch was conducted in the market gamping and the market serangan. Researchers using a smple with a total 40 respondents using a Porposive Sampling method. This study used multiple liniear regression analysis. The results of this research show that the variables that affect revenue is working hours, working capital and product type. Capital of work are the dominant factor affecting the market traders in gamping and serangan.
(16)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang lengkap dalam memberikan tuntunan dan panduan bagi kehidupan umat manusia. Islam bukanlah hanya sekedar tentang bagaimana kita beribadah melainkan sistem kehidupan yang seharusnya dijalankan oleh manusia sebagai khalifah Allah SWT. Syariah Islam merupakan syariah yang bersifat komperehensif dan juga universal (Antonio, 2001). Sistem ekonomi Islam merupakan sistem yang berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist dengan tujuan yaitu untuk mensejahterahkan umat manusia. Dalam membangun kesejahteraan umat kegiatan perekonomian masyarakat membutuhkan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang berfungsi untuk menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat.
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dibagi menjadi dua bagian yaitu Lembaga Keuangan Syariah Berbentuk Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Berbentuk Non Bank. Lembaga Keuangan Syariah Berbentuk Bank yaitu Bank Umum/Perbankan dan Bank Pembiayaaan Rakyat Syariah (BPRS) sedangkan Lembaga Keuangan Berbentuk Non Bank yaitu BMT (Baitul Mal Wa Tamwil), Asuransi Syariah, Pegadaian Syariah, Reksa Dana Syariah, Obligasi Syariah, Koperasi Syariah, Pasar Modal Syariah, dan Modal Ventura Syariah. Dari sekian banyak Lembaga
(17)
Keuangan Syariah Berbentuk Non Bank penulis akan terfokus dalam satu Lembaga Keuangan Syariah Non Bank saja yaitu Baitul Mal Wa Tamwil.
Sekelompok masyarakat kecil di Indonesia berusaha untuk bertahan hidup dan untuk memenuhui segala kebutuhan hidupnya dengan cara berdagang. Dengan cara berdagang masyarakat kecil mendapatkan penghasilan untuk menjalankan kehidupannya dari memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya.
Pasar adalah salah satu tempat dimana para produsen dan konsumen atau dimana para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan. Pasar merupakan tempat yang paling efektif untuk berdagang atau berjualan karena pada umumnya masyarakat masih banyak memilih berbelanja di pasar tradisional dari pada berbelanja di pasar modern karena dipasar tradisional umumnya sayuran, buah dan segala macam barang dagangan masih segar dan harganyapun lebih murah dibandingkan di pasar modern meskipun pelayanan dan fasilitas pasar modern lebih baik.
Dengan berdagang atau berjualan di pasar tradisional hasil penjualan atau pendapatan para pedagang tidaklah cukup besar. Pendapatan yang diperoleh pedagang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan pendidikan, dengan pendapatan yang tidak terlalu banyak para pedagang pasar bingung untuk mengembangkan usahanya karena pendapatan mereka hanya cukup untuk
(18)
kebutuhan hidup dan modal berdagang lagi sehingga pedagang susah untuk mengembangkan usahanya.
Dengan hadirnya BMT di tengah-tengah pengusaha mikro atau kecil merupakan hal terbesar yang memungkinkan untuk membantu kegiatan ekonomi mereka dengan melakukan pembiayaan untuk penambahan modal. BMT merupakan lembaga keuangan syariah non bank yang sistem operasionalnya hampir mirip dengan bank syariah. BMT bergerak dibidang mikro atau kecil guna mensejahterakan kehidupan masyarakat.
BMT telah memberikan bantuan pembiayaan yang cukup baik kepada para pedagang kecil di pasar. Pemberian pembiayaan ini bertujuan untuk membangun usaha pedagang agar bisa lebih maju dan perekonomian para pedagang bisa jauh lebih baik dari sebelumnya. Namun dalam memperoleh pendapatan yang maksimal setiap pedagang akan dihadapi oleh beberapa faktor yang akan mempengaruhi tingkat pendapatan yaitu dilihat dari modal usaha, jenis produk yang dijual dan jam kerja yang dilakukan para pedagang untuk memulai kegiatan berjualan.
Pembiayaan yang sering diberikan oleh BMT pada umumnya yaitu pembiayaan dengan akad murabahah, mudharabah, musyarakah, ijarah multijasa, qard dan akad-akad lainnya. Dengan beberapa akad tersebut para nasabah atau anggota menerima pembiayaan untuk tambahan modal, biaya sekolah, biaya rumah sakit, renovasi dan lain sebagainya. Namun
(19)
dalam penelitian ini akan terfokus pada pembiayaan musyarakah sebab pembiayaan denagan akad ini sangat jarang dilakukan di BMT, akad yang sering digunakan oleh BMT dalam pembiayaan yaitu akad murabahah. BMT yang menggunakan akad murabahah sebagai akad pembiayaan yaitu seperti BMT Hidayah Umat di Kotagede, BMT BIF di Nitikan, BMT UMY, BMT Tamzis di jalan Ahmad Dahlan, BMT Dana Insani di jalan bantul. Sedangkan BMT yang dominan menggunakan akad musyarakah
dalam pembiayaan yaitu seperti BMT Batik Mataram di Wirobrajan, BMT Barokah Padi Melati di Bugisan, BMT Surya Asa Artha di Gamping.
Dalam hal ini peneliti akan mengambil BMT Surya Asa Artha sebagai bahan penelitian yang menggunakan akad musyarakah. Peneliti memilih BMT Surya Asa Artha karena sebagian besar anggota yang melakukan pembiayaan musyarakah adalah para pedagang pasar dan alasan lainnya yaitu peneliti ingin membatu penelitian yang di lakukan oleh BMT Surya Asa Artha mengenai kepuasan nasabah terhadap pembiayaan yang diberikan kepada anggotanya. Sesuai dengan judul skripsi ini yaitu peneliti ingin mengetahui peningkatan pendapatan dari para pedagang pasar yang melakukan pembiayaan musyarakah di BMT Surya Asa Artha dengan melihat beberapa faktor yaitu modal usaha pedagang, jenis produk yang dijual pedagang, dan jam kerja pedagang. Dari ketiga faktor tersebut peneliti ingin meneliti faktor mana yang paling berpengaruh terhadap pendapatan pedagang pasar.
(20)
Gambar 1.1.
NERACA KJKS BMT SURYA ASA ARTHA BAGIAN PEMBIAYAAN
Kamis, 31 Desember 2015
Data diatas merupakan data Neraca BMT Surya Asa Artha yang menggambarkan kondisi keuangan hingga tahun 2015. Neraca tersebut menunjukan bahwa total pembiayaan yang diberikan sebesar Rp.1.676.881.094 terdiri atas piutang jual beli sebesar Rp.165.431.450 atau sebesar 10% dari total pembiayaan, namun piutang jual beli dengan akad murabahah dengan nominal tersebut hanya sampai tahun 2013, selanjutnya pembiayaan musyarakah sebesar Rp.721.907.395 atau sebesar 43% dari total pembiayaan, sewa ijarah multijasa sebesar Rp.435.440.547 atau sebesar 26% dari total pembiayaan, jasa dengan akad qord sebesar Rp.317.981.250 atau sebesar 19% dari total pembiayaan, dan piutang lainnya yang diberikan oleh PNA (Pinjaman Non Anggota) sebesar Rp.36.120.452 atau sebesar 2% dari total pembiayaan.
10%
43% 26%
19%
2%
Piutang Jual Beli Pembiayaan Sewa Jasa
(21)
Dalam piutang jual beli BMT Surya Asa Artha hanya menggunakan akad Murabahah, untuk pembiayaan menggunakan akad
Musyarakah, Sewa menggunakan akad Ijarah Multijasa, sedangkan untuk Jasa menggunakan akad Qord dan piutang lainnya ini ditunjukan untuk PNA (Pinjaman Non Anggota) seperti Karyawan BMT Surya Asa Artha. Pembiayaan dengan akad Murabahah digunakan sampai tahun 2013 selanjutnya BMT Surya Asa Artha menggunakan Akad Musyarakah untuk memberikan pembiayaan bagi anggotanya. Tetapi tidak menutup kemungkinan hingga tahun 2016 BMT Surya Asa Artha masih memberikan pembiayaan dengan akad murabahah kepada beberapa anggotanya yang benar-benar membutuhkan pembiayaan dengan akad
murabahah. Dalam data diatas yang paling banyak digunakan oleh BMT Surya Asa Artha dalam pemberian pembiayaan pada anggotanya yaitu Pembiayaan dengan akad Musyarakah dengan nominal sebesar Rp.721.907.395 dari awal berdirinya BMT Surya Asa Artha.
Sistem bagi hasil yang digunakan oleh BMT Surya Asa Artha yaitu setiap anggota yang telah melakukan pembiayaan musyarakah dalam menentukan setiap angsuran pokok dengan di tambah margin anggota wajib memberitahukan hasil pendapatan bersih perbulan kepada pihak BMT karena anggota tidak mempunyai laporan keuangan, melihat kondisi tersebut maka BMT Surya Asa Artha akan mengansumsikan pendapatan bersih setiap bulan anggotanya selalu sama. Nisbah bagi hasil yang digunakan oleh BMT Surya Asa Artha kepada anggotanya yaitu 60%
(22)
untuk BMT dan 40% untuk anggota atau setara dengan 2% sampai dengan 2,5%. Untuk anggota yang melunasi pembiayaan sebelum jatuh tempo tidak akan dikenakan biaya penalti, anggota hanya membayar total margin untuk 3 kali ansuran kebelakang pada saat pelunasan dan ansuran margin akan dihentikan ketika anggota melunasi pembiayaannya sebelum jatuh tempo.
Berikut ini akan dijelaskan jumlah pembiayaan musyarakah BMT Surya Asa Artha yang telah terealisasi di tahun 2014 dan 2015 serta tingkat pertumbuhan di tahun 2015.
Tabel 1.1. Realisasi Pembiayaan
KJKS BMT Surya Asa Artha Tahun 2015
No Nama Produk TH 2014 TH 2015 % Pertumbuhan
1 Musyarakah 246 298 21,13%
2 Mudhorobah - - -
3 Assalam - - -
4 Istisna - - -
5 Murobahah - - -
6 Ijaroh - - -
7 Ijaroh Muntahia bit
Tamlik
- - -
8 Ijaroh Multijasa - 55 -
9 Qord 32 106 231,25%
10 Rahn - - -
11 Hawalah - - -
(23)
13 Kafalah - - -
Jumlah 278 459 65,10%
Sumber : Buku RAT BMT Surya Asa Artha 2015.
Berikut ini disajikan data anggota yang melakukan pembiayaan
musyarakah di BMT Surya Asa Artha yang telah terealisasi pada bulan januari sampai agustus 2016.
Tabel 1.2. Realisasi Pembiayaan
KJKS BMT Surya Asa Artha Tahun 2016 Bulan Januari-Agustus
NO NAMA PRODUK TAHUN 2016
Jan Febr Mar Apr Mei Jun Jul Agust
1 Musyarakah 44 51 44 55 40 38 42 40 2 Mudhorobah - - - - 3 Assalam - - - - 4 Istisna - - - -
5 Murobahah - - - - 1
6 Ijaroh - - - -
7 Ijaroh Muntahia bit Tamlik - - - - 8 Ijaroh Multijasa 2 3 - 1 2 - - 1
9 Qord - 1 - - - -
10 Rahn - - - -
11 Hawalah - - - - 12 Wakalah - - - - 13 Kafalah - - - - -
Jumlah 46 55 44 52 42 38 42 42
Melihat dari data diatas maka peneliti ingin mengetahui pendapatan anggota BMT Surya Asa Artha yang melakukan pembiayaan
musyarakah yang berada dipasar dengan beberapa sempel responden dari Pasar Gamping dan Pasar Serangan dengan melihat beberapa faktor-faktor
(24)
yang meliputi modal usaha, jenis produk dan jam kerja yang dapat mempengaruhi pendapatan para pedagang meskipun telah sama-sama melakukan pembiayaan musyarakah untuk penambahan modal.
B. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu:
1. Apakah pendapatan pedagang di pasar meningkat setelah melakukan pembiayaan Musyarakah di BMT Surya Asa Artha dilihat dari ketiga variabel independent?
2. Bagaimana pengaruh modal, jenis produk dan jam kerja terhadap pendapatan pedagang dan faktor mana yang paling berpengaruh terhadap pendapatan?
C. Tujuan
Berkaitan dengan rumusan masalah seperti dikemukakan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan pendapatan pedagang dipasar setelah melakukan pembiayaan musyarakah di BMT Surya Asa Artha dilihat dari ketiga variabel independent.
2. Untuk mengetahui bagaimana modal, jenis produk dan jam kerja dapat mempengaruhi pendapatan pedagang dipasar setelah melakukan pembiayaan musyarakah di BMT Surya Asa Artha.
(25)
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, untuk mengetahui dan menambah wawasan serta pengetauan penulis mengenai BMT dan pendapatan pedagang di pasar. 2. Bagi BMT, membantu kegiatan penelitian BMT Surya Asa Artha mengenai kepuasan nasabah dari segi pendapatan yang diperoleh nasabah BMT dan semoga bisa menjadi evaluasi bagi BMT Surya Asa Artha dalam menjalankan sistem operasionalnya.
3. Bagi pihak lain, diharapkan penelitian ini bisa menambah pengetahuan dan bisa dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitin ini.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Hasil penelitian yang dilakukan penulis akan dituangkan dalam skripsi dengan sistemmatika sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, sistematika pembahasan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
Memuat uraian tentang tinjauan pustaka terdahulu dan kerangka teori yang relevan dan terkait dengan tema skripsi yaitu berupa artikel ilmiah, hasil penelitian maupun buku.
BAB III METODE PENELITIAN
Memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan peneliti beserta justifikasi/alasannya; jenis penelitian, desain, lokasi,
(26)
populasi dan sampel, metode pengumpulan data, definisi konsep dan fariabel, serta analisis data yang digunakan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi: (1) Hasil penelitian. Klasifikasi bahasan disesuaikan dengan pendekatan, sifat penelitian, dan rumusan masalah atau fokus penelitiannya. (2) Pembahasan, Sub bahasan (1) dan (2) dapat digabung menjadi satu kesatuan, atau dipisah menjadi sub bahasan tersendiri.
BAB V PENUTUP
(27)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan karya ilmiah yang sederhana ini, penulis menggunakan beberapa rujukan sebagai acuan yang dianggap punya relevansi dengan skripsi sebelumnya yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama
peneliti terdahulu
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
terdahulu
Pembeda
1 Rusyda Tahsin Afidati (Fakultas Ekonomi Dan Bisnis) “Analisis Pembiayaan Modal Usaha Murabahah Oleh BMT-UGT SIDOGIRI Terhadap Peningkatan Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional ”
Penulis meneliti tentang pengaruh besar
pembiayaan Murabahah terhadap pendapatan pedagang pasar
tradisional Blimbing di Kota Malang setelah pembiayaan Murabahah. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kuantitatif. Disimpulkan bahwa pendapatan pedagang sebelum pembiayaan tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap besar
pembiayaan murabahah yang diajukan anggota BMT UGT Sidogiri dan terdapat pengaruh positif dan berpengaruh secara langsung antara besar pembiayaan murabahah yang diajukan pedagang dipasar tradisional Penelitian terdahulu ini lebih terfokus mengenai pengaruh pembiayaan murabahah sebagai modal pedagang dipasar tradisional. Sementara penelitian ini lebih terfokus pada pembiayaan musyarakah dengan melihat beberapa faktor yang mempengaru hinya yaitu dari segi modal, jenis produk dan jam kerja pedagang.
(28)
Blimbing terhadap pendapatan pedagang pasar. Dalam penelitian ini yang paling
ditekankan yaitu mengenai pembiayaan murabahah sebagai modal usaha pedagang pasar.
2. Nurul Farida Damayanti (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) “Pengaruh Pembiayaan Dana Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Teladan Terhadap Kinerja Usaha Mikro di Pasar Semolowaru Surabaya” Penelitian ini mengunakan metode kuantitatif, hasil penelitian ini yaitu peningkatan kinerja islam menunjukan bahwa profit yang dihasilkan tiap bulan dan aset yang dihasilkan setiap tahun oleh pelaku mikro mengalami peningkatan sejalan dengan penemuan saparudin (2013, 173) yang menyatakan apabila pembiayaan mengalami peningkatan maka kinerja usaha
kesejahteran pengusaha kecil juga akan
mengalami peningkatan. Penelitian terdahulu ini terfokus pada mencari hubungan antara pembiayaan dana BMT Teladan terhadap kinerja usaha mikro di Pasar Semolowaru Surabaya. Penelitian ini terfokus pada analisis pendapatan pedagang pasar tradisional setelah melakukan pembiayaan musyarakah di BMT Surya Asa Artha.
3 Fitriani Prastiawat i & Emile Satia Darma (Fakultas Ekonomi) “Peran Pembiayaan Baitul Maal Wat Tamwil Terhadap Perkembang an Usaha dan Peningkatan Kesejahtera an Anggotanya dari Sektor Mikro Pedagang Pasar Tradisional
Penelitian ini membahas mengenai pembiayaan merupakan faktor yang bisa meningkatkan pendapatan untuk kesejahteraan anggota BMT yang menjadi acuan dalam penelitian ini yaitu penelitian Prastiani (2012) yang menyatakan bahwa pembiayaan syariah berpengaruh terhadap peningkatan
kesejahteraan. Namun dalam penelitian ini peneliti tidak bisa
Penelitian terdahulu terfokus pada pembiayaan syariah atau pembiayaan BMT yang bisa meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan memberikan pembiayaan bagi anggotanya yang bergerak Penelitian ini terfokus pada pengaruh pendapatan anggota BMT Surya Asa Artha setelah melakukan pembiayaan musyarakah untuk meningkatka n pendapatan.
(29)
” membuktikan bahwa pembiayaan syariah bisa meningkatkan
kesejahteraan anggota BMT. Teknik dan metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan struktural equation model (SEM).
di sektor mikro.
4 Fitra Ananda (Fakultas Ekonomi). “Analisis Perkembang an Usaha Mikro dan Kecil Setelah Memperoleh Pembiayaan mudharabah dari BMT AT TAQWA Halmahera di Kota Semarang”
Penulis meneliti tentang perbedaan dan
pekembangan UKM antara sebelum dan sesudah memperoleh pembiayaan dari BMT At Taqwa Halmahera yang meliputi modal, omset penjualan dan keuntungan. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif. Peneliti menyimpulkan bahwa terdapat
perubahan atau
peningkatan modal usaha setelah memperoleh pembiayaan dari BMT At Taqwa Halmahera sebesar 92% dan juga terdapat perbedaan obset penjualan setelah
melakukan pembiayaan dari BMT At Taqwa Halmahera yaitu meningkat sebesar 103%.sedangkan untuk keuntungannya sendiri terdapat peningkatan sebesar 65% setelah melakukan pembiayaan dari BMT At Taqwa Halmahera Kota Semarang. Dalam penelitian ini pembiayaan menggunakan akad Penelitian terdahulu lebih terfokus mengenai pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap modal, omset penjualan, dan keuntungan terhadap perkembangan usaha mikro dan kecil. Sementara penelitian ini lebih terfokus pada pembiayaan musyarakah yang meliputi dari segi modal, jenis produk dan jam kerja pedagang terhadap pendapatan pedagang pasar tradisional.
(30)
mudharabah yang artinya seluruh modal berasal dari lembaga atau dari BMT At Taqwa Halmahera Kota Semarang. 5 Nopi
Indrati (Fakutas Syariah dan Hukum) “Pengaruh Pembiayaan , Pendamping an, Pendidikan dan Usia Terhadap Peningkatan Pendapatan Anggota BMT BIF Nitikan di Pasar Ngoto Kab. Bantul”
Tujuan penelitian yaitu untuk menguji pengaruh pembiayaan,
pendampingan, pendidikan, dan usia terhadap peningkatan pendapatan anggota BMT BIF Nitikan. Penelitian ini
menggunakan metode
Convenience Sampling
untuk mengambil sampel anggota yang masih mendapatkan pembiayaan. Dari penelitian diatas disimpulkan bahwa dengan variabel pembiayaan yang diperoleh dari hasil analisis kuantitatif sebesar 0,043 lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa pembiayaan dari BMT BIF Nitikan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pendapatan anggota di pasar ngoto Kab. Bantul. Sedangkan pendampingan yang dilakukan BMT BIF Nitikan tidak
berpengaruh terhadap pendapatan anggota pasar ngoto Kab. Bantul.
Penelitian terdahulu lebih difokuskan pada pengaruh pembiayaan, pendampingan, pendidikan dan usia terhadap pendapatan anggota pasar Ngoto. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan yang dipengaruhi dari modal, jam kerja dan jenis produk.
(31)
B. Kerangka Teori
1. Baitul Mall WatTamwil (BMT)
Sesuatu yang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah pembentukan lembaga penyimpanan yang disebut Baitul Mall. Apa yang dilakukan oleh Rasul merupakan proses penerimaan pendapatan dan pembelanjaan yang transparan. Lembaga Baitul Mal pada umumnya bukan sesuatu yang baru maka proses siklus dana masyarakat (zakat, wakaf, ushr dan sebagainya) yang dinamis dan berputar dengan cepat merupakan preseden yang sama sekali baru. Mengenai Baitul Mal terdapat perbedaan pandangan oleh para penulis muslim, sebagian penulis muslim berpendapat bahwa Baitul Mal
serupa dengan bank sentral seperti yang ada sekarang dan tentunya yang lebih sederhana. Sedangkan menurut pandangan lain Baitul Mal
berfungsi seperti Menteri Keuangan atau Bendahara Negara yang masa kini, karena melihat fungsinya yang aktif dalam menyeimbangkan antara pendapatan dan belanja negara, bukan hanya sekedar terfokus kepada pengaturan suplai dan moneter. (Muhammad, 2005)
Dalam kamus kontemporer Arab-Indonesia, Baitul Tamwil
diartikan sebagai rumah usaha atau rumah pembiayaan. Baitul tamwil
merupakan lembaga bisnis yang bermotif laba. Baitul tamwil ini mengarah pada usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial.
(32)
BMT merupakan lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat bawah dan kecil dengan berlandaskan prinsip syariah. Tujuan dari BMT yaitu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat bawah dan kecil dengan cara meningkatkan kualiatas usaha ekonominya serta tujuan lain dari BMT untuk yaitu menyejahterakan masyarakat. Dalam melaksanakan usahanya BMT, berpegang teguh pada prinsip utama yaitu prinsip keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, prinsip keterpaduan, prinsip kekeluargaan, prinsip kebersamaan, prinsip kemandirian, prinsip profesionalisme dan prinsip istiqomah (Ridwan:2004). BMT selalu memegang ke 7 prinsip tersebut untuk menjalakan segala aktivitas operasionalnya, agar dalam menjalankan operasionalnya BMT tidak keluar dari syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku dan tentunya yang sesuai dengan prinsip syariah.
2. Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah merupakan kerja sama antara dua orang atau lebih untuk sama-sama berkontribusi dalam modal untuk menjalankan usaha nasabah. Menurut Hanafiyah yang dimaksud dengan
musyarakah adalah akad yang dilakukan oleh orang-orang yang berserikat dalam modal dan keuntungan. Menurut Malikiyyah
musyarakah adalah akad yang mengizinkan masing-masing pihak yang berserikat pada harta yang diserahkannya beserta tetapnya hak bagi masing-masing pihak. Sedangkan menurut Syafi’iyyah
(33)
musyarakah adalah tetapnya hak terhadap sesuatu bagi dua orang atau lebih dengan cara yang tersebar (dalam pembagian keuntungan) (Yadi Janwari, 2015).
Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
musyarakah adalah akad antara dua pihak atau lebih untuk berserikat dalam hal modal dan keuntungan yang diperoleh.
Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara bersama-sama. Termasuk dalam musyarakah adalah semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih di mana mereka secara bersama-sama memberikan atau sama-sama berkontribusi dalam suatu bentuk usaha. Musyarakah dapat dibagi menjadi 2 yaitu
Syarikah amlak dan Syarikah uqud. Syarikah amlak berarti eksistensi suatu perkonsian yang tidak perlu dengan kontrak tetapi terjadi dengan sendirinya. Syirkah amlak terbagi atas dua yaitu amlak jabr
dan amlak ikhtiar. Selanjutnya, Syirkah uqud berarti penkonsian yang terbentuk karena suatu kontrak atau kebalikan dari syirkah amlak. Untuk syirkah uqud terbagi lagi kepada inan, mufawadhah, wujud, abdan, dan mudharabah. (Daeng Naja, 2011)
Dalam kegiatan operasional BMT memiliki dasar dan landasan kerja pengawas yang diatur dalam Undang-Undang No. 25 tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Selain Undang-Undang BMT Surya Asa Artha juga didasari oleh Angaran Dasar dan Angaran Rumah Tangga
(34)
KJKS BMT Surya Asa Arthadan Keputusan RAT (Rapat Anggota Taahunan) tahun lalu dalam pelaksanaan pemilihan dan Penetapan Pengawas Koperasi. Dasar dari Rapat Anggota (RA) KJKS BMT Surya Asa Artha adalah Undang-Undang No.17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian.
Dalam Al-Qur’an dan Hadis juga dijelaskan mengenai akad musyarakah yaitu dalam Q.S. Sad ayat 24 disebutkan:
“...Memang banyak di antara orang-orang yang bersekutu itu berbuat zalim kepada yang lain, kecuali orang-orang yang beriman
dan mengajarkan kebajikan....”
Implementasi musyarakah di BMT yaitu perjanjian kesepakatan bersama antara beberapa pemilik modal untuk menyertakan modal sahamnya pada suatu proyek. Mekanisme operasional akad musyarakah di BMT terjadi pada tahapan penyaluran dana, yang produknya biasa dibuat dengan pembiayaan musyarakah,
(35)
yakni penyertaan modal yang diberikan bank syariah terhadap nasabah yang telah memiliki sebagian modal (Yadi Janwari, 2015).
Gambar 2.1
Skema Pembiayaan Musyarakan di Perbankan Syariah dan BMT
Dari skema tersebut dapat dipahami bahwa bank syariah dan BMT dengan nasabah melaksanakan akad musyarakah, yakni beserikat dalam hal modal.
3. Pendapatan
Pendapatan yaitu hasil pencarian atau usaha, perolehan dari hasil usaha keras dalam melakukan kegiatan usaha. Pendapatan menurut Winardi dalam Kamus Ekonomi (1981) bahwa pendapatan atau penghasilan itu sama artinya dengan hasil berupa uang atau
Modal
Nasabah
Musyarakah PerjanjianBank
Usaha/Proyek
(36)
material lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa-jasa manusia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pendapatan adalah pendapatan yang benar-benar dihasilkan dan diperoleh dari kegiatan lain yang berkaitan dengan usaha selama bulan tertentu. BPS juga mendefinisikan pendapatan yang digolongkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
a. Pendapatan berupa uang, yaitu sebagai penghasilan berupa uang yang sifatnya reeguler dan biasanya diterima sebagai balas jasa, seperti gajih dan upah, pendapatan usaha sendiri, pendapatan dari hasil investasi dan pendapatan dari keuntungan kerja sosial.
b. Pendapatan berupa barang, adalah sebagai penghasilan yang sifatnya reguler akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa yang diterima dalam bentuk barang dan jasa. Barang atau jasa yang diperoleh dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak disertai transaksi uang oleh yang menikmati barang atau jasa tersebut. c. Penerimaan yang merupakan bukan pendapatan, yaitu penerimaan
yang berupa pengambilan tabungan, penjualan barang-barang yang dipakai, pinjamaan uang, warisan dan sebagainya.
Dalam Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang pendapatan. Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang
(37)
tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Didalam akutansi untuk pendapatan yang timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi berikut: a. Penjualan barang.
b. Penjualan jasa.
c. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga royaliti dan dividen.
4. Pasar Tradisional
Pasar adalah tempat atau keadaan di mana para pembeli dan penjual membeli dan menjual barang, jasa atau sumber daya. Pasar disebut bersaing sempurna jika terdapat sejumlah besar penjual dan pembeli komoditi, sedemikian rupa sehingga tindakan seorang individu tidak dapat mempengaruhi harga komoditi tersebut, selanjutnya produk dari seluruh perusahaan dalam pasar adalah homogen, terdapat mobilitas sumber daya yang sempurna, dan konsumen pemilik sumber daya dan perusahaan dalam pasar mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai harga-harga dan biaya-biaya yang sekarang dan yang akan datang (Dominick Salvatore, 1996).
Peraturan presiden RI No 112 tahun 2007 mendefinisikan pasar tradisional sebagai pasar yang dibangun dan dikelolah oleh Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki atau
(38)
dikelolah oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.
Sedangkan yang dimaksud dengan pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secara langsung. Barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok seperti, sayuran, buah, daging, ikan dan kebutuhan pokok lainnya.
Keseimbangan pasar terjadi ketika transaksi pasar terjadi apabila kedua belah pihak di pasar telah mencapai suatu persetujuan mengenai harga dan volume dari transaksi tersebut. Sebelum ada persetujuan antara kedua belah pihak tersebut, tidak akan terjadi transaksi. Persetujuan ini tercapai apabila apa yang dikehendaki pembeli sama dengan apa yang dikehendaki penjual.
5. Modal
Modal adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi untuk menambah output. Dalam pengertian ekonomi, modal merupakan barang atau uang yang yang bersama-sam faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa baru. Modal adalah salah satu hal yang terpenting dalam melakukan suatu kegiatan usaha baik usaha dalam perdagangan maupun usaha lainnya. Jumlah uang yang digunakan pada saat awal membuka atau
(39)
membentuk usaha untuk pembelian barang dagangan yang akan dijual kembali maka hal tersebut disebut modal awal usaha (Agus Sartono, 2001).
Modal juga akan menentukan jumlah pendapatan setelah usahanya telah berjalan semakin besar modal yang dikeluarkan maka kemungkinan pendapatan pengusaha akan tinggi, tetapi bukan berarti modal adalah faktor satu-satunya yang dapat mempengaruhi pendapatan masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi agar pendapatan seorang pengusaha meningkat.
6. Jam Kerja
Jam kerja merupakan lama waktu yang digunakan para pengusaha atau pedagang dalam menjalakan kegiatan usahannya dimulai dari mempersiapkan barang dagangannya, melayani para pembeli dan sampai menutup pelaksanaan dagangnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan jam kerja adalah jangka waktu yang dinyatakan dalam jam yang digunakan untuk bekerja, tidak termasuk istirahat resmi, yang dimulai dari menyiapkan pekerjaan sampai dengan usaha tersebut tutup. Rata-rata jam kerja per hari adalah jumlah jam kerja kegiatan selama bulan yang lalu dibagi banyaknya hari kerja dalam satu bulan.
Didalam pasar tradisional para pedagang memiliki variasi jam kerja yang berbeda-beda seperti pasar Gamping yang beroperasi dimulai dari dini hari. Semakin banyak fariasi jam kerja para
(40)
pedagang pasar tradisional maka semakin berfariasi juga pendapatan yang akan diperoleh para pedagang dari hasil penjualannya. Analisi jam kerja merupakan bagian dari teori ekonomi mikro, khususnya pada teori penawaran tenaga kerja yaitu tentang kesediaan individu untuk bekerja dengan harapan memperoleh penghasilan atau tidak bekerja dengan konsekuensi mengorbankan penghasilan yang seharusnya ia dapatkan (Mankiw, 2012). Sebenarnya kesediaan dari para pedagang untuk bekerja dalam waktu yang lama atau pendek merupakan keputusan dari pada para pedagang itu sendiri.
7. Jenis Produk
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen yang membelinya. Jenis produk yang dimaksud disini yaitu jenis produk yang di jual oleh para pedagang di pasar yang melakukan pembiayaan musyarakah di BMT Surya Asa Artha jenis produknya seperti sayuran, daging, sembako dan lain-lain.
Produk adalah suatu sifat kompleks, baik dapat diraba maupun tidak diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan, pelayanan pengusaha dan pengecer, yang diterima pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan (Swastha dan Irawan:1990:165). Suatu produk merupakan kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk didalamnya
(41)
kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualan (Staton:1996:222). Sedangkan produk menurut Fandy Tjiptono (1999:95) merupakan segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhi kebutuhan/keinginan pasar yang bersangkutan.
C. Penurunan Hipotesis
1. Pengaruh Jam Kerja terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional. Jam kerja merupakan bagian dari teori ekonomi mikro, khususnya pada teori penawaran tenaga kerja yaitu tentang kesediaan individu untuk bekerja dengan harapan memperoleh penghasilan atau tidak bekerja dengan kosenkuensi mengorbankan penghasilan yang seharusnya mereka dapatkan. Kesediaan tenaga kerja untuk bekerja dengan jam kerja panjang atau pendek adalah keputusan individu, dengan lamanya waktu operasi atau jam kerja dapat berpengaruh terhadap pendapatan (Mankiw, 2012). Jam kerja dalam penelitian ini adalah jumlah atau lamanya waktu yang dipergunakan untuk melayani konsumen setiap harinya.
Jurnal Wuri Ajeng Chintya: menyimpulkan bahwa Jam Kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Analisis dengan uji t menghasilkan nilai thitung sebesar 8,221 dan ttabel
(42)
H1: Terdapat pengaruh positif dan signifikan Jam Kerja terhadap
pendapatan pedagang di pasar.
2. Pengaruh Modal usaha terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional
Modal diperlukan untuk meningkatkan penjualan, karena dengan adanya pertumbuhan penjualan, perusahaan harus memiliki dana untuk membiayai aktiva lancar atau operasional sehari-harinya. Dalam membangun sebuah bisnis dibutuhkan sebuah dana atau dikenal dengan modal yang dapat dikatakan inti dari suatu bisnis (Agus Sartono, 2001). Maka dari itu, adanya modal akan mempengaruhi pendapatan yang diterima.
Jurnal Ida Bagus Darsana (2013) menyatakan modaal usaha secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang dipasar. Analisis uji t, memberikan nilai thitung sebesar 4,553
dan ttabel pada tingkat keyakinan 5% sebesar 1,671.
H2: Terdapat pengaruh dan signifikan Modal Kerja terhadap
pendapatan pedagang di pasar.
3. Pengaruh Jenis Produk terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional.
Produk adalah barang yang disediakan oleh para pedagang dipasar untuk diperjual belikan kepada konsumen, produk dipasar tidak hanya terdiri dari satu jenis saja namun pedagang dipasar menyediakan berbagai macam bentuk jenis produk untuk menarik
(43)
para konsumen untuk membeli produk yang mereka jual. Dalam hal ini konsumen akan memilih jenis produk yang akan mereka beli dari pedagang dipasar teori ini disebut teori pilihan konsumen dalam ekonomi mikro (Mankiw, 2012). Jadi, banyaknya jenis produk yang dijual oleh pedagang dipasar akan berpengaruh terhadap pendapatan karena konsumen atau pembeli akan memilih pedagang yang menyediakan produk yang banyak dibutuhkan oleh konsumen.
Jurnal Ida Bagus Darsana (2013) menyatakan secara parsial jenis produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang pasar. Nilai t hitung berdasarkan analisis uji t adalah sebesar 2,367 dan ttabel pada tingkat keyakinan 5% sebesar 1,697.
H3: Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Jenis Produk
terhadap pendapatan pedagang di pasar tradisional. D. Kerangka Pemikiran
Pada pembahasan ini penulis akan memaparkan kerangka berpikir yang menjadi dasar sekaligus alur berfikir dalam melihat pengaruh variabel yang menentukan Pembiayaan Musyarakah. Selanjutnya informasi mengenai kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut:
(44)
GAMBAR 2.2
Skema Kerangka Pemikiran
Dari gambar 2.2 penulis ingin mengkaji dan menguji apakah Jam Kerja, Modal dan Jenis Produk berpengaruh terhadap Pendapatan Pedagang di Pasar Tradisional. Untuk mengujinya menggunakan data pendapatan pedagang perbulan.
Pendapatan
Jam Kerja
Modal
(45)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Sugiyono (2010:2) menyatakan metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan. Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris (teramatik) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Valid menunjukan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.
Metode kuantitatif adalah metode yang meliputi survey dan eksperimen, metode kuantitatif digunakan bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas, selanjutnya bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi, bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatmen tertentu terhadap yang lain, bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian, bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat di ukur, bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori dan produk tertentu (Sugiyono, 2010:23)
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan cara pengisian angket dan wawancara ringan secara langsung kepada pedagang pasar yang menjadi anggota BMT Asa Atha di Pasar Tradisional dengan studi kasusnya Pasar Gamping dan Pasar Serangan.
(46)
B. Lokasi
Lokasi dalam penelitian ini adalah BMT Surya Asa Artha Gamping, Jl. Gamping Lor Rt. 03 Rw. 11 Ambarketawang, Gamping, Sleman. Sedangkan objek penelitiannya adalah beberapa sampel anggota BMT Surya Asa Artha yang melakukan pembiayaan musyarakah. Subyeknya yaitu Pasar Gamping dan Pasar Serangan.
C. Jenis Data
Jenis penelitian ini yaitu menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer menurut Umar Husen, data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber aslinya atau data yang didapat dari sumber bertama baik individu atau perseorangan (Umar Husein, 2010:130). Data primer dalam penelitian ini adalah jawaban narasumber, narasumber penelitian ini adalah beberapa anggota BMT Surya Asa Artha di Pasar Tradisional. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari BMT Surya Asa Artha.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Dengan penjelasan sebagai berikut:
(47)
Gambar 3.1
Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Nasution (1988) dalam buku Sugiyono (2010:226) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahun. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Obyek observasi yaitu BMT Surya Asa Artha Gamping serta beberapa pasar yang menjadi subyek penelitian yaitu Pasar Gamping dan Pasar Serangan.
Dari observasi peneliti dapat mengamati bagaimana cara kerja BMT dalam memberikan pembiayaan musyarakah kepada anggotanya dan mengamati para pedagang yang melakukan pembiayaan di BMT Surya Asa Artha dalam menjalankan usahanya dipasar.
Teknik
Pengumpulan Data
Observasi
Wawancara
Dokumentasi
Kuesioner
(48)
2. Wawancara
Esterberg (2002) dalam buku Sugiyono (2010:226) menyatakan bahwa wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide malalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Dalam melakukan wawancara peneliti akan dapat mengetahui informasi-informasi yang tidak terdapat dalam kuesioner
3. Kuesioner
Sugiyono (2010:142) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner dibagikan kepada anggota BMT Surya Asa Artha yang melakukan pembiayaan musyarakah yang berada di pasar. Teknisnya peneliti dalam membagikan kuesionernya akan di dampingi oleh marketing untuk bertemu dengan anggotanya.
4. Dokumentasi
Dokumentasi peneliti dapat memperoleh bukti atau data dari hasil observasi dan wawancara di BMT Surya Asa Artha dan di pasar tradisional.
E. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
(49)
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu (Sugiyono, 2010:215).
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2014: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini yaitu anggota BMT Surya Asa Artha dan melakukan pembiayaan Musyarakah di Pasar Gamping dan Pasar Serangan. Jumlah anggota yang melakukan pembiayaan di BMT Surya Asa Artha pada saat ini yaitu sebanyak 248 anggota namun yang tergolong kurang lancar dan macet sebanyak 48 anggota. Jadi yang aktif mengangsur sebanyak 200 anggota.
Kriteria anggota pembiayaan musyarakah BMT Surya Asa Artha yang bisa dijadikan sebagai sampel nantinya yaitu sebagai berikut:
a. Anggota pembiayaan musyarakah BMT Surya Asa Artha yang masih lancar mengansur.
b. Anggota pembiayaan musyarakah BMT Surya Asa Artha yang berada di pasar tradisional.
c. Anggota pembiayaan musyarakah BMT Surya Asa Artha yang belum melunasi atas pembiayaannya.
(50)
Anggota yang melakukan pembiayaan musyarakah di BMT Surya Asa Artha sebanyak 160 anggota, untuk pembiayaan
musyarakah yang berada dipasar tradisional yaitu sebanyak 57 anggota dan 103 anggota lainnya para pengusaha rumahan, dari jumlah anggota pembiayaan musyarakah yang berada dipasar yaitu sebanyak 57 terbagi menjadi 3 bagian yaitu 26 anggota di pasar gamping, 14 anggota di pasar serangan dan 17 anggota dipasar telogorejo. Peneliti hanya meneliti dua pasar yaitu pasar gamping dan pasar serangan karena peneliti memiliki keterbatasan dana dan keterbatasan waktu dalam penyebaran kuesionernya.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (Sugiyono, 2014:81). Penelitian ini menggunakan jumlah sampel minimum yaitu sebanyak 40 responden dari populasi yang sesuai dengan karakteristik penelitian. Pengambilan sampel ini sesuai dengan teori Rescoe (1975) yang dikutip oleh Uma Sakaran (2006) yang menyebutkan bahwa ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk penelitian umum. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah teknik
Purposive Sampling. Teknik Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014:85).
(51)
F. Analisis Data
Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2010:243) menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
1. Uji Regresi linier berganda
Faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap pendapatan pedagang di pasar tradisional yang melakukan pembiayaan musyarakah di BMT Surya Asa Artha di analisis menggunakan regresi linier berganda. Secara umum persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y= α+β1X1+β2X2+β3X3+β4X4+e
Dimana:
Y : Pendapatan X2: Modal
α: Konstanta X3: Jenis Produk
X1: Jam Kerja
2. Uji t dan Uji F
Uji t adalah uji yang digunakan untuk menguji keterkaitan secara individu antara variabel bebas yaitu jam kerja, modal dan jenis produk terhadap variabel terikat yaitu Pendapatan. Koefisien regresi yang digunakan untuk mengetahui kontribusi variabel
(52)
bebas terhadap variabel terikat. Kriteria untuk menerima atau menolak hipotesis adalah:
Hipotesis diterima jika nilai sig (P value) < 0,05 (α) dan koefisien regresi searah dengan hipotesis.
Uji F digunakan untuk menguji hubungan semua variabel independen yaitu jam kerja, modal dan jenis produk terhadap variabel dependen yaitu pendapatan pedagang pasar. Apabila nilai signifikan F hitung lebih kecil dari alpa (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
3. Standardized Coefficients Beta
Uji ini bertujuan untuk mengetahui variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap pendapatan pedagang pasar tradisional yang melakukan pembiayaan musyarakah di BMT Surya Asa Artha. Variabel bebas dengan nilai absolute dari
Standardized Coefficients Beta tertinggi merupakan variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap variabel terikat.
(53)
BAB IV PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Latar Objek Penelitian
a. Sejarah Singkat BMT Surya Asa Artha
BMT Surya Asa Artha merupakan unit usaha dari Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) yang berdiri sejak bulan februari 2007. Diresmikan pada tanggal 02 Mei 2007 dengan Badan Hukum BH 10/KPTS/2007. KJKS adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil. BMT Surya Asa Artha pertama berdiri di daerah Kemetiran Yogyakarta yang didirikan oleh Bapak Surya Purba.
BMT ini berdiri karena inisiatif dari pendirinya karena pada saat itu belum terdapat BMT di daerah Kemetiran Yogyakarta. Bapak Surya Purba merupakan Duta Koperasi pada saat itu, kemudian BMT Surya Asa Artha berpindah tempat operasional di Gamping Sleman Yogyakarta pada tahun 2009 dengan tujuan untuk mencari pangsa pasar yang lebih baik. BMT Surya Asa Artha dari awal melakukan operasionalnya telah melakukan 2 kali pergantian kepengurusan, satu periode kepengurusan yaitu selama 5 tahun. Sedangkan pergantian manager telah dilakukan 3 kali selama 2 periode terakhir ini.
(54)
BMT Surya Asa Artha Gamping Sleman Yogyakarta berperan sebagai lembaga keuangan mikro yang pengoperasiannya berdasar prinsip syariah dan prinsip koperasi atas dasar kekeluargaan. BMT Surya Asa Artha terdiri dari dua lembaga yaitu
Baitul Maal dan Baitul Tamwil. BaitulMaal adalah menghimpun dana anggota dalam bentuk infaq, sodaqoh, dan hibah. Sedangkan
Baitul Tamwil adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana dalam bentuk pembiayaan kepada anggotanya. Berikut jumlah anggota BMT Surya Asa Artha dari tahun 2014 sampai tahun 2015.
Tabel 4.1.
Jumlah Anggota BMT Surya Asa Arta Tahun 2014-2015
Jenis keanggotaan
Tahun 2014 Anggota
Masuk
Anggota Keluar
Tahun 2015 Anggota 677 Orang 120 Orang - 797 Orang
Calon Anggota
209 Orang 28 Orang 65 Orang 172 Orang
Anggota Luar biasa
26 Orang - - 26 Orang
Total Anggota 912 Orang 148 Orang 65 Orang 995 Orang
Sumber : Buku RAT BMT Surya Asa Artha 2015. Keterangan:
Anggota adalah setiap warga negara indonesia yng berdomisili di wilayah kabupaten Sleman yang telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk menjadi anggota dan melunasi simpanan pokok.
(55)
Calon anggota adalah orang yang telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk menjadi anggota meski belum melunasi simpanan pokok akan tetapi telah mendapatkan sebagian pelayanan dari koperasi.
b. Filosofi Kerja BMT Surya Asa Artha 1) Kerja itu RAHMAD
Kerja adalah terimakasih kami. Kami harus bekerja tulus. 2) Kerja itu AMANAH
Kerja adalah tanggung jawab kami. Kami harus bekerja tuntas. 3) Kerja itu SUCI
Kerja adalah panggilan kami. Kami harus bekerja benar. 4) Kerja itu SEHAT
Kerja adalah aktualisasi kami. Kami harus bekerja keras. 5) Kerja itu SENI
Kerja adalah kesukaan kami. Kami harus kreatif. 6) Kerja itu IBADAH
Kerja adalah pengabdian kami. Kami harus serius. 7) Kerja itu MULIA
Kerja adalah pelayanan kami. Kami harus bekerja sempurna. 8) Kerja itu KEHORMATAN
Kerja adalah kewajiban kami. Kami harus bekerja unggul. 9) Kerja itu PROFESIONAL
(56)
c. Visi dan Misi BMT Surya Asa Artha VISI
Mewujudkkan lembaga ekonomi ummat yang sehat, tangguh, mandiri dan profesional dengan nilai-nilai rahmatan lil’alamin MISI
Memberikan layanan terbaik dan kesejahteraan untuk anggota d. Motto BMT Surya Asa Artha
MOTTO
“Mita Bisnis Terpercaya”
Dalam menjalankan bisnis atau usaha ada saling PERCAYA, sebagai mitra yang baik ada saling MEMBERI dan MENERIMA ada KEBERSAMAAN dan ada KEKELUARGAAN yang terbangun.
e. Tujuan BMT Surya Asa Artha
Meningkatkan kesejahteran anggota, pengelola dan ummat, Turut berpartisipasi aktif dalam membumikan ekonomi ummat, Menyediakan permodalan islami bagi usaha mikro.
2. Struktur Organisasi BMT Surya Asa Artha
Manajemen BMT Surya Asa Artha dibangun dengan prinsip efisien dan profesional, disetiap personil yang terlibat bekerja dengan maksimal dan memiliki keterampilan yang diisyaratkan untuk menjalankan usaha dengan sebaik-baiknya sesuai dengan struktur organisasi.
(57)
Gambar 4.1
Stuktur Organisasi BMT Surya Asa Artha tahun 2016 PENGURUS
Drs. Susanta . HM
MANAJER
Nuning Agustina .A , SE,MM
KASIR
Nur Dyah Mukaromah
PEMBUKUAN
Sholihah Nur’aini
MARKETING Yuli Istianto MARKETING
Enggar Pramesti
MARKETING Agus Ramadhani
(58)
3. Susunan Pengawas BMT Surya Asa Artha Tabel 4.2.
Daftar nama pengawas BMT Surya Asa Artha
Pengawas Syariah Pengawas Manajemen
Ketua Anggota Ketua Anggota
Drs. H. Hajar Dewantara
Mufid Al Ashari, S.Ag
Toto Suparwoto S.Pd
Hj Samiasih Sutarman Drs. Abdul
Salam 4. Susunan Pengurus BMT Surya Asa Artha
Tabel 4.3.
Daftar nama pengurus BMT Surya Asa Artha
Nama Jabatan
Drs. Susanta Harja Mulya Ketua
Sukandar Sektretaris
Nuning Agustina Ambarsari SE.MM Bendahara
5. Karyawan BMT Surya Asa Artha Tabel 4.4.
Daftar nama karyawan BMT Surya Asa Artha
Nama Jabatan
Nuning Agustina Ambarsari SE.MM Manager
Sukandar Kabag
Nur Diyah Mukaromah Teller
Sholihah Nur’aini Pembukuan
Yuli Istianto Account Officer
Enggar Pramesti Account Officer
(59)
6. Produk BMT Surya Asa Artha a. Produk Simpanan
Produk simpanan adalah program simpanan yang dimiliki oleh BMT Surya Asa Artha yang dilakukan oleh anggotanya dalam hal penyimpanan dana. Macam-macam produk simpanan BMT Surya Asa Artha yaitu:
1) Simpanan Wadi’ah
Simpanan wadi’ah adalah titipan murni dari suatu pihak lain, baik perorangan ataupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja bila penitip menghendaki. Dalam simpanan wadi’ah ini anggota menyetorkan dana awalnya yaitu sebesar Rp.15.000.
2) Simpanan Mudharabah Umum
Simpanan mudharabah umum adalah simpanan yang hanya seperti tabungan biasa. Namun perbedaan simpanan tabungan umum dengan simpanan mudharabah yaitu setoran awalnya. Jika tabungan umum setoran awalnya sebesar Rp. 5.000 yang selanjutnya bergantung pada anggota, sedangkan simpanan mudharabah umum setoran awalnya sebesar Rp. 100.000.
(60)
3) Simpanan Mudharabah Berjangka
Simpanan mudharabah berjangka yaitu anggota akan menerima imbalan atau bagi hasil yang besarnya telah disepakati oleh kedua pihak sebelumnya. Simpanan ini sama dengan deposito yaitu membutuhkan jangka waktu untuk pengambilannya. Jangka waktunya yaitu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Setoran awal untuk produk simpanan ini sebesar Rp.1.000.000.
b. Produk Pembiayaan
Produk pembiayaan adalah suatu produk yang disiapkan oleh BMT Surya Asa Artha dalam hal penyaluran dana ke anggota dengan tujuan untuk membantu pengembangan usaha dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Produk pembiayaan di BMT Surya Asa Artha sebagai berikut:
1) Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan yang diberikan kepada anggota dimana modal 100% di berikan oleh pihak BMT. Keuntungan usaha dibagi berdasarkan proporsi nisbah yang telah disepakati. Bila terdapaat kerugian maka ditanggung oleh shohibul mall.
(61)
2) Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan yang diberikan kepada anggota dimana masing-masig pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan keuntungan dibagi berdasarkan kontribusi dana yang diberkan.
Prosedur pembiayaan musyarakah yang digunakan BMT Surya Asa Artha adalah sebagai berikut:
1. Menjadi anggota membayar simpanan pokok Rp.10.000 dan simpanan wajib Rp.10.000/bulan. 2. Melengkapi syarat-syarat pengajuan pembiayaan
antara lain sebagai berikut:\
a. Mengisi formulir pengajuan pembiayaan. b. Foto copy KTP suami istri.
c. Foto copy kartu keluarga. d. Foto copy surat nikah. e. Foto copy rekening listrik. f. Foto copy jaminan.
g. Bersedia di survei. 3. Analisa hasil survei. 4. Analisa jaminan.
a. Pembiayaan Rp.500.000-Rp.2.000.000 dengan jaminan surat nikah dan akta kelahiran.
(62)
b. Pembiayaan besar Rp.2.000.000 untuk anggota baru dengan jaminan BPKB atau sertifikat. Sedangkan anggota lama untuk pembiayaan sebesar dari Rp.2.000.000 dengan jaminan 2 akta kelahiran dan kartu keluarga.
c. Plafon maksimal untuk anggota lama yang melakukan pembiayaan dengan jaminan akata kelahiran dan kartu keluarga sebesar Rp.5.000.000.
5. Analisa usaha. 6. ACC pengurus.
7. Pencariran (tanda tangan suami dan istri). 3) Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan dengan sistem jual beli barang pada harga asal dengan tambahan margin atau keuntungan yang telah disepakati. Pembayarannya dilakukan secara angsuran atau jatuh tempo.
Ketentuan Pembiayaan di BMT Surya Asa Artha a. Mengisi formulir pengajuaan pembiayaan. b. FC KTP Suami Istri dan FC Kartu Keluarga. c. FC Surat nikah (yang sudah menikah).
d. Menjadi anggota KJKS BMT Surya Asa Artha. e. Memberikan agunan.
(63)
f. Membayar biaya survey sebesar Rp.5000. g. Bersedia disurvey.
B. Karakteristik Responden
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dikumpulkan dari 40 responden yaitu para pedagang pasar tradisional yang melakukan pembiayaan musyarakah. Berikut ini tersaji data anggota pembiyaan
musyarakah berdasarkan jenis kelamin: Gambar 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan gambar 4.2 di atas menunjukan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin. Dari jumlah responden 40 anggota BMT pedagang pasar, mayoritas pedagang berjenis kelamin perempuan yaitu 90% sedangkan minoritas pedagang berjenis kelamin laki-laki yaitu 10%.
(64)
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dikumpulkan dari 40 responden data tentang usia pedagang pasar tradisional yang didapatkan dalam penelitian ini diperoleh karakteristik responden yang disajikan secara lengkap dalam gambar berikut ini:
Gambar 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan gambar 4.3 di atas menunjukan karakteristik responden berdasarkan usia. Dari jumlah responden 40 anggota BMT pedagang pasar, mayoritas usia para pedagang pasar tradisional yang melakukan pembiayaan musyarakah yaitu 36-45 tahun yaitu sebesar 37,5 %, sedangkan yang menjadi minoritasnya yaitu pada usia < 20 tahun yaitu sebesar 5%.
(65)
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jam Kerja
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dikumpulkan dari 40 responden data tentang jam kerja para pedagang pasar tradisional dapat disajikan pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Jam Kerja
Berdasarkan gambar 4.4 di atas menunjukan karakteristik responden berdasarkan jam kerja. Dari jumlah responden 40 anggota BMT pedagang pasar, mayoritas jam kerja para pedagang pasar yang melakukan pembiayaan musyarakah yaitu 6-8 jam sebesar 60%. Sedangkan yang menjadi minoritas jam kerja pedagang pasar yaitu < 5 jam sebesar 7,5 %.
(66)
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Produk
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dikumpulkan dari 40 responden data tentang jenis produk para pedagang pasar tradisional yang melakukan pembiayaan musyarakah seperti tersaji pada gambar berikut:
Gambar 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Produk
Berdasarkan gambar 4.6 di atas menunjukan karakteristik responden berdasarkan jenis produk. Dari jumlah responden 40 anggota BMT pedagang pasar, mayoritas jenis produk yang di jual oleh para pedagang pasar tradisional yang melakukan pembiayaan
musyarakah yaitu lain-lain sebesar 60%. Sedangkan jenis produk yang menjadi minorotas di pedagang yaitu buah sebesar 10%.
(67)
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Lokasi atau Tempat Usaha Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dikumpulkan dari 40 responden data tentang lokasi atau tempat usaha para pedagang pasar tradisional yang melakukan pembiayaan musyarakah seperti tersaji pada gambar berikut:
Gambar 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Lokasi atau Tempat Usaha
Berdasarkan gambar 4.7 di atas menunjukan karakteristik responden berdasarkan lokasi atau tempat usaha. Dari jumlah responden 40 anggota BMT pedagang pasar, mayoritas lokasi atau tempat usaha para pedagang pasar tradisional yang melakukan pembiayaan musyarakah yaitu luar pasar sebesar 70%. Sedangkan
(68)
minoritas lokasi atau tempat usaha pedagang pasar yaitu dalam pasar sebesar 30%.
C. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Uji regresi linier digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang yang berpengaruh terhadap variabel dependent. Dalam penelitian ini tujuan menggunakan uji regresi linier yaitu untuk mengetahui apakah modal usaha, jam kerja dan jenis produk berpengaruh terhadap pendapatan. Oleh karena itu dengan data yang tersedia berikut disajikan hasil analisis uji regresi linier berganda.
Tabel 4.5. Uji Regresi Berganda
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .851a .724 .701 .07298
a. Predictors: (Constant), jenis produk, jam kerja, modal usaha
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression .503 3 .168 31.487 .000b
Residual .192 36 .005
Total .695 39
a. Dependent Variable: pendapatan setalh pembiayaan b. Predictors: (Constant), jenis produk, jam kerja, modal usaha
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(69)
modal usaha .417 .076 .566 5.481 .000
jam kerja .074 .033 .208 2.222 .033
jenis produk .122 .044 .290 2.781 .009
a. Dependent Variable: pendapatan setelah pembiayaan
D. Pembahasan
Pembiayaan musyarakah adalah kerja sama antara kedua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan.
Teknis dalam BMT musyarakah merupakan kerja sama antara BMT dan anggota untuk sama-sama berkontribusi dalam modal dengan jumlah yang sama atau berbeda sesuai kesepakatan. Percampuran modal tersebut digunakan untuk pengelolah suatu usaha yang sesuai dengan aturan yang ada dan sesuai dengan prinsip syariah. keuntungan yang diperoleh dibagi berdasarkan nisbah yang telah disetujui dalam akad. Dalam melaksanakan akad musyarakah terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi diantaranya yaitu, adanya musyawarah dan kesepakatan antara kedua pihak yaitu BMT dan anggota, adanya dokumentasi yang merupakan aspek penting dalam pelaksanaan transaksi dengan anggota sehingga harus dikelola dengan baik, adanya saksi sebagai bukti bagi hakim untuk memutuskan perkara, harus adanya wakil sebagai seseorang yang diberi kuasa atau yang ditunjuk untuk mewakili, dan yang paling jelas dalam akad musyarakah yaitu harus ada rukun dan syarat musyarakah (Herry Susanto, 2013).
(70)
Iplementasi akad musyarakah digunakan oleh BMT untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan permodalan bagi anggota guna menjalankan usaha dengan cara melakukan penyertaan modal bagi usaha atau proyek yang bersangkutan. Modal bisa berupa uang atau harta benda lain yang bisa dinilai dengan uang. Semua modal tersebut dicampur dan menjadi hak usaha dan bukan milik perseorangan pemilik modal. Percampuran modal dan bentuk usaha yang dijalankan harus dituangkan dalam suatu akad tertulis. Dana pembiayaan musyarakah akan dicairkan setelah akad ditandatangani. Pencairan tersebut akan dikreditkan ke rekening bersama pada BMT setelah nasabah menyetor porsi kontribusi modalnya (Khaerul Umam, 2013). Anggota wajib membayarkan bagi hasil yang menjadi bagian BMT untuk setiap angsuran yang telah disepakati dalam akad. Besarnya bagi hasil ditetapkan setelah laporan kinerja keuangan anggota disetujui oleh BMT untuk melakukan pembiayaan, sedangkan untuk pendapatan BMT diakui bila bagi hasil telah diterima.
Kebijakan pembiayaan suatu BMT pada dasarnya merupakan pernyataan secara garis besar tentang arah dan tujuan pembiayaan oleh BMT tersebut. Arah dan tujuan tersebut harus sejalan dengan misi dan fungsi suatu BMT, sedangkan misi dan fungsi BMT adalah maksud dan tujuan yang ditetapkan oleh pemiliknya. BMT tujuan untuk mensejahterakan masyarakaat dikalangan mikro seperti pedagang dan usaha kecil rumahan dengan maksud untuk membantu meningkatkan pendapatan para anggotanya. Selain itu jika pembiayaan yang diberikan
(71)
kepada anggota selaku pemilik usaha dapat meningkatakan pendapatannya dan usahanya bisa berkembang akan sangat bisa menyerap tenaga kerja untuk membantu kegiatan usahanya dan mengurangi tingkat pengangguran. Jadi dapat disimpulkan dengan melakukan pembiayaan dengan akad musyarakah atau menambah modal usaha dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan anggotanya dalam menjalakan usahanya.
Pembiayaan akad musyarakah di BMT Surya Asa Artha yang diberikan kepada anggotanya khususnya pedagang pasar, iplementasinya yaitu BMT Surya Asa Artha memberikan tambahan modal bagi para anggotan khususnya pedagang, dengan cara yang hampir sama yang telah dijelaskan di atas namun kekurangan dalam iplementasi yang diterapkan oleh BMT Surya Asa Artha ini, yaitu BMT dalam memberikan pembiayaan dengan akad musyarakah kepada pedagang tidak dapat melihat bukti laporan keuangan calon anggota yang ingin melakukan pembiayaan untuk penambahan modal, sehingga BMT dalam menentukan bagi hasilnya hanya mengansumsikan pendapatan kotor minimal anggota setiap bulannya. Setelah mendapatkan informasi mengenai pendapatan kotor dari anggotanya BMT mengurangi kewajiban-kebajiban dari anggotanya sehingga pendapatan kotor itu menjadi pendapatan bersih, setelah mendapatkan hasil pendapatan bersihnya BMT baru akan membagi nisbahnya antara pihak BMT dan Anggotanya.
Anggota yang melakukan pembiayaan musyarakah di BMT Surya Asa Artha guna menambah modal dan dengan tujuan untuk meningkatkan
(1)
JAM KERJA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid <5JAM 3 7.5 7.5 7.5
6-8JAM 24 60.0 60.0 67.5
9-10JAM 7 17.5 17.5 85.0
>10JAM 6 15.0 15.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
JENIS PRODUK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SAYURAN 7 17.5 17.5 17.5
BUAH 4 10.0 10.0 27.5
SEMBAKO 5 12.5 12.5 40.0
LAIN-LAIN 24 60.0 60.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
TEMPAT USAHA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid DALAM LOS PASAR 12 30.0 30.0 30.0
LUAR PASAR 28 70.0 70.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
TEMPAT USAHA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid DALAM LOS PASAR 12 30.0 30.0 30.0
LUAR PASAR 28 70.0 70.0 100.0
(2)
Uji Asumsi Klasik
1.
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 40
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .07011687 Most Extreme Differences
Absolute .115
Positive .080
Negative -.115
Kolmogorov-Smirnov Z .728
Asymp. Sig. (2-tailed) .664
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
2.
Uji Heteros
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .892 .679 1.314 .197
modal usaha -.056 .045 -.237 -1.243 .222
jam kerja -.011 .020 -.100 -.581 .565
jenis produk .031 .026 .232 1.206 .236
a. Dependent Variable: ABS_RES
(3)
3.
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 7.615 1.147 6.640 .000
modal usaha .417 .076 .566 5.481 .000 .718 1.392
jam kerja .074 .033 .208 2.222 .033 .875 1.143
jenis produk .122 .044 .290 2.781 .009 .705 1.418
a. Dependent Variable: pendapatan setalh pembiayaan
Tidak terjadi multikol bila nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10.
4.
Uji Autokolerasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .851a .724 .701 .07298 2.097
a. Predictors: (Constant), jenis produk, jam kerja, modal usaha b. Dependent Variable: pendapatan setalh pembiayaan
Tidak terjadi autokolerasi jika DU<DW< (4-DU)
DU = 1.6589
DW= 2.097
4-DU= 2.3411
(4)
Uji Regresi Linear Berganda
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .851a .724 .701 .07298
a. Predictors: (Constant), jenis produk, jam kerja, modal usaha
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression .503 3 .168 31.487 .000b
Residual .192 36 .005
Total .695 39
a. Dependent Variable: pendapatan setalh pembiayaan b. Predictors: (Constant), jenis produk, jam kerja, modal usaha
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 7.615 1.147 6.640 .000
modal usaha .417 .076 .566 5.481 .000
jam kerja .074 .033 .208 2.222 .033
jenis produk .122 .044 .290 2.781 .009
(5)
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL
SETELAH MEMPEROLEH PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DI
BMT SURYA ASA ARTHA
“ Pembiayaan dengan akad Musyarakah adalah kerja sama antara
dua pihak atau lebih dimana pihak pertama (shahibul maal) dan
pihak kedua atau nasabah (mudharib) sama-sama berkontribusi
memberikan modal untuk suatu usaha”
“Terimakasih telah bersedia menjadi salah satu responden dalam
penelitian ini”
Mohon dibaca dan dijawab dengan baik setiap butir pertanyaan dalam
kuesioner.
BERILAH TANDA SILANG (X) UNTUK MENJAWAB SETIAP
PERTANYAAN-PERTANYAAN DIBAWAH INI.
Apakah anda nasabah pembiayaan dengan akad Musyarakah pada
BMT Surya Asa Artha?
a.
Ya
b. Tidak
I.
Identitas Responden
1.
Nama
: ...
2.
Jenis kelamin:
(6)