Minat pedagang Pasar Parung terhadap pemanfaatan fasilitas pembiayaan pada BMT UGT Sidogiri Capem Parung

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

ISMAIL

NIM : 109046100025

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M


(2)

(3)

(4)

(5)

Pembiayaan Pada BMT UGT Sidogiri Capem Parung. Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015 M/1436 H.

Penelitian ini Berujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan mengenai apakah faktor pengatahuan, pelayanan dan lokasi memempengaruhi minat pedagang pasar parung terhadap memanfaatkan fasilitas pembiayaan pada BMT UGT Sidogiri Capem Parung.. Tekhik pengambilan sampel yang digunakan dengan cara purposive sampling, dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket yang dibagikan kepada seluruh pedagang pasar parung yang terdaftar telah melakukan pembiayaan di BMT UGT Sidogiri capem parung berjumlah 108 sampel. Metode analisis dan datanya menggunakan Uji Asumsi Klasik, Regresi Linear Berganda, dan Uji Hipotesis (uji f dan uji t).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari variabel Pelayanan dan Promosi berpengaruh secara signifikan terhadap pemamfaatan fasilitas pembiayaan di BMT, namun ditemukan bahwa variabel lokasi dalam penelitian ini ternyata bukan faktor yang dapat di ikutsertakan karena tidak memiliki nilai yang signifikan dalam prosedur penelitian.

Kata kunci : Pembiayaan, BMT, Pasar Pembimbing I : Rizqon Halal Syah Aji, M.Si. Pembimbing II : Abdurrauf, M.A


(6)

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Minat Pedagang Pasar Parung Terhadap Pemanfaatan Fasilitas Pembiayaan Di BMT UGT Sidogiri Capem Parung ”.

Shalawat beriring salam penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa umat dari zaman jahiliyah sampai ke zaman yang terang benderang dan penuh khazanah keilmuan saat sekarang ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini bisa terselesaikan berkat do’a, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar M.A.

2. Ketua Program Studi Mu’amalat, Bapak A.M Hasan Ali, MA., yang telah memberikan ilmunya.

3. Sekretaris Jurusan Perbankan Syari’ah, Bapak Abdurrauf, M.A., yang telah memberikan ilmu, informasi dan membimbing penulis selama kuliah.

4.

Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Rizqon Halal Syah Aji, M.Si, dan Bapak Abdurrauf, M.A yang telah memberikan ilmu, motivasi, saran dan dengan sabar membimbing penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.


(7)

selaku kepala cabang dan pak Khoiri yang telah meluangkan waktunya untuk turun ke pasar untuk pengisian kuesioner kepada para pedagang pasar parung, dan beserta para staf dan seluruh karyawan BMT UGT Sidogiri yang telah memberikan bantuan, informasi dan ilmunya kepada penulis.

6. Seluruh dosen dan civitas akademik Fakultas Syari’ah dan Hulum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya selama ini.

7. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama, Perpustakaan Syari’ah dan Hukum yang telah menyediakan buku-buku yang diperlukan penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

8. Bapak Syukur Ali dan Ibu Jubaidah Kepong yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, do’a, dukungan, bimbingan dan kesabaran bagi anak-anaknya, Ridho, Aldi serta jajaran keluarga besar yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dimana selalu memberikan semangat moral dan material kepada penulis.

9. Sahabat Seperjuangan di HMI Komisariat Komfaksy, Bang Asep Sholahuddin, Humaedullah Ipan, Abiuddin, Irpan Pasaribu, BL, Halim, Abenk, Rois, Zaki, Qori dan yang lainnya yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu), dan kawan-kawan alumni Ponpes Attaqwa Pusat Putra (Fanshoby & Dankdot) yang sudah memberikan sejarah terindah dalam kehidupan sampai saat ini.


(8)

sebutkan satu per satu, terima kasih atas dukungan dan bantuan kalian.

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas semua pihak yang turut berperan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat dan para akademisi.Tak lupa penulis mengucapkan mohon maaf, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena berbagai keterbatasan dan kemampuan penulis, baik kemampuan akademik maupun kemampuan teknik penulisan.

Ciputat. 8 Juli 2015


(9)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING II

LEMBAR PENGESAHAN III

LEMBAR PERNYATAAN IV

ABSTRAK V

KATA PENGANTAR VI

DAFTAR ISI IX

DAFTAR TABEL XII

DAFTAR GAMBER XIII

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………... 1

B. Identifikasi Masalah………... 6

C. Pembatasan Masalah………... 6

D. Perumusan Masalah………... 7

E. Tujuan Penelitian………... 7

F. Manfaat Penelitian………... 8

G. Studi Terdahulu ………... 9

H. Kerangka Prikir………... 11

I. Hipotesis………... 12

J. Metode Penelitian... 12

1. Populasi dan Sampel………. 12

2. Metode Pengumpulan Data……….. 13

3. Metode Analisis……….. 14

BAB II LANDASAN TEORI A. Pembiayaan Dalam Lembaga Keuangan Mikro Syariah... 15

1. Pengertian Pembiayaan... 15

a. Tujuan Pembiayaan... 16


(10)

a. Minat... .... 20

b. Macam Macam Minat... 21

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Minat... 21 C. Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Minat Pedagang... 22

1. Perilaku Nasabah, Pelayanan, Dan Pengatahuan Terhadap Produk... 22

A. Pengatahiuan Terhadap Produk... 22

B. Perilaku Konsumen……….. 23

C. Pelayanan………. 25

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen... 28

E. Tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian/ menggunakan jasa... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Metode Penelitian ……….. 34

B. Populasi Dan Tehnik Pengambilan Sampel ………... 35

a. Populasi …... 35

b. Sampel ………... 35

c. Tehnik Pengambilan Sampel... 35

C. Sumber Data... 37

a. Data Primer... 37

b. Data Sekunder... 38

D. Metode pengumpulan Data... 38

E. Tehnik Analisis Data... 39

F. Variabel Penelitian dan Devinisi Oprasional... 40

A. Variabel Bebas ( Independent Variable)... 40

1. Pelayanan... .. ... 40


(11)

1. Analisis Deskriptif………... 42

2. Uji Kualitas Data ………... 43

a. Uji Validitas... 43

b. Uji Realibilitas... 43

3. Uji Asumsi Klasik... 44

a. Uji Normalitas ……….. 44

b. Uji Multikolinearitas ……… 46

c. Uji Heteroskedastisitas ………. 46

4. Analisis Regresi Linear Berganda ………... 47

H. Uji Hipotesis………... 48

a. Uji Determinasi... 48

b. Uji Korelasi... 49

c. Uji-F ( Uji Global) …………... 49

d. Uji-t ( Uji Pengaruh Parsial)... 50

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ………... 52

1. Tempat Dan Waktu Penelitian………... 52

2. Karakteristik Profil Responden………... 53

a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…….... 53

b. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia... 54

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Status Pernikahan…... 54

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian……….... 55

1. Hasil Uji Deskriptif ………... 57

2. Hasil Uji Validitas………... 58

3. Hasil Uji Reliabilitas………... 50

4. Hasil Uji Asumsi Klasik………... 61


(12)

6. Hasil Uji Hipotesis………... 66

a. Uji Koefisien Determinasi... 65

b. Uji Korelasi... 67

c. Uji Simultan F………... 68

d. Uji Parsial T……….... 70

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……….... 72

B. Saran……….. 73

DAFTAR PUSTAKA... 74


(13)

Tabel 3.1 Tabel Kretjcie... 33

Tabel 3.2 Skala Likert………... 35

Tabel 3.3 Tabel Tingkat Hubungan... 45

Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian………... 48

Tabel 4.2 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……... 48

Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia………... 49

Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Status Pernikahan……... 50

Tanel 4.5 Hasil Hasil Uji Deskriptif Variabel………... 50

Tabel 4.6 Variabel Deskriptif (%)………... 51

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Independen (X)………... 53

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Dependen (Y)………... 54

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas………... 55

Tabel 4.10 Analisis Statistik Normalitas ………... 56

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas………... 57

Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Berganda………... 59

Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi... 61

Tabel 4.14 Hasil Uji Korelasi... 62

Tabel 4.15 Hasil Uji Simultan (f)………... 64


(14)

Gambar 3.1 Variabel Penelitian... 36 Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas………. 58


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketertarikan masyarakat terhadap ekonomi syariah menunjukan perkembangan yang baik dalam dunia perbankan. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh para melilik modal yang berkecimpung pada bisnis perbankan atau lembaga keuangan untuk memberikan pelayanan perbankan secaara syariah. Maraknya bank dan lembaga syariah diberbagai tempat menunjukkan bahwa kegiatan finansial berbasis syariah telah turun dari tataran konsep ke tataran praktis

Menurut Nurul Widyaningrum (2002) lembaga keuangan syariah mempunyai karakteristik umum dan landasan operasional yang merupakan prinsip bagi hasil (profit sharing) atau prinsipnya berdasarkan kaidah al-mu darabah1. Perbedaan antara lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah terletak pada konsep pemodalan dari kedua lembaga keuangan ini. Lembaga keuangan syariah juga tidak mengguakan pranata bunga seperti pada lembaga keuangan konvensional.

Produk lembaga keuangan syariah tidak berbeda dengan lembaga keuangan konvensional, yaitu bertumpu pada penyediaan jasa simpanan dan pinjaman (pembiayaan). Ada banyak produk penghimpunan dan penyaluran

1Muhammad Syafi’i Antonio,

Bank Syariah dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), h.137.


(16)

dana yang secara teknis finansial dapat dikembangkan oleh sebuah lembaga keuangan syariah. Hal ini dimungkinkan karena sistem syariah memberi ruang yang cukup untuk itu. Namun dalam praktek, sebagian besar lembaga keuangan syariah masih membatasi diri dengan beberapa produk saja yang dianggap aman dan profitable (Makhalul Ilmi SM, 2002:29). Dalam upayanya menghimpun dana, produk dengan prinsip bagi hasil mudarabah lebih diminati dengan pertimbangan tidak terlalu beresiko, mengingat kapasitasnya sebagai mudarib, serta relatif lebih mudah dalam penerapannya. Sedangkan dalam upaya menyalurkannya kembali dalam bentuk pemberian fasilitas pembiayaan pada nasabah, produk murabahah lebih dikedepankan dengan alasan produk tersebut mampu memberikan jaminan perolehan keuntungan yang memadai berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak pada saat perjanjian dilakukan.

Pada tahun 2014 ini aset keuangan syariah indonesia pada kuartal 2014 sudah mencapai Rp 524 Tirliun,yang mana komposisinya yakni 49% dari Perbankan Syariah sukus kurang lebih 39% dan lembaga keuangan syariah nonbank 8% artinya ini sangat menakjubkan bagi pertumbuhan bisnis keuangan syariah di indonesia, hal ini membuat pertumbuhan industri keuangan syariah pun telah tumbuh dari 10% menjadi 30% pada tahun 2013 sebelumnya.2

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga keuangan Bank maupun non-Bank yang bersifat formal yang beroperasi di pedesaan,

2


(17)

umumnya tidak dapat menjangkau lapisan masyarakat dari golongan ekonomi menengah kebawah. Ketidak mampuan tersebut terutama dalam sisi penanggungan resiko dan biaya operasi, juga dalam identifikasi usaha dan pemantauan penggunaan kredit yang layak untuk usaha. Ketidak mampuan lembaga keuangan ini menjadi penyebab terjadinya kekosongan pada segmen pasar keuangan di wilayah pedesaan. Akibatnya 70% s/d 90% kekosongan ini diisi oleh lembaga keuangan non -formal, termasuk yang ikut beroperasi adalah para rentenir dengan menggunakan sukubunga yang tinggi. (Muhammad, 1998: 170)

Kehadiran BMT diharapkan dapat membantu pemberdayaan masyarakat serta ikut andil dalam pengentasan kemiskinan. Terdapat catatan penting untuk BMT yang berfungsi sebagai lembaga keuangan yang bersifat menolong, yaitu:

a. Merealisasikan keuntungan, keuntungan diperlukan untuk menolong masyarakat kecil lainnya yang membutuhkan modal usaha,

b. Keuntungan diperlukan untuk memperbesar gerak dan ruang lingkup lembaga, serta untuk membiayai para karyawan supaya lembaga lebih mandiri dan profesional. (Bambang Setiaji,1995: 134)

Baitul Mal Wat Tanwil (BMT) Sudah dikenal sebagai produk khas Indonesia dalam sektor layanan keuangan mikro. sedemikian besarnya populasi


(18)

BMT, sehingga terdapat lembaga yang menaungi BMT, antara lain ABSINDO, PBMT, Asosiasi BMT Indonesia, dan INKOPSYA3,

Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT UGT Sidogiri merupakan Koperasi Syariah yang berdiri pertama kali di Jawa Timur, tepatnya di Pasuruan dan bertugas menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dan mensejahterakan anggotanya.

Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT UGT Sidogiri menjadikan kegiatan sosial dan bisnis sebagai kegiatan utama artinya, kegiatan sosial dan bisnis berjalan bersamaan yakni, dilihat dari latar belakang berdirinya juga sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat dengan menggunakan sistem syariah. Dan pada tahun 2011 BMT- UGT Sidogiri mendapat penghargaan dari Bank Syariah Mandiri sebagai koperasi Nasional berbasis syariah yang memiliki aset terbesar 1,3 Terliun. Seiring berjalannya Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT-UGT Sidogiri, berdirilah salah satu Cabang Pembantu Parung yang telah menorehkan hasil dan kinerja yang memuaskan, BMT yang berdiri pada tahun 2009 yang sampai pada saat ini masih melayani masyarakat, terbukti dengan tetap mempertahankan penghargaan terbaik dalam bidang kedisiplinan dalam memenuhi kewajiban laporan keuangan kepada BMT-UGT Sidogiri pusat dan kepada nasabah (dengan aset yang dimiliki) pada tahun 2010-2012.

3

Euis Amelia, Tatangan dan Peluan Islamic Micro Finance, Jurnal Ekonomika (Vol.1, No.1 2013)


(19)

Lebih lanjut dari sisi kinerja keuangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT-UGT Sidogiri Cabang Pembantu Parung ini, secara garis besar dapat terlihat dari tabel berikut:

Tabel 1.1

Gambaran Umum Kondisi Keuangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT-UGT Sidogiri Cabang Pembantu Parung

Tahun Aktiva Kewajiban Modal Pendapatan Laba bersih

Tahun Aktiva Kewajiaban Modal Pendapatan Laba bersih

2012 3,858,832,795.22 3,150,542,887.53 708,289,907.69 734,758,350.00 258,289,907.69 2013 4,759,639,806.05 3,969,594,807.55 790,044,998.50 847,226,503.00 290,044,998.50 2014 7,079,877,102.40 6,252,083,732.95 827,793,369.45 827,793,369.45 327,793,369.45 Sumber: Laporan Keuangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT-UGT Sidogiri

Cabang Pembantu Parung Tahun 2012-2014.

Tidak sedikit lembaga keuangan yang mengalami kemajuan dan kemunduran dalam perjalanannya. Menurut Husein Umar, perilaku konsumen atau nasabah memang sangat menentukan dalam proses pengambilan keputusan pemilihan produk yang ditawarkan oleh lembaga keuangan. (Husein Umar, 2000:50) Hal ini menimbulkan pertanyaan sejauh mana respon masyarakat, dalam hal ini pengusaha kecil, terhadap lembaga keuangan syariah pada umumnya dan BMT pada khususnya. Pertanyaan ini penting dijawab untuk melihat faktor- faktor apa yang mendukung keberhasilan suatu BMT, jika ditinjau dari sudut pandang minat nasabah dalam memanfaatkan fasilitas pembiayaan pada BMT UGT Sidogiri.


(20)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis melihat beberapa faktor yang terkait dalam pembahasan penelitian ini yaitu :

1. Untuk meningkatkan kemajuan dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah khususnya pedagang pasar parung, BMT harus lebih jeli dalam melihat minat dari pedagang dalam melakukan pembiayaan. 2. Ada dua faktor yang mempengaruhi timbulnya minat para pedagang yaitu faktor emosional terdiri dari pelayanan, relegius, stimulin, profit sharing, dan faktor motif sosial yang terdiri dari reportasi, promosi dan lokasi.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga variabel untuk mengukur minat pedagang pasar parung terhadap pemanfaatan fasilitas pembiayaan yaitu faktor pengatahuan, pelayanan dan lokasi.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan penelitian ini tidak meluas dan memudahkan penulis untuk analisis, maka sesuai dengan judul skripsi diatas, masalah penilitian dalam skripsi ini dibatasi hanya pada “Faktor Pengatahuan, Pelayanan dan lokasi yang mempengaruhi Minat Pedagang Pasar Parung Terhadap Pemanfaatkan Fasilitas Pembiayaan Pada BMT UGT Sidogiri”.


(21)

D. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. Apakah Pengatahuan, Pelayanan, dan Lokasi memempengaruhi minat pedagang pasar parung dalam memanfaatkan fasilitas pembiayaan pada BMT UGT Sidogiri?

b. Seberapa besar pengaruh Pengatahuan, pelayanan dan lokasi terhadap minat pedagang pasar parung dalam memanfaatkan fasilitas pembiayaan di BMT UGT Sidogiri?

E. Tujuan Teoritis

1. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah yang diatas, adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini yakni terhadap minat pedagang pasar parung dalam memanfaatkan fasilitas pembiayaan pada BMT UGT Sidogiri adalah :

Tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan mengenai faktor yang memempengaruhi minat pedagang pasar parung terhadap memanfaatkan fasilitas pembiayaan di BMT UGT Sidogiri Capem Parung.


(22)

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Mengatahui dan dapat menelaah terkait faktor yang memempengaruhi minat pedagang dalam memanfaatkan fasilitas pembiayaan pada BMT UGT Sidogiri, mengenai fakta yang terjadi di lapangan yang nanti nya akan menjadi informasi baru. Sehingga dapat memantapkan fungsi keilmuan yang di pelajari semasa mengikuti program perkuliahan Perbankan Syariah di Fakultas Syariah dan Hukum.

2. Bagi BMT (Lembaga)

Kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak pengelola BMT serta lembaga yang terkait dalam rangka pengambilan kebijakan guna pengembangan BMT, sebagai upaya meningkatkan kinerja keuangan lembaganya, khususnya berkaitan dengan produk pembiayaan.

3. Bagi Pihak lain

Adapun bagi dunia akademis, hasil penelitian ini kiranya dapat digunakan untuk mengkaji lebih jauh tentang keberadaan BMT di antara lembaga keuangan lainnya. Melalui penelitian ini pula diharapkan muncul berbagai kajian -kajian yang berkaitan dengan pengembangan BMT, yang selanjutnya dapat memberikan sumbangan


(23)

berharga bagi kerangka berpikir serta model–model pengembangannya.

G. Studi Terdahulu

Untuk menghindari kesamaan pada penulisan skripsi ini, maka penulis melakukan beberapa penelitian terlebih dahulu, di antaranya yaitu:

Tabel 1.2

Review Studi terdahulu No Nama/Judul

Skripsi/Thn

Isi Skripsi Perbedaan Analisis

1. Fadilla

Program Study Muamalat, Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum 2013 Analisi Pengaruh Pedagang Cipete Terhadap Aksek Pembiayaan

Syariah

Membahas tentang pengaruh perilaku pedagang pasar terhadap akses pembiayaan syariah, yang mana mengacu pada tingkat pengatahuan

pedagang mengenai akses pembiayaan syariah.

Sedangkan untuk metode yang du gunakan oleh penulis adalah dengan melakukan pengumpulan data melalui wawancara, kuesioner, dan study dokumentasi,

Penelitian ini membahas

tentang perilaku pedagangnya saja, berbeda dengan penulis yang membahas minat dari pedagang yang ingin melakukan pembiayaan. -Pembahasan skripsi sebelumnya tentang pembiayaan syariah yang sifatnya luas, akan tetapi penulis

membatasi hanya pada BMT UGT Sidogiri yang dekat dengan Pasar Parung.

Metode penelitian yang di gunakan oleh penulis dalam sekripsinya yaitu

menggunakan analisis uji hipotesis dan uji regresi sedehana yang mana tehnik pengumpulan data yang di gunakan oleh peneliti adalah melalui tehnik wawancara, kuesioner dan sttudi

dokumentasi, sedangkan

responden dalam penelitian ini adalah pedagang pasar cipete.


(24)

2. Fika rima muharani

Program Study Muamalat, Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum 2010 Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam

menggunakan jasa perbankan syariah (study kasus pada bank muammalat cabang cileduk)

Skripsi ini membahas tentang bagaimana cara Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah dalam memilih produk dan agama, merek dan pelayanan, tempat, fasilitas dan promosi agar dapat memilah kecendrunganm nasabah dalam memilih produk. Penelitian skripsi ini menggunakan

metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif

Skripsi ini membahas

karakteristik produk tabungan yang dipakai dan untuk mengetahui karakteristik produk mana yang mempunyai hubungan paling dominan terhadap karakteristik konsumen dalam menabung.

-Adapun

Perbedaan adalah penulis

membahas dalam skripsinya adalah Analisa Faktor yang

mempengaruhi pedagang dalam menggunakan pembiayaan di

BMT UGT

Sidogiri Capem Parung,

Dalam sekripsi ini yang di tulis oleh

Fika rima

maharani yang berjudul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

nasabah dalam menggunakan jasa perbankan syariah, penulis menggunakan analisis faktor sebagai instrumen utama dalam analisis ini, dimana yang menjadi

responden nya adalah nasabah

dari Bank

Muammalat cabang cileduk.

3 Titin Agustin Ningsih, Jurusan Ekonomi Islam, IAIN STS Jambi Analisis Minat Masyarakat

Terhadap Baitul

mal Watanwin di

Kota Jambi

Jurnal Statistika, Vol. 13, No 1,

33-Dalan jurnal ini penulis mencoba mengekplorasi besar minat masyarakat tentang keberadaan BMT serta faktor apa saja yang bisa mempengaruhi daya minat seseorang untuk ikut dalam BMT yang ada di

Dalam tulisan dalam jurnal statistika yang di tulis oleh Titin Agustin Nigsih ini beliau menganalisi terkait faktor – faktor yang pengaruhi daya minat masyarakat

Penelitian ini, maka dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif- asosiatif.

Pendekatan ini digunakan untuk minat masyarakat terhadap BMT


(25)

38 Mei 2013 Jambi.

Dalam penelitian ini penulis

menggunakan

Analisis Regresi Logistik Biner tujuannya adalah prosedur permodalan yang telah di tetapkan untuk memodelkan

variabel dan untuk

objek dari

penelitiannya adalah masyarakat yang bertempat tinggal di jambi.

dalam

menggunakan BMT dan meng ekplorasi besaran minat masarakat jambi dalam menggunakan BMT.

Dalam penelitian

yang saya

lakukan berbeda objek

penelitiannya dimana objek penelitian yang saya gunakan adalah pedagang pasar parung.

dalam rangka pendirian

BMT di Kota Jambi

H. Kerangka Pikir

Gambar 1.1

Kerangka Pikir Penelitian

Minat Pedagang 1. Pelayanan 2. Lokasi 3. Promosi

Fasilitas Pembiayaan

Menggunakan Fasilitas Pembiayaan BMT UGT Sidogiri


(26)

Kerangka berfikir minat pedagang pasar parung yang mempengaruhi pemanfaatan fasilitas BMT

I. Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 :Terdapat pengaruh minat pedangang pasar parung terhadap fasilitas pembiayaan pada BMT UGT Sidogiri

H0 : Tidak terdapat pengaruh minat pedangang pasar parung terhadap fasilitas pembiayaan pada BMT UGT Sidogiri

J. Metode Penelitian

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah anggota kelompok yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kecimpulan dari hasil ahir satu penelitian (Sukardi, 2007:53). Dalam penelitian ini yang akan dijadikan populasi target penelitian adalah seluruh pedagang Pasar Parung yang menggunakan jasa layanan pembiayaan di BMT UGT Sidogiri. Sample penelitian adalah sebagian kecil dari pedagang Pasar Parung yang memanfaatkan fasilitas Pembiayaan di BMT UGT Sidogiri. Penentuaan jumlah sampel menggunakan tabel kretjcie untuk menentukan besaran sampel. (Sugiyono 1999).


(27)

Sedangkan untuk memilih sample digunakan tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Simple Purposive. Simple Purposive merupakan tehnik pengambilan sample yang mana tehnik penentuan sampelnya sesuai dengan pertimbangan tertentu. (Ety rochaety, 2009: 66).Simple Purposive termasuk dalam salah satu tehnik pengambilan sampel dengan Nonprobability Sampling yang mana sampel yang di ambil adalah sampel yang memenuhi kreteria yang telah di tentukan. Nonprobability Sampling merupakan tehnik pengambilan sample dimana setiap objek penelitian yang di ambil tidak memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel penelitian (Lily soraya eka, 2007:27)

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan yang akan dijawab oleh responden berupa pertanyaan tertutup.Penentuan butir pertanyaan dilakukan dengan mengekstrak variable kedalam indicator kemudian indicator di pecah kedalam butir pertanyaan (Arikunto, 2002:2). Kuesioner yang digunakan terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk melihat keabsahan dan keandalannya sehingga kuesioner dikatakan layak untuk digunakan. Uji coba kuesioner disebut dengan uji Validitas dan uji Relibilitas.


(28)

3. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan, disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu untuk melihat berpengaruh minat pedagang terhadap pemanfaatan fasilitas pembiayaan di BMT dalam memilih menggunakan pembiayaaan di BMT tersebut oleh pedagang pasar parung. Metode analisis yang akan digunakan adalah analisis Deskriptif dan Analsis Regresi Linier Berganda juga dilihat dari korelasi berganda dan korelasi parsial. Analisi deskrptif merupakan analisis yang menyajikan informasi berupa tabel, gambar dan diagram-diagram lain. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan dalam penyusunan data ke dalam daftar-daftar atau jadwal, pembuatan grafik, dan lainlain serta pengolahan yang bersifat interpretasi data (Anto Dajan, 1986:22).

Metode analisis untuk melakukan inferensia statistik digunakan metode korelasi berganda dan korelasi parsial. Metode korelasi dianggap sangat tepat untuk melakukan uji terhadap fenomena yang menunjukkan suatu hubungan keterkaitan yang secara teori erat terjadi.


(29)

A. .Pembiayaan dalam Lembaga Keuangan Mikro Syariah 1. Pengertian Pembiayaan

Secara Harfiah, pembiayaan (financeing atau mathur bih) di artikan sebagai dana rahn , yaitu dana yang di proleh rahin (nasabah) setelah aplikasi rahn-nya di terima oleh pihak mutahin (bank), dengan syarat setelah ada penyerahan makhun (jaminan) kepada pihak murtahin.

Secara istilah, pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu didasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibayai mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Pembiayaan atau financing merupakan pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,

Pembiayaan dalam perbankan syriah atau istilah tekhnisnya aktiva produktif menutut ketentuan BI adalah penanaman dana Bank Syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada rekening administratif serta SWBI (Muhammad, 2004: 183).


(30)

Sedangkan menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 ayat (12), pengertian pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan anatara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut, setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.4

a. Tujuan Pembiayaan

Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu (Muhammad, 2004: 17):

a) Tujuan pembiayaan untuk tingkat makro

1. Secara makro pembiayaan bertujuan untuk peningkatan ekonomi ummat, artinya masyarakat yang tidak dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan akses ekonomi. Dengan demikian dapat meningkatkan taraf ekonominya.

2. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha 3. Meningkatkan produktifitas

4. Membuka lapangan kerja baru

4


(31)

5. Terjadi distribusi pendapatan

b) Tujuan pembiayaan untuk tingkat mikro 1. Upaya memaksimalkan laba

2. Upaya meminimilkan risiko 3. Pendayagunaan sumber ekonomi 4. Penyaluran kelebihan dana

Dalam pelaksanaan pembiayaan, Bank Syariah harus memenuhi 2 aspek, yaitu:

a. Aspek Syariah, berarti dalam setiap realisasi pembiayaan kepada nasabah, Bank Syariah harus tetap berpedoman pada Syariat Islam ( antara lain tidak mengandung unsur Gharar, maisir dan riba serta bidang usahanya harus halal )

b. Apek Ekonomi, berarti disamping mempertimbangkan hal – hal syariah Bank Syariah tetap mempertimbangkan perolehan keuntungan baik bagi Bank Syariah maupun bagi nasabah Bank Syariah.

Secara prinsip pembiayaan Bank Syariah harus memenuhi dua aspek, yaitu aspek Syariah dan aspek ekonomi. Artinya selain harus sesuai syariah, Bank Syariah harus tetap memperhitungkan profitabilitas dari usaha yang akan dibiayai, agar menguntungkan bagi bank maupun nasabah (Muhammad, 2004: 16).


(32)

b. Fungsi Pembiayaan

Pembiayaan memiliki fungsi dalam perekonomian, perdagangan dan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Pembiayan dapat meningkatkan Utility (daya Guna) dari modal. 2. Pembiayaan dapat menikatkan Utility (Daya Guna) suatu barang. 3. Pembiayaan dapat meningkatkan Peredaran dan lalu lintas uang. 4. Pembiayaan menigkat gairah usaha masyarakat.

5. Pembiayaan sebagai alat stabilisasi ekonomi.

6. Pembiayaan sebagai jembatan untuk meningkatkan pedapatan nasional.

7. Pembiayaan sebagai alat hubung ekonomi internasional.

c. Jenis-jenis Pembiayaan

Pembiayaan memiliki fungsi dalam perekonomian, perdagangan dan keuangan adalah sebagai berikut

a. Pembiayaan Prinsip Bagi Hasil

Prinsip bagi hasil adalah perjanjian kontraktual antara dua orang atau lebih, yang memperbolehkan mereka untuk menempatkan sumber daya mereka untuk investasikan dalam sebuah proyek untuk berbagi dalam keuntungan dan kerugian.


(33)

Secara umum, prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah dapat dilakukan dalam empat akad utama, yaitu musyarakah, al-mudharabah, al-muzara’ah, dan al-musaqah. Sungguhpun demikian, prinsip yang paling banyak dipakai adalah al-musyarakah dan al-mudharabah.

Al-Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan (Syafi’I Antonio, 2001:90)

Al-Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut (Syafi’I Antonio, 2001:95)

B.Konseptualisasi Minat Pedagang 1. Pengertian Minat Pedagang


(34)

a. Minat

Secara leksikal atau kamus, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat adalah kecenderungan hati yg tinggi terhadap sesuatu gairah, keinginan. Secara lebih lanjut, supaya bahasan minat ini lebih jelas, akan dipaparkan pengertian minat menurut beberapa ahli di bawah ini yang dikutip dari.

Minat adalah keinginan dan perhatian yang mengandung unsur-unsur suatu dorongan untuk berbuat sesuatu5 pengertian minat menurut Muhibbin Syah adalah suatu kecendrungan dan ke gairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Muhibbin syah, 1999:136)

Sedangkan menurut Slameto adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2010: 180). Penulis dapat menyimpulakn bahwa minat adalah kecenderungan seseorang terhadap objek atau suatu kegiatan yang digemari yang disertai dengan perasaan senang, adanya perhatian, dan keaktifan berbuat. Dalam memperhatikan sesuatu yang digemari, seseorang bisa saja memperhatikan secara seksama apa yang ia sangat gemari. Dalam menikmati, seseorang bisa menikmati apa yang ia gemari hingga akhirnya mendapatkan rasa puas.

b. Macam-macam minat

Macam-macam minat dapat di uraikan sebagai berikut:

5 Sudarsono,


(35)

a. Berdasarkan timbulnya, minat dapat di bedakan menjadi minat primitive dan minat kultural. Minat primitive adalah yang timbul kerena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan akan makanan. Sedangakan minat kultural adalah minat yang timbul dari hasil belajar.

b. Berdasarkan arahnya, minat dapat di bedakan menjadi minat Intrinsic dan Ekrinsik. Minat intrinsic adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktifitas itu sendiri, ini merupakann minat yang lebih mendasar atau minat asli. Minat Ekrinsik adalah minat yang berhubunagan dengan tujuan ahir dari kegiatan tersebut.

c. Berdasarkan cara mengungkapkan, minat dapat di bedakan menjadi 4 yaitu; Experessed Interest, Manifast Interest, Tested Interest, Inventoried Interest (Abdul Rahman Shaleh, 2004:267)

c. . Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat

Menurut Crow and Crow yang dikutip dalam bukunya Abdul Rahman Shaleh berpendapat ada tiga faktor yang menjadi timbulnya minat yaitu (Abdul Rahman Shaleh, 2004:268) :

a. Dorongan dari dalam diri indifidu, misalnya dorongan makan rasa ingin tahu dan seks.


(36)

b. Motif Sosial. Dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan aktifitas tertentu.

c. Faktor Emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi.

Dalam faktor-faktor minat nasabah menjadi dua faktor yaitu;

a. Faktor Emosional (Internal) dengan indikator pelayanan, relegius, stimuli,dan profit sharing. b. Faktor Motif Sosial (Eksternal) dengan indikatot

repotasi, promosi dan lokasi.

C. Unsur-Unsur Yang Pengaruhi Minat Pedagang

1. Perilaku Nasabah, Pelayanan dan Pengetahuan Terhadap Produk A. Pengatahuan Terhadap Produk

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

1. Pendidikan

Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia


(37)

melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia. 2. Media

Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.

3. Keterpaparan informasi

Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui. Namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan observasi terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi.6

B. Perilaku konsumen

Perilaku konsumen menurut Kotler (2008:214) bahwa,

“perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu,

kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan, dan memposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka”.

6Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, “Pengetahuan”,

artikel diakses pada 01 Januari 2016 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan.htm


(38)

Perilaku konsumen yang tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh perusahaan perlu dicari informasinya semaksimal mungkin (Husein Umar,2005:49) Banyak pengertian perilaku konsumen yang dikemukakan para ahli, salah satunya yang didefinisikan oleh Engel dan kawan-kawan (1994) yang mengatakan bahwa perilaku konsumen didefinisikan sebagai suatu tindakan individu secara langsung terlibat dalam usaha memperolehnya, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut (Engel, James, 1996:4)

Paul Peter dan Jerry C.Olson memberikan definisi perilaku nasabah sebagai konsumen bank (consumer behavior) yaitu interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian disekitar kita, yaitu tempat manusia melakukan aspek pertukaran didalam hidup mereka (Murti Sumarni, 2002:233)

Perilaku konsumen, seperti didefinisikan oleh Schiffman dan kanuk (2000), adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya (Ristiyanti Prasetyo, 2005:9)

Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku konsumen merupakan studi


(39)

tentang bagaimana pembuat keputusan (decision units), baik individu, kelompok, ataupun organisasi, membuat keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya.

Perilaku nasabah mengacu pada perilaku yang ditunjukan oleh para individu dalam membeli dan menggunakan barang dan jasa. Secara garis besar, perilaku konsumen mencakup aktivitas mental dan fisik berkenaan dengan proses mendapatkan, mengonsumsi, dan menghentikan pemakaian produk, jasa, ide, dan atau pengalaman tertentu.

C. Pelayanan

a. Pengertian pelayanan

Pelayanan menurut bahasa adalah perbuatan, yaitu perbuatan untuk menyediakan segala yang diperlukan orang lain.7 Sedangkan menurut istilah terdapat beberapa definisi, antara lain:

1. Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang lain yang langsung (Moenir, 2002:17)

2. Kotler mendefinisikan pelayanan atau jasa sebagai segala tindakan atau perbuatan yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain

7

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Umum Bahasa Indonesia,


(40)

yang pada dasarnya bersifat intangibles (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu (Fandy Tjiptono, 1997:134) 3. Pelayanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu

pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi layanan bisa berhubungan dengan produk fisik atau tidak (Bilson Simamora, 2001:172).

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan atau servis adalah sebuah kegiatan atau keuntungan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain. Pelayanan pada dasarnya bersifat intangible (tak teraba) dan tidak berujung pada kepemilikan (Wira Sutedja,2007:5).

Pelayanan sangat penting, karena jika pelayanan diberikan dengan baik dan benar merupakan daya tarik bagi calon nasabah atau nasabah untuk tetap menjadi nasabah, bahkan pelayanan ini sangat menentukan organisasi mencapai sasaran. Konsep pelayanan yang baik dan benar akan menciptakan simpati dari calon nasabah baik dari masyarakat maupun dari bank-bank saingan, jika masyarakat simpati akan menimbulkan kepercayaan, sehingga pemasaran produk jasa bank lebih lancar (Malayu Hasibuan, 2002:53).


(41)

b. Dasar-Dasar Pelayanan Nasabah

Dasar-dasar pelayanan yang perlu dikuasai oleh seorang petugas bank sebelum melakukan tugasnya, mengingat karakter masing-masing nasabah beragam. Berikut ini dasar-dasar pelayanan yang harus dipahami tersebut adalah:

1. Berpakaian dan berpenampilan yang rapih dan bersih 2. Percaya diri, bersikap akrab dan penuh dengan senyum

3. Menyapa dengan lembut dan berusaha menyebutkan nama jika kenal 4. Tenang, sopan, hormat dan tekun mendengarkan setiap pembicaraan 5. Berbicara dengan bahasa yang baik dan benar

6. Bergairah dalam melayani nasabah dan menunjukan kemampuannya 7. Jangan menyela atau memotong pembicaraan

8. Mampu meyakini nasabah serta memberikan kepuasan

9. Jika tidak sanggup menangani permasalahan yang ada, maka mintalah bantuan kepada petugas lain yang mampu

10. Bila belum dapat melayani, beri tahukan kapan harus melayani (Kasmir, 2003:210).

c. Ciri-Ciri Pelayanan Yang Baik

Dalam prakteknya, pelayanan yang baik memiliki ciri-ciri tersendiri dan hampir semua perusahaan menggunakan kriteria yang sama untuk membentuk ciri-ciri pelayanan yang baik. Terdapat beberapa faktor


(42)

pendukung yang mempengaruhi pelayanan yang baik. Pertama, adalah faktor manusia yang memberi pelayanan tersebut, yang melayani pelanggan harus memiliki kemampuan melayani pelanggan secara tepat dan cepat. Kedua, pelayanan yang baik juga harus diikuti oleh tersediannya sarana dan prasarana yang mendukung kecepatan, ketepatan dan keakuratan pekerjaan. Pada akhirnya, sarana dan prasarana yang dimiliki juga harus dioperasikan oleh manusia yang berkualitas pula. Jadi dapat dikatakan kedua faktor tersebut saling menunjang satu sama lainnya. Beberapa ciri pelayanan yang baik yang harus diikuti oleh karyawan yang bertugas melayani pelanggan atau nasabah yaitu, tersedianya karyawan yang baik, tersedianya sarana dan prasarana yang baik, bertanggung jawab kepada setiap nasabah dari awal hingga selesai, mampu berkomunikasi dengan baik, memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi, memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik, berusaha memahami kebutuhan nasabah, dan mampu memberikan kepercayaan kepada nasabah (Kasmir, 2003:223).

D.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Kotler (2008) mengatakan bahwa, “perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis”. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut:


(43)

1. Faktor Budaya.

Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Pada dasarnya, semua masyarakat manusia memiliki stratifikasi sosial. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial, pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hirarkis dan yang para anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku serupa.

Kelas sosial memiliki beberapa ciri. Pertama, orang-orang didalam kelas sosial yang sama cenderung berperilaku lebih seragam daripada orang-orang dari dua kelas sosial yang berbeda. Kedua, orang merasa dirinya menempati posisi inferior atau superior dikelas sosial mereka. Ketiga, kelas sosial ditandai oleh sekumpulan variabel-seperti pekerjaan, penghasilan, kesejahteraan, pendidikan, dan orientasi nilai-bukannya satu variabel. Keempat, individu dapat pindah dari satu tangga ke tangga lain pada kelas sosialnya selama masa hidup mereka. Besarnya mobilitas itu berbeda-beda, tergantung pada seberapa kaku stratifikasi sosial dalam masyarakat tertentu.


(44)

2. Faktor sosial

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial. Kelompok acuan membuat seseorang menjalani perilaku dan gaya hidup baru dan memengaruhi perilaku serta konsep pribadi seseorang, kelompok acuan menuntut orang untuk mengikuti kebiasaan kelompok sehingga dapat mempengaruhi pilihan seseorang akan produk dan merek aktual. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi, pribadi, harga diri dan cinta. Kedudukan orang itu dimasing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.

3. Faktor pribadi.

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta nilai dan gaya hidup pembeli.


(45)

4. Faktor psikologi.

Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Empat proses psikologis penting-motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori-secara fundamental mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran.

E.Tahapan-tahapan dalam Proses Keputusan Pembelian/ Menggunakan Jasa

Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Proses pengambilan keputusan tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas lima tahap yaitu sebagai berikut: (Kotler, 2008:234)

Gambar 2.1

Proses Pembelian/Penggunaan Konsumen Model Lima Tahap

Sumber: Kotler (2008:235)

Penjelasan secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Mengenali Kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Membeli

Prilaku Pasca Pembelian


(46)

1. Pengenalan Masalah. Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi dan belum terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan yang belum segera terpenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan yang sama sama harus dipenuhi. Jadi dari tahap ini proses pembelian itu mulai dilakukan.

2. Pencarian Informasi. Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif mencari informasi: mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Melalui pengumpulan informasi, konsumen tersebut mempelajari merek-merek yang bersaing beserta fitur-fitur merek tersebut.

3. Evaluasi alternatif. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model- model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.


(47)

Kedua, konsumen mencari manfaat terntentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk muaskan kebutuhan itu.

Keputusan Pembelian. Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai.

4. Perilaku sesudah pembelian. Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidak sesuaian karena memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya.

Para konsumen membetuk harapan mereka berdasarkan pesan yang diterima dari para penjual, teman dan sumber-sumber informasi lain. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja, semakin besar ketidakpuasan konsumen. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa, jika ternyata sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas, jika melebihi harapan, pembeli akan sangat puas.


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Metode Penelitian

Penelitian atau penyelidikan adalah suatu tindakan yang di lakukan dengan sistematis dan teliti, dengan tujuan mendapatkan pengatahuan baru atau mendapatkan susunan atau tafsiran yang baru dari pengatahuan yang telah ada, dimana sikap orang yang bertindak itu harus keritis dan prosedur yang gunakan harus lengkap (Moehar Daniem, 2000: 5)

Jenis meteode penelitian ini dengan pendekatan kuantitatif, penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan oleh seorang yang bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan tentang apa, siapa, dimana, bila mana dan mendifinisikan suatu subjek atau menciptakan profil suatu pristiwa, orang dan masalah (Tony Wijaya, 2013:1).

Penelitian ini di gunakan dalam mengambil data dengan menggunakan survei kepada pedagang Pasar Parung yang telah menjadi anggota dari BMT UGT Sidogiri. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai factor minat pedagang pasar parung dalam melakukan pembiayaan di BMT UGT Sidogiri.


(49)

B. Populasi dan Tehnik Pengambilan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan (Moh. Nazir, 2003:271). Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data.8 Populasi pada penelitian ini adalah pedangan pasar parung di BMT UGT Sidogiri Capem Parung yang telah melakukan pembiayaan di BMT tersebut, jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 150 orang pedagang yang melakukan pembiayaan di BMT UGT Sidogiri Capem Parung.

b. Sampel

Sampel dalam penelitian ini yaitu pedagang Pasar Parung yang telah melakukan pembiayaan di BMT UGT Sidogiri Capem Parung dalam hal ini jumlah sampel berjumlah 108 yang mana melihat dari tabel krejcie sebagai tehnik penentuan sampel dalam penelitian ini.

c. Tehnik Pengambilan Sampel

Untuk menentukan ukuran sampel yang dijadikan objek dalam penelitian ini menggunakan tabel Kretjcie adalah tabel ukur untuk menentukan populasi yang lebih simple, pada tabel Kretjcie ukuran

8Sukandarruidi,


(50)

sampel langsung diketahui berdasarkan jumlah populasi yang dimiliki (Sugiyono, 1999:6)

Muhammad nisfianoor (2009:6) mengatakan dalam bukunya bahwa bila sampel yang di ambil jumlahnya kecil, maka besar kemungkinan akan memperoleh sampel yang tidak representatif, maka dari itu melihat dari jumlah populasi yang hanya berjumlah 150 dari pedagang pasar parung yang melakukan pembiayaan di Bmt tersebut makan penulis dalam penelitian ini menggunakan Tabel Kretjcie dalam penetuan sampel.

Penentuan sampel dari penggunaan tabel Kretjcie iyalah melihat jumlah populasi (N) lalu di seuaikan dengan nilai (S) yang menjadi sampel dalam penelitian ini, berikut tabel Kretjcie yang di gunakan.

Tabel 3.1 Tabel Kretjcie

Untuk menentukan besar sampel (Sugiyono 1999)

N S N S

10 10 80 66

15 14 85 70

20 19 90 73

25 24 95 76

30 28 100 80

35 32 110 86

40 36 120 92

45 40 130 97

50 44 140 103

55 48 150 108

60 52 160 113

65 56 170 118


(51)

75 63 190 127 Keterangan:

Tabel dibuat dengan tingkat kesalahan 5% dan tingkat kepercayaan 95%

N= Jumlah Populasi S=Sampel

Berdasarkan hasil pengoperasian Tabel Kretjcie tersebut, maka ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel sebesar 108 sampel pedagang pasar parung yang melakukan pembiayaan di bmt ugt sidogiri dengan jumlah (N) 150 Populasi dan (S) 108 Sampel.

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini, menggunakan dua jenis sumber data yaitu data primer dan dokumentasi,

a. Data Primer

Kuisioner (angket) yang langsung disebarkan kepada nasabah yang telah melakukan pembiayaan pada BMT UGT Sidogiri Capem Parung khususnya kepada pedagang pasar Parung yang telah melakukan pembiayaan di BMT tersebut. Jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan akan menjadi data pokok untuk melihat respon nasabah dalam memilih menggunakan pembiayaan di BMT UGT Sidogiri Capem Parung.


(52)

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan dan bersifat siap pakai serta mampu memberikan informasi dalam pengambilan keputusan meskipun dapat di olah lebih lanjut.9 Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini yaitu buku-buku pedoman, makalah, artikel, dan sumber tulisan lainnya yang berkenaan dengan topik masalah penelitian.

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan survei, kuesioner merupakan salah satu alat yang penting untuk pengambilan data. Kuesioner disebut pula sebagai angket. Angket adalah alat pengumpulan data dengan cara mengirim suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi.10 Kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden (Hendi Tanjung: 2013). Kuisioner, yaitu menyebarkan angket (kuisioner) kepada nasabah /pedagang pasar parung yang telah melakukan pembiayaan di BMT UGT Sidogiri Capem Parung. Distribusi kuesioner dilakukan secara langsung,

9

Tony Wajaya, Metodelogi penelitian ekonomi dan bisnis: Teori dan praktek,(Yogjakarta : Graha Ilmu ,2013) h.19

10

Sukandar Rumidi, Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk peneliti Pemula, (Jogjakarta: Gajah mada universitas prees,2002).h.78.


(53)

yaitu peneliti bertemu dengan responden untuk memberikan daftar pertanyaan dan menerima jawabannya.

Kuesioner ini menggunakan pengukuran skala lima atau skala likert, skala likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi, seorang atau kelompok orang tentang fenomena social (Ety Rochaety, 2009:43)

Tabel 3.2 Skala Likert

Bobot Kategori 5 Sangat Setuju

4 Setuju

3 Netral/Ragu-ragu 2 Tidak Setuju

1 Sangat Tidak Setuju

E. Teknik Analisis Data

Dalam peneitian ini menggunakan metode analisis regresi sederhana, dimana ketergantungan satu atau lebih variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, dengan maksud untuk meramal nilai tidak bebas pada penelitian ini. Untuk membantu penelitian ini peulis menggunakan Software pengelola data statistik SPSS for Windows version 21.0.


(54)

F. Variabel penelitian dan Devinisi Oprasional

Definisi variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini digunakan sejumlah variabel yang dibagi menjadi dua bagian yaitu : variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Definisi operasional masing-masing variabel adalah sebagai berikut :

Gambat 3.1 Variabel Penelitian

A. Variabel Bebas (Independent Variable)

1. Pelayanan

Kualitas layanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen terhadapa tingkat layanan yang dipersepsikan (Perceived service) dengan tingkat pelayanan yang diharapakan (expected value). Adapun indikator-indikator kualitas layanan adalah :

X1 Pelayanan

X2 Lokasi

X3

Pengatahuan/Promosi

Y

Fasilitas pembiayaan


(55)

a. Kualitas layanan dapat diandalkan b. Daya tanggap

c. Kesopanan dan keramahan

2. Lokasi

Pemilihan lokasi mempunyai fungsi yang strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan usaha. Lokasi lebih tegas berarti tempat secara fisik Lokasi adalah letak atau toko pengecer pada daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba Adapun indikator-indikator lokasi dalam penelitian sebagai berikut menurut adalah :

a. Akses lokasi

b. Tempat parkir yang luas dan aman. c. Lingkungan yg mendukung

3. Pengatahuan/ Promosi

Menurut Mc.Charty & Perrealt ”Promosi adalah komunikasi informasi antara penjual dan calon pembeli atau pihak-pihak lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku”. Adapun indikator-indikator promosi menurut Kotler & Amstrong (2001) adala :


(56)

a. Periklanan

b. Promosi penjualan c. Pemasaran langsung

B. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Fasilitas Pembiayaan. Fasilitas adalah sarana dan prasarana yang disediakan pengelola jasa untuk menunjang pelayanan dan memenuhi kebutuhan pelanggan serta untuk melengkapi dan mendukung aktivitas dalam kelancaran jasa. Indikatornya dari fasilitas antara lain Indikator dalam fasiltas adalah sebagai berikut :

a) Fasilitas penunjang pelayanan b) Kelengkapan fasilitas

c) Optimalisasi fungsi fasilitas

G. Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif adalah memberi gambaran atau deskrpsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum , sum, range, kurtois dan skewness (kemencengan distribusi).


(57)

2. Uji Kualitas data a. Uji Validitas

Imam Ghozali (2001: 49) uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner akan di katakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang di ukur oleh kuesioner tersebut. Dalam menentukan valid atau tidaknya butir-butir pertanyaan dalam

penelitian ada beberapa cara yang dapat di gunakan, namu dalam hal ini peneliti menggunakan Corracted item-Total Correlation dengan patokan 0,2 . jika nilai pada Corracted item-Total Correlation dibawa 0,2 atau bertanda negativ (-) maka dinyatakan tidak valid, sebaliknya jika nilai Corracted item-Total Correlation di atas 0,2 maka dinyatakan valid. Valid atau tidaknya butir adalah sama dengan fungsi yang dinyatakan daya beda butir. Penggunaan patokan 0,2 untuk menyakan bahwa butir telah valid dapat di lihat pada beberapa rujukan kriteria empirik.

b. Uji Reabilitas

Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk


(58)

memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Semakin kecil kesalahan pengukuran, maka reliabel alat pengukur. Sebaliknya makin besar kesalahan pengukur, makin tidak reliabel alat pengukur tersebut. Untuk mengetahui tingkat reliabelitasnya adalah besarnya nilai Cronbach’s Alpha. Nilai Cronbach’s Alpha semakin mendekati 1 berarti semakin tinggi konsistensi internal reliabilitasnya. Nilai Cronbach’s Alpha lebih kecil dari 0,60 dikategorikan reliabilitasnya kurang baik. Adapun reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan realibel jika memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari > 0,60, standarisasi reliabilitas ini didasarkan pada kaidah reliabilitas Guilford.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah pengujian tentang kenormalan data. Penggunaan uji normalitas dalam penelitian ini adalah karena asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut terdistribusi normal. Maksud data terdistribusi normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal dan data memusat pada nilai rata-rata dan median. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah metode regresi, variabel dependent dan variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.


(59)

Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji grafik Propability Plot dan One Sampel Kolmegrov-simirnov Test. dalam uji grafik Propability Plot, hasil pengelolaan data dapat dilihat dari

penyebaran data di sekitar garis diagonal. Kreteria pengambilan keputsan adalah sebagai berikut :

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka diartikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diaonal atau tidak mengikuti arah diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Sedangkan uji One Sampel Kolomogoro-Swirnov Test, adalah variabel yang mempunyai Asymp. Sig. (2-tailed) diatas tingkat signifikasi sebesasar 0,05 maka di artikan bahwa variabel-variabel tersebut berdistribusi normal begitu juga sebaliknya (Imam Ghozali, 2001:163)


(60)

b. Uji Multikolonieritas

Adalah bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.11 Pendeteksian Mutlikolinioritas dilakukan dengan mengunakan tolerance value dan VarianceInflation Faktor (VIF), jika nilai tolerance value>0,10 dan VIF <10,0 maka di artikan tidak terjadi Multikolineritas.

c. Uji Heteroskedestisitas

Menurut Imam Ghozali (2001:69) uji Heteroskedestisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidak samaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari satu pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.

11

H. Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2001), h. 57.


(61)

Dengan dasar analisis :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4. Analisis Regresi Linier Berganda

Jika semua uji asumsi klasik telah dilakukan dan model dapat digunakan, maka regresi dapat dilakukan. Model regresi yang akan digunakan adalah regresi linear berganda dengan lima variabel independen. Model ini dituliskan sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3

Keterangan:

Y = Fasilitas Pembiayaan

a = konstanta yang menunjukkan besar nilai Y jika X = 0

b1-b3 = koefisien regresi parsial, yaitu konstanta yang menunjukkan


(62)

X1 = Pelayanan

X2 = Lokasi

X3 = Pengatahuan/promosi

H. Uji Hipotesis

Setelah model regresi berganda memenuhi syarat uji asumsi klasik, dilakukan pengujian hipotesis. Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisiens regresi yang didapat signifikan. Ada dua jenis koefisien regresi yang dapat dilakukan yaitu uji-F dan uji-t.

a. Uji Determinasi

Dalam analisi korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan koefisien determinasi atau disebut juga dengan R Square yang merupakan kuadrat dari koefisien korelasi. Koefisien determinasi digunakan untuk Untuk menentukan besarnya pengaruh frekuensi variabel i terhadap variabel Y. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel Y dapat dijelaskan oleh variabel X.

b. Uji Korelasi

Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. Dalam penelitian ini, uji


(63)

hipotesis digunakan untuk mengetahui hubungan antara varabel minat pedagang yaitu terdiri dari pelayanan (X1), lokasi (X2) dan promosi (X3) terhadap variabel fasilitas pembiayaan.

Besarnya koefisien korelasi yang diperoleh dapat berpedoman pada keterangan yang tertera pada tabel 3.3 sebagai berikut: (Nisfiannoor, 2005:154)

Tabel 3.3

Tabel Tingkat Hubungan Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199

0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,00

Sangat Rendah Rendah

Sedang Kuat

Sangat Kuat

c. Uji-F (Uji Global)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan variabel terkait.

H0 : Tidak terdapat pengaruh positif pada Prinsip-prinsip Minat

Pedagang (Pelayanan, lokasi dan pengatahuan terhadap Pemamfaatan fasilitas pembiayaan pada BMT UGT Sidogiri Capem parung


(64)

Ha : Terdapat pengaruh positif pada Prinsip-prinsip Minat Pedagang

(Pelayanan, lokasi dan pengatahuan terhadap Pemamfaatan fasilitas pembiayaan pada BMT UGT Sidogiri Capem parung

Adapun kriteria pengujianya adalah jika FHitung > FTabel maka H0

ditolak atau sig < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga jika FHitung < FTabel

maka H0 diterima atau sig > 0,05 maka H0 diterima.

d. Uji-t (Uji pengaruh parsial)

Digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individual, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial masing-masing variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Setelah didapt nilai t hitung maka selanjutnya nilai t dibanding dengan nilai t tabel.

1. Hipotesis parsial untuk pelayanan (X1)

H01 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada pelayanan

terhadap Fasilitas pembiayaan

Ha1: terdapat pengaruh yang signifikan pada pelayanan

terhadap fasilitas pembiayaan


(65)

H02 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada lokasi

terhadap fasilitas pembiayaan

Ha2 : terdapat pengaruh pada lokasi terhadap fasilitas

pembiayaan

2. Hipotesis parsial untuk pengatahuan (X3)

H03 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada

pengatahuan terhadap fasilitas pembiayaan

Ha3 : terdapat pengaruh yang signifikan pada pengatahuan

terhadap fasilitas pembiayaan

Adapun kriteria adalah jika THitung > TTabel maka H0 ditolak atau Sig <

0,05 maka H0 ditolak, sehingga jika THitung < Ttabelmaka H0 diterima atau sig >


(66)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A.Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pasar Parung sedangkan objek dari penelitan ini adalah pedagang pasar parung yang mana telah melakukan pembiayaan di BMT UGT Sidogiri Capem Parung.

Dalam analisis yang di lakukan dalam penelitian ini variabel lokasi (X2) ternyata bukan faktor yang di ikut sertakan, karena secara statistika variabel ini tidak memiliki nilai signifikasi yang sesuai prosedur, nilai sig yang di dapatkan adalah 0.421.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden, yaitu seluruh pedagang pasar parung yang telah melakukan pembiayaan di BMT UGT Capem Parung. Dilaksanakan mulai tanggal 29 April 2015 hingga 6 April 2015.

Peneliti mengambill sampel menyesuaikan dengan penetuan sampel menggunakan rumus Kretjcie, sampel tersebut ialah pedagang yang telah melakukan pembiayaan di BMT UGT Sidogiri, jumlah sampel yang di dapatkan berjumlah 108 pedagang. Kuesioner yang terdaftar disebarkan berjumlah 108 eksemplar dan jumlah kuesioner yang kembali adalah


(67)

sebanyak 108 eksemplar kuesioner atau 100%. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Data Sampel Penelitian

No Keterangan Jumlah Persentase

1 Jumlah kuesioner yang tersebar 108 100%

2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 0 0% 3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0% 4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 108 100%

Sumber : Data primer yang diolah tahun 2015 2. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pedagang pasar parung yang telah melakukan pembiayaan di BMT UGT Sidogiri Capem Parung. Berikut ini adalah deskripsi mengenai indentitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, dan status pernikahan.

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.2 Hasil Uji Deskripsi

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frequency Percent

Laki-laki 80 74%

Perempuan 28 26%

Total 108 100%


(68)

Data di atas menunjukan bahwa 80 orang atau 74% responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki dan sisanya sebanyak 28 orang atau 26% responden berjenis kelamin perempuan.

b. Deskripsi responden berdasarkan usia

Tabel 4.3 berikut ini disajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan usia.

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Tahun Frequency Percent

16-20 Tahun 2 2%

21-25 Tahun 6 5%

26-30 Tahun 26 24%

31-36 Ahun 33 31%

>37 tahun 41 38%

Total 108 100%

Sumber : Data primer yang diolah tahun 2015

Data di atas menunjukan bahwa 41 Orang atau 38% responden mendominasi usia di atas 37 Tahun, 2 Orang atau 2% responden pedagang yang berusia 16-20 tahun, 26 orang atau 24% responden berusia 26-20 tahun, 33 orang atau 31% responden yang berusia 31-36 tahun.


(69)

c. Deskripsi responden berdasarkan lama bekerja

Tabel 4.4 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan status pernikahan.

Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi

Responden Berdasarkan Status pernikahan Lama Bekerja Frequency Percent

Nikah 90 83%

Belum Menikah 18 17%

Total 108 100%

Sumber : Data primer yang diolah tahun 2015

Berdasarkan data yang telah diolah penulis dapat diketahui bahwa responden yang telah bersetatus nikah berjumlah sebanyak 90 orang atau sama dengan 83%, responden yang belum bersetatus nikah sebanyak 18 orang atau sama dengan 18%.

B.Hasi Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi Fasilitas (X1), Lokasi (X2), Promosi (X3), dan Fasilitas Pembiayaan (Y) akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.5.


(70)

Tabel 4.5 Hasil Uji Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pelayanan X1 108 10.00 25.00 19.3241 2.65044

Lokasi X2 108 10.00 25.00 18.7037 3.33001

Promosi X3 108 6.00 19.00 14.3889 2.44503

Fasilitas Pembiayaan Y 108 9.00 25.00 19.2037 3.52232 Valid N (listwise) 108

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS data primer tahun 2015

Tabel 4.5 menjelaskan bahwa pada variabel Pelayanan X1 jawaban minimum responden sebesar 10.00 dan maksimum sebesar 25.00 dengan rata rata total 19.3241 dan standar deviasi sebesar 2.65044. Variabel Lokasi X2 jawaban minimum 10.00 dan maksimum 25.00 dengan rata-rata total 18.7037 dan standar deviasi 3.33001. Variabel Promosi X3 jawaban minimum responden 6.00 dan maksimum 19.00 dengan rata-rata total 14.3889 dan standar deviasi 2.44503.

Nilai standar deviasi utuk setiap variabel lebih kecil dari mean mengartikan bahwa standar error dari penelitian ini rendah sehingga penentuan variabel yang digunakan dalam penelitian ini baik untuk diteliti lebih lanjut.

Dari enam variabel yang digunakan dalam penelitian ini, masing-masing variabel memiliki lima tingkat jawaban. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) bernilai 1, Tidak Setuju (TS) bernilai 2, Netral (N) bernilai 3, Setuju (S) bernilai 4,


(71)

dan Sangat Setuju (SS) bernilai 5. Berikut adalah tabel jawaban responden pada setiap variabel :

Tabel 4.6

Variabel Deskriptif (%)

Variabel No STS TS N S SS

Pelayanan

P1 0 7 10.5 75 7.5

P2 0 5.6 14.7 67.8 11.9

P3 0 7.3 25.7 60.6 6.4

P4 0 5.5 17.2 58 19.3

P5 0 7.4 18.3 39.4 34.9

Total 0 32.8 86.9 300.8 79.5

Percent 0.0% 7.0% 17.0% 60.0% 16.0%

STS TS N S SS

Lokasi

LO1 0 9.2 20.3 50.5 20

LO2 9 6.4 15.4 55.6 13.6 LO3 0 7.3 13.8 63.3 15.6 LO4 9 7.3 24.8 35.2 23.7 LO5 2.8 19.3 22 47.6 8.3 Total 20.8 49.5 96.3 252.2 81.2 Percent 4.0% 10.0% 19.0% 51.0% 16.0%

STS TS N S SS

Promosi

PR1 9 7.3 23.9 57.8 9.2 PR2 0 5.5 30.8 51.8 11.9 PR3 3.7 8.3 31.9 50.5 5.6 PR4 3.7 6.4 32.1 45.9 11.9 Total 16.4 27.5 118.7 206 38.6 Percent 4.0% 7.0% 29.0% 51.0% 9.0%

STS TS N S SS

Fasilitas Pembiayaan

F1 2.8 12.7 14.7 45.9 23.9 F2 1.8 5.9 25.7 45.9 20.7


(72)

F3 0 6.4 18.3 39.4 35.9 F4 5.5 5.5 16.5 54.1 18.4

F5 0 4.9 14.8 68.8 11.5

Total 10.1 35.4 90 254.1 110.4 Percent 2.0% 7.0% 18.0% 51.0% 22.0% Sumber : Hasil Pengolahan SPSS data primer tahun 2015

2. Hasil Uji Validitas

Validitas suatu instrument menggambarkan tingkat kemampuan alat ukur yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran. Uji validitas dilakukan guna mengetahui tingkat kesahihan data penelitian yang diisi oleh responden atau dengan kata lain uji yang dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu pertanyaan kuesioner yang digunakan dalam penelitian.

Suatu penelitian akan valid jika instrumen penelitian yang digunakan dapat mengukur apa yang seharunya diukur. Valid menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan peneliti. Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrumen valid adalah indeks validitasnya > 0,3. Dengan demikian, jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir instrumen terebut tidak valid. Semakin tinggi korelasi itu mendekati angka satu (1,00) maka semakin baik pula konsistensinya atau validitasnya.


(73)

Tabel berikut menunjukan hasil uji validitas dari enam variabel yang digunakan dalam penelitian ini dengan total sampel 108 responden.

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Variabel Independen Variabel No

Corrected Item-Total Correlation

Indeks Validitas Keterangan

Pelayanan P1 0.510 0,2 Valid

P2 0.630 0,2 Valid

P3 0.650 0,2 Valid

P4 0.360 0,2 Valid

P5 0.600 0,2 Valid

Lokasi LO1 0.726 0,2 Valid

LO2 0.691 0,2 Valid

LO3 0.651 0,2 Valid

LO4 0.687 0,2 Valid

LO5 0.417 0,2 Valid

Promosi PR1 0.442 0,2 Valid

PR2 0.509 0,2 Valid

PR3 0.563 0,2 Valid

PR4 0.512 0,2 Valid

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015 Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Variabel Dependen Variabel No Corrected Item-Total Correlation Indeks

Validitas Keterangan

F as ili tas P e mb iayaan

F1 0.666 0,2 Valid

F2 0.779 0,2 Valid

F3 0.732 0,2 Valid

F4 0.607 0,2 Valid

F5 0.415 0,2 Valid


(74)

Pada tabel hasil uji validitas variabel independen dan dependen dapat disimpulkan mempunyai data dengan kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai korelasi diatas 0,2.

3. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi dari instrument penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai cronbach Alpha berada diatas > 0,6. Cara menganalisisnya dengan ketentuan jika skor r Alpha > r Tabel, maka dapat dinyatakan reliable dan sebaliknya jika skor r Alpha < r Tabel, maka dinyatakan tidak reliabel. Tabel 4.9 ini menunjukan hasil uji reliabilitas untuk 3 variabel penelitian yang digunakan untuk penelitian ini.

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach's Alpha Keterangan

Pelayanan 0.769 Reliabel

Lokasi 0.827 Reliabel

Promosi 0.717 Reliabel

Fasilitas pembiayaan 0.834 Reliabel Sumber : Data Primer Diolah pada Tahun 2015

Tabe; 4.9 menunjukan nilai Conbech’s Alpha atas variabel yang digunakan dalam penilitian. Pelayanan 0,769, Lokasi 0,827, Promosi 0,717, dan Fasilitas pembiayaan 0,834. Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbech’s alpha lebih dari 0,6.


(1)

PR3 10.9259 3.415 .563 .322 .618

PR4 10.8426 3.424 .512 .272 .652

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

14.3889 5.978 2.44503 4

HASIL UJI NORMALITAS Analisis statistic

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Predicted

N 108

Normal Parametersa Mean 19.2037037

Std. Deviation 2.71214282 Most Extreme

Differences

Absolute .122

Positive .101

Negative -.122

Kolmogorov-Smirnov Z 1.269

Asymp. Sig. (2-tailed) .080

a. Test distribution is Normal.


(2)

HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -7.481 .049 -153.497 .000

VAR PELAYANAN .331 .003 .876 109.949 .000 .646 1.547

VAR PROMOSI .076 .003 .186 23.284 .000 .646 1.547

a. Dependent Variable: Standardized Predicted Value


(3)

HASIL ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant)

-7.481 .049 -153.497 .000

VAR PELAYANAN .331 .003 .876 109.949 .000 .646 1.547

VAR PROMOSI .076 .003 .186 23.284 .000 .646 1.547

b. Dependent Variable: Standardized Predicted Value

HASIL ANALISIS UJI KOEFISIEN DETERMINASI

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .998a .996 .996 .06627539

a. Predictors: (Constant), VAR PELAYANAN, VAR PROMOSI b. Dependent Variable: Standardized Predicted Value


(4)

HASIL ANALISIS UJI KORELASI

Correlations

Standardized

Predicted Value VAR PROMOSI

VAR PELAYANAN Pearson

Correlation Standardized Predicted Value 1.000 .707 .987

VAR PROMOSI .707 1.000 .595

VAR PELAYANAN .987 .595 1.000

Sig. (1-tailed) Standardized Predicted Value . .000 .000

VAR PROMOSI .000 . .000

VAR PELAYANAN .000 .000 .

N Standardized Predicted Value 108 108 108

VAR PROMOSI 108 108 108


(5)

HASIL UJI SIMULTAN ( Uji F )

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 106.539 2 53.269 1.213E4 .000a

Residual .461 105 .004

Total 107.000 107

a. Predictors: (Constant), VAR PELAYANAN, VAR PROMOSI


(6)

HASIL UJI PARSIAL ( Uji t )

Coefficientsa

Model

Unstandardiz ed Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant)

-7.481 .049 -153.497 .000

VAR

PELAYANAN .331 .003 .876 109.949 .000 .646 1.547

VAR