Faktor-faktor yang mempengaruhi lahirnya pergerakan nasional

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi lahirnya pergerakan nasional

a. Kondisi politik

Kondisi politik yang dimaksud adalah kondisi yang berhubungan dengan masalah kekuasaan pemerintahan Kolonial. Sejak Kolonial menanamkan kekuasaannya di Indonesia, kekuasaan pribumi tradisional yang berada dibawah seorang raja atau sultan sedikit demi sedikit mulai dihapus dan akhirnya hilang sama sekali. Kekuasaan mulai berganti kepada tangan Kolonial. Raja-raja diangkat dan diberhentikan berdasarkan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan Kolonial. Setiap penguasa lokal yang diangkat dan diberhentikan oleh Kolonial pada dasarnya telah terikat oleh kontrak politik yang menyatakan bahwa daerah yang mereka kuasai harus diakui sebagai bagian dari kekuasaan Kolonial Belanda. Begitu pula dengan para Bupati dan Lurah, mereka dijadikan sebagai pegawai negeri yang mendapat gaji dan harus taat terhadap setiap Kondisi politik yang dimaksud adalah kondisi yang berhubungan dengan masalah kekuasaan pemerintahan Kolonial. Sejak Kolonial menanamkan kekuasaannya di Indonesia, kekuasaan pribumi tradisional yang berada dibawah seorang raja atau sultan sedikit demi sedikit mulai dihapus dan akhirnya hilang sama sekali. Kekuasaan mulai berganti kepada tangan Kolonial. Raja-raja diangkat dan diberhentikan berdasarkan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan Kolonial. Setiap penguasa lokal yang diangkat dan diberhentikan oleh Kolonial pada dasarnya telah terikat oleh kontrak politik yang menyatakan bahwa daerah yang mereka kuasai harus diakui sebagai bagian dari kekuasaan Kolonial Belanda. Begitu pula dengan para Bupati dan Lurah, mereka dijadikan sebagai pegawai negeri yang mendapat gaji dan harus taat terhadap setiap

b. Kondisi ekonomi

Kondisi ekonomi pada awal abad ke-20 ditandai dengan kemiskinan, kesengsaraan, dan kelaparan yang merajarela. Semua itu menyebabkan bangsa Indonesia banyak yang mengalami berbagai penderitaan, bahkan kematian. Hal tersebut timbul sebagai akibat adanya pengerukan kekayaan alam dan tenaga manusia secara besar-besaran yang dilakukan oleh Kolonial Belanda. Puncak penderitaan rakyat Indonesia terjadi ketika ditetapkannya pelaksanaan sistem tanam paksa dan kemudian dilanjutkan pada masa sistem ekonomi liberal.

c. Kondisi sosial-budaya

Pada awal abad ke-20, pemerintah Kolonial menerapkan politik diskriminasi yang didasarkan pada pembagian ras dan golongan yang terdapat dalam masyarakat, bahkan berdasarkan suku bangsa. Pada masa itu, masyarakat terbagi ke dalam beberapa kelas sosial, yaitu kelas pertama atau kelas atas, kelas kedua, dan kelas ketiga. Kelas pertama terdiri atas bangsa kulit putih Eropa. Kelas atas ini mendapat berbagai hak istimewa untuk diterapkan kepada rakyat kecil di bawah perlindungan kekuasaan Kolonial Belanda. Kelas kedua atau kelas menengah adalah golongan timur asing, seperti Cina dan Arab, sedangkan kelas ketiga atau rendah adalah pribumi.

d. Kondisi pendidikan

Sampai akhir abad ke-19 masalah pendidikan bangsa Indonesia tidaklah mendapat perhatian dari Pemerintah Hindia-Belanda. Beberapa sekolah yang didirikan hanya ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan tenaga kerja yang bisa membaca dan menulis saja. Begitu pula pada masa ekonomi liberal, sekolah yang didirikan hanya untuk mendidik para mantri cacar atau kolera. Hal tersebut dilakukan karena pada masa itu, kedua penyakit tersebut sering menjadi wabah di beberapa daerah.

Pada awal abad ke-20 dengan penerapan politik etis, barulah pendidikan mendapat perhatian dari Pemerintah Hindia-Belanda. Sekolah-sekolah yang didirikan disesuaikan dengan status sosial yang ada dalam masyarakat dengan sistem pendidikan yang tidak jauh dari kepentingan Kolonial. Melalui pendidikan, para pelajar memperoleh banyak wawasan, terutama mengenai perkembangan yang terjadi di Barat, kemudian dibandingkan dengan kondisi bangsa Indonesia.

Dari perbandingan itulah lahir kesadaran untuk mengadakan perbaikan nasib bangsa melalui berbagai pergerakan nasional seperti yang terdapat di beberapa negara terjajah lainnya.

Selama menjalani proses pendidikan, para golongan terpelajar ini mendapat wawasan baru tentang berbagai paham-paham baru yang berkembang dan berpengaruh kuat di kawasan Eropa dan Asia-Afrika, seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, dan demokrasi. Melalui media pendidikan, wawasan para pelajar mengenai berbagai hal menjadi semakin terbuka, termasuk wawasan tentang berbagai pergerakan nasionalisme yang terjadi di berbagai negara. Selanjutnya para pelajar ini mencoba mencontoh dan menerapkan semangat paham-paham baru tersebut, terutama paham nasionalisme yang telah diperjuangkan oleh negara-negara lain ke dalam perjuangan Indonesia. Melalui paham nasionalisme ini, para pelajar sebagai golongan elit berusaha untuk mengubah pandangan masyarakat yang bersifat kedaerahan menjadi bersifat nasional. Hal tersebut didorong adanya keyakinan bahwa untuk mencapai keberhasilan cita-cita kemerdekaan Indonesia, hanya dapat dicapai apabila ada persatuan dan kesatuan bangsa. Keyakinan akan semangat persatuan dan kesatuan bangsa tersebut kemudian mereka wujudkan dalam Pergerakan Nasional, yaitu suatu pergerakan yang bertujuan untuk mencapai Indonesia Merdeka.

Masa Pergerakan Nasional ini ditandai dengan lahirnya berbagai organisasi. Organisasi-organisasi pergerakan tersebut awalnya bersifat sosial-budaya seperti Budi Utomo dan sosial ekonomi seperti Sarekat Dagang Islam. Tetapi perkembangan berikutnya, muncul organisasi politik yang jelas-jelas menentang kolonialisme dan imperialisme Barat di Indonesia.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24