Dekripsi Lokasi Desa Melikan
A. Dekripsi Lokasi Desa Melikan
Kabupaten Klaten terbagi menjadi 23 Kecamatan. Desa Melikan merupakan salah satu desa di Kecamatan Wedi yang terletak ± 13 kilometer sebelah tenggara dari Kabupaten Klaten. Desa Melikan merupakan desa paling timur di kecamatan Wedi yang terletak di kaki pegunungan Jabalkat. Luas wilayah Desa Melikan mencapai 167,6280 Hektar yang terbagi kedalam 15 pedukuhan. Luas desa tersebut dibatasi oleh desa-desa yang ada disekitarnya. Desa-desa yang membatasinya antara lain: sebelah utara Desa Paseban (Kecamatan Bayat), sebelah selatan Desa Kaligayam (Kecamatan Wedi), sebelah barat Desa Brangkal (Kecamatan Wedi), sebelah timur Desa Paseban (Kecamatan Bayat).
rendah yang terletak pada ketinggian ±126 meter dari permukaan laut, dengan suhu rata-rata yang melingkupi Desa Melikan berkisar antara 22°C – 32°C.
Berdasarkan data monografi desa Melikan, kecamatan Wedi, kabupaten Klaten pada tahun 2012 tercatat jumlah penduduk sebanyak 3.604 orang yang terdiri dari 1.782 orang laki-laki dan 1.822 orang perempuan yang secara keseluruhan terbagi menjadi 1.055 kepala keluaga. Khusus mengenai jumlah penduduk berdasarkan kelompok tenaga kerja yang ada di Desa Melikan pada tahun 2012 dapat dilihat pada table 4.1 dibawah ini:
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Desa Melikan berdasarkan Kelompok Usia Tenaga Kerja
No
USIA (TAHUN)
JUMLAH (ORANG)
Sumber: Monografi Desa Melikan Jumlah penduduk menurut kelompok usia kerja di Desa Melikan memang
cukup besar, akan tetapi tidak semua penduduk usia kerja tersebut bekerja dikarenakan masih harus menyelesaikan sekolahnya. Sebaliknya, penduduk Desa Melikan yang tidak termasuk usia produktif yaitu usia kurang dari 14 tahun dan
Melikan
No
Jenis Mata Pencaharian
b. Swasta
5 Buruh Tani
Sumber: Monografi Desa Melikan Tahun 2012 Berdasarkan pada tabel 4.2 diatas keberadaan industri kerajinan keramik
tidak diterangkan lebih rinci melainkan dimasukkan dalam kategori wiraswasta. Di Desa Melikan industri kerajinan keramik merupakan salah satu mata pencaharian penunjang kehidupan sehari-hari karena tersedianya sumber daya manusia yang terampil dalam pembuatan keramik, sehingga menjadi hal yang wajar apabila masyarakat memilih bekerja di bidang industri kerajinan keramik.
Dukuh Sayangan Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten
Industri merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia. Dimana dalam kegiatan industri tersebut terjadi pemindahan barang dari tangan produsen ke tangan konsumen dengan menggunakan alat tukar yang sah. Keberadaan industri sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup mastarakat khususnya di Desa Melikan yang tidak semua warganya mempunyai lahan untuk pertanian. Maka dari itu menjadi hal yang sangat wajar apabila masyarakat Desa Melikan memilih terjun kedalam bidang industri kerajinan keramik karena sumber daya manusia yang cukup memadai dimana keterampilan atau kepandaian yang dimiliki masyarakat didapatkan secara turun-temurun.
Keramik merupakan salah satu bentuk aktivitas dan sekaligus produk kebudayaan manusia yang paling tua, dimana terjadi proses mengolah bahan baku (tanah liat) menjadi produk jadi (benda keramik).
Desa Melikan terkenal dengan produk keramiknya yang khas yaitu berwarna merah kehitaman. Warna tersebut bukan karena di cat, melainkan warna asli yang didapat dari proses pengasapan. Sedangkan untuk munculnya keramik tradisional pertama kali di desa Melikan, Bapak Triyono tidak mengetahui secara pasti, akan tetapi beliau menuturkan bahwa kerajinan keramik ini didapat secara turun-temurun dari nenek moyang. Adanya kerajinan keramik di Desa Melikan tidak dapat dilepaskan dari cerita mengenai Sunan Pandanaran atau yang sering juga disebut sebagai Sunan Tembayat atau Pangeran Mangkubumi, yang merupakan tokoh penyebar agama Islam yang dalam pengembaraannya, sampailah beliau di daerah Wedi tepatnya di desa Melikan dan membangun sebuah masjid sebagai wujud syiar Desa Melikan terkenal dengan produk keramiknya yang khas yaitu berwarna merah kehitaman. Warna tersebut bukan karena di cat, melainkan warna asli yang didapat dari proses pengasapan. Sedangkan untuk munculnya keramik tradisional pertama kali di desa Melikan, Bapak Triyono tidak mengetahui secara pasti, akan tetapi beliau menuturkan bahwa kerajinan keramik ini didapat secara turun-temurun dari nenek moyang. Adanya kerajinan keramik di Desa Melikan tidak dapat dilepaskan dari cerita mengenai Sunan Pandanaran atau yang sering juga disebut sebagai Sunan Tembayat atau Pangeran Mangkubumi, yang merupakan tokoh penyebar agama Islam yang dalam pengembaraannya, sampailah beliau di daerah Wedi tepatnya di desa Melikan dan membangun sebuah masjid sebagai wujud syiar
Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa kerajinnan keramik didapat secara turun-temurun, begitu pula Elvie Keramik yang berdiri sejak tahun 2000, yang sebenarnya merupakan warisan dari orang tua Ibu Suparni. Ibu Suparni telah belajar membuat kerajinan keramik sajak duduk dibangku kelas III SD yang kemudian menikah dengan Bapak Triyono. Setelah Ibu Suparni menikah dengan Bapak Triyono, usaha kerajinan keramik yang telah dirintis oleh orang tua ibu Suparni mulai diteruskan bersama Bapak Triyono.
Bapak Triyono berasal dari daerah Pedan yang merupakan lulusan STM, jenjang pendidikan yang sangat jauh dari profesi pengrajin keramik. Akan tetapi karena kecintaan beliau pada kesenian membuat beliau setelah lulus memilih bekerja sebagai pengrajin keramik untuk menyalurkan bakatnya. Bapak Triyono dulu bekerja pada sebuah Industri Kerajinan Keramik yang pemiliknya merupakan Sarjana dibidang kesenirupaan. Begitu pula dengan Bapak Triyono yang telah mendapatkan banyak pengalaman mengenai keramik dari tempat dulu beliau bekerja.
Karena tuntutan ekonomi yang semakin melambung tinggi dan keterbatasan modal yang dimiliki, setelah menikah Bapak Triyono memilih keluar dari tempat kerja sebelumnya dan meneruskan usaha orang tua ibu Suparni yaitu Industri Kerajinan Keramik sebagai langkah awal meningkatkan taraf hidup keluarga, dimana keterampilan dalam membuat keramik sudah tidak dapat diragukan lagi karena pengalaman mereka yang sudah cukup banyak.
Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten. Elvie Keramik tidak terletak dipinggir jalan, melainkan harus memasuki gang.
Bangunan atau bengkel kerja Elvie Keramik berada terpisah dengan rumah utama akan tetapi masih dalam satu pekarangan yang terletak tepat didepan rumah utama, dimana bengkel kerja berbentuk rumah limasan tanpa sekat atau batas-batas dinding didalamnya sehingga tampak lebih luas dan cukup memadai sebagai tempat pembuatan benda keramik. Karena telah mamiliki bengkel kerja sendiri, maka semua kegiatan produksi benda keramik mulai dari pengolahan bahan baku, proses pembuatan benda keramik, proses pengeringan, sampai dengan proses pembakaran benda keramik dilakukan dibengkel tersebut.
Walaupun tidak ada penyekat berupa dinding, akan tetapi bangunan tersebut terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan tempat yang digunakan untuk membuat badan keramik dan penyimpanan tanah liat, sedangkan pada bagian kedua digunakan sebagai tempat untuk proses selanjutnya yaitu mulai dari mbubut (penyempurnaan badan), blabur (pemberian warna), ngelus (menghaluskan), nglambu (menghaluskan dengan kain klambu), pengeringan sampai dengan tahap pembakaran. Dalam melaksanakan proses produksi keramik di Elvie Keramik, adanya tempat atau bengkel kerja merupakan faktor yang sangatlah penting. Bengkel kerja berfungsi sebagai tempat dimana perajin membuat atau memproduksi benda keramik.
Pada tahun 2003 Elvie Keramik mulai mempekerjakan tenaga kerja. Saat ini jumlah tenaga kerja sebanyak 5 orang tenaga kerja tetap yang merupakan tenaga kerja yang berhubungan langsung dalam pelaksanaan Pada tahun 2003 Elvie Keramik mulai mempekerjakan tenaga kerja. Saat ini jumlah tenaga kerja sebanyak 5 orang tenaga kerja tetap yang merupakan tenaga kerja yang berhubungan langsung dalam pelaksanaan
12.00 sampai dengan pukul 13.00 yang biasanya dimanfaatkan untuk sholat dan makan siang. Walaupun terdapat aturan-aturan yang harus dipatuhi, hubungan antara tenaga kerja dan pemilik (majikan) tetap bersifat luwes dan akrab serta adanya kepercayaan diantara mereka.
Selain tenaga kerja tetap, Elvie Keramik juga memiliki tenaga kerja tidak tetap yang dalam melaksanakan pekerjaannya tidak dilakukan setiap hari dan bekerja berpindah-pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain tergantung perusahaan mana yang sedang membutuhkan jasa. Tenaga kerja tidak tetap biasanya merupakan orang yang menjual bahan baku, ataupun orang yang membantu mengolah tanah secara masinal dengan menggunakan mesin molen, karena Elvie Keramik tidak memiliki mesin penggiling sendiri.
Dalam hal upah Elvie Keramik menggunakan 2 sistem upah, yaitu upah harian untuk tenaga kerja tidak tetap dan upah borongan untuk tenaga kerja tetap. Untuk upah harian tenaga kerja tidak tetap dalam penyediaan bahan baku tanah adalah Rp 130.000, ngluluh (mengaduk atau mencampur tanah) Rp 200.000 dan untuk nyelep (menggiling) menggunakan mesin molen Rp 570.000.
Sedangkan untuk tenaga kerja tetap digunakan sistem upah borongan, dimana dalam sistem upah borongan tenaga kerja mendapatkan upah berdasarkan kemampuan menghasilkan suatu barang dalam waktu sebulan. Upah yang didapat tiap bulan antara tenaga kerja satu dan yang lain berbeda-beda jumlahnya tergantung pada bagian masing-masing tenaga kerja.
akan diberikan antara tanggal 1 sampai dengan tanggal 5 tiap bulannya.
Dalam hal modal yang digunakan dalam usaha Industri Kerajinan keramik Elvie dapat dibagi kedalam dua kelompok modal, yaitu modal tetap dan modal lancar. Modal tetap merupakan modal yang tidak habis dipakai, yaitu berupa alat-alat produksi yang digunakan dalam proses produksi benda keramik, yang sejak permulaan hingga sekarang telah mengalami perkembangan karena adanya kemajuan tekhnologi. Modal tetap yang dimiliki Elvie Keramik pada tahun 1997 hanyalah sebuah perbot datar dengan harga berkisar Rp 50.000- Rp 75.000, akan tetapi sekarang telah bertambah menjadi 10 buah perbot dengan harga Rp 200.000- Rp 300.000. Dari 10 perbot tersebut salah satunya merupakan perbot miring. Selain perbot adapun blabak (papan kayu) yang berfungsi sebagai alas dalam menata benda-benda keramik yang telah selesai dibentuk dan selanjutnya diletakkan pada rak-rak yang telah tersedia guna diangin-anginkan. Dalam proses pembuatan benda keramik dibutuhkan pula alat bantu seperti cangkul yang digunakan untuk mengaduk tanah, barbagai bentuk besi janur, plastik-plastik bekas, kain kelambu, dan skrap. Dalam proses pembakaran benda keramik alat yang digunakan yaitu tungku bakar. Tungku bakar yang digunakan berbentuk segi empat yang terbuat dari batu-bata.
Sedangkan modal lancar merupakan modal yang terus berjalan seiring proses produksi keramik, yaitu berupa uang. Uang tersebut digunakan untuk membeli bahan baku, bahan bakar, serta upah tenaga kerja. Dalam memperoleh uang tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan uang sedikit demi sedikit dari hasil pemasaran (penjualan) benda keramik.
Pemasaran merupakan kegiatan memindahkan barang dari tangan
Pemesanan bisa dilakukan setiap hari dengan ataupun tanpa uang muka.