Bandara Kargo

Pengembangan 9 Bandara Kargo

Sumber: Hasil Koordinasi Kementerian PPN dan Kemenhub, 2014

 Menjaga keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan

Strategi yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan transportasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan adalah

1. Mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi di wilayahwilayah perbatasan dan wilayah-wilayah terluar;

2. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan bandara melalui pembangunan dan pengembangan bandara terutama yang berada pada pusat kegiatan nasional (ibukota propinsi), pusat kegiatan wilayah dan wilayah yang mempunyai potensi ekonomi dan pariwisata;

 Membangun sistem dan jaringan transportasi yang terintegrasi untuk  Membangun sistem dan jaringan transportasi yang terintegrasi untuk

Untuk mendukung pengembangan kawasan industri, dirumuskan kebijakan antara lain:

1. Pembangunan pelabuhan-pelabuhan strategis, antara lain: Pelabuhan Kuala Tanjung, Tanjung Perak, Pontianak, Bitung, Makassar, Banjarmasin, Kupang, Halmahera, dan pelabuhan lainnya.

2. Pembangunan Jalan Tol di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

3. Pembangunan Jalan Lingkar Batulicin, Palu-Parigi, Lingkar Kupang, Jalan Susumuk- Bintuni, dan jalan lingkar lainnya.

4. Pembangunan jalur kereta api antara Manado – Bitung, Sei Mangke –Bandar Tinggi - Kuala Tanjung, Pasoso – Tanjung Priok, DDT Elektrifikasi Manggarai–Bekasi - Cikarang, Lingkar Luar KeretaApi, dan lainnya.

5. Pembangunan pembangkit listrik, antara lain: PLTU Kuala Tanjung, Asahan 3, Pangkalan Susu, PLTU Palu, PLTA Poso, PLTMG Morowali, PLTU NTT-2 Kupang, PLTU Ketapang (FTP2), PLTG/MG Pontianak Peaker, PLTU Bengkayang, Parit Baru, PulauPisau, PLTA Konawe, PLTA/MH Morowali, Bantaeng dan PLTGU Tangguh.

6. Pengembangan bandara-bandara di sekitar kawasan industri maupun kawasan ekonomi khusus dan kawasan strategis lainnya, antara lain: Bandara Mutiara Palu, Eltari Kupang, Pengembangan, Halu Oleo Kendari. Sam Ratulangi Manado Bandara Syamsuddin Noor-Banjarmasin, dan bandara lainnya.

Gambar 15

Pembangunan Infrastruktur Mendukung Kawasan Ekonomi Khusus

 Membangun transportasi umum massal perkotaan Arah Kebijakan dan strategi yang disusun lima tahun kedepan adalah :

1. Mengembangkan sistem angkutan umum massal yang modern dan maju dengan orientasi kepada bus maupun rel serta dilengkapi dengan fasilitas alih moda terpadu, melalui strategi:

a. Pembangunan angkutan massal cepat berbasis rel antara lain MRT di wilayah Jabodetabek, dan jalur lingkar layang KA Jabodetabek, serta LRT/monorail/Tram di Surabaya, Bandung, dan Palembang,

b. Pengembangan kereta perkotaan di 10 kota metropolitan: Batam, Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makassar.

c. Pengembangan BRT di 34 kota besar antara lain Medan, Pekanbaru, Batam, Padang, Palembang, Bandung, Jakarta, Bogor, Semarang, Yogyakarta, Solo, Pontianak, Samarinda, Balikpapan, Makassar, Gorontalo, dan Ambon.

d. Penyediaan dana subsidi/PSO yang terarah untuk penyelenggaraan angkutan umum massal perkotaan.

2. Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan kota, melalui strategi:

a. Memperbesar rasio jalan kota minimum 10 persen dari luas wilayah sepanjang memungkinkan.

b. Pengembangan kapasitas dan kualitas jalan yang mempertimbangkan aksesibilitas masyarakat terhadap transportasi publik.

c. Penataan kembali status Jalan Nasional di perkotaan.

3. Mengembangkan manajemen transportasi perkotaan yang berimbang dengan memperhatikan interaksi antara transportasi dan tata guna lahan, melalui strategi:

a. Peningkatan akses terhadap angkutan umum dengan Pembangunan Berorientasi Angkutan (TOD)

b. Penyediaan fasilitas pendukung untuk alih moda seperti Park and Ride,

c. Penerapan sistem informasi lalu lintas secara real time, penerapan ATCS dan Virtual Mobility.

d. Penguatan mekanisme implementasi sistem transportasi perkotaan dan penurunan kemacetan transportasi perkotaan melalui Manajemen Permintaan Transportasi dengan pendekatan Push and Pull.

4. Meningkatkan integrasi kelembagaan transportasi perkotaan melalui percepatan pembentukan Kelembagaan pengelolaan transportasi perkotaan yang memiliki kewenangan kuat dalam mengintegrasikan dan mengawal dari konsep, strategi, kebijakan, perencanaan, program, implementasi, manajemen, dan pembiayaan sistem transportasi perkotaan di kota-kota megapolitan lainnya.

 Sinkronisasi infrastruktur Integrasi perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur

yang memperhitungkan kesesuaian dengan arah pengembangan sektor lainnya maupun yang memperhitungkan kesesuaian dengan arah pengembangan sektor lainnya maupun

RPI2-JM merupakan daftar yang memuat rencana dan program investasi infrastruktur terpadu untuk kurun waktu 5 (lima) tahun. RPI2-JM telah mengintergrasikan kebijakan sektoral dan kebijakan spasial beserta pembiayaanya. Penyusunan RPI2-JM mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) terkait dan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional dan Daerah.

RPI2-JM digunakan sebagai bahan pembahasan dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. RPI2-JM pada tingkat nasional mengikuti jangka waktu RPJMN periode 2015-2019. RPI2-JM Provinsi dan Kawasan Strategis Provinsi serta RPI2-JM Kabupaten/Kota dan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota mengikuti jangka waktu RPJMD Provinsi dan RPJMD Kabupaten/Kota yang sedang berjalan.