Populasi dan Sampel
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Suharsimi Arikunto (2002: 108) mengemukakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2001: 72) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulan. Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan individu yang menjadi subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini merupakan populasi infinit atau populasi yang tidak diketahui jumlah populasinya secara pasti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan atau konsumen yang telah melakukan pembelian lebih dari satu kali atau minimal dua kali di Supermarket Luwes Lojiwetan pada tahun 2011.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau populasi yang diteliti. Dalam pengambilan
Menurut Winarno Surachmad (1998: 93) menjelaskan bahwa ”Sampel adalah penarikan sebagian populasi untuk mewakili seluruh populasi”.
Menentukan besarnya sampel adalah salah satu masalah penyelidikan yang pelik, karena sulit merumuskan kriteria bagi sifat representatif dan kewajaran yang ditentukan sebagai syarat sampel. Sifat representatif penting sebagai syarat sampel sebab data atau kesimpulan diperoleh dari sampel yang terbatas itu dipakai sebagai dasar untuk meramalkan sesuatu didalam populasi dan merupakan kesimpulan penelitian.
Menurut Joseph F. Hair (1998: 166) penentuan besarnya sampel untuk populasi infinit atau populasi yang tidak diketahui jumlahnya secara pasti untuk penelitian dengan analisis regresi berganda berikut ini :
In addition to its role in determining statistical power, sample also affects the generalizability of results by the ratio of observations to independent variables. A general rule is that the ratio should never fall below 5 to 1, meaning that there should be five observations for each independent variable in the variate. As this ratio fall below 5 to 1, the researcher encounters the risk of “overfitting” the variate to the sample, making results too specific to the sample and thus lacking generalizability. Although the minimum ratio is 5 to 1, desired level is between 15 to 20 observations for each independent variable. When this level is reached, the result should be generalized if the sample is representative. However, if a stepwise procedure is employed, the recommended level increases to 50 to 1. In cases for which the available sample does not meet these criteria, the researcher should be certain to validate the generalizability of the results.
Berdasarkan kutipan diatas penentuan besarnya sampel dapat dilakukan dengan cara mengalikan jumlah variabel bebas dengan tingkatan perkalian 15 sampai
20. Atas dasar inilah maka jumlah sampel yang akan digunakan sebesar: =
Maka jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 90
3. Teknik Sampel
Teknik sampling adalah cara yang digunakan dalam pengambilan sampel. Menurut Suharsimi Arikunto (2002) teknik pengambilan sampel dapat dilakukan:
1) Sampel Acak atau Random Sample Yaitu cara pengambilan sampel secara acak atau tanpa pandang bulu, dimana tiap obyek atau individu dalam populasi diberi hak yang sama untuk memperoleh kesempatan menjadi sampel (wakil populasi).
2) Sampel Berstrata atau Stratified Sample Yaitu cara pengambilan sampel bertingkat, dimana sampel diambil dari tingkat yang tersedia.
3) Sampel Wilayah atau Probability Sample Yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi.
4) Sampel Proporsi atau Proporsional Sample Yaitu cara mengambil secara strata atau wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata atau wilayah.
5) Sampel Bertujuan atau Purposive Sample Teknik sampling ini dilakukan tidak mendasarkan diri pada strata atau daerah tetapi mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan. Dari pengumpulan data, peneliti menghubungi subyek yang memenuhi syarat ciri-ciri populasi tanpa menghiraukan dari mana asal subyek tersebut.
6) Sampel Kembar atau Double Sample Yaitu pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti dengan jumlah sebanyak dua kali ukuran sampel yang dikehendaki.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel kuota (quota sampling) dengan cara accidental sampling, yaitu sampel yang diambil hanya pelanggan yang secara kebetulan dijumpai. Teknik quota sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan tidak mendasarkan diri pada strata atau daerah, tetapi mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan.
Menurut Kuncoro (2003), teknik accidental sampling adalah teknik pengambilan sampel yang mempunyai prinsip setiap elemen dalam populasi dapat dipilih menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. Syarat-syarat tersebut dapat berupa waktu, tempat, dan lain-lain.
Dalam mengumpulkan data, peneliti menemui subyek yang memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi, tanpa menghiraukan dari mana asal subjek tersebut selama masih dalam populasi. Biasanya yang ditemui adalah subjek yang mudah dijumpai, sehingga pengumpulan datanya mudah. Hal yang penting untuk diperhatikan di sini adalah terpenuhinya jumlah (quotum) yang telah ditetapkan.