Analisis tata ruang kantor dalam mencapai efisiensi kerja pegawai di Kantor PD. BPR BKD Karanganyar Tahun 2011

ANALISIS TATA RUANG KANTOR DALAM MENCAPAI EFISIENSI KERJA PEGAWAI DI KANTOR PD. BPR BKD KARANGANYAR TAHUN 2011 SKRIPSI

Oleh: VERANICHA TRIA KUSUMADEWI X7406092 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

ii

iii

iv

ABSTRACT

Veranicha Triakusumadewi, ANALYSIS OF OFFICE LAYOUT IN

ACHIEVING WORK EFFICIENCY IN PD. BPR BKD KARANGANYAR

OFFICE. A Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, October 2011

The purposes of this study are for (1) Knowing the layout of PD. BPR BKD Karanganyar office. (2) Knowing the work efficiency of employees in PD BPR BKD Karanganyar office. (3) Knowing the layout of PD. BPR BKD Karanganyar

The study approach used in this study is qualitative with descriptive form and the kind of this study is case study. The strategy used is rooted singular strategy. Sampling technique used is purposive sampling technique and snowball sampling technique. The data source is informan, place, events and document. The collecting data technique used is interview, observation and document analysis. For data validity, uses data triangulation methodology. While, data analysis technique used is interactive analysis.

Based on the result of the study, it can be concluded that : (1) PD. BPR BKD distance principle, use entire room principle, the series of work principle and the

change of work place arrangement principle. Because the places of tools is still far

ted

based on the work procedure current of each part and the room arrangement which

The employees work of PD. BPR BKD Karanganyar office -down stairs because the work from

the field must be inputted on the upstairs, so the work is cancelled. (3) In setting the office layout of PD. BPR BKD K layout, that is, the shortest distance principle, the using of entire rooms principle, the series of work principle and the changing of workplace arrangement, so the efficiency

well.

ABSTRAK

Veranicha Triakusumadewi, ANALISIS TATA RUANG KANTOR

DALAM MENCAPAI EFISIENSI KERJA PEGAWAI DI KANTOR PD. BPR

BKD KARANGANYAR. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Oktober 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui tata ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar. (2) Mengetahui efisiensi kerja pegawai kantorPD. BPR BKD Karanganyar. (3) Mengetahui tata ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar dalam mencapai efisiensi kerja pegawai.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan bentuk deskriptif dan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Strategi yang digunakan adalah strategi tunggal terpancang. Teknik sampling dengan teknik purposive sampling dan teknik bola salju (snowball sampling). Sumber datanya adalah informan, tempat dan peristiwa serta dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan analisis dokumentasi. Untuk keabsahan data, menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi metodologi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Kantor PD. BPR BKD Karanganyar belum menerapkan 4 asas tata ruang kantor, yaitu asas jarak terpendek, asas pengunaan segenap ruangan, asas rangkaian kerja dan asas perubahan susunan tempat kerja. Karena penempatan alat-alat masih jauh dari tempat duduk pegawai, masih terdapat ruangan yang kosong, setiap ruangan belum ditata sesui aliran prosedur kerja masing-masing bagian dan susunan ruangan yang tidak bias diubah. (2) Kinerja pegawai kantor PD. BPR BKD Karanganyar belum efisien karena pegawai harus bolak-balik naik turun tangga karena pekerjaan dari lapangan harus di input dilantai atas sehingga pekerjaan menjadi tertunda. (3) Dalam penempatan tata ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar belum menerapkan 4 asas tata ruang kantor yaitu asas jarak terpendek, asas pengunaan segenap ruangan, asas rangkaian kerja dan asas perubahan susunan tempat kerja, maka efisiensi kerja belum dapat tercapai dengan baik.

vi

MOTTO

Kegagalan tidak berarti berakhirnya suatu pekerjaan, tapi awal untuk mencapai sukses.\

(Edward Yaung)

Kerjakan apa saja yang telah menjadi hak dan kewajibanmu, karena kebahagiaan hidupmu terletak disitu.

(Mustafa Al-Gholayami)

Semakin banyak belajar dari suatu pekerjaan, semakin banyak pula anda mendapat penghasilan dari pekerjaan itu.

(Intisari kewiraswastaan)

Baik atau buruk hasil suatu pekerjaan tergantung dengan hati nurani dan niat kita mengerjakannya.

(Peneliti)

Jadikanlah tempat kerjamu, sebagai rumah kedua bagimu.

(Yhesi)

vii

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahan untuk :

1. Allah SWT atas nikmat dan Karunia Nya.

2. Ibunda dan Ayahku tercinta, terima kasih, untuk anpa ujung.

3. Kakak-kakak dan ponakan-ponakan yang selalu menyayangiku.

4. Seseorang yang kelak akan mendampingiku.

5. Sahabat-sahabatku dan teman-teman PAP 06 yang selalu memberiku semangat.

6. Almamater.

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Allhamdulilah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi berjudul ANALISIS TATA RUANG KANTORDALAM

MENCAPAI EFISIENSI KERJA PEGAWAI DI KANTOR PD. BPR BKDKARANGANYARTAHUN 2010 dengan baik dan lancar. Penyusunan skripsiskripsi ini tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui

permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

4. Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan

Administrasi Perkantoran yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

5. Dr. Wiedy Murtini, M.Pd selaku pembimbing I yang telah sabar dan telaten

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Anton Subarno, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II yang telah sabar dan telaten memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang telah mendidik dan membimbing selama masa kuliah.

ix

8. Prihanto, SE, MM selaku Kepala Kantor PD. BPR BKD Karangnyar yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk mengadakan penelitian.

9. Deni Susilo, SH selaku Kepala Bagian Umum dan para staf kantor PD. BPR BKD Karanganyar yang telah memberikan informasi selama pengumpulan data.

10. Bapak, Ibu, dan keluarga besarku, terima kasih atas kasih sayang, dukungan,

terima kasih banyak yang telah sabar membantuku.

11. Sahabatku Dian, Ratna, Sari, Rohmat, Nico, Pi2n, Ramadan, Kemi, Dias, Yuli terima kasih atas persahabatan yang indah.

12. Seluruh teman-teman se-angkatan yang sama-sama berjuang menyusun skripsi maupun kuliah.

13. Semua pihak yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam menyusunan skripsi ini, namun peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti sendiri, pembaca pada umumnya dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, November 2011

Peneliti

xii

5. Ruang Kredit ........................................................ 51

6. Ruang Meeting/Aula ............................................ 52

C. Deskripsi Permasalahan Penelitian ............................... 53

1. Tata ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar ... 53

2. Kinerja Pegawai kantor PD. BPR BKD

3. Karanganyar ......................................................... 55

4. Tata ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar dalam mendukung efisiensi kerja pegawai ...................... 56

D. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori

..........................................................

63

BAB V PENUTUP .................. .. .........................................................

68

A. Kesimpulan ............................................................

68

B. Implikasi ...................................................................

68

C. Saran ........................................................................

69

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

xiii

DAFTAR LABEL

Halaman

Tabel 1. Pengaruh Warna .......................................................................

19

Tabel 2. Sumber Kebisingan .................................................................. 21

Tabel 3. Sarana dan Prasarana pada Kantor PD. BPR BKD

Karanganyar ........................................................................... 44

Tabel 4. Daftar Barang Inventaris Ruang Direktur Utama ....................

47 Tabel 5. Daftar Barang Inventaris Ruang Direktur .................................

48 Tabel 6. Daftar Barang Inventaris Ruang Counter..................................

50 Tabel 7. Daftar Barang Inventaris Ruang Pengawasan ...........................

51 Tabel 8. Daftar Barang Inventaris Ruang Kredit ...................................

52 Tabel 9. Daftar Barang Inventaris Ruang Meeting/ Aula ......................

53

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Pemikiran .................................................................. 30 Gambar 2. Model Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Secara

Interaktif ................................................................................... 39

Gambar 3. Bagan Prosedur Penelitian ......................................................... 40 Gambar 4. Struktur Organisasi PD. BPR BKD Karanganyar ...................... 43

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................ 71 Lampiran 2. Daftar Pertanyaan wawancara ................................................. 72

Lampiran 3. Field Note ................................................................................ 73

Lampiran 4. Foto Tata Ruang Kantor PD. BPR BKD Karangnyar ............. 78 Lampiran 5. Gambar Bagan Kantor PD. BPR BKD Karanganyar .............. 80

Lampiran 6. Gambar Bagan Kantor PD. BPR BKD Karanganyar Menurut

4 Asas ...................................................................................... 85

Lampiran 7. Denah Lantai 1 dan Lantai 2 Kantor PD. BPR BKD Karanganyar ............................................................................ 86

Lampiran 8. Struktur Organisasi ................................................................. 91 Lampiran 9. Daftar Iventaris ........................................................................ 88 Lampiran 10. Perijinan ................................................................................. 95

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era sekarang ini telah terlihat banyak bermunculan organisasi yang berneka ragam, baik organisasi-organisasi swasta maupun organisasi pemerintah yang bergerak dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya yang bergerak pada bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial budaya, dan sebagainya

Hal ini merupakan suatu bukti bahwa pada zaman kehidupan yang modern ini manusia tidak dapat meninggalkan organisasi sebagai sarana yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Beragam organisasi yang berkembang tersebut juga merupakan bukti nyata bahwa semakin modernnya peradapan manusia dan semakin kompleknya kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Kesemuanya itu akan memicu manusia untuk menjadi anggota suatu organisasi, sehingga organisasi merupakan pilihan manusia untuk mengadakan sosialisasi demi mewujudkan tujuan.

Setiap organisasi yang dibentuk dan bergerak dalam bidang apapun memiliki suatu tujuan yang hendak dicapai. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: manusia (man), metode (methode), bahan (material) , mesin (machine), modal (money). Dalam usaha kerjasama dari sekelompok orang untuk mencapai tujuan tersebut, organisasi baik pemerintah maupun swasta sering menghadapi suatu masalah, yaitu bagaimana pekerjaan- pekerjaan atau kegiatan-kegiatan organisasi tersebut dapat berjalan dengan lancar.

Setiap organisasi agar tujuannya dapat tercapai dengan baik dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugasnya secara efektif dan efisien. Dikatakan efektif apabila sasaran yang dicapai sesui dengan kebijaksanaan, rencana dan program yang telah ditentukan. Sedangkan dikatakan efisien apabila segala sarana fasilitas kerja yang diperlukan bagi tercapainya tujuan relatif lebih kecil dibanding dengan besarnya hasil yang dicapai.

Salah satu upaya agar organisasi dapat berjalan dengan lancar adalah dengan cara menjalankan setiap aktivitas-aktivitas organisasi dengan berlandaskan pada efisiensi, menurut yaitu merupakan perbandingan terbaik antara usaha yang dilakukan dengan hasil yang dicapai (The Liang Gie, 2000: 17). Dengan cara tersebut diharapkan seluruh sumber daya yang dimiliki organisasi dapat dimanfaatkan dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Efisiensi disini memiliki arti yaitu penghematan dalam penggunaan tenaga, waktu, pikiran, ruang, dan benda termasuk uang.

Suatu pekerjaan yang dikerjakan secara efisien dengan suatu ukuran tertentu akan membuat tercapainya hasil yang baik secara mutu maupun jumlah bahkan dapat mencapai hasil yang maksimal melebihi yang direncanakan. Jadi, dari uraian diatas dapat dipahami bahwa bekerja secara efisien dapat membuat hasil yang ingin dicapai menjadi maksimal.

Adapun kantor merupakan pusat, tempat, markas, gedung, rumah, kamar; dimana seseorang mempunyai tugas, usaha, jabatan, kedudukan, fungsi atau melakukan sesuatu kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya (Hery Sawiji, 2002: 5). Pengaturan tata ruang kantor yang sesui dengan asas dapat membuat pegawai menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan dapat membantu terciptanya dengan baik dan dapat membantu terciptanya suatu proses mekanisme dan mobilisasi kerja yang baik pula sehingga efisiensi kerja dapat tewujud dan tujuan dapat mudah tercapai.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi organisasi dalam usaha pencapaian tujuan adalah tata ruang kantor. Tata ruang kantor ialah penentuan mengenai kebutuhan kebutuhan ruang dan tentang penggunaan secara terperinci dari ruang itu untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak (The Liang Gie, 2000: 186).

Susunan ruang kantor yang tidak berdesak-desakkan dan terkesan rapi serta faktor warna dan cahaya yang sesui dengan ruang kerja dapat memunculkan kegairahan dalam bekerja. Hal tersebut bertujuan untuk penghematan, baik penghematan ruang maupun tenaga dan pikiran karyawan dalam bekerja. Penataan ruang dan fasilitas didalamnaya akan dapat membantu akan terciptanya suatu proses mekanisme dan mobilisasi kerja yang baik sehingga efisiensi kerja dapat terwujud dan tujuan dapat mudah dicapai. Bekerja secara efisien mulai dari pegawai atau anggota suatu organisasi dengan jabatan yang tertinggi hingga yang terendah tanpa terkecuali, dapat membuat setiap pekerjaan yang diterima dapat diselesaikan dengan mudah dan ringan. Namun jika hal ini tidak dapat dijalankan maka pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan dikhawatirkan akan sulit diraih.

Tercapainya penataan tata ruang kantor secara maksimal, maka perlu memperhatikan asas-asas tata ruang kantor. The Liang Gie (2000: 189) merumuskan empat asas pokok bagi tata ruang kantor. Asas tersebut adalah:

1) Asas mengenai jarak terpendek

Dengan tidak mengabaikan hal hal yang khusus, suatu tata ruang yang terbaik ialaah yang memungkinkan proses penyelesaian suatu pekerjaan menempuh jarak yang sependek pendeknya.

2) Asas mengenai rangkaian kerja

Dengan tidak mengabaikan hal hal yang khusus, suatu tata ruang kantor yang terbaik ialah yang menempatkan para pegawai dan alat alat kantor menurut rangakaian yang sejalan dengan urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan. Asas ini merupakan kelengkapan daripada asas mengenai jarak terpendek.

3) Asas mengenai penggunaan segenap ruang

Suatu tata ruang yang terbaik ialah yang mempergunakan sepenuhnnya semua ruangan yang ada. Ruang itu tidak hanya yang vertikal keatas maupun kebawah. Jadi, dimana pun tidak ada ruang yang dibiarkan tak terpakai.

4) Asas mengenai perubahan susunan tempat kerja

Dengan tidak mengabaikan hal hal yang khusus, suatu tata ruang kantor yang terbaik ialah yang dapat diubah atau disusun kembali dengan tidak terlampau sukar atau tidak memakan biaya yang besar.

Berdasarkan studi pendahuluan, peneliti menemukan permasalahan bahwa pembagian tata ruang kantor PD. BPR BKD yang belum optimal, sempitnya area gedung menimbulkan masalah dalam pembagian ruang, adanya penggunaan sekat sekat pada tiap sub bagian menambah sempitnya ruangan, dan susunan tempat kerja yang belum sesui dengan alur prosedur keja pegawai.

Pada tiap sub bagian ditemukan masalah dalam penataan meja dan kursi yang berdempetan membuat ruangan terasa sesak dan sempit. Walaupun sudah ada AC (Air Conditioner) tetapi ruangan masih pengap dan panas karena sempitnya ruangan. Banyaknya dokumen dan arsip-arsip yang diletakkan di lantai ruangan sehingga mengganggu lalu lintas pekerjaan. Dan kurang diperhatikannya penyusunan perabot dan alat alat perlengkapan.

Pengaturan tata ruang kantor yang baik akan memungkinkan pelaksanaan pekerjaan menjadi lancar tanpa menghambur-hamburkan waktu dan tenaga. Untuk itu penyusunan perabot kantor dan penempatan alat-alat perlengkapan, pengaturan tempat kerja, pengaturan cahaya, udara, suhu, suara, suhu, warna harus diperhatikan. Tata ruang yang baik akan menimbulkan efisiensi pekerjaan para karyawan dalam pencapaian tujuan suatu organisasi secara efisien.

Berdasarkan uraian dari uraian di atas, maka peneliti berusaha mengkaji tentang efisiensi dan tata ruang kantor dengan melakukan penelitian dengan judul:

TATA RUANG KANTOR DALAM MENCAPAI EFISIENSI KERJA PEGAWAI

B. Rumusan Masalah

Menurut Moh. Nasir (2005: 111) perumusan masalah merupakan hulu dari penelitian dan merupakan langkah penting dan pekerjaan yang sulit dalam penelitian ilmiah. Perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan terpenuhi mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tata ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar?

2. Apakah kinerja pegawai kantor PD. BPR BKD Karanganyar sudah efisien?

3. Bagaimana tata ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar dalam mencapai efisiensi kerja pegawai?

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan pasti mempunyai tujuan tertentu sehingga dalam kegiatannya dapat terukur hasilnya. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 58) sesuatu yang ingin

dicapai merupakan tujuan penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tata ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar.

2. Untuk mengetahui efisiensi kerja pegawai kantor PD. BPR BKD Karanganyar.

3. Untuk mengetahui tata ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar dalam mencapai efisiensi kerja pegawai.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat menghasilkan informasi baru yang rinci dan dapat memberikan manfaat dalam menjawab masalah penelitian. Secara teoritis adalah untuk pengembangan lebih lanjut. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah dan memperluas pengetahuan di bidang administrasi perkantoran khususnya pengetahuan tentang tata ruang dan efisiensi kerja pegawai.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan di kantor PD. BPR BKD Karanganyar dalam menentukan kebijaksanaan yang berhubungan dengan tata ruang kantor

bagian tabungan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

b. Memberikan sumbangan pemikiran yang berarti bagi pegawai kantor PD. BPR BKD Karanganyar .

c. Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan bagi pengembangan penelitian sejenis di masa yang akan datang.

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan pengkajian terhadap pengetahuan tentang konsep-konsep, hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang relevan dengan permasalahan, melihat dari penelitian ini, maka tinjauan pustaka yang perlu dikaji adalah:

1. Tinjauan Tentang Tata Ruang Kantor

a. Pengertian Kantor

Ditinjau secara fisik kantor adalah suatu ruang atau bagian dari bangunan tempat melaksanakan segenap pelayanan perkantoran, tapi pada dasarnya kantor merupakan bentuk suatu organisasi. Prajudi Atmosudirdjo

organisasi yang terdiri atas tempat, staf, personel, dan operasi ketatausahaan, guna mem

Moekijat dalam Hery Sawiji (2002:5) berpendapat bahwa: Kantor itu dipandang sebagai suatu sentrum (pusat) dari kegiatan-

kegiatan, tempat penyimpanan surat-surat, arsip-arsip dan dokumen- dokumen penting, data dan informasi serta warkat-warkat lainnya. Kantor juga merupakan tempat fungsionaris lain menghubungi dan meninggalkan pesan atau berita, merupakan pusat pemikiran kegiatan utama seseorang yang sudah menjadi penyelenggara kegiatan administrasi bagaimanapun.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kantor adalah tempat seseorang melakukan pemikiran dan menyelesaikan segala sesuatu yang menjadi tugas, pekerjaan dan tanggung jawabnya sebagai anggota suatu organisasi. Selain itu, kantor merupakan tempat untuk menerima, mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menyalurkan surat- surat, dokumen-dokumen, data-data dan informasi penting lainnya.

b. Pengertian Tata Ruang Kantor

Salah satu faktor yang dapat menciptakan efisiensi kerja pegawai adalah penyusunan tata ruang kantor yang efisien. The Liang Gie (2000:186)

kebutuhan kebutuhan ruang dan tentang penggunaan secara terperinci dari ruang itu untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor faktor fisik yang dianggap orperlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak.

Mengenai definisi tata ruang kantor, Ida Nuraida (2008:142)

penyusunan alat-alat dan perabotan kantor pada luas lantai dan ruangan kantor yang tersedia untuk memberikan sarana bagi pekerja George R. Terry yang dikutip oleh Aries Susilo (2000:36) menerangkan

penggunaan ruang secara terperinci untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor-faktor fisik yang perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya-

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tata ruang kantor adalah penyusunan perabot, peralatan dan perlengkapan kantor serta penganturan tempat kerja yang disesuikan dengan ruangan yang bertujuan untuk mewujudkan efisiensi kerja pegawai. Tata ruang tidak hanya sebatas tentang penempatan dan penyusunan peralatan dan perlengkapan kantor saja, tetapi juga menyangkut jumlah peralatan dan perlengkapan tersebut, jumlah orang yang menempati ruangan, jumlah dan fungsi ruangan serta biaya yang diperlukan.

c. Tujuan Tata Ruang Kantor

Setiap kegiatan dalam suatu organisasi atau instansi tentunya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Seperti halnya dengan penataan tata ruang Setiap kegiatan dalam suatu organisasi atau instansi tentunya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Seperti halnya dengan penataan tata ruang

1) Mempelancar pekerjaan kantor secara efektif

2) Mempergunakan segenap ruangan yang ada dengan baik

3) Memberikan kesenangan dan rasa puas pegawai

4) Memudahkan pengawasan terhadap pekerjaan kantor

5) Memberikan kesan yang baik dari para pelanggan dan tamu

terhadap kantor

6) Memberikan fleksibilitas yang besar untuk kebutuhan kebutuhan

yang berlebihan

Berkenaan dengan tujuan tata ruang kantor , The Liang Gie (2000:188-189) memberikan rumusan sebagai berikut:

1) Pekerjaan dikantor itu dalam proses pelaksanaannya dapat

menempuh jarak yang sependek mungkin

2) Rangkaian aktivitas tata usaha dapat mengalir secara lancar

3) Segenap ruang dipergunakan secara efesien untuk keperluan

pekerjaan

4) Kesehatan dan kepuasaan bekerja para pegawai dapat terpelihara

5) Pengawasan terhadap pekerjaan dapat berlangsung secara

memuaskan

6) Pihak luar yang mengujungi kantor yang bersangkutan mendapat

kesan yang baik tentang organisasi itu

7) Susunan tempat kerja dapat dipergunakan untuk berbagai pekerjaan dan mudah diubah sewaktu waktu diperlukan

Berkenaan dengan tujuan tata ruang kantor, Ida Nuraida (2008:142- 143) memberikan rumusan sebagai berikut:

1) Memberikan ruangan yang ada guna dimanfaatkan untuk faedah

ekonomis yang besar.

2) Memudahkan pengawasan manajer terhadap para staf yang sedang

bekerja,

3) Memudahkan arus komunikasi dan arus kerja.

4) Memberikan kepuasan dan kenyaman kerja.

5) Menyediakan pelayanan yang dibutuhkan pegawai seperti komputer, telepon, teleks, intercom, faksimili, e-mail, dan pelayanan lainnya yang menyangkut pelayanan rumah tangga perusahaan seperti penyediaan air minum.

6) Memudahkan setiap gerakan para pegawai dalam penyimpanan

arsip.

8) Menjauhkan pekerjaan yang menimbulkan bunyi keras, gaduh, dan mengganggu pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi.

9) Menciptakan citra dan kesan yang baik bagi para pelanggan dan

tamu perusahaan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari tataruang kantor adalah untuk memanfaatkan segenap ruangan secara optimal dan menempatkan perabot kantor di tempat yang sesui, sehingga dapat melancarkan dan memudahkan pelaksanaan pekerjaan kantor. Jika ruangan kantor tidak ditata dengan baik, maka akan menyita banyak waktu, tenaga dan pikiran para pegawai dalam menyelasaikan tugasnya sehingga prinsip efisiensi dalam bekerja dapat terwujud. Dengan tata ruang kantor yang baik, akan memberikan kepuasaan dan kenyamanan untuk bekerja, sehingga pegawai merasa betah ketika bekerja di kantor.

Penataan ruang kantor tidak hanya ditujukan untuk pegawai saja melainkan pihak-pihak lain yang berkepentingan di kantor tersebut, antara lain pimpinan dan pihak luar yang mengunjungi kantor. Bagi pimpinan, akan lebih memudahkan pengawasan terhadap para pegawainya sedangkan bagi pihak luar akan memberikan kesan yang baik terhadap kantor tersebut. Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan diperlukan agar proses pelaksanaan pekerjaan oleh pegawai dapat terlaksana sesuai dengan yang semestinya. Penataan kantor juga bertujuan agar pihak-pihak luar yang berkepentingan merasa nyaman berada di kantor tersebut, apalagi jika fungsi kantor adalah untuk pelayanan masyarakat, maka harus benar-benar memperhatikan segi kenyamanan dan efisiensi kerjanya, sehingga akan menimbulkan kesan yang baik dari masyarakat.

d. Asas Tata Ruang Kantor

Agar dapat tercapai penataan tata ruang kantor secara maksimal, maka perlu memperhatikan asas asas tata ruang kantor. The Liang Gie (2000:189) merumuskan empat asas pokok bagi tata ruang kantor. Asas tersebut adalah:

1) Asas mengenai jarak terpendek

Dengan tidak mengabaikan hal hal yang khusus, suatu tata ruang yang terbaik ialaah yang memungkinkan proses penyelesaian suatu pekerjaan menempuh jarak yang sependek pendeknya.

2) Asas mengenai rangkaian kerja

Dengan tidak mengabaikan hal hal yang khusus, suatu tata ruang kantor yang terbaik ialah yang menempatkan para pegawai dan alat alat kantor menurut rangakaian yang sejalan dengan urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan. Asas ini merupakan kelengkapan daripada asas mengenai jarak terpendek.

3) Asas mengenai penggunaan segenap ruang

Suatu tata ruang yang terbaik ialah yang mempergunakan sepenuhnnya semua ruangan yang ada. Ruang itu tidak hanya yang vertikal keatas maupun kebawah. Jadi, dimana pun tidak ada ruang yang dibiarkan tak terpakai.

4) Asas mengenai perubahan susunan tempat kerja

Dengan tidak mengabaikan hal hal yang khusus, suatu tata ruang kantor yang terbaik ialah yang dapat diubah atau disusun kembali dengan tidak terlampau sukar atau tidak memakan biaya yang besar.

Asas jarak terpendek berguna agar penyelesaian pekerjaan lebih cepat. Salah satu penerapan asas ini adalah dengan meletakkan barang-barang yang diperlukan pegawai dalam bekerja di dekat tempat duduknya, sehingga akan mengurangi pemborosan waktu dan tenaga. Selain itu, penataan ruang kantor juga harus memperhatikan rangkaian kerja yang dilakukan para pegawai. Pengaturan dan penempatan para pegawai seharusnya disesuaikan dengan urutan pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. Menurut asas ini, suatu pekerjaan harus senantiasa bergerak maju dari permulaan sampai penyelesaian, tidak ada gerakan mundur atau menyilang. Dalam penataan ruang kantor, suatu ruangan harus ditata sedemikian rupa sehingga satu ruangan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal.

Mengenai asas tata ruang kantor, Ida Nuraida (2007) menambahkan bahwa dalam penataan ruang kantor juga harus memperhatikan 2 (dua) hal yaitu asas intregrasi kegiatan dan asas kepuasaan kerja bagi pegawai. Tata ruang dan peralatan kantor harus mengintegrasikan kegiatan antar dan inter Mengenai asas tata ruang kantor, Ida Nuraida (2007) menambahkan bahwa dalam penataan ruang kantor juga harus memperhatikan 2 (dua) hal yaitu asas intregrasi kegiatan dan asas kepuasaan kerja bagi pegawai. Tata ruang dan peralatan kantor harus mengintegrasikan kegiatan antar dan inter

Berdasarkan rumusan di atas, diharapkan dapat tercapai tata ruang kantor yang efisien, yaitu pekerjaan dapat berjalan menurut aliran garis lurus, sehingga kesimpangsiuran pekerjaan dan mondar mandirnya pegawai dapat terhindarkan, yang sama artinya dengan menghemat tenaga, waktu, pikiran serta biaya

e. Manfaat Tata Ruang Kantor

Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya tata ruang kantor yang efisien diharapkan dapat mengakibatkan lancarnya kegiatan-kegiatan kantor. Badri Munir Sukoco (2007:189) menyatakan bahwa layout kantor yang efektif akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Mengoptimalkan penggunaan ruang yang efektif.

2) Mengembangkan lingkungan kerja yang nyaman bagi pegawai.

3) Memberikan kesan yang positif terhadap masyarakat.

4) Menjamin efisiensi dari arus kerja yang ada.pan

5) Meningkatkan produktifitas kerja pegawai.

6) Mengantisipasi pengembangan organisasi di masa depan dengan

melakukan perencanaan layout yang fleksibel. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa tata ruang

kantor yang baik dan terencana memberikan manfaat kepada 2 (dua) pihak yaitu pihak internal kantor yakni para personil kantor khususnya pegawai dan pihak eksternal kantor yakni masyrakat umum. Manfaat yang diberikan bagi pegawai antara lain dapat menciptakan suatu kondisi yang menunjang kelancaran pekerjaan kantor, penghematan ruangan, mempercepat terselesainya pekerjaan kantor dan yang paling utama adalah terciptanya kantor yang baik dan terencana memberikan manfaat kepada 2 (dua) pihak yaitu pihak internal kantor yakni para personil kantor khususnya pegawai dan pihak eksternal kantor yakni masyrakat umum. Manfaat yang diberikan bagi pegawai antara lain dapat menciptakan suatu kondisi yang menunjang kelancaran pekerjaan kantor, penghematan ruangan, mempercepat terselesainya pekerjaan kantor dan yang paling utama adalah terciptanya

f. Macam-Macam Tata Ruang Kantor

Dalam melaksanakan penataan ruangan kantor yang perlu diperhatikan terlebih dahulu ialah bentuk dan luas ruang yang tersedia serta jenis pekerjaan, sehingga dihasilkan tata ruang kantor yang efesien. The Ling Gie (2000:192-193) membedakan tata ruang kantor dalam dua macam, yaitu:

1) Tata ruang kantor yang terpisah pisah

Pada susunan ini ruang untuk bekerja terbagi

bagi dalam

beberapa satuan.

2) Tata ruang yang terbuka

Menurut susunan ini ruang kerja yang bersangkutan tidak dipisahkan.

Tata ruang kantor yang terbuka lebih baik dan memuaskan daripada ruang yang sama luasnya tetapi terbagi dalam satuan-satuan kecil. Hal tersebut diungkapkan The Liang Gie (2000) dengan alasan sebagai berikut: 1) memudahkan pengawasan terhadap pegawai, dengan tata ruang kantor yang terbuka, para pimpinan lebih leluasa untuk melihat dan mengamati proses pelaksanaan pekerjaan pegawainya; 2) lebih memudahkan hubungan di antara para pegawai, karena merasa bekerja dalam satu ruangan yang sama maka akan menumbuhkan rasa persatuan yang lebih erat; 3) jika terjadi penambahan pegawai atau alat-alat kantor ataupun perubahan mengenai proses penyelesaian suatu pekerjaan, tataruang yang terbuka lebih mudah menampungnya.

Dalam tata ruang kantor yang terpisah-pisah, pemisahan ruangan dapat terjadi karena keadaan gedungnya yang terdiri atas kamar-kamar maupun karena memang sengaja dibuat terpisah dengan pemisah kaca. Sedangkan untuk tata ruang yang terbuka, semua aktivitasnya dilaksanakan pada satu ruang besar yang terbuka, tidak lagi dipisah-pisahkan menurut Dalam tata ruang kantor yang terpisah-pisah, pemisahan ruangan dapat terjadi karena keadaan gedungnya yang terdiri atas kamar-kamar maupun karena memang sengaja dibuat terpisah dengan pemisah kaca. Sedangkan untuk tata ruang yang terbuka, semua aktivitasnya dilaksanakan pada satu ruang besar yang terbuka, tidak lagi dipisah-pisahkan menurut

1) Memungkinkan pengawasan yang lebih efektif terhadap segenap

pegawai.

2) Lebih memudahkan hubungan diantara para pegawai. Hal ini dapat menumbuhkan rasa persatuan yang lebih erat karena mereka merasa bekerja sama pada satu ruangan.

3) Lebih memudahkan tersebarnya cahaya dan peredaran udara.

4) Kalau terjadi penambahan pegawai atau alat-alat kantor maupun perubahan mengenai proses penyelesaian suatu pekerjaan, atau tata ruang yang terbuka lebih mudah menampungnya.

Berkenaan dengan macam tata ruang kantor, Ida Nuraida (2008: 143- 144) menyebutkan bahwa secara garis besar tata ruang kantor dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1) Ruang kantor terbuka (open plan offices)

Semua aktivitas dilaksanakan bersama-sama oleh beberapa pegawai dalam satu ruangan besar yang terbuka serta tidak dipisahkan noleh tembok atau penyekat yang terbuat dari kayu. Keuntungan adalah:

a) Memudahkan perubahan layout ruangan tanpa perlu biaya

yang tinggi.

b) Memudahkan komunikasi dan koodinasi kerja antar pegawai

baik.

c) Menghemat penggunaan penerangan dan peralatan kerja.

d) Mmudahkan pengawasan. Kerugian adalah:

a) Sulit melakukan pekerjaan yang bersifat rahasia.

b) Memerlukan air conditioning untuk mengurangi debu dan pendingin udara serta air cleaner untuk mengurangi bau.

c) Memungkinkan terjadinya kebisingan yang menggangu

konsentrasi kerja.

Tempat kerja dipisahkan dalam kamar-kamar atau ruangan yang dipisahkan oleh tembok atau penyekat yang terbuat dari kayu.

Keuntungan adalah:

a) Cocok untuk pekerjaan yang harus terjamin kepentingan, kerahasiaan, dan keamanannya, baik dari segi pembicaraan, dokumen-dokumen, atau asset perushaan yang beharga.

b) Konsentrasi terhadap pekerjaan lebih mudah.

c) Dapat lebih menghargai tamu. Kerugian adalah:

a) Mmbutuhkan biaya yang lebih besar untuk memisahkan ruangan, lebih banyak alat komunikasi (seperti telepon dan e- mail ), penerangan, ventilasi, peralatan kantor dan pemeliharaanya dan lain-lain.

b) Mempersulit perubahaan layout kantor atau fleksibilitas

ruangan kurang.

c) Komunikasi atau koordinasi lebih sulit jika tidak ditunjang

oleh alat komunikasi yang memadai.

d) Mempersulit pengawasan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, secara garis besar tata ruang kantor dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaiitu tata ruang terbuka dan tata ruang tertutup, dengan keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Pemilihan jenis tata ruang kantor baik itu terpisah, terbuka atau tertutup tergantung pada jenis pekerjaan, situasi dan kondisi organisasi yang bersangkutan. Setelah memahami keuntungan dan kerugian dari macam-macam tata ruang, hendaknya benar-benar menjadi perhatian karena jika tidak tepat dalam menentukan jenis tata ruang kantor, maka prinsip efisiensi dalam pelaksanaan pekerjaan kantor tidak akan terwujud.

g. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Tata Ruang Kantor

The Liang Gie (2000: yang sangat mempengaruhi efesiensi dalam pekerjaan perkantoran adalah

cahatya, warna, udara dan suara. Dari pendapat tersebut, dapat diketahui hal- cahatya, warna, udara dan suara. Dari pendapat tersebut, dapat diketahui hal-

Untuk lebih jelasnya faktor faktor tersebut diuraikan sebagai berikut:

1) Cahaya Dalam sebuah kantor, cahaya sangat diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan kantor. Cahaya dalam ruangan kantor diusahakan dapat memancar dengan cukup dan tepat. Cahaya yang memancar dengan cukup dan tepat menjadikan karyawan menjadi lebih efesien dalam bekerja karena lebih sedikit membuat kesalahan, membuat mata tidak cepat lelah dan lebih cepat menyelesaikan pekerjaan. Hal tersebut sesui dengan yang dikemukakan oleh Hery Sawiji (2002: 81) bahwa:

Cahaya penerangan kantor tak hanya harus memungkinkan untuk melihat saja, tetapi juga harus memungkinkan seorang pegawai melihat apa yang dia kerjakan dengan jelas, cepat dan tepat. Karena itu, cahaya penerangan kantor yang tidak cukup akan menyebabkan penundaan pekerjaan dan timbulnya kesalahan-kesalahan. Demikian pula dalam cahaya penerangan yang tak cukup, mata akan sakit, cepat lelah, timbul sakit kepala dan kepenatan- kepenatan yang lain yang akhirnya akan menyebabkan penundaan pekerjaaan, timbulnya kesalahan-kesalahan dan gangguan- gangguan dalam bekerja.

Hery Sawiji (2002: 81) menyebutkan bahwa cahaya penerangan kantor dapat dibedakan menjadi 3 macam:

1) Cahaya matahari

2) Cahaya buatan

3) Cahaya kombinasi dari keduanya

Berdasarkan pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa cahaya matahari ialah cahaya yang berasal dari sinar matahari langsung yang dipergunakan sebagai penerangan dalam ruangan kantor. Cahaya buatan ialah cahaya penerangan ruang kantor yang berasal dari cahaya lampu. Sedangkan cahaya kombinasi ialah cahaya penerangan kantor yang berasal dari kombinasi cahaya matahari dan cahaya lampu.

dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:

a) Cahaya langsung

Cahaya ini memancar langsung dari sumbernya kepermukaan meja. Apabila dipakai lampu biasa atau (pijar), cahaya bersifat sangat tajam. Bayangan yang ditimbulkan sangat tegas. Cahaya ini lekas menimbulkan kelelahan pada mata. Lebih-lebih apabila terletak dalam lingkungan sudut 45 derajat dari pengelihatan mata.

b) Cahaya setengah langsung

Cahaya ini memancar dari sumbernya melalui tudung lampu yang biasanya terbuat dari gelas dengan warna putih susu. Cahaya menyebar ke berbagai jurusan namun sebagian besar cahaya tetap langsung jatuh di atas meja dan memantul kearah mata pegawai.

c) Cahaya setengah tak langsung

Cahaya ini terjadi dari pantulan langit-langit dan dinding ruangan. Cahaya ini sebagian terpancar dari tudung lampu. Penerangan ini sudah lebih baik karena sifat cahaya dan bayangan yang ditimbulkan tidak terlalu tajam.

d) Cahaya tak langsung

Cahaya ini memancar seluruhnya dari sumber cahaya ke langit- langit ruangan kemudian dipantulkan ke meja. Sifat cahaya ini lunak, tidak menimbulkan bayang-bayang dan merata sehingga tidak mudah menimbulkan kelelahan pada mata.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa cahaya penerangan yang paling baik digunakan dikantor adalah cahaya tak langsung, karena cahaya tersebut tidak menimbulkan kelelahan pada mata sehingga para pekerja akan lebih cepat dalam menyelesaikan pekerjaannya dan kesehatan mata para pekerja terjaga.

Warna

Bagi suatu kantor warna tidak hanya berfungsi untuk memperindah, namun juga merupakan faktor penting yang mempunyai pengaruh cukup besar bagi pegawai dalam melaksanakan kegiatannya. Warna mempunyai pengaruh pada keadaan jiwa pegawai. Dengan pewarnaan yang tepat pada ruangan dan peralatan kantor, maka ketenangan dan kegembiraan pegawai akan dapat terpelihara.

suasana kerja dan cahaya yang digunakan di dalam kantor tersebut. Selain itu, pemilihan warna juga harus memperhatikan sifat dan jenis pekerjaan yang dilakukan. McShane dalam Badri Munir Sukoco

akan dampak fisik warna, namun banyak yang tidak sadar akan dampak psikologisnya baik positif maupun negatif pada produktivitas, kelelahan,

Hery Sawiji (2002:89) berpendapat bahwa penggunaan warna akan mempengaruhi keadaan didalam kantor dalam hal:

a) Prestige

Prestige suatu kantor diukur dari kesan yang diberikan oleh pihak luar tentang penampilan kantor tersebut.

b) Kesehatan

Penelitian

penelitian menunjukan bahwa kesehatan para pegawai secara langsung dipengaruhi oleh penggunaan warna kantor.

c) Moral

Warna mempunyai efek psycologis akan moral dan sikap pegawai terhadap teman sekerja dan kantor dimana mereka bekerja.

d) Efisiensi

Penelitian

penelitian menunjukan bahwa warna tak hanya mempengaruhi kesehatan dan moral para pegawai tetapi juga mempengaruhi efesiensi kerja para pegawai.

Menurut Badri Munir Sukoco (2007:215), ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebelum memulai proses perencanaan memilih warna ruang kantor yaitu:

a) Penutup Lantai

Warna yang digunakan untuk menutup lantai sangat penting, dan menutup lantai dengan karpet merupakan pilihan yang bagus. Pilihan warnanya beragam sangat beragam dan mudah disesuikan dengan faktor lain yang terdapat di kantor, menjadikan karpet sebagai pilihan favorit untuk menutup lantai...

b) Penutup Dinding

Karpet juga menjadi pilihan favorit untuk menutup dinding karena nilai estetikanya serta kemampuan untuk menyerap suara. Pilihan warna disesuikan dengan kondisi ruang kantor...

Pemilihan warna furnitur yang akan digunakan dalam ruang kantor juga harus disesuikan dengan kedua hal tersebut diatas... . Dewasa ini, tren yang sedang berkembang adalah memilih furnitur dengan warna yang kontras dengan warna dinding...

Setiap warna mempunyai pengaruh yang berlainan bagi setiap orang dan setiap orang akan menunjukkan rekasi yang berbeda terhadap warna-warna tertentu. Pengaruh umum warna dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 1. Pengaruh Warna No.

Efek Psikis

Putih Biru

Hijau Merah

Oranye Kuning

Coklat Ungu Hitam

Netral Jauh

Jauh Dekat

Sangat dekat Dekat

Sangat dekat Sangat dekat Sangat dekat

Dingin Dingin/sejuk

Netral Panas

Sangat hangat Hangat

Netral Dingin Panas (menyerap

cahaya besar)

Ketenangan Keleluasaan,

ketentraman Menyenangkan Merangsang

kegembiraan tapi bisa juga mengganggu

Merangsang Merangsang

riang gembira, melenyapkan rasa tertekan

Merangsang Agresif Agresif,

menakutkan mengganggu, menolak

Sumber: Ida Nuraida (2008:158) Sumber: Ida Nuraida (2008:158)

Udara

Faktor udara sangat penting bagi pegawai yang bekerja dalam suatu ruangan. Udara yang dihirup pegawai setiap hari dapat mempengaruhi kesehatan dan ketengan pegawai dalam bekerja. Dalam suatu kantor perlu diperhatikan pertukaran udara yang cukup, adanya ventilasi dan jendela yang banyak, sehingga memungkinkan udara dapat keluar masuk setiap saat, sehingga udara dalam kantor tetap bersih. Selain itu kontruksi gedung pun akan berpengaruh pada pertukaran udara, misalnya: gedung yang mempunyai plafon tinggi akan menimbulkan pertukaran udara yang banyak daripada berplafon rendah.

Suhu udara dalam ruangan juga perlu diperhatikan, karena suhu yang sesui untuk melaksanakan aktifitas akan menaikkan produktifitas, kualitas kerja yang baik memperbaiki suasana kerja dan kesehatan, mempetinggi moral dan menimbulkan kesan yang baik bagi para tamu yang datang ke kantor. Hal ini sesui dengan pernyataan Mokijat dalam Ida Nuraida (2008:161) bahwa:

Air Conditioner (AC) mengatur keadaan udara dengan mengawasi suhu, peredaran, kelembaban dan kebersihan. Efisiensi pegawai kantor menunjukan keuntungan rata-rata 20% setelah diberi AC. Dengan terpenuhinya kualitas dan kuantitas udara yang baik maka akan memberikan keuntungan yang banyak bagi kantor antara lain meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan mutukerja kantor, menjaga kesehatan pegawai, meningkatkan semangat kerja dan menimbulkan kesan yang menyenangkan bagi para tamu.

mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang dapat mengatasi udara yang panas dan lembab:

1) Mengatur suhu udara dalam ruang kerja dengan air conditioning.

2) Mengusahakan peredaran udara yang cukup dalam ruang kerja.

3) Mengatur pakaian kerja yang sebaik-baiknya dipakai oleh para

Faktor suara dapat mempengaruhi efisiensi kerja terutama pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi,karena suara yang bising dapat menganggu dalam bekerja dan berpengaruh pada kesehatan pegawai. Seperti yang diungkapkan Shomer dalam Badri Munir Sukoco

tidak diinginkan, beberapa gangguan fisik dan psikologis terhadap mereka akan terja

Dengan terganggunya konsentrasi ini maka pekerjaan yang . Moekijat dalam Ida Nuraida (2008:161-162) mengemukakan:

Pengaruh suara yang gaduh adalah:

a) Gangguan mental dan saraf pegawai.

b) Kesulitan mengadakan konsentrasi, mengurangi hasil, kesalahan lebih banyak, kesulitan menggunakan telepon, dan ketidakhadiran yang lebih banyak.

c) Kelelahan yang bertambah dan semangat kerja pegawai yang

berkurang. Adapun cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi

kebisingan tersebut, antara lain:

a) Membuat teknik konstruksi bangunan yang efektif.

b) Menggunakan peralatan kantor yang tidak menimbulkan suara

bising...

c) Menggunakan material penyerap suara yang diletakkan pada dinding, jendela, atau lantai yang menyerap dan mengisolasi suara...

d) Menjauhkan peralatan yang menimbulkan suara bising... Berikut ini adalah beberapa sumber kebisingan hasil dari

penelitian Ayr, Cirillo, Fato, dan Martellota.

Sumber Kebisingan

Orang berbicara

Telepon Berbunyi

Suara dari luar

HVAC systems*

Peralata n kantor

Seluruh sampel Ruang baca Kantor tunggal Kantor non AC Kantor ber-AC

Sumber: Badri Munir Sukoco (2007:217) Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa sumber

kebisingan dapat berasal dari beberapa hal dengan tingkat kebisingan yang berbeda satu sama lain di berbagai tempat, khususnya kantor. Hal ini dapat dijadikan acuan bagi kantor agar dapat mengantisipasi adanya kebisingan-kebisingan yang mungkin muncul dan dapat mengganggu aktivitas pekerjaan kantor.

Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh suara sangat besar terhadap pekerjaan seseorang, maka dari itu perlu adanya pengaturan letak dari alat atau mesin yang menimbulkan suara berisik atau gaduh. Untuk menciptakan suasana yang tenang, lantai maupun dinding hendaknya dilapisi dengan bahan yang kedap suara. Langit-langit pun diusahakan terbuat dari bahan yang menyerap bunyi. Dengan cara demikian unsur bising, gaduh maupun gangguan suara lain dapat berkurang.

h. Tata Ruang Kantor Yang Baik/Efektif