Unsur-Unsur Perjanjian Perjanjian 1. Pengertian Dan Pengaturan Perjanjian

24 b. Perjanjian tersebut hanya menyangkut perjanjian sepihak saja c. Kata perbuatan mencakup juga perbuatan tanpa konsensuskesepakatan d. Perumusan perjanjian dalam pasal 1313 KUH Perdata tersebut tanpa menyebut tujuan dilakukannya perjanjian. 41 Berdasarkan hal tersebut maka pengertian perjanjian menurut Wirjono Prodjodikoro dirumuskan menjadi suatu hubungan hukum mengenai harta benda yang dilakukan oleh dua pihak, dimana satu pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan sesuatu hal atau untuk tidak melakukan suatu hal, sedangkan pihak yang lainnya berhak menuntut pelaksanaan perjanjian tersebut. 42

2. Unsur-Unsur Perjanjian

Dari uraian tentang perjanjian tersebut, Abdulkadir Muhammad menyimpulkan adanya 6 unsur perjanjian, yaitu : a. Adanya pihak-pihak yang disebut subyek perjanjian, dapat berupa manusia pribadi dan badan hukum. Subyek hukum ini harus mampu atau wenang berbuat hukum, sesuai ketentuan undang-undang. b. Adanya persetujuan antara pihak-pihak mengenai syarat-syarat dan objek perjanjian. 41 Achmad Busro, Catatan Kuliah Hukum Perdata II, Hukum Perikatan, Jilid I, Semarang : Perc. Oetama, 1985, halaman 1-2. 42 Wirjono Prodjodikoro, Azas-azas Hukum Perjanjian, Bandung : Mandar Maju, 2000, halaman 4. 25 c. Adanya tujuan yang hendak dicapai, yaitu terutama untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak, dimana tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan baik, dan ketertiban umum. d. Adanya prestasi yang akan dilaksanakan, yang merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak-pihak sesuai dengan syarat-syarat perjanjian. e. Adanya bentuk tertentu yang perlu ditentukan, kerena hanya dengan bentuk tertentu aktatertulis suatu perjanjian mempunyai kekuatan mengikat dan kekuatan bukti, meskipun suatu perjanjian dapat dibuat secara lisan. f. Adanya syarat-syarat tertentu sebagai isi perjanjian, sehingga dapat diketahui hak dan kewajiban pihak-pihak. Syarat-syarat ini terdiri atas syarat pokok yang akan menimbulkan hak dan kewajiban pokok, misalnya harganya, dan juga syarat pelengkap atau tambahan, misalnya mengenai cara pembayarannya. 43 Unsur-unsur perjanjian menurut R. Setiawan terdiri atas : a. Unsur essentialia, merupakan unsur yang sangat penting dalam perjanjian, karena tanpa unsur tersebut perjanjian tidak mungkin ada. Misalnya harga dan barang merupakan unsur essentialia dalam jual beli. 43 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, Bandung : Alumni, 1985, halaman 79-81. 26 b. Unsur naturalia, adalah unsur yang oleh undang-undang ditentukan sebagai peraturan-peraturan yang bersifat mengatur, yang sewajarnya ada jika tidak dikesampingkan para pihak dalam perjanjian. Misalnya dalam jual beli barang berdasarkan pasal 1474 KUH Perdata, seorang penjual wajib menjamin cacat tersembunyi, namun ketentuan tersebut dapat dikesampingkan dengan persetujuan kedua belah pihak. c. Unsur accidentalia, yaitu unsur yang ditambahkan dalam perjanjian oleh para pihak, dimana undang-undang tidak mengaturnya. Misalnya dalam jual beli rumah beserta alat-alat rumah tangganya. 44

3. Asas-Asas Hukum Perjanjian