45
untuk memenuhi prestasi telah tidak ada, maka debitor wajib memenuhi prestasi kepada kreditor.
73
6. Bentuk Perjanjian
Perjanjian dapat dibuat secara lisan dimana cukup secara lisan kesepakatan para pihak, maupun tertulis yang
dapat dijadikan bukti apabila terjadi perselisihan. Ada tiga bentuk perjanjian tertulis, yaitu :
a. Perjanjian di bawah tangan adalah perjanjian-perjanjian yang ditandatangani oleh para pihak yang bersangkutan
saja dan hanya mengikat para pihak dalam perjanjian, tidak mengikat pihak ketiga.
b. Perjanjian dengan saksi notaris untuk melegalisir tanda tangan para pihak. Kesaksian notaris adalah terbatas pada
pengesahan tanda tangan para pihak, tidak mempengaruhi kekuatan hukum isi perjanjian.
c. Perjanjian yang dibuat di hadapan dan oleh notaris dalam bentuk akta notariil, yang merupakan alat bukti yang
sempurna bagi para pihak maupun pihak ketiga.
74
Akta autentik mempunyai tiga fungsi, yaitu : a. Sebagai bukti bahwa para pihak yang bersangkutan telah
mengadakan perjanjian tertentu
73
M. Yahya Harahap, Op. cit., halaman 95-96.
74
Salim HS., Pengantar Hukum Perdata Tertulis BW, Op. cit., halaman 166-167.
46
b. Sebagai bukti untuk para pihak bahwa apa yang tertulis dalam perjanjian adalah menjadi tujuan dan keinginan para
pihak c. Sebagai bukti kepada pihak ketiga bahwa pada tanggal
tertentu, kecuali jika ditentukan sebaliknya para pihak telah mengadakan perjanjian. Hal tersebut menentukan juga
bahwa perjanjian yang dibuat para pihak telah sesuai dengan kehendak para pihak.
75
7. Terjadinya Perjanjian
Di dalam KUH Perdata, tidak disebutkan secara jelas tentang momentum terjadinya kontrak, namun dalam pasal 1320
KUH Perdata hanya disebutkan kesepakatan para pihak. Ada empat teori yang dapat menjelaskan momentum terjadinya
kontrak, yaitu : a. Teori pernyataan uitingstheorie, adalah teori yang
menyatakan bahwa kesepakatan toesteming terjadi pada saat pihak yang menerima penawaran menyatakan bahwa ia
menerima penawaran tersebut. Kelemahan teori ini adalah bahwa teori ini sangat teoritis karena dianggap terjadinya
kesepakatan secara otomatis. b. Teori pengiriman verzendtheorie, yaitu kesepakatan terjadi
apabila pihak yang menerima penawaran mengirimkan
75
Salim HS., Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat Di Indonesia, Jakarta : Sinar grafika, 2005, halaman 33.
47
telegram. Kapan
pihak yang
menerima penawaran
mengirimkan telegram adalah sulit diketahui oleh pihak yang menawarkan, sehingga teori pengiriman sangat teoritis,
dimana terjadinya kesepakatan dianggap secara otomatis. c. Teori pengetahuan vernemingstheorie, berpendapat bahwa
kesepakatan terjadi apabila pihak yang menawarkan mengetahui
adanya acceptatie
penerimaan, tetapi
penerimaan itu belum diterimanya atau tidak diketahui secara langsung. Kelemahan teori ini terletak pada
bagaimana orang yang menawarkan mengetahui isi penerimaan itu apabila belum menerimanya.
d. Teori penerimaan ontvangstheorie, menyatakan bahwa kesepakatan terjadi pada saat pihak yang menawarkan
menerima langsung jawaban dari pihak lawan.
76
8. Berakhirnya Perjanjian