6. Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Air Permukaan
a. Dasar Pengenaan Pajak Air Permukaan
1. Dasar Pengenaan Pajak Air Permukaan adalah Nilai Perolehan Air NPA
2. Nilai Perolehan Air NPA adalah Suatu Perkalian Harga Dasar Air
HDA dengan Volume Air 3.
Harga Dasar Air HDA adalah suatu Perkalian Faktor Nilai Air FNA dengan Harga Air Baku HAB
4. Faktor Nilai Air FNA ditetapkan secara progresif sesuai jumlah Volume
air di pakai, sedangkan Harga Air Baku HAB bersifat tetap dinilai dengan Rupiah
5. Perhitungan Penentuan besarnya Harga Air Baku HAB dan Harga Dasar
Air HDA ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Gubernur, dan ketetapan dimaksud dapat ditinjau secara priodik sesuai keadaan dan
kebutuhannya 6.
Pengambilan danatau Pemanfaatan Air Permukaan oleh PDAM, PT. PERTAMINA dan PT. PLN PERSERO untuk Pembangkit Listrik
penetapan Harga Dasar Air HDA nya diataur dalam Peraturan Gubernur 7.
Setiap pengambilan danatau Pemanfaatan Air Permukaan wajib menyediakan dan memasang alat meter atau alat pengukur debit air sesuai
spesifikasi yang ditentukan oleh Pejabat berwenang 8.
Penggunaan alat meter atau alat pengukur debit air sah apabila telah di segel oleh Pejabat berwenang
9. Terhadap Wajib Pajak yang belum mempunyai meteran air, penentuan
kubikasi pemakaian air dilakukan dengan penaksiran, Tata cara perhitungan penaksiran kubikasi Pemakaian atau Pemanfaatan Air
Permukaan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur. b.
Tarif Pajak Air Permukaan Tarif Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan yang telah
ditetapkan oleh Peraturan Gubernur adalah sebesar 10 sepuluh persen. c.
Cara Perhitungan Pajak Air Permukaan Peruntukan perhitungan ini di golongkan pada beberapa jenis perhitungan,
yaitu : 1. Perhitungan Faktor Nilai Air Permukaan
Cara menghitung Faktor Nilai Air Permukaan : a.
Faktor Nilai air Permukaan air tergenang untuk wajib Pajak Golongan Industri K-I sebagaimana tercantum dalam Lampiran I huruf A yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini b.
Faktor Nilai air Permukaan air mengalir untuk wajib Pajak Golongan Industri K-II sebagaimana tercantum dalam Lampiran I huruf B yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini c.
Faktor Nilai air Permukaan air tergenang untuk wajib Pajak Golongan Industri K-I sebagaimana tercantum dalam Lampiran I huruf C yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini
d. Faktor Nilai air Permukaan air mengalir untuk wajib Pajak Golongan
Industri K-II sebagaimana tercantum dalam Lampiran I huruf B yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini;
2. Perhitungan Nilai Perolehan Air Permukaan Cara perhitungan Harga Air Baku untuk Air Permukaan adalah :
a. Biaya investasi mulai dari standar minimal disusun secara proporsional
ketingkat Investasi Rp. 150.000.000 b.
Biaya operasional dan biaya investasi ditetapkan dengan perbandingan 1:2,5 satu berbanding dua koma lima
c. Umur teknis dan umur ekonomis mesin dan instalasi ditetapkansepuluh tahuh
d. Volume air yang dihasilkan rata-rata setiap hari 50 M3 atau 182.500 M3
selama umur teknis dan ekonomis mesin dan instalasi Cara menghitung Nilai Perolehan Air adalah :
a. Mengalikan Faktor Nilai Air dengan Harga Air Baku menjadi harga Dasar Air
menurut bagian volume segmen kubikasi b.
Harga dasar air dikalikan dengan besar volume menjadi Nilai Perolehan Air.
7. Masa Pajak , Surat Pemberitahuan Pajak, Ketetapan Pajak dan Saat Pajak Terutang Pajak Air Permukaan
1. Masa Pajak dan Surat Pemberitahuan Pajak
Masa Pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang dalam suatu jangka
waktu tertentu sebagaimana ditentukan. Pada Pengambilan dan Pemanfaatan Pajak Air Permukaan, Masa Pajak adalah jangka waktu 1 satu bulan kalender.
Setiap Wajib Pajak harus melaporkan data volume Pengambilan danatau Pemanfaatan air dengan mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah SPTPD yang
diisi dengan benar, jelas dan lengkap serta ditanda tangani oleh Wajib Pajak atau Kuasanya setiap bulannya. SPTPD tersebut disampaikan ke Dinas selambat-
lambatnya 15 lima belas hari setelah berakhirnya Masa Pajak dan Apabila Wajib Pajak tidak menyampaikan SPTPD lewat 15 lima belas hari setelah berakhir Masa
Pajaknya maka pajak yang terutang dihitung dan ditetapkan berdasarkan data hasil pemeriksaan dilapangan dan atau data yang ada.
Surat Pemberitahuan Pajak adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan danatau pembayaran pajak, objek pajak danatau
bukan objek pajak, danatau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
2. Ketetapan Pajak
Ketetapan Pajak didasarkan pada jumlah kubikasi pemakaian air yang dilaporkan Wajib Pajak dalam SPTPD atau didasarkan kepada hasil pendataan dan
atau hasil pemeriksaan dilapangan oleh pejabat yang berwenang. Berdasarkan data tersebutlah ditetapkan besarnya Pajak terutang dengan menerbitkan SKPD yang harus
disampaikan kepada Wajib Pajak selambat-lambatnya 1 satu minggu sejak tanggal penerbitannya.
Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat
Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar. a.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak
yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan c.
Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak
tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. d.
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak
lebih 3. Pajak Terutang
Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam Masa Pajak, dalam Tahun, atau dalam Bagian Tahun Pajak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Utara, pajak terutang
terhitung sejak diterbitkannya SKPD.
8. Tata Cara Pembayaran Pajak