Illegal Fishing Keaslian Penulisan

b. Dapat memberikan masukan kepada penegak hukum dan masyarakat terkait dengan illegal fishing.

D. Keaslian Penulisan

Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara diketahui bahwa penelitian tentang “Pengaturan hukum internasional tentang Ilegal Fishing oleh nelayan asing pada ZEE Indonesia” belum pernah dilakukan dalam pendekatan dan perumusan masalah yang sama, walaupun ada beberapa topik penelitian tentang illegal fishing . Jadi penulisan ini adalah asli karena sesuai dengan asas-asas keilmuan yaitu jujur, rasional, obyektif dan terbuka. Sehingga penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara ilmiah dan terbuka atas masukan serta saran-saran yang membangun sehubungan dengan pendekatan dan perumusan masalah. E. Tinjauan Kepustakaan

1. Illegal Fishing

Perdebatan sekitar ilegal, penangkapan ikan yang tidak dilaporkan dan tidak diatur Illegal, unreported and unregulated IUU, bersama dengan berita, informasi tentang acara, dokumen penting dan link ke situs lain yang relevan. IUU fishing adalah masalah global yang serius, salah satu hambatan utama untuk pencapaian perikanan dunia yang berkelanjutan. Senilai antara US 10 miliar dan US 23.5bn per tahun, IUU fishing merupakan kerugian besar dari pendapatan, terutama untuk beberapa negara termiskin di dunia di mana Universitas Sumatera Utara ketergantungan pada perikanan untuk makanan, mata pencaharian dan pendapatan yang tinggi. 12 IUU fishing tidak menghormati batas-batas nasional maupun internasional upaya untuk mengelola sumber daya laut yang tinggi. IUU tumbuh subur di mana pemerintahan lemah dan di mana negara gagal memenuhi tanggung jawab internasional mereka. IIU menempatkan tekanan berkelanjutan pada stok ikan, satwa laut dan habitat, merongrong standar perburuhan dan mendistorsi pasar. Perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia di Selat Malaka tergolong masih rawan pencurian ikan oleh armada kapal nelayan asing. 13 Hasil pantauan Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan PSDKP Belawan dari udara, banyak kapal asing beroperasi di sekitar Selat Malaka. Tidak tertutup kemungkinan kapal asing berbobot mati di atas 40 ton itu juga masuk secara ilegal ke ZEE zona ekonomi eksklusif Indonesia untuk mencuri ikan. 14 Sumber daya ikan sangat berlimpah di Selat Malaka sehingga banyak nelayan memanfaatkan kesuburan perairan tersebut untuk melakukan penangkapan ikan secara ilegal illegal fishing di perairan ZEE Indonesia Selat Malaka. Kawasan ZEE Selat Malaka, termasuk salah satu perairan yang rawan dimasuki armada kapal ikan asing karena kawasan itu diperkirakan banyak terdapat beragam spesies ikan tropis yang bernilai ekonomi relatif tinggi, di antaranya tuna, cakalang, bawal, tenggiri, kerapu cumi, teri, dan kakap. 12 http:www.illegal-fishing.info, diakses tanggal 13 Maret 2013 13 Dinas Perikanan dan Kelautan Sumatera Utara, Stasiun Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan Medan, laporan tanggal 5 April 2013 14 Kepala Stasiun Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan PSDKP Belawan, laporan tanggal 8 April 2013 Universitas Sumatera Utara Dari 15 kapal yang disidik oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil Stasiun PSDKP Belawan, sebanyak lima kapal di antaranya telah dinyatakan P21, dan perkaranya segera disidangkan di Pengadilan Negeri Medan. Untuk mengurangi aksi penangkapan ikan secara ilegal di ZEE Selat Malaka, mutlak diperlukan pengamanan dan pengawasan secara rutin dari instansi berwenang, termasuk PSDKP Belawan. Upaya pengamanan dan pengawasan terhadap kemungkinan aksi illegal fishing harus lebih gencar dan rutin dilaksanakan agar laut Indonesia kelak tidak mengalami krisis ikan. Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan mengklaim Indonesia setiap tahun merugi sekitar Rp 9,4 triliun akibat praktik pencurian ikan yang tertangkap pengawas perairan Indonesia. Menurut Direktur Jenderal PSDKP KKP Syahrin Abdurrahman, Selama tahun 2010 telah menangkap 140 kapal ilegal asing yang masuk ke perairan Indonesia. Dari jumlah kapal ikan asing yang telah disita negara tersebut, sebanyak 34 kapal yang siap pakai dan sisanya rusak berat atau tenggelam. Indonesia saat ini baru memiliki 24 kapal pengawas dan hanya 17 unit kapal di antaranya yang dilengkapi persenjataan standar. Indonesia berupaya meningkatkan kegiatan pengawasan melalui peningkatan koordinasi dengan lintas penegak hukum di laut. Badan Koordinasi Keamanan Laut juga berpatroli rutin di wilayah barat, termasuk Selat Malaka. Kegiatan patroli tersebut juga melibatkan satuan tugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan serta dari Kementerian Perhubungan. Universitas Sumatera Utara

2. Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia