wilayah ZEE negara tetangga. Kemudian timbul pertanyaan mengapa luas 200 mil menjadi pilihan maksimum untuk ZEE. Alasannya adalah berdasarkan sejarah dan
politik: 200 mil tidak memiliki geografis umum, ekologis, dan biologis nyata. Pada awal UNCLOS zona yang paling banyak diklaim oleh negara pantai adalah
200 mil, diklaim negara-negara Amerika Latin dan Afrika. Lalu untuk mempermudah persetujuan penentuan batas luar ZEE maka dipilihlah angka yang
paling banyak mewakili klaim yang telah ada. Figur 200 mil dipilih karena suatu ketidaksengajaan, dimulai oleh negara
Chili. Awalnya negara Chili mengaku termotivasi pada keinginan untuk melindungi operasi paus lepas pantainya. Industri paus hanya menginginkan zona
seluas 50 mil, tapi disarankan bahwa sebuah contoh diperlukan. Dan contoh yang paling menjanjikan muncul dalam perlindungan zona diadopsi dari Deklarasi
Panama 1939. Zona ini telah disalah pahami secara luas bahwa luasnya adalah 200 mil, padahal faktanya luasnya beraneka ragam dan tidak lebih dari 300 mil.
16
B. Batasan
Dalam banyak wilayah negara banyak yang tidak bisa mengklaim 200 mil penuh, karena kehadiran negara tetangga, dan itu menjadikan perlu menetapkan
batasan ZEE dari negara-negara tetangga, pembatasan ini diatur dalam hukum laut internasional.
C. Pulau-pulau
Pada dasarnya semua teritori pulau bisa menjadi ZEE. Namun, ada 3 syarat yang harus dipenuhi. Pertama, walau pulau-pulau normalnya bisa menjadi
16
Prof. Hollick.dalam http:id.wikipedia.orgwikiZona_Ekonomi_Eksklusif, diakses tanggal 14 Maret 2013
Universitas Sumatera Utara
ZEE, Pasal 1213 dari Konvensi Hukum Laut mengatakan bahwa, batu-batu yang tidak dapat membawa keuntungan dalam kehidupan manusia atau
kehidupan ekonomi mereka, tidak boleh menjadi ZEE .
D. Wilayah yang tidak berdiri sendiri
Syarat kedua berkaitan dengan wilayah yang tidak meraih baik kemerdekaan sendiri atau pemerintahan mandiri lain yang statusnya dikenal PBB,
syarat ketiga pada wilayah yang berada dalam dominasi kolonial. Resolusi III, diadopsi oleh UNCLOS III pada saat yang sama pada teks Konvensi, menyatakan
bahwa dalam kasus tersebut ketentuan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban berdasarkan Konvensi harus diimplementasikan untuk keuntungan masyarakat
wilayah tersebut, dengan pandangan untuk mempromosikan keamanan dan perkembangan mereka.
Pengaturan Zona Ekonomi Ekslusif diatur dalam UNCLOS 1982,terdapat dalam pasal 55,56,57 yang menjelaskan
Zona ekonomi eksklusif adalah suatu daerah di luar dan berdampingan dengan laut teritorial, yang tunduk pada rejim hukum khusus yang ditetapkan dalam Bab
ini berdasarkan mana hak-hak dan yurisdiksi Negara pantai dan hak-hak serta kebebasan-kebebasan Negara lain, diatur oleh ketentuan-ketentuan yang relevan
Konvensi ini.
17
1. Dalam Zona Ekonomi Eksklusif, Negara pantai mempunyai :
a Hak-hak berdaulat untuk keperluan eksplorasi dan eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumber kekayaan alam, baik hayati
maupun non-hayati, dari perairan di atas dasar laut dan dari dasar laut dan tanah di bawahnya dan berkenaan dengan kegiatan lain untuk
keperluan eksplorasi dan eksploitasi ekonomi zona tersebut, seperti produksi energi dari air, arus dan angin;
18
17
Pasal 55, UNCLOS 1982
18
Pasal 56 Ayat 1, UNCLOS 1982
Universitas Sumatera Utara
b Yurisdiksi sebagaimana ditentukan dalam ketentuan yang relevan Konvensi ini berkenaan dengan :
i pembuatan dan pemakaian pulau buatan, instalasi dan bangunan; ii riset ilmiah kelautan;
iii perlindungan dan pelestarian lingkungan laut; c Hak dan kewajiban lain sebagaimana ditentukan dalam Konvensi ini.
2. Di dalam melaksanakan hak-hak dan memenuhi kewajibannya berdasarkan
Konvensi ini dalam zona ekonomi eksklusif, Negara Pantai harus memperhatikan sebagaimana mestinya hak-hak dan kewajiban Negara lain
dan harus bertindak dengan suatu cara sesuai dengan ketentuan Konvensi ini.
19
3. Hak-hak yang tercantum dalam pasal ini berkenaan dengan dasar laut dan
tanah di bawahnya harus dilaksanakan sesuai dengan Bab VI.
20
Zona ekonomi eksklusif tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis pangkal darimana lebar laut teritorial diukur.
21
Pengaturan tentang Perlindungan Ikan dalam UNCLOS 1982 terdapat dalam Pasal 62 yang menjelaskan tentang Pemanfaatan Sumber Kekayaan Hayati :
1. Negara pantai harus menggalakkan tujuan pemanfatan yang optimal sumber
kekayaan hayati di zona ekonomi eksklusif tanpa mengurangi arti ketentuan Pasal 61.
22
2. Negara pantai harus menetapkan kemampuannya untuk memanfaatkan
sumber kekayaan hayati zona ekonomi eksklusif. Dalam hal Negara pantai tidak memiliki kemampuan untuk memanfaatkan seluruh jumlah tangkapan
yang dapat dibolehkan, maka Negara pantai tersebut melalui perjanjian atau pengaturan lainnya dan sesuai dengan ketentuan, persyaratan dan peraturan
perundang-undangan tersebut pada ayat 4, memberikan kesempatan pada Negara lain untuk memanfaatkan jumlah tangkapan yang dapat
diperbolehkan yang masih tersisa dengan memperhatikan secara khusus ketentuan pasal 69 dan 70, khususnya yang bertalian dengan Negara
berkembang yang disebut di dalamnya.
3. Dalam memberikan kesempatan memanfaatkan kepada negara lain
memasuki zona ekonomi eksklusifnya berdasarkan ketentuan Pasal ini, Negara pantai harus memperhitungkan semua faktor yang relevan, termasuk
inter alia
pentingnya sumber kekayaan hayati di daerah itu bagi
19
Pasal 56 ayat 2, UNCLOS 1982
20
Pasal 56 ayat 3, UNCLOS 1982
21
Pasal 57, UNCLOS 1982
22
Pasal 62 Ayat 1,2,3, UNCLOS 1982
Universitas Sumatera Utara
perekonomian Negara pantai yang bersangkutan dan kepentingan nasionalnya yang lain, ketentuan pasal 69 dan 70, kebutuhan Negara
berkembang di sub-region atau region itu dalam memanfaatkan sebagian dari surplus dan kebutuhan untuk mengurangi dislokasi ekonomi di negara
yang warganegaranya sudah biasa menangkap ikan di zona tersebut atau telah sungguh-sungguh melakukan usaha riset dan identifikasi persediaan
jenis ikan.
4. Warga Negara lain yang menangkap ikan di zona ekonomi eksklusif harus
mematuhi tindakan konservasi, ketentuan dan persyaratan lainnya yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan Negara pantai. Peraturan
perundang-undangan ini harus sesuai dengan ketentuan konvensi ini dan dapat meliputi, antara lain hal-hal berikut :
a pemberian ijin kepada nelayan, kapal penangkap ikan dan
peralatannya, termasuk pembayaran bea dan pungutan bentuk lain, yang dalam hal Negara pantai yang berkembang, dapat berupa
kompensasi yang layak di bidang pembiayaan, peralatan dan teknologi yang bertalian dengan industri perikanan;
b penetapan jenis ikan yang boleh ditangkap, dan menentukan kwota- kwota penangkapan, baik yang bertalian dengan persediaan jenis ikan
atau kelompok persediaan jenis ikan suatu jangka waktu tertentu atau jumlah yang dapat ditangkap oleh warganegara suatu Negara selama
jangka waktu tertentu;
c pengaturan musim dan daerah penangkapan, macam ukuran dan jumlah alat penangkapan ikan, serta macam, ukuran dan jumlah kapal
penangkap ikan yang boleh digunakan; d penentuan umum dan ukuran ikan dan jenis lain yagn boleh ditangkap;
e perincian keterangan yang diperlukan dari kapal penangkap ikan, termasuk statistik penangkapan dan usaha penangkapan serta laporan
tentang posisi kapal; f persyaratan, di bawah penguasaan dan pengawasan Negara pantai,
dilakukannya program riset perikanan yang tertentu dan pengaturan pelaksanaan riset demikian, termasuk pengambilan contoh tangkapan,
disposisi contoh tersebut dan pelaporan data ilmiah yang berhubungan;
g penempatan peninjau atau trainee diatas kapal tersebut oleh Negara pantai;
h penurunan seluruh atau sebagian hasil tangkapan oleh kapal tersebut di pelabuhan Negara pantai;
i ketentuan dan persyaratan bertalian dengan usaha patungan atau pengaturan kerjasama lainnya;
Universitas Sumatera Utara
j persyaratan untuk latihan pesonil dan pengalihan teknologi perikanan, termasuk peningkatan kemampuan Negara pantai untuk melakukan
riset perikanan; k prosedur penegakan.
5. Negara pantai harus mengadakan pemberitahuan sebagaimana mestinya
mengenai peraturan konservasi dan pengelolaan.
23
F. Metode Penelitian