20
2.4.2 Metode Belajar Aktif
Dalam pembelajaran aktif terdapat pendekatan motodologi, yaitu menyangkut cara mahasiswa mengadaptasi ide aktif yang disajikan ke
dalam struktur kognitifnya, sejalan dengan cara yang ditempuh dosen dalam menyajikan
bahan pembelajaran tersebut. Lebih lanjut, Suherman, E, dkk 2003 menyatakan bahwa metode adalah
cara menyajikan materi yang bersifat umum, misalnya dosen menyampaikan materi dengan menggunakan ceramah dan diselingi dengan tanya jawab. Metode
ini memuat prosedur pembelajaran yang dipilih untuk membantu para mahasiswa untuk mencapai tujuan atau untuk membantu mereka menginternalisasikan isi atau
pesan. Terdapat beberapa cara dalam pelaksanaan metode belajar aktif ini,
diantaranya adalah seperti yang dikemukakan oleh Swaine 1997,5 berikut:
Student teams may be given standard worksheets and assigned specific resources to examine.The worksheets can ask for title of resource, type of
information it contains, how it works andease of use, currencyfrequency of updating, limitations, etc. Groups can be given a certainamount of time,
perhaps 10 minutes, for this and can then report their findings to the whole class5 minute limit per group, for example.
Tim mahasiswa dapat diberikan lembar kerja standar dan ditugaskan sumber daya yang spesifik untuk latihan. Lembar kerja dapat berupa judul
sumber daya, jenis informasi yang dikandungnya, cara kerjanya dan kemudahan penggunaan, mata uang frekuensi update, keterbatasan, dll
Setiap kelompok dapat diberi waktu tertentu mungkin 10 menit dan kemudian dapat melaporkan temuan mereka ke seluruh kelas batas 5
menit per kelompok, misalnya.
Lunde dalam Hosnan 2014, 208 mengemukakan beberapa teknik yang dapat digunakan untuk pembelajaran aktif di dalam kelas, yaitu
think-pair-share
,
barinstorming
, kerja kelompok kecil, bermain peran, deba siswa, studi kasus,
21
jurnal,
concept mapping
, kelompok belajar kolaboratif,
one-minute-paper
, permainan, demonstrasi,
student-gen erated exam question,
presentasi dan proyek,
newsletter
dan perburuan harta karun. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam belajar aktif
adalah model pembelajran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dilakukan dengan membentuk kelompok kecil yang anggotanya heterogen untuk bekerja sebagai
sebuah tim dalam menyelesaikan masalah, tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif dikenal adanya
bebrapamavam tipe, diantaranya
Student Team Achievement Division
STAD, pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw
, investigasi kelompok IK, pembelajaran kooperatif tipe Pendekatan Struktural PS.
Dalam buku panduan pembelajaran aktif di perguruan tinggi 2010, 52 menjelaskan perbandingan empat tipe dalam pembelajaran kooperatif, seperti
tabel berikut: Tabel II. 1 Perbandingan empat tipe dalam pembelajaran kooperatif
Aspek STAD
Jigsaw
IK PS
Tujuan kognitif
Informasi akadenik
sederhana Informasi
akademik sederhana
Informasi akademik
tingkat tinggi dan
keterampilan inkuiri
Informasi akademik
sederhana
Tujuan sosial Kerja
kelompok dan kerjasama
Kerja kelompok dan
kerjasama Kerjasama
dalam kelompok
kompleks Keterampilan
kelompok dan keterampilan
social
Struktur tim Kelompok
belajar heterogen
dengan
4-5 orang anggota
Kelompok belajar
heterogen dengan
5-6 menggunakan
Kelompok belajar dengan
5-6 orang
anggota heterogen
Bervariasi berdua,
bertiga, kelompok
dengan 4-6
22
Aspek STAD
Jigsaw
IK PS
Pola kelompok
“asal” dan
kelompok “ahli”
orang anggota heterogen
Pemilihan topik
pelajaran Biasanya
dosen Biasanya
dosen Biasanya
mahasiswa Biasanya
dosen
Tugas utama Mahasiswa
dapat menggunkan
LKS
dan saling
membantu untuk
menuntaskan materi
belajarnya Mahasiswa
mempelajari materi dalam
kelompok
“ahli” kemudian
membantu anggota
kelompok
“asal” mempelajari
materi itu. Mahasiswa
menyelesaikan inkuiri
kompleks Mahasiswa
mengerjakan tugas-tugas
keterampilan sosial
dan kognitif
Penilaian Tes mingguan
atau kuis
setiap akhir
pertemuan Bervariasi
dapat berupa tes mingguan
Menyelesaikan proyek
menulis laporan,
menggunakan tes essai
Bervariasi
pengakuan Lembar
pengakuan dan publikasi
lain. Publikasi lain
Lembar pengakuan dan
publikasi lain Bervariasi
Sumber: buku panduan pembelajaran aktif untuk perguruan tinggi 2010 Dari berbagai tipe pembelajaran tersebut, penulis hanya membahas dua
tipe pembelajaran aktif, yaitu pembelajaran tipe jigsaw dan pembelajaran tipe Pendekatan Struktural PS. Tipe PS memberi penekanan pada penggunaan
struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi mahasiswa. Terdapat dua macam sttruktur PS, yaitu
Think-Pair-Share
TPS dan
Numbered- Heads-Together
NHT.
23
Selanjutnya dalam buku panduan pembelajran aktif di perguruan tinggi 2010, 35-36 menjelaskan langkah kegiatan untuk model pembelajaran tipe TPS
dan
jigsaw
. Seperti berikut:
Diskusi dengan model pembelajaran tipe TPS
1. Fasilitator menyampaikan topik bahasan yang akan didiskusiakan
2. Fasilitator selanjutnya meminta setiap peserta memikirkan masalah
yang mereka hadapi dan menyiapkan diri untuk berdiskusi tentang masalah yang dihadapi tersebut.
3. Fasilitator meminta setiap peserta mencari pasangan untuk
membahas masalah tersebut dan penyelesaian yang mungkin ditempuh. Setiap peserta cukup diminta memilih pasangan peserta
lain yang duduk berdekatan dengannya.
4. Fasilitator selanjutnya mengarahkan semua peserta berdiskusi
secara bersama-sama dengan memulai dari satu peserta yang mengemukakan masalahnya.
5. Fasilitator meminta sejumlah perwakilan pasangan untuk
menyajikan hasil diskusi mereka. 6.
Fasilitator menyimpulkan dan member penjelasan tentang model pembelajaran yang baru saja disimulasikan.
Diskusi kelompok dengan model pembelajran tipe
jigsaw.
1. Fasilitator membagi peserta ke dalam beberapa kelompok awal
yang beranggotakan 8 orang. 2.
Fasilitator membagikan materi model0model pembelajran aktif penjelasan tentang 8 model pembelajran aktif. Setiap anggota
setiap kelompok diminta menangani satu model pembelajaran. 3.
Fasilitator mengarahkan setiap peserta dengan model pembelajran yang sama berkumpul menjadi kelompok ahli dan mendiskusikan
model yang mereka tangani. 4.
Fasilitator meminta setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menyampaikan hasil diskusi mereka selama
berada di kelompok ahli. Fasilitator meminta anggota kelompok lain untuk tidak hanya mendengar penjelasana tersebut, tetapi juga
membahasnya untuk mencapai pemahaman bersama yang tepat.
5. Fasilitator membagikan lembar kegiatan pada setiap peserta dalam
kelompok awal. 6.
Fasilitator meminta beberapa kelompok awal untuk mempresentasikan hasil diskusi. Sebaiknya, satu kelompok diminta
menjelaskan paling banyak dua model pembelajaran saja dan satu scenario berupa langkah-langkah kegiatan inti pembelajaran yang
telah dikembangkan.
24
Teknik lain juga dikemukakan oleh Swaine 1997 yang menyatakan bahwa siswa dapat melakukan latihan untuk menyelesaikan tugas-tugas
perpustakaan sederhana atau untuk menyelesai kan latihan dalam menemukan materi yang bersangkutan mengenai satu topik, yaitu sebagai berikut:
Tabel II. 2 Kegiatan pembelajaran aktif dalam kelas
Sample time frame for a class 75-minute upper-division class session:
Time Activity
10:00 come handouts; give overview of the session and basic objectives
10:05 Introductory session; putting things in context; looking at the big
picture10:10. Initiate group formation with clear instructions on assignments
10:13 Groups begin for example, 1 group using Yahoo to search the
Internet, one group searching a cd-rom database, 2 groups searching different printedindexes andor other important
reference works with librarian remaining in thearea for consultation
10:35 Groups return and begin presentations 5 groups x 4 minutes
each, plus1 minute per presentation for the librarian to make further clarifications
11:00 Librarian pulls it all together, possibly with a reminder of search
strategy on a handout, a brief trip to the reference area to show pertinent locations, orreminder of services such as interlibrary
loan, reference assistance, availabilityof printed guides, etc.
11:15 Class dismissed
Sumber: Swaine 1997. Berdasarkan uraian pendapat tersebut maka dapat diketahui bahwa untuk
melaksanakan metode belajar aktif pada pendidikan pemakai waktu pembelajaran tidak harus lama, cukup dengan waktu yang singkat tetapi materi yang
disampaikan dapat bermanfaat oleh para siswa.
25
2.4.3 Karakteristik Belajar Aktif