15
pemakai maka pengguna perpustakaan tidak akan merasa asing dan lebih cepat beradaptasi terhadap tatanan sistem operasional perpustakaan.
Sementara itu, kemungkinan terdapatnya perbedaan materi pendidikan pemakai antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya sangat mungkin
terjadi. Hal ini sudah lumrah karena pada dasarnya peraturan mengenai pendidikan pemakai belum diatur dalam undang-undang pendidikan. Selain itu
tingkat kualifikasi level antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya juga banyak yang memiliki perbedaan atau dengan kata lain belum seragam.
Namun materi yang menyangkut keadaan umum perpustakaan biasanya disertakan pada setiap pendidikan pemakai di seluruh perpustakaan.
2.3 Metode Pendidikan Pemakai
Program pendidikan pemakai yang diterapkan perpustakan pada dasarnya memiliki berbagai metode. Metode adalah suatu cara atau jalan untuk memperoleh
kembali pemecahan terhadap segala masalah Subagyo 1997,50. Jadi dengan demikian dapat dirumuskan bahwa metode pendidikan pemakai adalah cara
penyelesaian masalah penggunaan fasilitas perpustakaan secara sistematis. Kosterman seperti yang dikutip oleh Purnomo 2006, 119 menyarankan bahwa
suatu metode pengajaran harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1.
Dapat mengkomunikasikan tujuan-tujuan yang telah dibuat. 2.
Dapat membuat seseorang tertarik untuk perhatian dan termotivasi mereka untuk perhatian penuh terhadap apa yang sedang diajarkan.
3. Dapat mendorong seseorang untuk diambil bagian dengan
menolongnya untuk mempersiapkan pelajaran-pelajaran. 4.
Dapat ditindak lanjuti. 5.
Dapat memberikan umpan balik untuk menguji efektifitas metode tersebut melalui indikator-indikator yang jelas.
16
Sementara itu menurut Hills yang dikutip oleh Fjallbrant 1978, 33 menyebutkan ada 4 empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
metode dan media pengajaran untuk pendidikan pemakai perpustakaan, yaitu:
1. Motivation
Pengajaran harus memberikan suatu motivasi yang tinggi.
2. Activity
Kerja aktif dalam pembelajaran pemecahan masalah akan kelihatan lebih efektif daripada hanya sejedar menyebutkan atau menjelaskan
suatu rangkaian pekerjaan.
3. Understanding
Pendidikan pemakai akan lebih efektif jika pengguna memamhami apa dan kenapa mereka mengerjakan hal demikian.
4. Feedback
Umpan balik atau informasi perkembangan yang dibuat harus tersedia bagi para pengguna.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dinyatakan bahwa metode pengajaran dalam pendidikan pemakai hendaknya memperhatikan beberapa aspek
dan dampak, baik bagi pengguna maupun perpustakaan sendiri. Ada beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan dalam pendidikan
pemakai dilingkungan sivitas perguruan tinggi, antara lain: persentasi atau kuliah dalam kelas, wisata perpustakaan, penggunaan audo visual, permainan dan tugas
mandiri, penggunaan buku pedoman atau pamflet. Fjallbrant 1978, 43 1.
Lectures
atau Ceramah di kelas Yaitu memberikan ceramah umum. Isi ceramah mengajarkan pemakai
dalam hal ini mahasiswa bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik dalam rangka mengatasi kebutuhan mereka akan
informasi.
2.
The Tour of Library
atau Wisata Perpustakaan Yaitu dengan melakukan pelajaran keliling di perpustakaan sekaligus
memperkenalkan perpustakaan secara umum. 3.
Audio Visual Methods
atau Penggunaan Audio Visual. Metode ini merupakan pengajaran tidak langsung, yaitu pengajaran
yang diberikan melalui media tertentu. Media yang digunakan diantaranya adalah kaset, televise, slide, CD-ROM.
17
4.
Printed Guides
atau Penggunaan Buku PedomanPamflet Metode ini juga merupakan pengajaran tidak langsung. Teknik ini
biasanya menuntutpemakai untuk mempelajari sendiri mengenal perpustakaan melalui berbagai keterangan yang ada pada buku
panduanpamflet.
Teknik atau model pengajaran telah mengalami banyak inovasi. Hal tersebut bertujuan untuk membawa siswa ke dalam proses pendidikan mereka
sendiri. Metode belajar aktif adalah sebuah model pengajaran yang dapat diaplikasikan pada instruksi pendidikan pemakai perpustakaan. Pustakawan dapat
menjelaskan atau memberi pengajaran tentang perpustakaan kepada siswa di dalam kelas.
Metode belajar aktif merupakan metode tercepat dan paling efisien untuk melatih siswa dalam melakukan suatu pembelajaran. Johnson, Johnson dan Smith
dalam Lorenzen 2001, 19 menyatakan bahwa:
When engaged in cooperative activities, individuals seek outcomes that are beneficial to themselves and to all other members of the group.
Cooperative learning is the instructional use of small groups so that students work together to maximize their own and each others learning.
Dapat diartikan bahwa ketika terlibat dalam kegiatan koperasi, seseorang mencari hasil yang bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan untuk semua anggota
lain dari kelompok tersebut. Pembelajaran kooperatif adalah penggunaan pembelajaran kelompok kecil sehingga siswa bekerja sama untuk memaksimalkan
diri mereka sendiri dan belajar satu sama lain
.
Dari banyaknya metode yang dapat digunakan untuk pendidikan pemakai pada perpustakaan, penulis lebih berfokus pada metode belajar aktif
sebagai fokus penelitian ini.
18
2.4 Penerapan Metode Belajar Aktif dalam Pendidikan Pemakai