Sistem Air Penambah.

4.2 Sistem Air Penambah.

Secara teoritis, fluida kerja didalam sikus PLTU akan terus bersirkulasi tanpa terjadi pengurangan massa fluida kerja sehingga tidak memerlukan penambahan dari luar siklus. Tetapi pada prakteknya, banyak terjadi kehilangan massa fluida kerja yang antara lain disebabkan oleh adanya kebocoran - kebocoran didalam sistem.

Akibatnya diperlukan tambahan fluida kerja sejumlah tertentu dari luar siklus secara kontinyu. Sistem air penambah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan akan tambahan fluida kerja tersebut. Mengingat bahwa kualitas air penambah harus sama baiknya dengan kualitas air yang telah berada dalam siklus, maka sistem air penambah dilengkapi dengan unit pengolah air (demineralizer plant) yang berfungsi untuk mengolah air sumber (raw water) menjadi air penambah (make up water).

Raw water untuk PLTU dapat berasal dari berbagai sumber seperti air PAM (City water), air tanah (well water), air sungai atau air laut yang telah diolah melalui Desalination Plant. Desalination Plant adalah unit untuk mengolah air laut melalui proses evaporasi / penguapan air laut. Uap air ini kemudian dikondensasikan dan akhirnya didapat air dengan kualifikasi yang memadai sebagai Raw Water. Pembahasan lebih rinci mengenai Desalination Plant serta demineralizer plant akan diulas pada pelajaran lain. Gambar 4.2.1, merupakan contoh sistem air penambah dengan raw water yang berasal dari air tanah (well).

Gambar.4.2.1. Well Water Supply System.

Pada gambar terlihat bahwa air tanah dihisap oleh pompa (Well pump) dan dialirkan ke Aerator yang berfungsi membuang gas-gas terlarut untuk selanjutnya dialirkan ke clarifier reactor. Komponen ini akan menyaring partikel- partikel padat yang terlarut maupun kotoran-kotoran lainnya. Dari sini air selanjutnya dialirkan ketangki penampung (clearwell storage). Pada tahapan ini juga diinjeksikan bahan-bahan kimia baik untuk mempercepat proses pemurnian maupun untuk mengurangi potensi penyebab korosi.Jenis bahan kimia yang digunakan ada beberapa macam misalnya Hypochrorite untuk menurunkan kadar besi (iron), koagulant untuk mempercepat proses clarifikasi, caustic untuk mencegah korosi dan lain sebagainya. Bahan-bahan kimia ini dapat diinjeksikan di clarifier reactor ataupun di clearwell dan disirkulasikan kembali secara Pada gambar terlihat bahwa air tanah dihisap oleh pompa (Well pump) dan dialirkan ke Aerator yang berfungsi membuang gas-gas terlarut untuk selanjutnya dialirkan ke clarifier reactor. Komponen ini akan menyaring partikel- partikel padat yang terlarut maupun kotoran-kotoran lainnya. Dari sini air selanjutnya dialirkan ketangki penampung (clearwell storage). Pada tahapan ini juga diinjeksikan bahan-bahan kimia baik untuk mempercepat proses pemurnian maupun untuk mengurangi potensi penyebab korosi.Jenis bahan kimia yang digunakan ada beberapa macam misalnya Hypochrorite untuk menurunkan kadar besi (iron), koagulant untuk mempercepat proses clarifikasi, caustic untuk mencegah korosi dan lain sebagainya. Bahan-bahan kimia ini dapat diinjeksikan di clarifier reactor ataupun di clearwell dan disirkulasikan kembali secara

Filter berfungsi sebagai saringan akhir untuk menyaring partikel-partikel yang masih terlarut dalam air. Umumnya filter tersebut berupa carbon, gravel atau pasir. Filter juga dilengkapi saluran backwash. Lewat dari filter, air kemudian masuk ke tangki raw water (Service Water/Treated Water Storage Tank). Dari tangki ini, air kemudian dialirkan ke Demineralizer yaitu unit pengolah air dengan metode penukar ion ( Ion Exchanger). Mengenai demineralizer plant akan dibahas khusus pada pelajaran tersendiri.

Keluar dari demineralizer plant, kualitas air telah menjadi air penambah (Make up water) yang ditampung dalam tangki air penambah. (Make up water / Demineralizer Water Storage Tank) dan siap untuk dimasukkan kedalam siklus bila diperlukan. Air penambah umumnya masuk kedalam siklus melalui Hotwell, seperti terlihat pada gambar 4.2.2.

Gambar.4.2.2. Sistem Air Penambah.

Aliran air penambah yang masuk ke hotwell diatur oleh katup air penambah (make up valve). Pembukaan katup dikendalikan oleh level Transmitter (LT) yangg menggunakan Parameter Level Hotwell sebagai set point, karena variasi level hotwell merepresentasikan kebutuhan air penambah. Bila level hotwell turun menjadi lebih rendah dari semestinya, maka katup air penambah akan membuka sehingga air penambah dari tangki air penambah (Make up / Condensate Storage Tank) akan mengalir kedalam hotwell oleh tarikan vacum. Hal yang perlu diperhatikan oleh operator adalah bahwa jangan biarkan level tangki air penambah terlalu rendah. Kalau sampai hal ini terjadi, maka hisapan vacum akan menimbulkan pusaran air (vortex) dalam tangki air penambah Aliran air penambah yang masuk ke hotwell diatur oleh katup air penambah (make up valve). Pembukaan katup dikendalikan oleh level Transmitter (LT) yangg menggunakan Parameter Level Hotwell sebagai set point, karena variasi level hotwell merepresentasikan kebutuhan air penambah. Bila level hotwell turun menjadi lebih rendah dari semestinya, maka katup air penambah akan membuka sehingga air penambah dari tangki air penambah (Make up / Condensate Storage Tank) akan mengalir kedalam hotwell oleh tarikan vacum. Hal yang perlu diperhatikan oleh operator adalah bahwa jangan biarkan level tangki air penambah terlalu rendah. Kalau sampai hal ini terjadi, maka hisapan vacum akan menimbulkan pusaran air (vortex) dalam tangki air penambah