Sosok Insinyur Perencana Burj Khalifa

12.3. Sosok Insinyur Perencana Burj Khalifa

Bagi awam, tentu tidak terbayang bagaimana bangunan setinggi 828 m, Burj Khalifa, berhasil dibangun dan dapat ditempati manusia. Apalagi bagi awam yang pernah membaca legenda menara Babel yang terkesan digagalkan oleh Tuhan karena hal itu (menara tinggi yang menggapai langit) tidak dikehendaki-Nya.

Padahal jika mau merenungkan lebih mendalam, keberhasilan bangunan tertinggi itu merupakan bukti akan kebesaran Tuhan itu sendiri. Mengapa itu bisa dikaitkan ?

Literatur tertua, yang sekarangpun masih dijadikan acuan banyak manusia, yaitu Alkitab telah lama mengatakannya:

Berfirmanlah Allah: ”Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa . . . atas seluruh bumi . . .

Kejadian 1:26

Bahkan legenda menara Babel, tidak dapat dianggap itu sebagai ketidak-mampuan manusia untuk berkuasa, sebagaimana ungkapan nats di atas. Bahkan ada suatu pernyataan akan dahsyatnya kemampuan manusia tersebut. Baca lagi secara teliti :

. . . Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana. . . .

Kejadian 11:6

Jadi nats di atas merupakan bukti tertulis tertua yang menunjukkan bahwa sejak awal mulanyapun, Tuhan sudah menyatakan bahwa manusia itu begitu istimewa diantara ciptaan lainnya, karena memang sebagai gambar diri-Nya.

Lalu dimana keistimewaan manusia, dibanding burung dengan sayapnya yang dapat terbang tinggi di udara, ikan dengan siripnya yang dapat berenang cepat di air, kuda dengan kakinya yang dapat berlari di darat laksana angin.

Secara fisik, manusia itu lemah dibanding ciptaan Tuhan yang lain. Tetapi dibalik itu ada sesuatu yang luar biasa, yaitu akal-budi. Dengannya dapat dibuat rencana yang Tuhanpun tahu, bahwa tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana. [Kejadian 11:6] .

Jadi berbicara banyak tentang bangunan tertinggi dunia, tidaklah lengkap tanpa mencari tahu sosok manusia yang erat dengan pembuatan rencana penciptaan itu.

Fokus penciptaan yang dimaksud dikaitkan dengan keterwujudan fisik, tidak seke- dar bentuk atau tampilannya, tetapi kemampuannya atau tepatnya kekuatan dan, kekakuannya untuk berada di alam dunia ini. Berarti itu sosok manusia yang ber- tanggung jawab pada urusan rekayasa. Sosok yang dimaksud adalah :

William F. Baker, PE, SE, FASCE, FIStructE Structural and Civil Engineering Partner Skidmore,

Owings & Merrill, LLP, Chicago, US. Education :

 University of Illinois, MSc., Civil Engineering, 1980  University of Missouri, BSc, Civil Engineering, 1975

Award  Honorary Doctorate dari Uni Stuttgart, 2011  OPAL Award, dari ASCE, 2011  Gold Medal dari IStructE, London, 2010  Fritz Leonhardt Prize, Uni Stuttgart, 2009  Fazlur Rahman Khan Medal dari CTBUH, 2009.

Ternyata sosok penanggung-jawab rencana penciptaan itu adalah sosok yang mem- pelajari dan menguasai ilmu teknik sipil, khususnya structural engineering. Itulah ilmu yang Tuhan-pun tahu tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana. Tentunya kita semua di sini (kuliah umum di UAJY, Rabu, 9/5/2012) perlu mensyukuri, bahwa ilmu yang kita pelajari itu adalah istimewa. Dengannya, dunia ini dapat diubah lebih baik, tentunya jika diaplikasikan secara tepat. Bagaimana itu bisa dilakukan ?

W.F. Baker pada Burj Khalifa dikenal akan ide dan pengembangan sistem struktur “buttressed core” yang belum pernah ada dipakai pada gedung tinggi sebelumnya. Selain itu, sebelumnya juga telah dikenal akan inovasi-inovasinya yang lain, seperti proyek bangunan bentang panjang Korean Air Lines Operations Hangar, Virginia Beach Convention Center, juga spesial struktur seperti Broadgate-Exchange House.

Gambar 88. Spesial struktur : Broadgate, Exchange House, London – UK (1989)

Perhatikan keunikan rancangan bangunan sepuluh lantai pada Gambar 88, sistem pelengkung yang terlihat bukan untuk keperluan arsitektural semata, itu dipilih karena dibawahnya terdapat rel kereta api yang tidak dapat diganggu gugat. Berarti bangunan tingkat sepuluh tersebut berdirinya pada ujung-ujung pelengkung saja. Solusi yang berbeda dibanding bentuk-bentuk bangunan yang umum dijumpai. Itu berarti rancangannya tidak sekedar mengandalkan kemampuan “bisa karena biasa”, tetapi berdasarkan ilmu pengetahuan (teori/model) yang dimiliki dan diyakininya bahwa nanti hasilnya memang akan berkorelasi sama dengan kondisi realnya.

Tentang ilmu pengetahuan yang diyakini Baker, yang terbukti andal menghasilkan inovasi-inovasi rekayasa, ternyata tidak ada rahasia khusus. Itu diketahui saat Baker memberikan kuliah (18 December 2011) di Universitas Illinois, Urbana-Champaign, almamaternya. Pada pidatonya, Baker mengenang dan mengingatkan kembali akan slogan gurunya 30 tahun lalu, Profesor Narby Khachaturian. Slogan yang dimaksud adalah “Theory is Practical”. Teori yang dimaksud adalah teori-teori dasar yang diajarkan di perguruan tinggi, seperti teori plate-shell, teori elastisitas (linear dan nonlinear), metoda enerji, dll-nya, yang semua terkesan tidak praktis pemakaiannya. Padahal dari teori-teori dasar seperti itulah, Baker menyusun hipotesis atas solusi kasus-kasus yang dihadapinya. Ternyata itu semua dapat menghasilkan buah-buah positip, yang bagi orang awam disebutnya sebagai inovasi terkini.

Apakah dengan hal-hal di atas sudah mencukupi untuk menjadi seperti W.F. Baker. Ternyata tidak, penguasaan ilmu-ilmu dasar hanyalah modal awal, selanjutnya perlu berani menerima tanggung jawab akan masalah-masalah rekayasa yang ada. Sebagai Partner di konsultan rekayasa SOM, Chicago, tentulah kesempatan yang istimewa. Masalah-masalah rekayasa pelik kelas dunia akan otomatis berdatangan. Nah disitu akan ada titik temu antara “supply and demand”. Jadi tidak heranlah jika kemudian ada kolaborasi dengan arsitek-arsitek terkenal dan menghasilkan berbagai inovasi.

Jika hanya itu yang dikerjakan W.F. Baker, maka pastilah yang dikenal hanya SOM, kantor tempatnya bekerja. Tidak akan ada penghargaan khusus secara personal. Itu semua ada karena W.F Baker ternyata juga aktif dengan banyak kegiatan organisasi profesional dan institusi pendidikan tinggi, sebagai pembicara sekaligus penulis tentang ide-ide yang dikembangkannya. Dia menulis secara rutin pada jurnal atau majalah ilmiah di bidang rekayasa struktur, bahkan sudah ada sekitar 50 tulisannya tentang proyek-proyeknya maupun penelitiannya terkait dengan optimasi struktur, pengaruh angin dan stabilitas. Itulah profil insinyur struktur yang ideal untuk ditiru.