HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian tentang gambaran usia kehamilan dan riwayat keluarga ibu penderita retardasi mental pada empat sekolah luar biasa di Banjarmasin telah dilaksanakan pada bulan Juni 2010. Berdasarkan penelitian menggunakan kuesioner, didapatkan responden yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 45 orang.

A. Gambaran Usia Saat Hamil Ibu Penderita Retardasi Mental SLB-C Banjarmasin Juni 2010

Hasil penelitian dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:

hamil pada usia <35 tahun

hamil pada usia ≥35 tahun

Gambar 5.1 Grafik Gambaran Usia Saat Hamil Ibu Penderita Retardasi Mental SLB-C Banjarmasin Juni 2010.

Berdasarkan grafik di atas diketahui bahwa 27% responden hamil pada usia ≥35 tahun dan 73% lainnya hamil pada usia <35 tahun. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar ibu penderita RM yang melahirkan pada usia < 35 tahun lebih banyak.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa 27% responden haml usia ≥35 tahun memiliki anak penderita retardasi mental. Kemungkinan mekanisme penyebab retardasi mental yang berhubungan dengan usia ibu antara lain adalah kejadian meotic non disjunction dan translokasi Robertsonian.(23,27)

Berdasarkan American Psychiatric Accociation (1) penyebab dari retardasi mental antara lain dapat disebabkan oleh sindrom Down dan abnormalitas kromosom lainnya. Sindrom Down adalah suatu kelainan akibat abnormalitas kromosom yang paling umum menyebabkan retardasi mental yang ditandai oleh adanya kelebihan kromosom atau kromosom ketiga pada pasangan kromosom ke

21, sehingga mengakibatkan jumlah kromosom menjadi 47. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya usia ibu dimana dengan meningkatnya usia ibu akan menyebabkan mudah terjadinya meiotic non disjunction yang dikarenakan tuanya sel telur yang terdapat pada ibu(28).

Hasil penelitian ini menunjukkan 73% responden hamil pada usia < 35 tahun. Mekanisme kejadian retardasi mental pada anak yang dikandung ibu-ibu muda kemungkinan berhubungan dengan ketidaksiapan untuk menjalani kehamilan. Ibu yang mengandung pada usia di bawah 35 tahun rentan terjadinya nilai kognitif yang rendah pada anak disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi ibu, kurangnya pendidikan ibu, dan kurangnya kebutuhan ekonomi (8).

Berdasarkan penelitian morris et al (29) 68% ibu yang melahirkan anak retardasi mental, hamil pada usia <35 tahun. Jika dilihat dari total populasi ibu hamil, ibu hamil yang berumur ≥35 tahun lebih sedikit daripada jumlah wanita yang melahirkan pada usia <35tahun. Hal ini disebabkan sudah tingginya tingkat kesadaran ibu akan bahayanya hamil pada usia ≥35 tahun, sehingga ibu takut hamil pada usia tersebut. Hanya sekitar 9% dari total kehamilan terjadi pada wanita ≥35 tahun . Hal ini mungkin merupakan penyebab yang bersesuaian dengan

hasil penelitian ini. Kurangnya asupan nutrisi dari ibu dapat menyebabkan retardasi mental. Defisiensi yang sering di alami oleh ibu ketika melahirkan anak retardasi mental adalah defisiensi yodium dan asam folat. Yodium dan asam folat sangat penting untuk perkembangan normal bayi yang belum lahir. Kurangnya ketersediaan makanan yang mengandung yodium dan asam folat dari ibu membatasi pertumbuhan otak janin. Diet seimbang kalori, protein vitamin dan mineral diperlukan untuk ibu hamil dan anak-anak muda untuk perkembangan otak normal, sehingga ibu dengan malnutrisi berat dapat memiliki efek langsung dan tidak langsung pada perkembangan otak dan dengan demikian meningkatkan risiko perkembangan dibawah normal(8).

Ibu dengan pendidikan rendah kemungkinan dapat menjadi faktor yang menyebabkan anak mengalami retardasi mental. Rendahnya tingkat pendidikan ibu berhubungan tingkat pengetahuan ibu akan nutrisi ketika hamil, selain itu pula juga berhubungan dengan tingkat hygene pada lingkungan sosialnya(30).Tingkat ekonomi rendah juga kemungkinan merupakan faktor terjadinya retardasi mental.

hal ini berhubungan dengan kurangnya kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh ibu hamil(31).

Kemungkinan lain yang menyebabkan banyaknya anak-anak retardasi mental yang dilahirkan ibu-ibu usia muda dapat dihubungkan dengan kejadian translokasi Robertsonian. Translokasi Robertsonian adalah bentuk umum dari penataan kromosom yang pada manusia terjadi di lima pasang kromosom akrosentrik, yaitu 13, 14, 15, 21, dan 22. Dalam translokasi Robertsonian, lengan pendek dari dua kromosom ini hilang dan lengan panjang yang tersisa bergabung bersama. Sebagai lengan pendek kromosom ini tidak mengandung informasi genetik yang penting, translokasi ini digambarkan sebagai seimbang dan tidak berpengaruh pada kesehatan seseorang(27).

Perhatian utama bagi orang-orang dengan translokasi robertsonian adalah bahwa mereka mungkin memiliki anak dengan bahan genetik tambahan, yang dapat menyebabkan masalah medis. Untuk setiap kehamilan, hasilnya tergantung pada apakah sperma atau telur dari induk yang memiliki translokasi robertsonian berisi translokasi robertsonian dan atau kromosom normal. Berdasarkan teori diatas kejadian retardasi mental pada ibu penderita <35 tahun dapat terjadi(27).

B. Gambaran Riwayat Keluarga Ibu Penderita Retardasi Mental SLB-C Banjarmasin Juli 2010

riwayat keluarga(+)

riwayat keluarga(-)

Gambar 5.2 Grafik Gambaran Riwayat Keluarga Ibu Penderita Retardasi Mental SLB-C Banjarmasin Juni 2010

Berdasarkan gambaran grafik di atas didapatkan bahwa 73% ibu tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit genetik. Hal ini menunjukkan bahwa banyak ibu yang memiliki anak retardasi mental tidak memiliki riwayat keluarga dengan kelainan genetik. Sedikitnya jumlah ibu yang memiliki riwayat genetik ini menunjukkan banyak jumlah ibu yang diwariskan secara genetik gen yang normal maupun gen buruk yang dibawa secara carrier. Jenis kelainan yang bersifat carrier yang dapat menyebabkan retardasi mental biasanya terjadi pada translokasi Robertsonian(32).

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 27% dari responden memiliki riwayat keluarga dengan kelainan genetik. Responden yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit genetik jika didistribusikan berdasarkan usia saat hamil dapat dilihat pada grafik berikut.

Gambar 5.3 Grafik Gambaran Riwayat Keluarga Positif Dengan Usia Saat Hamil Ibu Penderita Retardasi Mental SLB-C Di Banjarmasin Juli 2010

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa ibu yang berumur <35 tahun berjumlah 9 orang (75%) dan yang berusia ≥35 tahun berjumlah 3 orang (25%). Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jumlah penderita retardasi mental yang memiliki riwayat keluarga dengan kelainan genetik berkisar 20-40%. Penelitian menyebutkan 20-40% disebabkan oleh kromoson X, retardasi mental terkait kromosom X (X-linked mental retardation) akan menjelaskan sekitar 14% dari retardasi mental (32).

Gambaran diatas juga menunjukkan bahwa beberapa responden berusia muda dalam penelitian ini memiliki lebih dari satu faktor resiko untuk memiliki anak retardasi mental. Berdasarkan teori semakin banyak faktor risiko untuk suatu kelainan genetik meningkatkan kejadian suatu kelainan genetik. Pada responden seperti ini diperlukan tindakan prenatal diagnosis untuk mencegah Gambaran diatas juga menunjukkan bahwa beberapa responden berusia muda dalam penelitian ini memiliki lebih dari satu faktor resiko untuk memiliki anak retardasi mental. Berdasarkan teori semakin banyak faktor risiko untuk suatu kelainan genetik meningkatkan kejadian suatu kelainan genetik. Pada responden seperti ini diperlukan tindakan prenatal diagnosis untuk mencegah

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu tidak dapat dikendalikannya berbagai penyakit infeksi dan faktor lingkungan yang diderita atau dialami responden penelitian yang akan berpengaruh pada hasil penelitian. Ingatan ibu mengenai kejadian ketika masa kehamilan, persalinan dan pasca kehamilan serta riwayat keluarga juga berpengaruh pada hasil penelititan ini.