Manfaat pajak penghasilan
b. Manfaat pajak penghasilan
Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif dengan taksiran laba fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Laba sebelum manfaat pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif
1.831.094.271 Beda temporer: Liabilitas imbalan kerja
51.103.599 Beda tetap: Sumbangan dan representasi
77.328.800 Penghasilan yang pajaknya bersifat final
Taksiran laba fiskal tahun berjalan
903.644.648 Akumulasi taksiran rugi fiskal awal tahun
Rugi fiskal yang tidak dapat direalisasi 382.918.437
Akumulasi taksiran rugi fiskal akhir tahun (456.379.670 ) (3.507.638.228 )
Perusahaan akan menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) tahun 2013 kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) berdasarkan perhitungan pajak di atas. Taksiran rugi fiskal pada tahun 2012 tersebut adalah sesuai dengan jumlah dalam SPT tahun 2012 yang telah dilaporkan kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
Rekonsiliasi antara manfaat pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku dari laba sebelum manfaat pajak penghasilan dengan manfaat pajak penghasilan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Laba sebelum manfaat pajak penghasilan
menurut laporan laba rugi komprehensif 2.995.928.917
Beban pajak penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku
(457.773.569 ) Pengaruh pajak atas beda tetap: Sumbangan dan representasi
(19.332.200 ) Penghasilan yang pajaknya bersifat final
84.255.549 Rugi fiskal yang tidak diakui sebagai
aset pajak tangguhan 667.085.030
Manfaat pajak penghasilan menurut
laporan laba rugi komprehensif 33.016.434
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
16. PERPAJAKAN (lanjutan)
c. Aset pajak tangguhan - bersih
Pajak tangguhan yang berasal dari pengaruh beda temporer yang signifikan antara pelaporan
Aset pajak tangguhan Liabilitas imbalan kerja
Liabilitas pajak tangguhan
Laba perdagangan efek - bersih
Sewa pembiayaan 97.376.398
Jumlah 159.876.398 159.876.398
Aset pajak tangguhan - bersih 170.913.894
d. Administrasi
Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia. Perusahaan menghitung. menetapkan dan membayar secara sendiri pajak penghasilannya (self-assessment). Untuk tahun pajak sebelum tahun 2008. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam batas waktu 10 (sepuluh) tahun sejak saat terutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menetapkan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak tersebut dalam batas waktu 5 (lima) tahun sejak saat terutangnya pajak.
e. Tarif pajak
Tarif tunggal pajak penghasilan badan adalah 25% mulai tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Aset dan liabilitas pajak tangguhan telah dihitung dengan menggunakan tarif tersebut.
17. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
Akun ini terdiri dari:
Beban kantor
Beban transaksi 11.720.067
18. MODAL SAHAM
Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 berdasarkan Daftar Pemegang Saham yang diterbitkan oleh PT Adimitra Transferindo, Biro Administrasi Efek adalah sebagai berikut:
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
18. MODAL SAHAM (lanjutan)
Jumlah Saham Ditempatkan dan
Persentase
Pemegang Saham Disetor Penuh
Pemilikan
Jumlah
PT Jeje Yutrindo Utama
255.000.000 Masyarakat (masing-masing dengan
Chu Jang Lie *) 1.275.000
pemilikan di bawah 5%) 120.000.000
*) Telah meninggal dunia pada tanggal 14 November 2012. Pada tanggal 31 Desember 2013 belum terdapat perubahan pemegang saham Perusahaan.
Tidak terdapat anggota Komisaris dan Direksi yang memiliki saham Perusahaan, sesuai Daftar Pemegang Saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Seluruh saham Perusahaan telah dicatat di Bursa Efek Indonesia.
Pengelolaan Modal
Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.
Perusahaan dipersyaratkan oleh Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 untuk menyisihkan dan mempertahankan suatu dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan sampai dana cadangan tersebut mencapai 20% dari modal saham diterbitkan dan dibayar penuh. Persyaratan permodalan eksternal tersebut akan dipertimbangkan oleh Perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”) tahunan berikutnya.
Perusahaan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan. Perusahaan dapat menyesuaikan usulan pembayaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau mengusahakan tambahan pendanaan melalui pinjaman. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses dalam manajemen modal untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2013 dan 2012.
19. TAMBAHAN MODAL DISETOR - BERSIH
Akun ini merupakan agio saham. yang merupakan selisih antara jumlah harga jual dengan jumlah nilai nominal saham yang diterbitkan sehubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan kepada masyarakat (Catatan 1b), setelah dikurangi dengan seluruh biaya yang berhubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan tersebut.
Rincian tambahan modal disetor - bersih adalah sebagai berikut:
Jumlah
Agio saham sehubungan penawaran umum saham (Catatan 1b) 1.800.000.000 Biaya emisi efek ekuitas (Catatan 3s) (1.446.633.117 )
Bersih 353.366.883
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
20. KEUNTUNGAN (KERUGIAN) YANG BELUM DIREALISASI DARI ASET KEUANGAN TERSEDIA UNTUK DIJUAL
Akun ini terdiri dari:
Awal tahun
(550.325.497 ) Perubahan nilai wajar aset keuangan tersedia untuk dijual (1.517.360.625 ) 717.030.560
Akhir tahun (1.350.655.562 )
21. MODAL KERJA BERSIH DISESUAIKAN
Perusahaan berkewajiban untuk memenuhi saldo Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) berdasarkan peraturan BAPEPAM-LK No. V.D.5 yang terlampir dalam surat keputusan BAPEPAM No.
Kep-27/PM/1999 tanggal 31 Desember 1999, diperbaharui dengan keputusan No. Kep-20/PM/2003 tanggal 8 Mei 2003 dan keputusan No. Kep-550/BL/2010 tanggal
28 Desember 2010 serta peraturan BAPEPAM-LK No. X.E.1 yang tertuang dalam lampiran keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep-460/BL/2008 tanggal 10 November 2008.
Berdasarkan peraturan tersebut, perusahaan efek menjalankan kegiatan sebagai penjamin emisi efek dan peratara perdagangan efek yang mengadministrasikan rekening efek nasabah, wajib memiliki MKBD sama dengan atau di atas saldo minimum Rp 25.000.000.000.
Pada tahun 2011, keputusan No. Kep-550/BL/2010 tanggal 28 Desember 2010 diperbaharui dengan keputusan No. Kep-566/BL/2011 tanggal 31 Oktober 2011. Berdasarkan keputusan tersebut, perusahaan efek yang menjalankan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek dan perantara pedagang efek yang mengadministrasikan rekening efek nasabah, wajib memiliki MKBD paling sedikit Rp 25.000.000.000 atau 6,25% dari jumlah liabilitas tanpa utang sub-ordinasi dan utang dalam rangka penawaran umum/penawaran terbatas ditambah ranking liabilities, mana yang lebih tinggi. Keputusan ini harus diterapkan oleh Perusahaan paling lambat tanggal 31 Januari 2012.
Perusahaan telah memenuhi persyaratan Modal Kerja Bersih Disesuaikan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
22. DIVIDEN TUNAI DAN CADANGAN UMUM
Dividen tunai
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan pada tanggal 12 Juni 2013, sebagaimana dinyatakan dalam Berita Acara RUPST No. 24, pada tanggal yang sama, yang dibuat di hadapan Notaris Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H., para pemegang saham menyetujui untuk tidak membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham untuk tahun buku 2012.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan pada tanggal 28 Juni 2012, sebagaimana dinyatakan dalam Berita Acara RUPST No. 102, pada tanggal yang sama, yang dibuat di hadapan Notaris Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H., para pemegang saham menyetujui untuk tidak membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham untuk tahun buku 2011.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
22. DIVIDEN TUNAI DAN CADANGAN UMUM (lanjutan)
Cadangan umum
Berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, Perusahaan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih setiap tahun buku untuk cadangan apabila saldo laba positif sampai cadangan tersebut mencapai paling sedikit 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Perusahaan telah mempunyai cadangan umum sebesar Rp 300.000.000 atau 0,59% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor. Manajemen bermaksud untuk meningkatkan cadangan umum tersebut di masa datang.
23. PENDAPATAN KEGIATAN PERANTARA PERDAGANGAN EFEK
Akun ini merupakan komisi yang diperoleh dari aktivitas Perusahaan sebagai perantara perdagangan efek, dengan rincian sebagai berikut:
Komisi transaksi
849.197.818 Laba terealisasi atas penjualan efek untuk
diperdagangkan - bersih 19.534.025
24. PENDAPATAN DIVIDEN DAN BUNGA - BERSIH
Akun ini merupakan pendapatan dividen dan pendapatan bunga dari transaksi reverse repo.
25. PENDAPATAN KEGIATAN PENJAMINAN EMISI EFEK
Akun ini merupakan imbalan jasa yang diterima Perusahan sebagai penjamin emisi dan agen penjualan atas penawaran umum saham dan obligasi serta penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu atas saham dan reksadana.
26. PENDAPATAN BUNGA
Akun ini merupakan pendapatan bunga yang berasal dari:
Jasa giro 62.019.995
27. BEBAN KEUANGAN
Akun ini merupakan biaya administrasi bank sebesar Rp 19.042.013 dan Rp 12.236.123, masing-masing pada tahun 2013 dan 2012.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
28. IMBALAN PASCA KERJA
Perusahaan mencatat imbalan pasca kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, masing-masing berdasarkan perhitungan aktuaria yang dilakukan oleh PT Bumi Dharma Aktuaria, aktuaris independen, berdasarkan laporannya, masing-masing No. 325/UUK-13/BDA/II/2014 tanggal
17 Februari 2014 dan No. 485/UUK-13/BDA/III/2013 tanggal 7 Maret 2013, dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”.
Asumsi-asumsi pokok yang digunakan dalam perhitungan aktuaria tersebut adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto
: 8,80% per tahun (2012: 6%)
Tabel mortalitas
: TMI-II
Umur pensiun
: 55 tahun
Tingkat kenaikan gaji
: 10% per tahun
Tingkat kecacatan
: 10% dari tingkat mortalita
Analisis liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan yang disajikan sebagai “Liabilitas Imbalan Kerja” di laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, dan beban kepegawaian yang dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, adalah sebagai berikut:
a. Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan
Nilai kini liabilitas imbalan kerja
300.857.473 272.803.909 Keuntungan aktuarial
yang belum diakui 174.143.123
Nilai bersih liabilitas yang diakui dalam laporan posisi
b. Beban imbalan kerja karyawan
Biaya jasa kini
49.607.196 30.618.696 Biaya bunga
30.008.430 23.992.816 Amortisasi atas
keuntungan aktuarial -
Beban yang diakui pada tahun berjalan
c. Mutasi nilai bersih atas liabilitas imbalan kerja karyawan
Saldo awal liabilitas bersih
525.990.578 485.997.957 Beban tahun berjalan yang diakui dalam laporan laba rugi
Saldo akhir liabilitas
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa estimasi liabilitas tersebut di atas cukup untuk memenuhi ketentuan yang berlaku.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
29. ASET MONETER DALAM MATA UANG ASING
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Perusahaan memiliki aset moneter dalam mata uang asing, terutama sebagai berikut:
Ekuivalen
Mata Uang Asing Dalam Rupiah
Aset
Kas dan setara kas US$ 1.080.854
Mata Uang Asing Dalam Rupiah
Aset
Kas dan setara kas US$ 1.082.192
Pada tanggal 17 Maret 2014, kurs rata-rata mata uang asing yang dikeluarkan Bank Indonesia adalah US$ 1 = Rp 11.272.
30. LABA PER SAHAM
Laba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Laba tahun berjalan 3.028.945.351
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar 255.000.000
Laba per saham 12 7
31. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING
Pada tanggal 17 Mei 2005, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa menyewa ruangan kantor yang terletak di Plaza ASIA (dahulu Plaza ABDA) untuk kegiatan usaha Perusahaan dengan PT Jeje Yutrindo Utama (pihak berelasi) (lihat Catatan 12) dengan jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal 1 Juli 2005 sampai dengan tanggal 20 Juni 2006 dan terakhir telah diperpanjang sampai dengan tanggal 30 Juni 2015. Jumlah beban sewa pada tahun 2013 dan 2012, masing-masing adalah sebesar Rp 270.000.000, yang dicatat sebagai bagian dari “Beban Usaha” pada laporan laba rugi komprehensif.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
A. MANAJEMEN MODAL
Perusahaan mengelola modal ditujukan untuk memastikan kemampuan Perusahaan melanjutkan usaha secara berkelanjutan dan memaksimumkan imbal hasil kepada pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas. Untuk memelihara atau mencapai struktur modal yang optimal, Perusahaan dapat menyesuaikan jumlah pembayaran dividen, pengurangan modal, penerbitan saham baru atau membeli kembali saham beredar, mendapatkan pinjaman baru atau menjual aset untuk mengurangi pinjaman.
B. MANAJEMEN RISIKO
Perusahaan telah mendokumentasikan kebijakan manajemen risiko keuangannya. Kebijakan yang ditetapkan merupakan strategi bisnis secara menyeluruh dan filosofi manajemen risiko. Keseluruhan strategi manajemen risiko Perusahaan ditujukan untuk meminimalkan pengaruh ketidakpastian yang dihadapi dalam pasar terhadap kinerja keuangan Perusahaan. Dewan Direksi menentukan kebijakan tertulis manajemen risiko keuangan secara keseluruhan melalui masukan laporan komite-komite risiko yang dibentuk dalam divisi-divisi terkait.
Perusahaan beroperasi di dalam negeri dan menghadapi berbagai risiko keuangan, termasuk likuiditas, harga pasar, kredit dan suku bunga. Dana Perusahaan dan eksposur suku bunga dikelola oleh fungsi keuangan Perusahaan sesuai dengan kerangka kebijakan yang disetujui oleh komite. Kerangka tersebut memaparkan risiko pada Perusahaan dan langkah-langkah yang akan diambil untuk mengelola risiko. Komite risiko Perusahaan menetapkan dan memantau kebijakan ini.
Risiko Harga Pasar
Eksposur Perusahaan terhadap risiko harga pasar terutama muncul dari counterparty yang gagal memenuhi liabilitasnya atau melalui kesalahan perdagangan dan kesalahan lainnya. Dalam transaksi perdagangan di bursa, Perusahaan bertindak sebagai prinsipal dan kemudian menovasi kontrak tersebut ke nasabah. Kegagalan nasabah menerima perdagangan akan menyebabkan Perusahaan terkena risiko harga pasar.
Perusahaan juga menghadapi risiko harga pasar terkait investasi tersedia untuk dijual. Untuk mengelola risiko harga yang timbul dari investasi ini, Perusahaan mendiversifikasi portofolionya. Diversifikasi portofolio dilakukan berdasarkan batasan yang ditentukan komite.
Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga arus kas adalah risiko arus kas di masa datang atas instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Nilai wajar risiko suku bunga adalah risiko nilai wajar instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Perusahaan dihadapkan pada berbagai risiko terkait dengan fluktuasi suku bunga pasar.
Aset dan liabilitas keuangan yang berpotensi terpengaruh risiko suku bunga terutama terdiri dari deposito berjangka, perdagangan utang jatuh tempo dan pinjaman dari lembaga keuangan. Perusahaan memonitor perubahan suku bunga pasar untuk memastikan suku bunga Perusahaan sesuai dengan pasar.
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko kerugian yang akan dialami Perusahaan, apabila nasabah atau pihak lawan, gagal untuk memenuhi liabilitas kontraktual. Perusahaan tidak memiliki risiko konsentrasi kredit yang signifikan. Perusahaan mengelola dan mengendalikan risiko kredit dengan menetapkan batasan jumlah risiko yang akan diterima, tingkat jaminannya serta dengan
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN (lanjutan)
B. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Kredit (lanjutan)
Eksposur risiko kredit Perusahaan berkaitan dengan kegiatan broker saham terasosiasi pada posisi kontraktual nasabah yang muncul pada saat perdagangan. Dengan demikian, Perusahaan memerlukan jaminan untuk mengurangi risiko tersebut. Jenis instrumen diterima Perusahaan atas jaminan tersebut dapat berupa kas dan efek yang tercatat di bursa.
Risiko Likuiditas
Manajemen telah membentuk kerangka kerja manajemen risiko likuiditas untuk pengelolaan dana jangka pendek, menengah dan jangka panjang dan persyaratan manajemen likuiditas. Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan mempertahankan cadangan yang memadai, fasilitas perbankan dan fasilitas pinjaman, dengan terus memantau rencana dan realisasi arus kas dengan cara pencocokkan profil jatuh tempo aset keuangan dan liabilitas keuangan.
33. ASET KEUANGAN DAN LIABILITAS KEUANGAN
a. Klasifikasi Instrumen Keuangan
Perusahaan memiliki berbagai macam aset keuangan, diantaranya kas dan setara kas, deposito berjangka, piutang reverse repo, piutang pada lembaga kliring dan penjaminan, piutang perusahaan efek lain dan piutang nasabah - pihak ketiga, yang timbul dari kegiatan operasi perusahaan. Sedangkan liabilitas keuangan diantaranya utang pada lembaga kliring dan penjaminan dan utang nasabah.
Rincian kebijakan akuntansi penting dan metode yang diterapkan (termasuk kriteria untuk pengakuan, dasar pengukuran dan dasar pengakuan pendapatan dan beban) untuk setiap klasifikasi aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas diungkapkan dalam Catatan 3.
Nilai tercatat dan taksiran nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan yang dicatat di laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Nilai wajar Aset Keuangan
Nilai tercatat
Kas dan setara kas 25.510.745.238 25.510.745.238 Deposito berjangka
1.047.400.848 Piutang reverse repo
7.800.588.073 Portofolio efek - bersih
5.277.510.162 Piutang pada lembaga kliring dan penjaminan
963.617.000 Piutang nasabah - pihak ketiga
621.721.628 Piutang lain-lain
12.965.834.101 Penyertaan pada bursa efek
Aset lain-lain 2.290.000
Jumlah Aset Keuangan 54.324.707.050
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
33. ASET KEUANGAN DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)
a. Klasifikasi Instrumen Keuangan (lanjutan)
Nilai wajar Liabilitas Keuangan
Nilai tercatat
Utang lembaga kliring dan penjaminan
890.717.500 Utang nasabah
Biaya masih harus dibayar 80.729.121
Jumlah Liabilitas Keuangan 1.660.624.739
Nilai wajar Aset Keuangan
Nilai tercatat
Kas dan setara kas 22.843.176.352 22.843.176.352 Deposito berjangka
1.018.912.302 Piutang reverse repo
7.371.624.560 Portofolio efek - bersih
6.801.336.762 Piutang pada lembaga kliring dan penjaminan
2.129.072.500 Piutang nasabah - pihak ketiga
527.227.935 Piutang perusahaan efek
1.404.000 Piutang lain-lain
12.962.317.969 Penyertaan pada bursa efek
Aset lain-lain 7.290.000
Jumlah Aset Keuangan 53.797.362.380
Liabilitas Keuangan
Utang pada lembaga kliring dan penjaminan
1.684.585.000 Utang nasabah
Biaya masih harus dibayar 38.388.534
Jumlah Liabilitas Keuangan 2.684.894.283
b. Nilai Wajar Instrumen Keuangan
Nilai wajar aset keuangan pada saat pengakuan awal adalah sama dengan harga transaksinya. Nilai wajar Efek yang diperdagangkan di Bursa, adalah harga penutupan (closing price) pada tanggal perdagangan.
Apabila pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif dan Lembaga Penilaian Harga Efek tidak menerbitkan harga pasar wajar untuk instrumen keuangan tersebut, Perusahaan menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian dan asumsi sebagai berikut:
• Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan syarat dan kondisi standar dan diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan mengacu pada harga kuotasi pasar, yaitu harga penutupan (closing price).
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
33. ASET KEUANGAN DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)
b. Nilai Wajar Instrumen Keuangan (lanjutan)
• Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan lainnya ditentukan sesuai dengan model penentuan harga yang berlaku umum berdasarkan analisis arus kas yang didiskontokan dengan menggunakan harga transaksi pasar kini yang diobservasi dan kuotasi dealer untuk instrumen serupa.
• Jika harga tersebut diatas tidak tersedia, analisis arus kas yang didiskontokan bisa dilakukan dengan menggunakan tingkat bunga pengembalian sesuai dengan durasi instrumen keuangan.
34. PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 17 Maret 2014.