Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi Pengujian Asumsi Klasik

b. Menganalisis matrik korelasi variabel – variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya 0.90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. c. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari a nilai tolerance dan lawannya bvariance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen terikat dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF=1Tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10.

3.13 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali, 2005:11. Suatu model Universitas Sumatera Utara regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tak ada pola yang jelas maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik scatter plot.

3.14 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Metode regresi yang baik apabila tidak terdapat autokorelasi. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi Ghozali, 2005:95. Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin-Waston DW test. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: a. angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, b. angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, c. angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Universitas Sumatera Utara

3.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga menunjukan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Rumus dari regresi linier berganda multiple linier regresion adalah: Y = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + e Y = Perubahan harga saham β = konstanta X 1 = Net Profit Margin X 2 = Return On Equity X 3 = Debt to Equity Ratio X 4 = Earning Per Share β 1 , β 2 , β 3, β 4 = koefisien regresi e = variabel pengganggu error Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda karena ada dua atau lebih variabel independennya. Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen.

3.2.1 Uji signifikansi simultan

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F. Uji F dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Menurut Ghozali Universitas Sumatera Utara 2005:84 “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependenterikat”. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5, dengan derajat kebebasan df = n-k-1, dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel. Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut: a. jika F hitung F tabel pada α 0.05, maka H diterima, dan b. jika F hitung F tabel pada α 0.05, maka H 1 diterima.

3.2.2 Uji signifikansi parsial

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t. Uji t dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Menurut Ghozali 2005:84 “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5, dengan derajat kebebasan df = n-k-1, dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagai berikut: a. jika t hitung t tabel pada α 0.05, maka H 1 ditolak, dan b. jika t hitung t tabel pada α 0.05, maka H 1 diterima. Universitas Sumatera Utara

G. Jadwal Penelitian Tabel 3.1

Jadwal Penelitian Sumber: Data diolah penulis, 2011 T T a a h h a a p p a a n n P P e e n n e e l l i i t t i i a a n n F F e e b b r r u u a a r r i i 2 2 1 1 1 1 M M a a r r e e t t 2 2 1 1 1 1 A A p p r r i i l l 2 2 1 1 1 1 M M e e i i 2 2 1 1 1 1 J J u u n n i i 2 2 1 1 1 1 J J u u l l i i 2 2 1 1 1 1 Study Pendahuluan Pengajuan Proposal Penyetujuan Proposal Bimbingan Proposal Seminar Proposal Pengumpulan dan Pengolahan Data Bimbingan dan Penyelesaian Skripsi Ujian Komprehensif Universitas Sumatera Utara BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh yang terjadi dalam penelitian ini, maka diperlukan data dari perusahaan-perusahaan yang diteliti agar dapat diketahui bagaimana pengaruh yang terjadi antara net profit margin, return on equity, debt equity ratio, dan earning per share terhadap perubahan harga saham. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 48 populasi. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling diperoleh 18 sampel untuk periode 3 tahun dimulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2008. Berikut tabel nama dan kode perusahaan real estate dan property yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini. Tabel 4.1 Data populasi dan sampel perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia No. Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 4 1 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk √ - - - - 2 BAPA PT Bekasi Asri Pemula Tbk √ - √ - - 3 BIPP PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk √ - - - - 4 BKDP PT Bukit Darmo Property Tbk √ √ √ √ 1 5 BKSL PT Bukit Sentul Sentul City Tbk √ √ - √ - 6 BMSR PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk √ √ √ √ 2 7 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk √ √ √ √ 3 8 CKRA PT Citra Kebun Raya Agri Tbk √ √ √ √ 4 Universitas Sumatera Utara No. Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 4 9 COWL PT Cowell Development Tbk √ - √ √ - 10 CTRA PT Ciputra DevelopmentTbk √ - - - - 11 CTRP PT Ciputra Property Tbk √ √ √ √ 5 12 CTRS PT Ciputra Surya Tbk √ √ √ √ 6 13 DART PT Duta Anggada Realty Tbk √ √ √ √ 7 14 DGIK PT Duta Graha Indah Tbk √ √ √ √ 8 15 DILD PT Intiland Development Tbk √ √ √ √ 9 16 DUTI PT Duta Pertiwi Tbk √ - √ - - 17 ELTY PT Bakrieland Development Tbk √ - - - - 18 GMTD PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk √ √ - √ - 19 GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk √ - √ - - 20 INPP PT Indonesian Paradise Property Tbk √ √ √ √ 10 21 JAKA PT Jaka Inti Realtindo Tbk √ - - - - 22 JIHD PT Jakarta International HotelDevelopment Tbk √ √ √ √ 11 23 JRPT PT Jaya Real Property Tbk √ √ √ √ 12 24 JSPT PT Jakarta Setiabudi International Tbk √ √ - √ - 25 KARK PT Dayaindo Resources International Tbk √ - √ - - 26 KIJA PT Kawasan Industri JababekaTbk √ - - - - 27 KPIG PT Global Land Development Tbk √ - - - - 28 LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk √ √ √ √ 13 29 LCGP PT Laguna Cipta Griya Tbk √ √ - √ - 30 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk √ √ √ √ 14 31 LPKR PT Lippo KarawaciTbk √ - √ - - 32 MAMI PT Mas Murni IndonesiaTbk √ - - - - 33 MDLN PT Modernland Realty Tbk √ √ √ √ 15 34 MTSM PT Metro Supermarket Realty Tbk √ √ - √ - 35 OMRE PT Indonesia Prima Property Tbk √ √ - √ - 36 PJAA PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk √ - - - - 37 PNSE PT PudjiadiSons Tbk √ - - - - 38 PSAB PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk √ √ - √ - 39 PTRA PT New Century Development Tbk √ - - - - 40 PUDP PT Pudjiadi Prestige Limited Tbk √ √ √ √ 16 41 PWON PT Pakuwon Jati Tbk √ √ √ √ 17 42 PWSI PT Panca Wiratama Sakti Tbk √ √ √ √ 18 43 RBMS PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk √ √ √ √ 19 44 RODA PT Royal Oak Development Asia Tbk √ - √ - - 45 SIIP PT Suryainti Permata Tbk √ - - - - 46 SMDM PT Suryamas Dutamakmur Tbk √ √ √ √ 20 47 SMRA PT Summarecon Agung Tbk √ √ √ √ 21 48 SSIA PT Surya Semesta Internusa Tbk √ - - - - Sumber: Data diolah penulis, 2011 Universitas Sumatera Utara

B. Analisis Data Penelitian 4.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, mean, serta standar deviasi. Statistik deskriptif adalah proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami. Statistik deskriptif akan dijelaskan dalam tabel berikut ini. Tabel 4.2 Statistik deskriptif Descriptive statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation NPM 54 0,01 18,46 1,2646 4,04110 ROE 54 0,10 27,88 7,5481 6,37500 DER 54 0,05 4,04 1,2437 0,91005 EPS 54 1,00 247,00 40,4074 47,54284 AHS 54 -0,90 7,57 0,4037 1,40591 Valid N listwise 54 Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2011 Penjelasan tabel diatas sebagai berikut : a. Variabel net profit margin NPM memiliki sampel N sebanyak 54; nilai minimum terkecil 0,01; nilai maksimum terbesar 18,46; mean nilai rata-rata 1,2646; dan standar deviation simpangan baku variabel ini adalah 4,04110. b. Variabel return on equity ROE memiliki sampel N sebanyak 54; nilai minimum terkecil 0,10; nilai maksimum terbesar 27,88; mean nilai Universitas Sumatera Utara rata-rata 7,5481; dan standar deviation simpangan baku variabel ini adalah 6,37500. c. Variabel debt to equity ratio DER memiliki sampel N sebanyak 54; nilai minimum terkecil 0,05; nilai maksimum terbesar 4,04; mean nilai rata-rata 1,2437; dan standar deviation simpangan baku variabel ini adalah 0,91005. d. Variabel earning per share EPS memiliki sampel N sebanyak 54; nilai minimum terkecil -0,90; nilai maksimum terbesar 247,00; mean nilai rata-rata 40,4074; dan standar deviation simpangan baku variabel ini adalah 47,54284. e. Variabel perubahan harga saham ∆HS memiliki sampel N sebanyak 54; nilai minimum terkecil -0,90; nilai maksimum terbesar 7,57; mean nilai rata-rata 0,4037; dan standar deviation simpangan baku variabel ini adalah 1,40591.

4.2 Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik diperlukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis. Menurut Ghozali 2005:123, asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah : a. berdistribusi normal, b. non-multikolinearitas yaitu antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna, c. non-autokorelasi yaitu kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi, d. non-heterokedastisitas yaitu variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama. Universitas Sumatera Utara

4.2.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik yang digunakan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Ghozali 2005:115, memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov- Smirnov, dapat dilihat dari: a. Jika nilai signifikan 0,05 maka distribusi data tidak normal, b. Jika nilai signifikan 0,05 maka distribusi data normal. Hipotesis yang digunakan adalah : H0 : Data residual berdistribusi normal, dan Ha : Data residual tidak berdistribusi normal. Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Unstandardized Residual N 54 Normal Parameters a,b Mean 0,0000000 Std. Deviation 1,38629076 Most Extreme Differences Absolute 0,148 Positive 0,148 Negative -0,137 Kolmogorov-Smirnov Z 0,907 Asymp. Sig. 2-tailed 0,187 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2011 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov- Smirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4.3 dapat diketahui bahwa : 1. Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.2 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,089 dengan probabilitas signifikan Asymp.Sig.2-tailed adalah 0,187. Nilai tersebut di atas α = 0,05 karena Asymp.Sig.2-tailed lebih besar dari α2 0,025. Hal ini berarti data residual terdistribusi secara normal. Dengan demikian, Ha ditolak dan Ho diterima. 2. Setelah data berdistribusi normal dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini dilampirkan grafik histogram dan grafik p-plot data yang telah berdistribusi normal. Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2011 Gambar 4.1 One Sample Kolmogorov- Smirnov Test Universitas Sumatera Utara Histogram Grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal karena grafik tidak menceng skewness kiri maupun menceng kanan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal p-plot seperti dibawah ini. Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2011 Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot Berdasarkan grafik normal p-plot di atas terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi nomalitas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ghozali 2005:112, dimana pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data titik menyebar di sekitar garis diagonal dan Universitas Sumatera Utara mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan data yang telah terdistribusi normal.

4.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Jika pada model regresi terjadi multikolinearitas, maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error menjadi tidak terhingga. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan melihat tolerance value dan VIF. Menurut Ghozali 2005 “adanya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai variance inflation factor VIF. Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10”. Apabila tolerance value 0,1 atau VIF 10 = terjadi multikolinearitas akan tetapi jika tolerance value 0,1 atau VIF 10 = tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant NPM 0,796 1,257 ROE 0,207 4,837 DER 0,703 1,422 EPS 0,243 4,114 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa tolerance value dari setiap variabel independen adalah lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF dari setiap variabel independen adalah lebih kecil dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen.

4.2.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas apabila titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur. Menurut Ghozali 2005:105, terdapat dua dasar pengambilan keputusan penentuan uji heteroskedastisitas. a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian a. Dependent Variable: ∆HS Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2011 Universitas Sumatera Utara menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heterokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik- titik pada gambar. Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2011 Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot Berdasarkan grafik scatterplot tersebut dapat dilihat bahwa titik- titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Grafik tersebut juga tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengidentifikasikan tidak terjadinya Universitas Sumatera Utara heteroskedasitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.

4.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini t dengan kesalahan pengganggu sebelumnya t-1. Jika terjadi korelasi, maka terdapat autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan Uji Durbin Watson. Menurut Sunyoto 2009:91, untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dilihat dari: a. angka D-W di bawah –2 berarti ada autokorelasi positif, b. angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, dan c. angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Universitas Sumatera Utara Tabel dibawah ini menyajikan hasil uji Durbin Watson dengan menggunakan program SPSS versi 18.0. Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2011 Hasil uji autokorelasi diatas menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi antar kesalahan pengganggu antar periode. Hal tersebut dilihat dari nilai Durbin-Watson D-W sebesar 1,710. Angka D-W berada diantara -2 dan 2, yang mengartikan bahwa angka DW lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari 2. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun negatif.

4.3 Analisis Regresi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 43 88

Analisis pengaruh rasio profitabilitas dan financial leverage terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek jakarta

1 30 80

The Effect of Current Ratio, Activity Ratio, Debt Ratio, and Inflation on Profitability Ratio in the Real Estate Company in Indonesia Stock Exchange 2010-2013

0 3 91

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 5 103

Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Return Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indoensia.

5 13 22

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 17

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2