HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan Penggunaan Media Sosial Dengan Kemampuan Interaksi Sosial Remaja di SMA Negeri 1 Kota Medan

36

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai karakteristik responden, variabel tingkat penggunaan media sosial, variabel interaksi sosial, dan hubungan tingkat penggunaan media sosial dengan interaksi sosial remaja di SMA Negeri 1 Kota Medan dengan jumlah responden sebanyak 96 orang.

5.1.1 Demografi Responden

Tabel 5.1.1Distribusi Frekuensi Karakteristik Remaja di SMA Negeri 1 Kota Medan n=96 No Karakteristik Frekuensi Persentase 1 Umur 15 tahun 16 tahun 17 tahun 42 45 9 43,8 46,9 9,4 2 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 42 54 43,8 56,2 Pada tabel tersebut, terlihat rentang usia remaja mulai dari usia 15-17 tahun yang masuk kedalam kategori remaja pertengahan sesuai dengan sasaran penelitian yaitu siswasiswi remaja SMA. Responden dengan jumlah terbanyak berada pada umur 16 tahun sebanyak 45 orang 46,9 dan diikuti dengan 42 orang 43,8 siswasiswi remaja berumur 15 tahun. Data juga menunjukkan bahwa remaja berjenis kelamin perempuan dalam penelitian ini lebih mendominasi sebagai responden dengan jumlah 54 orang atau 56,2 dengan sisanya remaja berjenis kelamin laki-laki 43,8. Universitas Sumatera Utara 37

5.1.2 Penggunaan Media Sosial

Tabel 5.1.2 Hasil Analisis DataVariabel Tingkat Penggunaan Media Sosial Remaja di SMA Negeri 1 Kota Medan n=96 Variabel Mean Min-Maks 95 CI Penggunaan Media Sosial 2,40 1,10-4,00 2,38;2,75 Tingkat penggunaan media sosial menunjukkan derajat keseringan responden dalam hal penggunaan atau akses media sosialnya sehari-hari.Nilai rata-rata nilai penggunaan media sosial remaja adalah 2,40. Nilai penggunaan media sosial terendah adalah 1,10 dan tertinggi 4,00. Berdasarkan nilai rata rata yang disesuaikan dengan skala instrumen, maka dapat dikatakan bahwa remaja SMA Negeri 1 Kota Medan kadang-kadang mengkakses media sosial. Pemanfaatan sosial media dalam penelitian ini menunjukkan bagaimana responden memanfaatkan berbagai jenis fasilitas yang terdapat pada sosial media. Dari hasil data yang diperoleh untuk pemanfaatan media sosial, diketahuibahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 71 orang 74 menggunakan media sosial untuk berkomunikasi, dan selanjutnya menggunakan media sosial untuk hiburan 50. Lalu sisanya untuk memperoleh informasi ynag dibutuhkan baik dalam hal pelajaran atau umum 43,8. Hal ini menunjukkan bahwa dari beberapa manfaat media sosial yang ada, responden tetap memanfaatkan media sosial mereka untuk berkomunikasi baik dengan keluarga atau teman-teman. Universitas Sumatera Utara 38

5.1.3 Interaksi Sosial Remaja

Tabel 5.1.3 Hasil analisis data variabel Interaksi Sosial Remaja SMA Negeri 1 Kota Medan n=96 Variabel Mean Min-Maks 95 CI Interaksi Sosial Remaja 2,74 1,25-4,08 2,58;2,90 Interaksi sosial dalam penelitian ini menunjukkan bagaimana interaksi sosial yang terjadi antara responden dengan lingkungan sosialnya.Lingkungan sosial yang dimaksudkan disini adalah lingkungan sosial sosial yang paling dekat serta berpengaruh dalam kehidupan remaja, dalam hal penelitian ini adalah lingkungan sekolah.Berdasarkan datayang diperoleh didapatkan nilai rata-rata responden 2,74 dengan nilai terendah 1,25 dan tertinggi 4,08 Berdasarkan nilai rata rata yang disesuaikan dengan skala instrumen, maka dapat dikatakan bahwa interaksi sosial remaja di SMA Negeri 1 Kota Medan tergolong dalam kategori dangkal. 5.1.4Hubungan Tingkat Penggunaan Media Sosial Dengan Interaksi Sosial Remaja SMA Negeri 1 Kota Medan Tabel 5.1.4 Hubungan Tingkat Penggunaan Media Sosial Dengan Interaksi Sosial Remaja SMA Negeri 1 Kota Medan n=96 Variabel 1 Variabel 2 Pearson correlation r p- value Tingkat Penggunaan Media Sosial Interaksi Sosial Remaja 0,452 0,000 Universitas Sumatera Utara 39 Dari hasil perhitungan uji normalitas menggunakan kolmogorov-smirnov dengan α=0,05, didapatkan hasil 0,084. Dari hasil statistik data numerik, maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.Analisa hubungan antara variabel tingkat penggunaan media sosial dengan interaksi sosial remaja dihitung menggunakan uji korelasi Pearson.Dari hasil penghitungan menggunakan bantuan program SPSS, didapatkan hasil koefisien korelasi r hitung sebesar 0,452 dengan nilai p-value 0,000. Dari hasil tersebut, disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat penggunaan media sosial dan kemampuan interaksi remaja dengan kekuatan hubungan cukup. 5.2 Pembahasan 5.2.1 Penggunaan Media Sosial Pengambilan data tingkat penggunaan media sosial didasarkan pada makna kata tingkat dan penggunaan yang berasal dari kata guna yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI bermakna proses, cara, pemakaian, fungsi, dan kata tingkat yang menunjukkan suatu jumlahfrekuensi atau seberapa sering yang menunjukkan suatu keadaan lebih tinggi atau lebih rendah dalam hubungan titik tertentu.Berdasarkan data yang diperoleh, nilai rata-rata nilai penggunaan media sosial remaja adalah 2,40 dengan nilai penggunaan media sosial terendah adalah 1,10 dan tertinggi 4,00. Berdasarkan nilai rata-rata yang disesuaikan dengan skala instrumen, maka dapat dikatakan bahwa remaja SMA Negeri 1 Kota Medan kadang-kadang mengkakses media sosial.Sejalan dengan penelitian Totok Wahyu dkk 2013 bahwa intensitas penggunaan media sosial di SLTA Kabupaten Universitas Sumatera Utara 40 Sidoarjo dengan responden remaja tergolong jarang dengan alasan berkomunikasi langsung lebih menarik daripada melalui jejaring sosial. Media sosial pada saat ini dianggap menjadi suatu kebutuhan sehari-hari yang cukup penting bagi kelompok remaja di era globalisasi. Intensitas penggunaan media sosial yang dilakukan oleh remaja dipengaruhi oleh kebutuhannya akan informasi-informasi baik itu informasi yang bersifat akademis maupun non-akademis. Kebutuhan-kebutuhan lain seperti kebutuhan komunikasi juga merupakan hal yang dapat mempengaruhi intensitas penggunaan media sosial tersebut. Kepentingan seseorang dalam menggunakan internet seperti media sosial dapat dipengaruhi oleh kepentingannya untuk sebuah informasi, kesenangan, maupun kepentingannya untuk berkomunikasi Taher, 2014.Sebagian besar responden memanfaatkan media sosial mereka untuk berkomunikasi baik dengan keluarga atau teman-teman. Sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya milik Rahmawati dan Kusumawati 2012 bahwa sebagian besar pelajar menggunakan handphone sebagai media komunikasi dan sering mengakses facebook untuk update status dan sharing informasi.

5.2.2 Interaksi Sosial

Interaksi sosial dipandang sebagai dasar proses-proses sosial yang ada, menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok manusia, maupun perorangan dengan kelompok manusia Bungin, 2006.Interaksi sosial juga mempengaruhi perilaku seseorang, dimana perilaku digerakkan atau dimotivasi untuk memperoleh kesenangan. Universitas Sumatera Utara 41 Dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 2014 dikatakan bahwa interaksi sosial mengacu pada beberapa aspek yaitu: 1 kontak sosial primer dan sekunder; 2 komunikasi langsung dan tidak langsung sesuai dengan isi dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 2014 yang mengatakan bahwa nteraksi sosial terjadi dalam proses komunikasi dan dalam komunikasi tersebut ada pesan- pesan tertentu yang disampaikan; 3 identitas kelompok; 4 imitasi. Kontak sosial dapat terjadi dalam 3 bentuk: 1 antara perorangan; 2 antar perorangan dengan kelompok; 3 antar kelompok dengan kelompok lain. Kontak sosial dapat berbentuk positif yang mengarah pada suatu kerja sama atau kontak sosial negatif yang mengarah kepada pertentangan atau tidak menghasilkan interaksi sama sekali Soejono, 2007. Dari hasil perhitungan data yang diperoleh didapatkan nilai rata-rata responden 2,74 dengan nilai terendah 1,25 dan tertinggi 4,08 Berdasarkan nilai rata rata yang disesuaikan dengan skala instrumen, maka dapat dikatakan bahwa interaksi sosial remaja di SMA Negeri 1 Kota Medan tergolong dalam kategori dangkal. Interaksi sosial dangkal merupakan interaksi yang berlangsung hanya saat tertentu saja, tidak terjadi secara berkesinambungan, dan berbatas pada saat itu saja. 5.2.3Hubungan Tingkat Penggunaan Media Sosial dan Interaksi Sosial Remaja Analisa hubungan antara variabel tingkat penggunaan media sosial dengan interaksi sosial remaja dihitung menggunakan uji korelasi spearman. Dari hasil Universitas Sumatera Utara 42 penghitungan 96 data responden menggunakan SPSS, didapatkan hasil koefisien korelasi r hitung sebesar 0,452 dengan nilai p-value 0,000. Dari hasil penghitungan tersebut, disimpulkan bahwa peneliti menolak Ho yang sudah ditetapkan sebelumnya serta adanya hubungan bermakna berkekuatan cukup antara tingkat penggunaan media sosial dan kemampuan interaksi remaja p=0,000 Hasil penelitian ini berbanding sejalan dengan penelitian serupa sebelumnya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Facebook Terhadap Interaksi Sosial Siswa” yang hasilnya dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna berkekuatanpositif antara penggunaan facebook dengan interaksi sosial siswa karena pada penelitian tersebut didapatkan r hitung lebih besar dari r tabel 0.5480.294. Dengan thitung lebih besar dari t tabel 4,29 1,68. Karena t hitung lebih besar dari t tabel , maka menunjukkan bahwa pengaruh antara variabel x dan variabel y berarti.Dapat dikatakan ada pengaruh positif yang signifikan antara penggunaan facebook dengan interaksi sosial siswa. Penelitian ini juga dapat mendukung penelitian milikPuworini dan Sugiyanti 2012 yang diketahui bahwa motif mahasiswa menggunakan media sosial sepertifacebook yaitu untuk personal branding atau mengekspresikan diri yang dapat dilihat dari empat motif yaitu update status, berbagi identitas, eksplorasi diri dan fasilitas sosial. Oleh karena itu, dari keempat motif tersebut dapat dijelaskan bahwa personal branding yang dilakukan mahasiswa melalui facebook merupakan salah satu upaya untuk menjadi bagian dari Universitas Sumatera Utara 43 pergaulannyadalam suatu lingkungan sosial, yang artinya dalam penelitian sebelumnya ini mengatakan bahwa penggunaan media sosial memiliki hubungan dengan kemampuan interaksi individu dilingkungan sosial yang dimilikinya. Penelitian berjudul ”Perilaku Penggunaan Internet di Kalangan Mahasiswa” milik Iik Novianto 2007 mengatakan bahwa mahasiswa menggunakan media internet juga sebagai media komunikasi guna menjalin komunikasi atau interaksi dengan orang lain melalui fasilitas chatting, email,facebook, twwiter, dll seperti bertukar informasi, diskusi, maupun sebagai sarana untuk menambah temanatau memperluas pergaulan.Hal ini menunjukkan bahwa media sosial yang terdapat dalam internet menjadi salah satu faktor terbentuknya suatu interaksi antar individu. Hasil penelitian untuk melihat ada tidaknya hubungan antara tingkat penggunaan media sosial dengan kemampuan interaksi sosial yang telah dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Kota Medan ini menyatakan adanya hubungan yang signifikan atau bermakna antara tingkat penggunaan media sosial dengan kemampuan interaksi sosial remaja di SMA Negeri 1 Kota Medan, menunjukkan bahwa benarmedia sosial menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan interaksi sosial remaja. Penggunaan media sosial sebagai sarana komunikasi dan informasi oleh remaja sedikit banyak juga memiliki pengaruh terhadap tumbuh kembang psikologisnya, sesuai dengan hasil penelitian Fauzi Rahman 2014 yang berjudul “Hubungan Egosentrisme dengan Kompetensi Sosial Remaja Siswa SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang” Universitas Sumatera Utara 44 bahwa adanya hubungan yang signifikan antara egosentrisme dan kompetensi sosial remaja. McCartney dan Philips 2006 mengatakan terdapat faktor-faktor yang lain yang dapat mempengaruhi kompetensi sosial, antara lain: 1 faktor lingkungan keluarga; 2 faktor teman dekat; 3 tugas perkembangan remaja; 4 perkembangan emosi dan ego remaja; 5faktor tempramen; 6 faktor keterampilan sosio-kognitif, faktor keterampilan berkomunikasi; dan 7 pengalaman sosialisasi dimasa awal, seseorang yang masa kecilnya mengikuti pendidikan anak usia dini PAUD yang mendapatkan kesempatan berinteraksi dengan lingkungan lebih dini cenderung memiliki kompetensi bersosialisasi lebih baik. Smart dan Sanson 2003 menjelaskan bahwa jenis kelamin juga mempengaruhi kompetensi sosial atau kemampuan individu untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.Berbagai kecakapan lebih ditonjolkan oleh remaja perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini terjadi karena dorongan dari norma serta harapan sosial yang menginginkan remaja perempuan agar lebih kooperarif penurut, hormat terhadap figure orangtua guru, dan memiliki tanggung jawab. Universitas Sumatera Utara 45

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN