2.2. Bahan Baku Benang Karet
Lateks merupakan salah satu bahan baku yang digunakan untuk pembuatan benang karet, sebelum lateks digunakan menjadi benang karet atau bahan jadi karet
lainnya, lateks tersebut terlebih dahulu dipekatkan disebutr lateks pekat. Lateks adalah cairan berwarna putih yang menyerupai susu yang dihasilkan
dari pohon karet bila disadap atau dilukai. Lateks merupakan sistem koloid yang kompleks, yang terdiri dari partikel karet dan bahan – bahan karet yang terdispersi
dalam cairan yang disebut serum. Bahan bukan karet jumlahnya relatif kecil, sebagian besar terlarut dalam serum, lainnya teradsorbsi dalam permukaan partikel karet.
Tabel 2.1. Komposisi Lateks Pekat No
Nama Bahan Kadar
1 Karet Kering
25 – 40 2
Air 60 – 70
3 Protein dan senyawa Nitrogen
1,0 – 1,5 4
Lipid dan Terpen 1,0 – 1,5
5 Senyawa Anorganik
0,1 – 0,5 6
Karbohidrat 1,0 – 2,0
7 pH
6,7 – 7,5
Lateks yang dipekatkan mempunyai Kadar Karet Kering KKK minimum 60 dan berupa cairan yang mantap.
Tujuan dari pemekatan lateks antara lain :
Universitas Sumatera Utara
1. Untuk memperoleh kadar karet kering sekurang-kurangnya 60
2. Untuk mengurangi kenaikan biaya produksi
3. Untuk mengetahui jumlah air ditambahkan pada pengenceran lateks sampai
kadar yang dikehendaki. Penggolongan lateks pekat didasarkan atas cara pemekatan. Dalam perdagangan
dijumpai 4 empat cara pemekatan lateks pekat, yaitu : 1.
Pemusingan Centrifuging 2.
Pendadihan Creaming 3.
Penguapan Evaporating 4.
Dekantasi listrik
2.3. Pengertian Air Limbah
Air limbah yaitu air dari suatu daerah permukiman yang telah dipergunakan untuk berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan
hidup yang sehat dan baik. Unsur – unsur dari suatu sistem pengolahan air limbah yang modern terdiri dari :
1. Masing – masing sumber air limbah
2. Sarana pemrosesan setempat
3. Sarana pengumpul
4. Sarana penyaluran
5. Sarana pengolahan, dan
6. Sarana pembuangan.
Dan dua faktor yang penting yang harus diperhatikan dalam sistem pengolahan air limbah yaitu jumlah dan mutu.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1. Tahap – Tahap Pengolahan Air Limbah a. Collecting Reservoir
Air buangan yang berasal dari pengolahan benang karet dialirkan melalui saluran parit ke bak collecting reservoir. Didalam bak collecting reservoir terdapat 3
sekat atau sisi dimana pada tiap-tiap pintu sekat tersebut ada terdapat saringan. Bak ini berguna sebagai bak pengontrol sludge atau residu asam asetat dan karet sehingga
diharapkan waste water yang akan mengalir keproses selanjutnya terbebas dari sludge
dan karet tersebut. b. Equalisation Basin
Air buangan dari collecting reservoir dialirkan kedalam bak Equalisation Basin. Proses ini bertujuan untuk mengurangi atau mengembalikan variasi – variasi
karakteristik air limbah agar segera tercapai kondisi yang optimum pada proses pengolahan selanjutnya. Dengan adanya bak equalisasi ini diharapkan debit aliran dan
beban pencemaran yang bervariasi dapat diubah menjadi konstan atau mendekati konstan.
Fungsi bak equalisasi adalah : 1.
Meredam bahan akibat adanya fluktasi bahan organis yang dapat mengganggu proses biologis aerob.
2. Mengendalikan pH air limbah.
3. Mengurangi fluktasi debit air, sehingga bahan homogeny secara merata atau
teratur diatur pengalirannya menuju proses selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
4. Mencegah terjadinya konsentrasi bahan – bahan homogen beracun yang tinggi
memasuki unit pengolahan biologis yang aerobic. Pada bak equalisasi ini dilakukan aerasi agar terjadinya homogenitas air
limbah serta dapat terjadinya pencapaian Biochemical Oxygen Demand BOD yang
diinginkan. c. Alkalization Basin
setelah dari bak equalisasi, air kemudian dipompakan kedalam bak alkalization basin. Proses alkalisasi ini dilakukan untuk memisahkan logam berat dari air limbah dengan
menaikkan pH asam menjadi basa. Dimana dalam hal ini air limbah mengandung kadar zink yang tinggi, dan zink merupakan salah satu jenis logam yang mudah terikat
dengan zat – zat lainnya. Pada bak alkalization ini dilakukan pengandjusan larutan caustic soda
penambahan NaOH 30 dan penambahan polielektrolit yang secara otomatis akan membentuk endapan. Dan yang berupa sludge cair akan dialirkan ke bak sedimentasi
basin.
d. Sedimentasi Basin
Air buangan yang berasal dari bak alkalization akan dialirkan kedalam bak sedimentasi. Proses sedimentasi ini bertujuan untuk mengendapkan fase lumpur yang
terdapat pada air limbah sebagai hasil dari proses alkalisasi. Partikel air harus cukup besar agar dapat diendapkan dalam jangka waktu tertentu. Kecepatan pengendapan
akan berbanding langsung dengan kuadrat diameter partikel – partikelnya. Jika partikel membentuk aglomerat maka kecepatan akan bertambah besar.
Universitas Sumatera Utara
Bak sedimentasi ini berbentuk spiral atau dapat dikatakan berbentuk lingkaran yang mempunyai 3 lapisan. Air limbah yang akan diolah akan masuk kebagian tengah
pada bak pengendapan, kemudian dialirkan kebagian bawah dan kesamping. Pada waktu air mengalir kepermukaan sludge akan jatuh ke dasar bak secara gravitasi,
kemudian air keluar melalui saluran yang dipasang secara radial.
e. Lifhting Pump Station