BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Latar Belakang Industri Karet
Perkembangan karet dan industri karet dewasa ini sangat pesat. Masyarakat modern sekalipun mempergunakan karet, karena setiap hari menggunakan barang dari
karet dalam kehidupannya, untuk melakukan olahraga dan kegiatan-kegiatan lainnya. Pabrik industri karet PT. I ndustri Karet Nusantara Medan merupakan salah satu
perusahaan Badan Usaha Milik Negara BUMN yang memproduksi barang jadi karet seperti L: karet gelang dan benang karet dengan menggunakan lateks sebagai bahan
bakunya. Banang karet rubber thread merupakan salah satu komoditi ekspor non migaa
yang memilikki prospek yang cukup cerah karena bahan bakunya adalah lateks yang banyak terdapat dalam negeri.
Lateks pekat dari kebun diolah menjadi benang karet melalui proses pengolahan karet dengan fasa cair. Dikatakan fasa cair, karena lateks dan bahan-bahan kimia
dicampur dengan fasa cair dengan bantuan air bebas mineral demin water. Produksi benang karet rubber thread dari lateks berlangsung dari beberapa departemen unit.
Unit laboratorium kendali mutu bertugas memeriksa bahan baku lateks, bahan kimia, memeriksa dispersi, emulsi, solution, dan memeriksa kompon.
Unit kompon bertugas mengolah bahan baku utama, bahan baku penolong menjadi suatu persenyawaan kompon, serta menjaga kompon sehingga dapat digunakan
sesuai dengan formulasi laboratorium kendali mutu. Unit ekstrusi bertugas untuk mengolah kompon yang telah dibuat unit kompon menjadi benang karet. Unit
laboratorium fisika bertugas untuk memeriksa dan menganalisa hasil produksi, baik
Universitas Sumatera Utara
itu dengan tegangan tarik 300, tegangan tarik 500, tegangan putus, dan lain-lain. Unit gudang merupakan tempat penyimpanan persediaan barang dari hasil produksi.
Proses pembuatan benang karet berlangsung dalam beberapa unti proses, yaitu : Compounding inactive, compounding active, compounding cooling, feeding system,
header capillary, acid bath, drying oven, talcum area, ribboning, curing, cooling drum, receiving, boxes weighing, packing, market customer.
Pada proses pembuatan benang karet dilakukan pencampuran antara lateks dengan bahan baku dengan beberapa zat pendukung lainnya seperti bahan pemantap,
vulkanisator, akselator, activator, dan antioksidan serta zat pengisi sehingga menghasilkan benang karet dengan kualitas baik. Setelah pencampuran lateks dengan
zat pendukung, lateks dialirkan kedalam tanki inaktif kompon dengan menambahkan disperse, emulsi, dan solusi aktif untuk mengaktifkan kompon.
Pabrik telah menetapkan bahan baku mutu, bahwa untuk menghasilkan benang karet yang baik diantaranya kandungan padatan total lateks kompon TSC. Dimana
kandungan padatan total lateks kompon haruslah sesuai dengan standart yaitu 54,14- 60,54. Tetapi karena faktor kandungan lateks itu sendiri dan zat pengisi kandungan
padatan total lateks kompon tersebut agar dapat dilakukan beberapa tindakan penanggulangan bila kandungan padatan total lateks kompon kurang dari 54,14-
60,54. Untuk memperoleh benang karet dengan mutu tinggi serta dapat bersaing
dipasaran maka selama proses pembuatan benang karet haruslah selalu memperhatikan beberapa faktor sepeti bahan-bahan pendukung lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet atau dikenal dengan istilah latex, maupun produksi manusia sintetis. Saat pohon
karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak. Sumber utama getah karet adalah pohon karet Para Hevea Brasiliensis Euphorbiaceae. Saat ini Asia
menjadi sumber karet alami. Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil dikembangkan di Asia Tenggara. Kehadiran karet
di Asia Tenggara berkat jasa dari Henry Wickham. saat ini, negara-negara Asia menghasilkan 93 produksi karet alam, yang terbesar adalah Thailand, diikuti oleh
Indonesia, dan Malaysia. Karet telah digunakan sejak lama untuk berbagai macam keperluan antara lain bola karet, penghapus pensil, baju tahan air, dll.
Saat Christopher Columbus dan rombongannya menemukan benua Amerika pada tahun 1476,mereka terheran-heran melihat bola yang dimainkan orang-orang Indian
yang dapat melantun bila dijatuhkan ke tanah. Di sinilah sejarah karet dimulai, tetapi baru pada tahun 1530 ada laporan tertulis mengenai gummi optimum, sebutan Pietro
Martire d’Anghiera untuk karet. Pada tahn 1535, Ahli sejarah mengenai bangsa Indian, Captain Gonzale Fernandez de Oveida menulis bahwa dia melihat 2 tim orang
Indian yang bermain bola. Bola itu terbuat dari campuran akar, kayu, dan rumput, yang dicampur dengan suatu bahan latex kemudian dipanaskan di atas unggun dan
dibulatkan seperti bola. Bola oran Indian ini bisa melambung lebih tinggi daripada bola yang umum dibuat orang-orang Eropa waktu itu. Oviedo mengatakan bahwa bila
bola buatan Indian itu dijatuhkan, bola itu bisa melambung lebih tinggi dan kemudian jatuh, lalu melambung lagi walaupun agak rendah daripada lambungan yang pertama,
dst. Pada tahun 1615 seorang penulis, F.J. Torquemada melaporkan bahwa orang Indian Mexico membuat sepatu tahan air dari bahan latex atau karet.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Bahan Baku Benang Karet